Anda di halaman 1dari 13

Bab.1.

MANUSIA ALAM SEMESTA DAN AGAMA

A. Manusia dan alam semesta

Sejak lahir manusia langsung berinteraksi dengan lingkungannya. pada saat berpikir dan sadar akan
lingkungannya ya mulai merenungkan tentang alam semesta. Perenungan tentang alam raya ini telah
dimulai sejak sebelum masehi yaitu jaman filsafat yunani kuno yang menduga bahwa alam raya ini
berasal dari air.

Pada saat itu lahirlah beberapa pemikir yang satu dengan yang lain berbeda pendapat nya. Misalnya
Thales(625-546 M), seorang filosof yunani kuno yang menduga bahwa alam raya ini berasal dari
air.menurutnya air adalah pokok bakal dari segala sesuatu yang ada dan akan berakhir serta kembali
kepada air pula. Anaximandros (610-547 SM) seorang filosof murid tales mengemukakan pendapat yang
bertolak belakang dengan yang dipikirkan gurunya. Iya menyatakan bahwa alam ini berasal dari sesuatu
yang bernama "apeiron" , yaitu sesuatu yang tidak dapat dilupakan dengan apapun yang ada di alam
raya ini. Semua yang ada ini, menurut pikirannya, berbeda dari segala asal yang ada. Anaximandros
(585-528 SM)mengembangkan pikiran anda si mandi ros dengan menjelaskan bahwa barang yang
merupakan asal alam raya ini adalah satu dan tidak terhingga, yaitu udara. Sementara Herakritos (540-
480 SM) mengemukakan bahwa unsur alam ini adalah api yang bersifat dinamis, karena itu di dalam ini
tidak ada yang tetap, semuanya bergerak dan terus bergerak. Pharmarindes (540 SM) menyatakan
bahwa alam raya ini serba tetap dan segala yang bergerak hanyalah penglihatan hasil tipuan panca
indera belaka. Emandokles (490-430 SM) menyatakan bahwa alam semesta ini kediri dari empat unsur
yaitu unsur udara,api, dan tanah yang masing-masing memiliki sifat-sifat dingin, panas, basah dan
kering. Pikiran Empledoklas ini banyak mempengaruhi pemikiran para ahli filsafat sampai abad ke 18.

Menjelang awal abad ke-19 penyelidikan tentang asal mula alam raya bergerak dari pemikiran filsafat
yang bersifat spekulatif menuju pemikiran ilmiah yang faktual, sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan.

Asal-usul bumi dikemukakan oleh Leplace (1894) dalam hipotesis nya bahwa pembentukan seluruh
sistem solar dimulai sebagai sebuah bola gaster tak about yang berputar dan sangat panas. Bola kabut
tersebut terdiri atas atom bebas yang sebagian besar merupakan atom hidrogen dan atom yang sedikit
lebih berat. bola kabut yang panas itu semakin besar sehingga bola kabut utama yang akan menjadi
matahari. Bumi yang juga merupakan benda langit pada mulanya merupakan bola kabut yang panas dan
berputar terus.

perputaran bola kabut menyebabkan atom atom yang melebihi berat seperti bersi nikel, bergerak ke
arah pusat bola. Sedangkan atom yang lebih ringan, sepertinya silikon dan aluminium terdapat di
tengah. Sebaliknya atom yang paling ringan berada di bagian lapisan luar bola kabut, itu atom atom
hidrogen, nitrogen, karbon dan oksigen.
suhu yang amat tinggi dari bola kabut tidak memungkinkan terjadinya pembentukan senyawa
senyawa kimia, tetapi lambat laun di bawah pengaruh ruang cosmic yang dingin suruh bola kabut makin
turun sampai cukup rendah, sehingga gas mencair dan beberapa gas yang mencair kembali membeku.
Material material di pusat bumi yang lebih berat diduga menjadi cair dan memudar,sementara bagian
lapisan tengah bumi yang terdiri atas material yang lebih ringan berangsur memadati dan berkembang
menjadi kerak bumi, menganut dan membentuk dipasang lipatan menyerupai gunung-gunung lan dan
lembah lembah. Just yang berada di luar kerak bumi akan menjadi atmosfir bumi.

makhluk hidup yang menghuni bumi menurut pengetahuan terdiri atas tiga yaitu:

1. Makhluk hidup merupakan produk langsung dari proses yang terjadi di atas bumi, karena itu memiliki
sifat dasar kimiawi yang sama.

2. kehidupan merupakan urutan atau tahapan reaksi kimia ketika tamatan bergabung dan membentuk
senyawa sederhana. Kemudian antara senyawa yang sederhana terjadi penggabungan membentuk
senyawa yang lebih kompleks.

3. Kehidupan makhluk yang sederhana, seperti virus, bakteri, dan mikroorganisme primitif lainnya
diduga merupakan permulaan bentuk kehidupan.

Kehadiran manusia yang pertama tidak terlepas dari asal-usul kehidupan alam semesta ini. Asal-usul
manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori tentang spesies baru yang berasal
dari spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui proses evolusi. Teori evolusi yang diperkenalkan
darwin pada abad XIX telah menimbulkan kepanikan, terutama di kalangan gereja dan ilmuwan yang
bertahan teori kreasi khusus. Apalagi setelah teori itu di extrrapolasikan oleh para penganutnya
sedemikian rupa sehingga seolah-olah manusia itu berasal dari kera. Padahal darwin tidak pernah
mengemukakan hal tersebut, walaupun taksonomi manusia ( famili hominidae) dan kera besar (famili
pongidae) berada pada super family yang sama, itu hominidae.

Sejak saat itu pengumpulan antara yang pro dan kontra tentang asal-usul manusia terus berlangsung
hingga kini dan sebagian umat islam menerima teori itu, selebihnya menolaknya.

Evolusi manusia menurut alif pale antologi berdasarkan tingkat polusi nya dapat dibagi menjadi empat
kelompok, yaitu:

Pertama, tingkat manusia. Pa hasilnya ditemukan di johanesburg afrika selatan pada tahun 1924 dan
dinamai fosil Austalipitherocus.

Kedua, tingkat manusia kera. Posisinya ditemukan di Solo pada tahun 1891 yang disebut phicentrpus
erectus.

Manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia modern yang sudah digolongkan kepada
genus yang sama, yaitu homo walaupun spesies nya dibedakan. Fosil jenis ini ditemukan di Neander ,
karena itu disebut homo neanderthalesis dan kerabatnya ditemukan di Solo (Homo soloensis).
Keempat, manusia modern atau homo Sapiens , yang telah pandai berpikir menggunakan nalar nya.

Terus evolusi berpengaruh pula pada bidang-bidang ilmu pengetahuan lainnya, termasuk psikologi
yang objeknya manusia. Pengikut darwin dalam bidang ini antara lain Sigmund Freud. Freud
mengemukakan bahwa manusia mengalami proses perkembangan dari bayi nggak dewasa melalui
tahap-tahap tertentu, yaitu tahap oral, anal, phalik, Laten, pubertas dan geranal. Tahap-tahap
perkembangan menggambarkan evolusi manusia dari tahapan yang sederhana, hingga tahap yang lebih
kompleks. Demikian pula, misalnya bayan dimulai dengan hanya bisa telentang, tengkurap, duduk,
merangkak kemudian berjalan berdiri dengan dua kaki.

Manusia sebagai salah satu makhluk yang hidup di muka bumi memiliki karakter yang paling unik.
cara fisik tidak begitu berbeda dengan binatang sehingga para pemikir seperti yang dikemukakan di atas
menyamakan nya dengan binatang. letak perbedaan yang pertama antara manusia dengan makhluk
lainnya terletak pada kemampuannya melahirkan kebudayaan. kebudayaan ini hanya dimiliki manusia
sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan kebiasaan yang bersifat inisiatif.

B. Pandangan Islam Tentang Alam

Alquran tidak membicarakan asal mula alam semesta secara detil,namun dalam bentuk isyarat
isyarat yang menggambarkan penciptaan melalui proses bertahap dan memerlukan waktu, firman Allah.

Dan dialah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari,adapun atasnya telah tegak pada air
untuk menguji siapa diantara kalian yang yang lebih tinggi awalnya.

(QS.hud,11:7).

Istilah 6 hari (sittatu Ayyan) dalam ayat diatas bukanlah 6 hari dalam arti sebenarnya sebagaimana
perhitungan manusia, melainkan nama saya atau 6 periode. hal ini berarti alam diciptakan oleh secara
bertahap dalam periode periode tertentu. Periode periode penciptaan ini tidak dijelaskan secara detil.
Konsekuensinya manusia didorong untuk menyelidiki nya sehingga isyarat itu dapat dijelaskan.

para ahli fisika muslim kontemporer telah mengungkap isyarat isyarat alquran tentang alam raya
yang dikaitkan dengan kajian kajian yang bersifat temporer atau eksperimental dengan menggunakan
ayat-ayat sebagai petunjuk arah. syarat-syarat alquran itu bukanlah suatu teori yang dapat dibuktikan
atau dibantah, melainkan konsep-konsep dasar yang diberikan arah kepada manusia untuk menyelidiki
nya.

Ahli tafsir sangat bervariasi dalam memahami ayat-ayat al-quran yang berkaitan dengan alam ini,
tergantung pada penalaran dan kemampuannya. oleh karena itu perbedaan-perbedaan dalam
memberikan interpretasi sangat wajar terjadi.

pada abad ke-20 para pakar fisika muslim mulai memahami ayat-ayat yang berkaitan dengan alam
semesta ini dengan menggunakan latar belakang ilmu yang mereka miliki. Menurut mereka, alquran
ternyata memberikan konsep-konsep mendasar bagi pengetahuan manusia tentang alam raya ini.
Misalnya, firman Allah.
(QS. Ali Imran:190)

(QS. Al-anbiya, 21:30).

(QS.Adz-dzariyat:90).

Pada masa lalu "sama" diartikan langit, digambarkan hanya bola besar yang berputar pada
sesungguhnya pada dindingnya menempel bintang-bintang. "Ardhi" kotabumi adalah tempat datar yang
dikurung oleh bola langit itu. Penafsiran seperti itu tidak dapat dipertahankan terus, karena sama sekali
tidak didasari argumentasi dan penalaran yang kuat. Oleh karena itu, ayat-ayat mengenai dua hal diatas
perlu terus diteliti enggak dapat diangkat makannya lebih lengkap.

para ahli fisika muslim letak kiri memahami ayat diatas dalam perspektif keilmuan yang luas. Prop.
Baiquni menyebutkan bahwa sama tidak lagi diartikan sebagai bola super apakah yang dibandingkan
ditempel di bintang bintang, melainkan ruang alam yang di dalamnya terdapat bintang-bintang, galaxy
galaksi, dan lain-lainnya. dibuktikan bahwa ruang dan waktu merupakan suatu kesamaan. Ardhi
diartikan sebagai istilah materi, itu bakal bumi yang sudah ada sesaat setelah Allah menciptakan jagat
raya.

Dalam ayat ( QS.21:30) dia tadi jelaskan bahwa bumi dan langit adalah suatu yang padu. dalam
pengertian yang diungkapkan para ahli fisika seperti Baiquni dapat ditemukan maknanya, bawa sekitar
15 miliar tahun yang lalu, alang semesta ini, energi matahari beserta ruang waktu, keluar dengan
kekuatan yang sangat dahsyat dari satu titik singularitas dengan temperatur dan kerapatan yang sangat
tinggi. Sebelum itu tak ada energi, tak ada materi, tidak ada ruang dan waktu. Kelar sama, (ruang waktu)
dan Ardhi (energi materi) semula berada dalam satu titik. Dengan demikian tidak ada suatu apapun yang
lebih padu daripada nya, sebab di dalam suatu titik tidak ada kata disini atau kata disitu. Dalam ayat lain
dikemukakan.

(QS.Al-mulk:34)

(QS.Ar-rum,30:22)

Ayat diatas mengemukakan bahwa alam semesta ini berjalan dengan kokoh teratur rapi dan harmonis
yang tidak habis-habisnya menjadi tantangan yang menakjubkan bagi manusia yang kecil dan lemah.
alam raya merupakan manifestasi dan refleksi dari keagungan dan kebesaran Allah yang menciptakan
dan mengatur nya.

Alquran mengungkap fenomena fenomena alam dan menghubungkan dengan Allah sebagai Pencipta
dan membimbing manusia agar menyadari keberadaannya di tengah-tengah alam sebagai bagian dari
rencana Allah. bimbingan yang dimaksud mengarahkan manusia agar dapat memahami orang semesta
serta membawanya pada proses penghayatan terhadap kekuasaan Allah. Dengan demikian,alquran
mendorong manusia untuk mengamati dan menyelidiki alam semesta sehingga dapat membawanya
kepada keimanan terhadap wujud dan kekuasaan Allah.
Alam dalam pandangan islam adalah makhluk Allah yang diperuntukkan bagi manusia dan
menjadikannya sebagai pendorong untuk menyelidiki fenomena yang terjadi di dalamnya. penyelidikan
terhadap alam lainnya merupakan bagian dari tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi (Khalifah fill
arddh) firman allah

*QS, Al-anbiya,6:165)

Manusia memiliki hak guna pakai selama hidup. Hal ini merupakan pandangan dasar islam tentang
alam yang menjadi pijakan dasar kehidupan seorang muslim. pandangan ini mengandung aplikasi bahwa
dalam kehidupan seorang muslim malam dengan segala macam yang bersifat material, hakekatnya milik
Allah. Oleh karena itu, islam menantang mata marerialsme dan segala jenis nya. alam ada pemberian
Allah yang diperuntukkan bagi manusia untuk dijadikan sebagai sarana mencapai tujuan hidupnya sesuai
dengan firman firman Allah. sarana yang membatasi manusia ke arah pencapaian kesempurnaan
hidupnya sebagai makhluk Allah yang mulia.

Allah mengerjakan manusia untuk mengenal alam sekelilingnya dengan baik. Firmannya.

*QS.Yunus,10:101).

*QS. Ali Imran,3:190-190)

Ayat ini mendorong manusia untuk menyelidiki sifat-sifat dan kelakuan alam sekelilingnya yang
menjadi tempat tinggal dan sumber kehidupannya. Segala sesuatu yang diciptakan Allah tidak ada yang
sia-sia. Hal ini menjadi asumsi dasar untuk meneliti dan memahami alam, apapun objeknya. dalam hal
apapun Allah menciptakan alam ini mengandung maksud dan tujuan serta hikmah yang besar bagi
manusia. Orang yang mampu melihat hikmah alam raya ini akan memiliki sifat nyukur , karena alam ini
merupakan anugerah allah yang tiada terhingga. dengan demikian menghayati fenomena alam
merupakan suatu perwujudan manusia yang beriman dan bersyukur, de baik dengan kata-kata, sikap,
maupun amaliah sebagai hamba Allah.

Di balik ungkapan di atas dapat pula digali hikmahnya bahwa fenomena alam merupakan lapangan
yang terbuka bagi penyelidikan, penelitian,pengamatan atau observasi manusia dalam rangka
memahami dan membuka tabir keajaiban alam semesta ini. pemahaman manusia terhadap alam ini
adalah kunci yang dapat membuka pintu keyakinan dan ke maha kuasa Allah sanalah sebagai pencipta
seluruh alam semesta.

Hal seperti ini sering di singgung dalam alquran, bahwa fenomena fenomena alam itu merupakan
bukti nyata di kekuasaan Allah,orang memberikan bimbingan agan manusia dapat memahami ayat-ayat
yang berkaitan dengan alam semesta yang secara garis besar melukiskan proses-proses alamiah yang
terjadi di dalamnya. Proses alamiah ini di dalam islam disebut" sunnatullah" (ilmuwan barat
menyebutnya natural law) yang ditakdirkan oleh Allah secara pasti. Peran ilmu pengetahuan bagi
manusia adalah mengungkap, menjelaskan dan menyusun proses-proses sunattullah itu.

Sunattullahitu sendiri adalah hukum-hukum dan peraturan peraturan yang telah ditetapkan oleh
untuk orang semesta agar diikuti nya dengan penuh ketaatan, seperti diungkapkan dalam firman allah.
*QS.Fushilat,41:11)

pembicaraan tentang alam dalam pandangan islam tidak ditinggal dari segi pengetahuan tentang alam
raya sebagai suatu sistem, tetapi juga fenomena sosial yang muncul dari interaksi antar manusia dengan
berbagai masalah yang dihadapinya. Fenomena sosial ini dipandang juga sebagai ayat-ayat Allah.

Ayat-ayat kauniyah ini merupakan bentuk bentuk perilaku manusia yang dapat
diamati ,diperhatikan ,dipahami dan hayati. sikap ini dapat melahirkan kesadaran dan keyakinan akan
keberadaan Allah dalam kenyataannya dengan nilai-nilai normatif,( hukum). Misalnya mengapa zina
diharamkan Allah dan bahkan dikategorikan ke dalam dosa besar. Dalam pengamatan sosiologis
ditemukan bahwa zina menjadi penyebab malapetaka yang sangat mengerikan bagi masyarakat, seperti
memper tinggi angka perceraian ,kriminalitas ,penyebab penyakit kelainan,atau Aids,rusaknya tatanan
hukum perkawinan, dan per warisan serta implikasi lainnya yang saling terkait.

pada seperti ini dapat dikategorikan sebagai ayat-ayat allah dalam bentuk fenomena sosial. hal ini
menyadarkan manusia akan keberadaan hukum-hukum Allah yang bukan saja harus ditaati nya,tetapi
juga melahirkan kesadaran dan keyakinan akan kemarahan Allah.

kisah-kisah dalam Al-Qur'an dapat dipahami juga sebagai bagian dari isyarat Allah tentang suatu
fenomena sosial yang dapat muncul setiap saat dalam konteks ruang dan waktu yang berbeda. hal ini
merupakan suatu petunjuk awal yang sangat esensial bagi pengembang halaman dan pengembangan
ilmu sosial yang mengalami perkembangan. Hal ini secara eksplisit dapat ditangkap dari makna firman
allah.

*QS. Al jaatsiyah:13

Ilmu pengetahuan manusia itu seyogyanya dijadikan sebagai alat untuk mencapai kesejahteraan
seluruh makhluk dengan cara bendera gunakan dan memanfaatkan alam raya dengan sebaik-baiknya.
Jadi, dalam pandangan islam, ilmu pengetahuan tidak pernah terlepas dari nilai. inilah yang
membedakan ilmu pengetahuan quran yang inheren in didalamnya nilai-nilai qurani dengan ilmu
pengetahuan barat yang bebas nilai.

Ilmu pengetahuan yang berlandaskan Al-Qur'an menjadikan oleh sebagai titik berangkat dan
sekaligus tidak tujuan serta direalisasikan dalam bentuk kehidupan nyata(amal saleh) ditengah-tengah
alam semesta. alan adalah tempat menunaikan tugas dan kemanusiaan sebagai khalifahfill ard yang
tunduk kepada-nya.

C. Manusia Menurut Agama Islam

1. Asal Kejadian dan Potensi Manusia

Asal-usul manusia dalam pandangan islam tidak terlepas dari figur Adam sebagai manusia pertama.
Adam adalah manusia pertama yang diciptakan oleh dimuka bumi dengan segera karakter kemanusiaan
nya. figura dan tidak dilihat dari sisi disiksa mata tetapi lebih penting bahwa adam adalah manusia
sempurna, lengkap dengan kebudayaannya sehingga diangkat sebagai khalifah di muka bumi, firman
Allah.

*QS. Al-Baqarah,2:30).

Manusia yang baru diciptakan oleh itu (Adam) memiliki intelegensi yang paling tinggi dibandingkan
dengan makhluk Allah lainnya.

*QS. Al-Baqarah,2:31-33)

Di samping pertumbuhan organ-organ tubuh , dalam proses akhir dari kehamilan lu meniupkan roh
kepada bayi.

pada ayat ayat diatas dengan jelas alquran menunjukkan bahwa manusia tersusun dari unsur materi
dan imateri ; just mana dan rohani. Tubuh berasal dari tanah dan rock berasal dari substansi materi alam
gaib. tubuh akan kembali ke asalnya menjadi tanah dan ruang kan pulang kembali ke alam gaib.

Alquran menjelaskan bola tentang penciptaan manusia yang bermula dari tanah dan oleh karenanya,
iblis tidak mau disuruh Allah untuk bersujud di hadapan manusia, firman Allah.

*QS. Shaad, 38:76).

Tubuh memiliki daya daya yang bersifat fisik, seperti mendengar melihat mencium, merasakan, serta
memiliki daya gerak. Ruh atau jiwa memiliki dua macam daya, yaitu daya pikir yang disebut akal,
berpusat di kepala, dan daya rasa yang berpusat di dalam dada (Qolbu).

Dan daya pikir melahirkan logika yang dikembangkan dan dipertajam dengan cara mengembangkan
pemahaman terhadap fenomena alam melalui proses berpikir (tafakur). dengan Dayak ini manusia
dapat menyusun konsep-konsep dan teori-teori. akal atau daya pikir berfungsi pula sebagai filter
menyeleksi secara Nalar tentang baik dan buruk.

Akal membawa manusia pada keinginan yang besar untuk memahami alam sehingga dari sini
manusia dapat melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akal digunakan untuk meneliti, memahami,
dan menghayati alam semesta untuk memperoleh pengetahuan dalam rangka memenuhi hasrat dan
kesejahteraan hidupnya.

Sedangkan rasa dipertajam melalui ibadah menghadapkan diri kepada Allah dan menyucikan diri
melalui proses ritual untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Suci.

Rasa juga merupakan potensi manusia yang mengarah pada nilai-nilai dan melahirkan etika dan
estetika, yakni kekuatan rohaniah yang mendorong manusia untuk memiliki perasaan terhadap
keindahan, nilai-nilai etika dan norma-norma hidup.

Rasa etis sering juga disebut sebagai rasa agama atau rasa berketuhanan yang secara potensial
dimiliki setiap manusia. Oleh karena itu, Fitra seringkali disebut sebagai kecenderungan ke arah
kebaikan dan kebenaran, rasa ketuhanan atau kecenderungan ke arah agama (Hanif). Rasa yang
memiliki kecenderungan beragama diungkapkan dalam firman Allah.

*QS. Al Araf,7:172.

Ayat di atas mengisyaratkan bahwa setiap manusia mengalami proses perjanjian dengan Allah, artinya
secara potensial setiap orang memiliki kecenderungan yang mengarahkannya kepada Tuhan yakni
agama.

potensi-potensi dasar di atas membentuk struktur kerohanian yang berada di dalam diri manusia yang
dapat membentuk nya sebagai insan, yaitu manusia dalam kaitan ilmu pengetahuan, konsistensi kepada
nilai-nilai kebenaran, dan penyandang amanat Allah di muka bumi.

Di samping itu, manusia memiliki pola dorongan yang disebut nafsu atau kehendak bebas yang
melahirkan Ambisi dan kreasi. Nafsu yang terkait dengan nilai-nilai etika akan melahirkan kreativitas
yang positif, tetapi apabila terbawa pada tarikan tarikan negatif, dapat menyebabkan manusia jatuh
kepada kesesatan, baik berupa kesombongan, mementingkan diri sendiri, ketamakan, kecerobohan, dan
sebagainya. Oleh karena itu, Islam tidak menganjurkan untuk membunuh nafsu melainkan
mengendalikan, mengolahnya, serta mengarahkannya pada nilai yang tertinggi derajat kemanusiaan.

Akal dan qalbu maupun nafsu bukanlah unsur-unsur yang terpisah, melainkan bersatu secara padu
dan utuh. Manusia dibentuk oleh budaya dan nilai-nilai yang mendasarinya atau oleh ke Insan nanya.

Islam mendorong manusia agar menggunakan potensi yang dimilikinya secara seimbang. Akal yang
berlebihan mendorong manusia pada kemajuan material yang hebat, tetapi kosong dari nilai-nilai
rohaniah, bahkan manusia dapat terjebak dalam kesombongan intelektual yang merusak dirinya.

manusia dalam menggunakan potensi potensi dirinya harus disesuaikan sebagai makhluk psikofisik ,
berbudaya, dan beragama untuk tetap mempertahankan kapasitas dirinya sebagai makhluk yang paling
mulia. Ketidakseimbangan akan menyebabkan manusia memiliki nilai yang rendah, sebagaimana
diisyaratkan Allah dalam firmannya.

*QS.al Araf,7:179.

2. Manusia Sebagai Khalifah dan Abdullah

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia yang menjadi khalifah
memegang Manda Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi. kekuasaan yang diberikan
kepada manusia itu bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya untuk mengolah serta mendayagunakan
segala sesuatu di muka bumi untuk kepentingan hidupnya.

Makna esensial dari kata 'abd' ( hamba) adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan. dalam
hubungannya dengan Tuhan manusia menempati posisi sebagai ciptaan, dan Tuhan sebagai pencipta.
Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh kepada penciptanya.
2 peran yang dipegang manusia di muka bumi sebagai khalifah dan abd merupakan kepaduan tugas
dan tanggung jawab yang melahirkan dinamika hidup dan sarat dengan kreativitas dan Amaliah yang
selalu berpihak kepada nilai-nilai kebenaran. Karena itu hidup seorang muslim akan dipenuhi dengan
Amaliah, kerja keras yang tiada henti. bekerja keras bagi seorang muslim adalah bentuk amal saleh.
Kedudukan manusia sebagai khalifah dan hamba Allah, bukan dua hal yang bertentangan melainkan
suatu kesatuan yang padu dan tak terpisahkan.

Dengan demikian, manusia sebagai khalifah dan hamba Allah merupakan kesatuan dalam
menyempurnakan nilai kemanusiaan nya sebagai makhluk yang memiliki kebebasan berkreasi.
Disamping itu manusia dihadapkan pada tuntutan berarti yang menempatkan posisinya pada
keterbatasan.

Perwujudan kualitas keimanan manusia ini tidak terlepas dari konteks sosial budaya. Dengan kata
lain, khalifah manusia pada dasarnya diterapkan pada konteks individu dan sosial yang berporos pada
Allah, seperti firman Allah:

*QS. Ali Imran,3:112

Dalam ayat di atas dapat dipahami bahwa kualitas kemanusiaan sangat bergantung pada kualitas
komunikasi manusia dengan Allah melalui ibadah dan kualitas interaksi sosialnya dengan sesama
manusia melalui muamalah.

D. Agama : Arti dan Ruang Lingkupnya.

Agama merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Agama berkaitan dengan
kepercayaan kepercayaan, keyakinan keyakinan terhadap Tuhan dan alam gaib, pengaturan tentang
upacara-upacara ritual, serta aturan-aturan dan norma-norma yang mengikat para penganutnya.

Masalah ketuhanan merupakan dasar yang paling penting dalam agama. berkaitan dengan masalah
ketuhanan dan hal-hal yang gaib ini, dalam perkembangan pemikiran manusia telah muncul berbagai
pandangan antara lain dinamisme, animisme, polytheisme, dan monoteisme. Dinamisme adalah
kepercayaan terhadap kekuatan kekuatan gaib yang dimiliki oleh benda-benda tertentu. Hal ini
merupakan kepercayaan masyarakat primitif. tujuan manusia yang mempunyai paham dinamisme ini
adalah memiliki kekuatan sebanyak-banyaknya melalui benda-benda tertentu yang mereka anggap
memiliki kemampuan kemampuan tertentu. Kepercayaan primitif ini tidaklah hilang begitu saja, tetapi
berkembang dan hidup pada situasi dan kondisi tertentu. Ia merupakan keyakinan yang pada saat
tertentu manusia dapat kembali kepada kepercayaan tersebut, walaupun bentuk-bentuk benda dan
barang lainnya berubah-ubah.

Animisme adalah kepercayaan masyarakat primitif lain sebagai perkembangan dari sejarah animisme.
kepercayaan ini berpendapat bahwa semua benda baik yang bernyawa atau tidak bernyawa mempunyai
roh dan tersusun dari suatu zat atau materi yang harus. Roh ini mempunyai kekuatan dan kehendak,
bisa merasa senang dan marah. Jika Rohini marah akan melahirkan malapetaka, Karena itu manusia
harus mencari keridhaan-nya dengan memberi makan atau pengorbanan dan mengadakan pesta-pesta
tertentu.

Dari animisme berkembang menjadi polytheisme, yaitu roh roh atau yang dipercayai dalam animisme
lebih mempunyai bentuk dan sifat yang jelas. Dalam polytheisme dewa-dewa mempunyai kepribadian
misalnya sang surya kepribadiannya memberi cahaya. Dalam pot B Isma sesuatu yang misterius segera
didewakan apapun bentuknya, bisa dalam bentuk benda nyata maupun pikiran. Jadi polytheisme dapat
muncul dalam bahasa maupun termasuk masa modern sekarang ini.

Selanjutnya para pemikir sekuler memandang agama sebagai bentuk terpaksa and dari suatu individu
atau masyarakat sehingga agama dijadikan suatu kebutuhan yang bersifat sementara. mereka
menyebutkan bahwa agama tumbuh dan berkembang sebagai akibat dari suatu keadaan tertentu yang
menimpa individu atau masyarakat. misalnya agama tumbuh akibat adanya rasa takut sebagai individu
maupun masyarakat membutuhkan perlindungan dari suatu yang menakutkan tersebut. Agama juga
tumbuh dan berkembang manakala masyarakat menginginkan keteraturan dalam kehidupan mereka.
Sebagian lagi berpendapat bahwa agama diperlukan karena kebodohan. Apabila rasa takut telah dapat
dihilangkan, keteraturan telah dirasakan, masyarakat atau manusia tidak lagi terkurung dalam
kebodohan sebagai hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka menurut mereka gambar
tidak akan berpengaruh atau tidak diperlukan lagi.

Berbeda dengan di atas, kaum maxis me melihat agama diwujudkan agar kelas pemindah tetap dapat
mempertahankan kedudukan dan kekuasaannya di kalangan bangsa-bangsa. Kelas pengusaha
menghidupkan kekuasaannya agama agar kaum proud prot leather tidak melancarkan pemberontakan
terhadap nya. Menurutnya agama dapat menekan kendali kemaraha dan proletar dan merupakan candu
yang membius mereka agar tetap dalam kegelapan dan ketidak kesadarannya.

Dalam pandangan para ahli psikologi, agama dipandang sebagai dorongan borongan antara apa yang
ada di dalam diri individu dan interaksi dengan lingkungan di luar dirinya. Freud , memandang agama
sebagai sesuatu yang berasal dari ketidakmampuan manusia menghadapi kekuatan alam di luar diri dan
juga kekuatan insting dari dalam diri. Agama ada pada tingkat perkembangan manusia yang pertama,
disaat manusia belum mampu menggunakan akal untuk mengurusi kekuatan yang ada di luar dan di
dalam diri dan harus menghadapi atau mengatur dengan bantuan kekuatan lain yang efektif. Di sisi lain,
Freud melihat agama sebagai fenomena manusia primitif atau paling tidak dalam tara perkembangan
masa kanak-kanak. Agama dipandang sebagai ilusi atau imajinasi anak-anak yang penuh fantasy dan
mimpi. Oleh karena itu agama dipandang sebagai kebutuhan sesaat, pada waktu orang berada dalam
situasi ketidakberdayaan.

Sebaliknya Carl Gustav Jung berpendapat bahwa hakikat dari pengalaman keagamaan adalah
kependekan pada kekuatan yang lebih tinggi daripada kekuatan kita sendiri.

Selanjutnya agama dalam pandangan para sosiologi angkat sebagai suatu fenomena sosial dalam
melihat kembangan suatu agama dan perilaku pada pemeluk agama.
Agama merupakan suatu yang menyangkut kepentingan mutlak seorang setahu dipengaruhi oleh
tujuan orang yang mendefinisikan nya. kendati pun demikian terdapat ciri-ciri umum yang biasanya
terdapat dalam kepercayaan kepercayaan dan aktivitas keagamaan. Ciri-ciri tersebut antara lain adanya
unsur kebaktian, pemisahan antara sakral dan profan, kepercayaan terhadap jiwa kepercayaan terhadap
dewa-dewa atau tuhan, penerimaan atas wahyu yang supranatural dan pencarian keselamatan.

Dua macam fungsi agama yakni fungsi maknawi dan fungsi identitas. Fungsi maknawi adalah dasar
bagi semua agama yang menyajikan wawasan dunia dan cosmos karenanya segala ketidakadilan
penderitaan dan kematian dapat dipandang sebagai suatu yang pernah makna.

Adapun fungsi identitas dari agama berhubungan dengan perasaan dan mendorong perilaku tertentu
sesuai dengan identitas yang berada di dalam diri sendiri sehingga melahirkan kesadaran, kebanggaan,
dan tanggung jawab.

Melihat agama dengan ciri dan fungsi di atas sangat beragam dan sulit di untuk diidentifikasi satu
persatu. oleh kena itu, orang hanya dapat menyebutkan nama agama-agama yang banyak dianut
masyarakat dunia.

Agama dilihat dari asal tumbuhnya terdiri atas agama yang lahir dari budaya dan agama yang lahir
dari wahyu. para pemikir barat seringkali menyamakan begitu saja agama yang lahir dari budaya dan
agama wahyu. Sebenarnya kedua tersebut mengandung esensi dan implikasi yang sangat berbeda.

Ada burung lingkup agama sebagai salah satu sistem nilai meliputi tiga persoalan pokok.

1. Tata keyakinan atau credial, itu bagian dari agama yang paling mendasar berupa keyakinan dan
adanya sesuatu kekuatan yang supranatural,Dzat yang maha mutlak di luar kehidupan manusia.

2. Tata peribadatan atau ritual, yaitu tingkah laku dalam perbuatan-perbuatan manusia dalam
berhubungan dengan Dzat yang dimiliki sebagai konsekuensi dari keyakinan akan keberadaan tuhan.

3. Tata aturan, kaidah-kaidah atau norma-norma yang mengatur hubungan manusia dengan manusia,
manusia dengan alam lainnya, sesuai dengan keyakinan dan peribadatan tersebut.

E. Hubungan Manusia dengan Agama

Agama memasuki pikiran manusia dimulai dalam bidang mistis yaitu kebutuhan manusia dalam
hubungan dengan hal-hal yang bersifat dari yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini
manusia meyakini adanya dewa-dewa yang mempengaruhi kehidupannya. Selanjutnya manusia
membutuhkan simbol identitas dari kepercayaan yang memiliki arti bagi kehidupan manusia sehari-hari
di mana sang Dewa berada pada dunianya yang.
Tahap terakhir pergulatan manusia dengan agama ketika manusia berusaha mencari ukuran dan
kriteria segala sesuatu termasuk didalamnya tentang Tuhan. tahap tahap pengumpulan manusia dengan
kepercayaan kepercayaan tentang Tuhan itu melalui usaha-usaha sesuai dengan Tingkat kemampuan
mereka menunjukkan bahwa agama bagi manusia merupakan kebutuhan yang tidak bisa diabaikan
sepanjang sejarahnya. hal ini menunjukkan bahwa agama merupakan bagian yang inheren dalam diri
manusia atau disebut juga fitrah manusia.

Kefitrian agama bagi manusia menunjukkan bahwa manusia tidak dapat melepaskan diri dari agama
karena agama merupakan kebutuhan hidupnya.

Kebutuhan manusia terhadap agama tidak bisa digantikan dengan kemampuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. hal ini dapat dibuktikan pada masyarakat barat yang telah mencapai kemajuan material
tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan spiritual.

Manusia dengan kemampuan nakalnya dapat melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi apa
saja tidak mampu menyelesaikan seluruh persoalan yang dihadapi manusia. Dalam hubungan ini agama
sangat berperan dalam mempertahankan manusia untuk tetap menjaga nya sebagai manusia.

Kebutuhan manusia terhadap agama mendorongnya untuk mencari agama yang sesuai dengan
harapan harapan rohani nya. Kebenaran tuhan yang hakiki akan tetap menjadi harapan manusia.

Kebenaran tentang tuhan yang datang dari tuhan sendiri merupakan kebenaran yang bersifat mutlak.
Persoalannya tidak setiap orang dapat mengetahuinya langsung dari tuhan, tuhan memberikan
informasi tentang dirinya melalui orang yang dipilihnya sendiri yaitu para rasul seperti firmannya.

*QS. Assyuara ,42:51.

Informasi yang benar tentang tuhan harus melalui rasul yang dipercaya dan dipilih tuhan untuk
menerangkan tentang dirinya. di sinilah alquran menunjuk nabi muhammad sebagai rasul terakhir yang
menerima informasi dan petunjuk pulau untuk menjelaskannya kepada manusia lainnya. Hal ini
dipermainkan oleh dalam alquran.

*QS. An-Najm,53:2-4

Dengan demikian erat sekali hubungannya antara kebenaran tentang tuhan dengan keyakinan
terhadap Rasul yang membawa beritanya. penghayatan tentang tuhan dapat dikembangkan melalui
pemahaman dan penghayatan terhadap ayat-ayat karunia berupa fenomena alam semesta yang
membuktikan kebenaran kekuasaan Allah. Apabila terjadi perpaduan antara penghayatan terhadap
ayat-ayat quraniyah yang dibawa oleh nabi muhammad dengan penghayatan terhadap ayat-ayat
kauniyah, lahirlah keimanan yang kuat terhadap allah SWT.

Ilmuwan sebagai khalifah

ilmuwan sebagai khalifah adalah orang yang menggunakan alatnya untuk dapat mengetahui rahasia
akan raya dan memanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan hidup di dunia. iya menambah keyakinan
dengan cara menyikapi kekuasaan allah yang tanpa batas sehingga mampu merasakan betapa kecil
dirinya di hadapan alloh.

Rabu, 7 Oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai