Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kosmologi berasal dari kata kosmos, yang berarti alam semesta, jadi
cosmology berarti ilmu yang mempelajari mengenai kosmos atau alam semesta,dan
ilmu pengetahuan yang kosmos atau universe. Istilah universe ditujukan kepada yang
ada,yang tercipta mulai dari atom,molekul,matahari, dan lainnya. Kosmologi
bukanlah astronomi yang membagi seluruh alam semesta menjadi
galaksi,bintang,planet,bulan, lalu menelaahnya satu persatu. Kosmologi memadukan
semua cabang dan ranting pohon ilmu pengetahuan untuk mendapatkan gambara yang
menyeluruh mengenai alam semesta. Kosmologi menelaah ruang dan
waktu,menyelidiki semua asal usul materi pengisi alam,peristiwa kosmik
penting,termasuk asal mula kehidupan dan kemungkinan perkembangan kecerdasan.
Terbentuknya alam semesta masih menjadi teka teki. Perkembangan teknologi
alam semesta belum ada yang bisa membuktikan kebenarannya,dikarenakan manusia
adalah hal yang nisbi bagi alam. Terdapat banyak teori mengenai proses terciptanya
alam semesta. Selama ratusan tahun para ilmuan telah melakukan penelitian tentang
bagaimana terciptanya alam semesta,akan tetapi hanya dapat memunculkan sedikit
teori. Pada abad ke-19 para ilmuan menyatakan bahwa alam semesta merupakan
materi dengan ukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada
selamanya sepeti sedia kala dan tidak akan berubah sama sekali. Selain itu mereka
juga menganggap bahwa alam semesta tidak berawal dan berakhir.
Menurut pendapat para ilmu-wan jaman sekarang ini, diperkirakan usia alam
semesta sekarang ini kurang lebih empat setengah milyar tahun, usia alam semesta ini
cukup banyak berbeda dengan teori genesis yang menganggap bahwa umur alam
semesta diciptaka enam ribu tahun yang lalu. Menurut Tipitaka alam semesta ini
melalui suatu proses pembentukan dan kehancuran yang berulang-ulang dan berawal
dari asal mula waktu yang awalnya tak terpikirkan. Proses berulang tersebut sudah
setua usia waktu itu sendiri yang tak terbayangkan. Pembentukan yang terakhir adalah
alam semesta. Awal pembentukannya telah berlangsung selama lebih dari satu

1
Asankheyya kappa yang lampau. Asankheyya berarti tak terhitung sedangkan kappa
berarti siklus dunia maksudnya yaitu masa terbentuknya bumi, hancur dan terbentuk
kembali.
Bermacam metode para ahli dalam memperhitungkan usia masih terus
disempurnakan, sebagai contoh Metode perhitungan para ahli menggunakan teknik
paruh waktu karbon isotop C14 untuk memperhitungkan umur fosil, metode ini
memiliki kelemahan yaitu diantaranya, metode ini hanya mengharapkan penemuan
fosil-fosil yang ada, padahal mungkin saja fosil-fosil yang lebih tua telah lenyap atau
belum ditemukan sehingga para ilmuwan menganggap sejarah makhluk hidup. hanya
berdasarkan penemuan fosil yang ada dan umurnya hanya berdasarkan usia fosil tertua
yang ditemukan, faktor presisi, peralatan dan teknologi yang digunakan merupakan
variabel tambahan yang harus diperhitungkan, tehnik radio isotop karbon C14 hanya
akurat dalam mengukur usia fosil yang tidak lebih dari 65.000 tahun. Untuk mengukur
usia bumi digunakan tehnik radio isotop unsur Uranium, dan uranium tertua yang
ditemukan berusia 4,5 milyar tahun. Kendala demikian juga ada dalam
memperhitungkan umur alam semesta yang didasarkan pada pengukuran spektrum
gelombang cahaya (berdasarkan spektrum redshift atau geser merah) dari/atau
gelombang elektro magnetik yang sampai ke bumi, hal ini membuktikan bahwa
perhitungan para ahli hanya berdasarkan apa yang ada, dan yang diterima oleh bumi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kosmologi dari pandangan Yunani?
2. Bagaimana pandangan kosmologi pada masa Renaissance?
3. Bagaimana pandangan Eddington terhadap kosmologi?
4. Bagaimana monisme netral ajaran Russel

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kosmologi Pandangan Yunani

Para pemikir Yunani yang mempermasalahkan alam ialah Thales (630-546


SM), Anaximander (hidup pada pertengahan abad ke-6 SM), Anaximenes (550 SM),
para penganut paham pytagoreanisme (abad ke-5 SM). Plato (427-347 SM), dan
Aristoteles (348-322 AM). Ketiga tokoh yang pertama mewakili mazhab filsuf alam
lonia. Bagi mereka,yang merupakan pertanyaan yang hakiki ialah “Apakah yang
merupakan subtansi asli yang tidak berubah ubah yang mendasari semua perubahan
dalam alam semesta yang kita kenal?”
Orang Yunani dikenal akan keteraturan dan ketertiban yang tampak dalam
alam kodrat yang mereka pandang sebagain alam benda benda bergerak. Bagi mereka
keteraturan tersebut bersumber pada jiwa yang memaksakan keterlibatan terhadap
segala sesuatu. Bahkan Thales,filsuf Yunani tertua yang berpendirian bahwa apa saya
yang tersusun dari air,menaruh keyakinan bahwa alam kodrat meruakan semacam
makhluk hidup,seperti halnya hewan,’mempunyai jiwa’. Anamander memandang
subtansi terdalam sebagai sesuatu yang ia ia namakan ketakterbalskan yang
digambarkan bahwa hal tersebut tidak terhingga jumlahnya dan tidak tentu sifatnya.
Ia juga berpendapat atas ketakterbatasan tersebut timbullah berbgai dunia yang tidak
terbaltas jumlahnya.
Anaximenes mengatakan bahwa subtansi ialah udara dan menyambungkannya
dengan tuhan. Unsur unsur yang dikenal seperti api,angina,awan,air,dan batu
sesungguhnya merupakan akibat dari prosesperenggangan dan perapatan yang saling
berlawanan. Udara yang secara abadi mengakibatkan gerakan yang beredar di dalam
dirinya sendiri dan gerakan itulah yang menyebabkan adanya perbedaan dan
perpisahan diantara berbagai subtansi alam. Karena itulah menurut Aximenes masalah
dibidang kosmologi yang hendak dipejahkan menjadi berubah.
Dengan demikian para filsuf alam lonia memahamkan alam sebagai
“keanekaragaman setempat didalam kerangka materi prima yang sejenis” yang

3
diartikan dengan ‘yang ilahi’. Menurut mereka,istilah alam ditujukan kepada sesuatu
yang menyebabkan apa saja mengambil sikap dan keadaan seperti yang terdapat dalam
kenyataan.
Menurut para ilmuan yang pernah belaar ilmu ukur,pytagoras dikenal karena
namanya. Pytagoras adalah seorang tokoh yang riwayat hidupnya tidak jelas dalam
sejarah filsafat. Ketidakjelasan tersebut tampak pada tidak banyak orang yang
mengetahui tentang kehidupannya. Ajarannya juga sering dicampurkan dengan ajaran
para pengikut pytagoraeanisme yang semacam kelompok filsuf yang menurut
anggapan orang dialah ketuanya. Pytagoras menambahkan unsur yang penting dalam
perenungan kefilsafatan mengenai alam,karea ia berusaha menjelaskan mengapa
sanpai terdapat perbedaan kualitatif didunia. Karena ia menguasai ilmu ukur,ia
berpendapat bahwa perbedaan kualitatif yang ada sesungguhnya merupakan akibat
dari perbedaan dalam struktur geometric. Konsekuensi pandangan ini adalah orang
tidak perlu berbicara mengenai subtansi terdalam untuk memberikan penjelasan
mengenai perbedaan kualitatif,melainkan cukup berbicara mengenai struktur atau
geometric. Karena setiap gerak alam dikembalikan pada bentuk yang dapat dijelaskan
secara matematis.
Tokoh terbesar dalam sejarah filsafat Yunani adalah Plato dan Aristoteles.
Sedangkan Plato sendiri adalah guru Aristoteles. Meresapnya serta lamanya pengaruh
ajaran Plato dan Aristoteles sehingga Whitehead memberi catatan bahwa filsafat
setelah masa Plati dan Aristoteles merupakan usulan belaka terhadap ajaran mereka.
Dimana Plato secara jelas membicarakan masalah alam dalam dialognya yang
berjudul “Timaeus”. Kosmologi yang diajarkannya berkisar pada macalah terciptanya
dunia beserta susunannya. Pemeran utama pada kisah tersebut disebut Demiurgos oleh
Plato. Demiurgos menurut Plato mempunyai arti yang penting yang dalam bahasa
Yunani berarti “pekerja”,seseorang yang menyerupai tukang kayu. Plato memahami
dunia sebagai sesuatu yang terbentuknya mirip dengan ketika seorang tukang kayu
memberi bentuk meja yang dibuatnya. Seperti halnya seorang tukang kayu
membayangkan suatu bentuk tertentu yang akan diberikannya kepada meja yang akan
dibuatnya,begitu pula dengan Demiurgos menciptakan dunia menurut suatu bentuk
tertentu. Dalam hubungannya dengan masalah ciptaan ini,bentuk bersifat abadi.
Dengan demikian bentukyang dimaksud merupakan salah satu diantara unsur
terdalam yang menyebabkan terciptanya dunia. Bentuk yang dimiliki oleh barang
menyebabkan barang tersebut merupakan barang yang bersangkutan.

4
Misalnya,bentuk keindahan: bentuk inilah yang menyebabkan barang yang indah
bersifat indah.Bentuk seperti ini merupakan pola abadi bagi apa saja yang bersifat
abadi,begitupun dengan Demiurgos.
Dunia tidak hanya terbentuk oleh bentuk belaka. Demiurgos melakukan
penciptaan dengan jalan dengan memasukkan bentuk itu kedalam sesuatu yang juga
sama ada,tetapi yang belum mempunyai bentuk. Plato menamakan sesuatu yang
belum berbentuk tersebut sebagai wadah. Plato menyebut wadah dengan istilah
‘ruang. Pada dasarnya dunia terbuat dari ruang dan bentuk yang disatukan oleh
Demiuggos. Oleh karena itu,dengan jalan mengatur ruang sesuai dengan bangun dan
kepastian ilmu ukur,Demiurgos pertama tama membuat tanah,api,dan air. Dan
selanjutnya hubungan matematis menciptakan alam seperti sekarang ini.
Menurut Aristoteles sulit membayangkan suatu alam bentuk yang terpisah dari
objek. Menurut pandangan Aristoteles kenyataan yang sebenarnya adalah berupa
satuan yang kongkret satu persatu yang dikenal sebagai dunia. Kosmologi ajaran
Aristoteles tidak membahas masalah penciptaan,melainkan memberikan gambaran
mengenai maksud dari kenyataan. Hal yang bersifat nyata dinamakan subtansi oleh
Aristoteles. Menurut Aristoteles bentuk tidak dapat dipisahkan dari materi.
Bentuk yang dimiliki oleh segala sesuatu yang kongkret satu per satu
merupakan kenyataan yang tidak berubah ubah,dan setiap definisi mengenai segala
sesuatu setidaknya harus sesuai dengan bentuk. Oleh karena itu dapat dikatakan
bentuk meja ialah apa yang secara bersamaan dimiliki oleh meja. Apa yang
menyebabkannya berupa meja dan bukan hanya sekedar keadaan umum yang dimiliki
meja,ini merupakan materi yang oleh Aristoteles dipandang sebagai principium
individuationis (prinsip yang membedakan hal yang satu dengan hal lain yang sejenis).
Bagi Aristoteles istilah alam menunjuk pada prinsip pertmbuhan,pengaturan,
dan gerakan yang terdapat dalam segala hal. Dengan demikian,jika suatu hal hendak
dikatakan bersifat alami harus memiliki prinsip seperti itu. Maka dapat disimpulkan
bahwa alam kodrat merupakan semacam mahluk hidup yang bercirikan gerakan yang
serta merta. Alam kodrat itu sendiri merupakan suatu keadaan yang didalamnya
senantiasa terjadi perubahan dengan cara tertentu. Dengan kata lain perubahan yang
terjadi dalam alam kodrat pada dasarnya bersifat teleologis(berarah tujuan).
Yang menjadi ciri khas alam kodrat bukanlah keadaan yang tetap,melainkan
gerakan. Alam kodrat senantiasa mengalami perubahan dan pertumbuhan.
Pertumbuhan tersebut terarah pada suatu tujuan tertentu. Dapat dikatakan bahwa alam

5
kodrat terkena hukum perkembangan,dan bukanlah sekedar merupakan hasil proses
mekanis. Kebanyakan pemikir Yunani memadang alam serupa dengan organisme.
Gambaran mereka mengenai jagat raya bersifat teleologis dan organismic. Tetapi ada
sejumlah filsuf seperti Democritus,memandang alam sebagai gerakan atom yang
kebetulan belaka,tanpa tujuan,tanpa arah.

B. Pandangan kosmologi pada masa Renaissance

Pandangan Yunani terhadap alam merupakan suatu usaha untuk


menyelaraskan pandangan dengan agama Nasrani. Peralihan dari pandangan
teleologis tentang alam pandangan modern merupakan karya dari pada ilmuan seperti
Copernicus,Bruno, Kepler,Galileo,dan Newton. Akhir dari karya mereka merupakan
penolakan dari gagasan mengenai alam yang digambarkan sebagai organisme yang
terhingga,yang teleologis,dan mereka memandang alam sebagai sesuatu yang tidak
berhingga yang menyerupai mesin dan tidak berjiwa. Berlakunya teori heliosentris
(matahari merupakan pusat gerakan planit) Copernicus secara tidak langsung
menunjukkan bahwa bagian dari angkasa sesungguhnya mempunyai kualitas yang
sama. Tidak ada perbedaan kualitas antara bumi dengan angkasa,dan hokum gerakan
berlaku di mana saja dalam kehidupan alam semesta.
Bruno menyatakan bahwa alam semesta ada suatu yang tidak berhingga yang
terhampar secara tidak menentu dalam ruang,dan membayangkan adanya manusia
yang mendiami dunia yang tidak terhingga jumlahnya. Kepler menolak ajaran gerakan
alami dan berprinsip kelembagaan,yaitu mengatakan bahwa suatu benda cenderung
diam atau bergerak di tempat ia berada,kecuali apabila dipengaruhi oleh benda lain
yang ada disekitarnya. Kepler mengajarkan tenaga mekanis yang menghasilkan
perubahan kuantitatif. Galileo mengembalikan segala sesuatu kepada pengertian
matematik, seharusnya diselidiki dengan mengunakan matematis. Pada dasarnya
bersifat kuanitatif dan dapat diukur. Kualitas sesungguhnya adalah bagian lahiriah
yang tampak pada barang tertentu yang dihasilakn melalui proses yang terdapat dalam
benda alami yang kemudian ditangkap oleh indra manusia. Dan pada akhirnya Newton
menyatakan bahwa alam merupakan sebuah mesin yang berjalan sesuai gerakan dan
segenap proses yang terdapat didalamnya detentukan oleh massa,posisi,dan kecepatan
yang dimiliki oleh partikel materi yang terdapat didalamnya. Materi tersebut bersifat

6
mati,yang artinya hanya memiliki sifat kuantitatif dan terdapat dalam dunia yang
bersifat tidak terhingga yang ciri pokoknya ialah adanya gerakan.
Dalam Kamus Webster mendefinisikan ‘mesin’ sebagai alat yang terdiri dari
dua bagian atau lebih yang berada dalam hubungan saling menekan yang dapat
digunakan untuk mengalihkan serta mengubah tenaga dan gerakan,sehinga dapat
menghasilkan suatu fungsi yang dikehendaki manusia. Dengan demikian pandangan
yang menggamabarkan dunia sebagai mesin mengatakan bahwa hukum mekanika
berlaku bagi dunia,atau lebih tepatnya adalah segenap proses yang terdapat di dunia
dapat diterangkan dengan menggunakan hukum mekanika.
Selain itu alam semesta juga dipandang dari partikelnya yang bersifat
material,pandangan ini membuahkan determinisme. Karena,pada dasarnya seseorang
mengganggap ia dapat memperhitungkan di mana partikel itu dulu,kini,dan nanti
berada. Dengan demikian alam merupakan sebuah mesin yang tetap akan berjalan
tanpa berhenti.

C. Pandangan Eddington terhadap kosmologi

Si Arthur Eddington adalah ilmuan yang mengalihkan hasil penyelidikan


fisika dan astronomi modern kepada penafsirannya secara kefilsafatan. Pandangan
Eddington mengenai alam dikemukakan dalam buku The Nature of the physical
Word,dapat dipahami dengan mennggunakan contoh yang ia gunakan. Misalnya,anda
sedang berjalan disebuah pedesaan dan melihat seekor ajah tergelincir dari lereng
bukit. Kejaian ini sudah pasti akan mengejutkan anda,tetapi jika anda orang yang
berfikir secara umum kirannya anda akan segera dapat membedakan antara apa yang
anda lihat dan yamg menurut anda terjadi. Mungkin saja bahwa yang apa nda lihat
benar-benar seekor gajah yang tergelincir dari lereng bukit. Oleh karena itu anda
dengan mudah dapat menyadari bahwa dunia paling tidak terdapat dua macam
penyusun yakni gambaran pikiran dalam akal kita dan pasangannya dalam dunia
lahiriah. Tetapi pendapat tersebut akan berbeda lagi jika yang berpendapat adalah
seorang ahli fisika. Gajah akan dipandang sebagai massa yang bisa diibaratkan seberat
3 ton. Sedangkan lereng bukit yang dipandang sebagai bidang miring. Dan ia akan
menyadari bahwa massa,kemiringan bidang,serta kuantitas kuantitas yang lain dapat
diperhitungkan. Pendapat terakhir inilah yang dipandang sebagai unsur penyusun

7
ketiga menurut Eddington adalah seperangkat ‘poinler reading’ yang artinya adalah
kuantitas yang diukur oleh ilmu diselidiki dan dihungkan dengan kuantitas yang
diukur lainnya. Dalam artian tertentu pasangan gambar pikiran tidak dapat diketahui
karena yang kita ketahui disatu pihak gambaran pikiran kita sendiri,dan di lain pihak
berupa ‘pointer reading’ serta hubungan yang ada di antara ‘pointer reading’ yang satu
dengan yang lain.
Pointer reading merupakan pengalaman sehari hari yang didalamnya berupa
sebagian dari dunia bahkan hasil proses kontruksi akal. Dunia yang diselidiki oleh
ilmu juga merupakan sebagian dari dunia dan juga bagian dari kontruksi akal. Tetapi
menurut Eddington gsmbsran pikiran dalam akal manusia dan pasangannya didunia
lahiriah merupakan hasil proses kontruksi akal yang berlainan. Dalam hal gajah yang
tergelincir dari lereng bukit tersebut digambarkan pikiran atau pengalaman manusia
sehari hari dibentuk oleh akal yang menghubungkan kesan inderawi. Sedangkan
seperangkat pointer reading yaitu gambaran ilmiah kita yang merupakan hasil
abstraksi mengenai bahan inderawi yang sama dan hanya sekedar memperhatikan
reaksi yang terdapat pada mesin pengukur terhadap bendanya sendiri. Suatu dunia
yang tersusun dari bahan yang bersifat akal dapat dikatakan bahwa pasangan yang
tidak dapat disebutkan diatas merupakan bahan yang bersifat akal. Berdasarkan bahan
tersebut akal dapat membentuk dunia pengalaman sehari hari serta dunia ilmu
pengetahuan. Dunia lahirian yang tersusun dari bahan yang bersifat akal mengirimkan
pesan kepada akal,kemudian ditafsirkan oleh akal. Dengan cara yang serupa seakan
akan dunia fisik dibentuk kembali,tetapi dengan jalan mengadakan relasi seerti lebih
besar daripada,lebih dahulu adanya daripada,dan sebagainya.
Dapat disimpulkan bahwa orang Yunani memandang alam sebagai organisme
dan mereka yang hidup pada masa Renaissance memandang alam sebagai mesin.
Maka Eddington memahamkan alam sebagai “bahan yang bersifat akal”. Berdasarkan
bahan tersebut akal dapat membentuk dunia pengalaman sehari-hari serta dunia ilmu
pengetahuan. Sebagian perubahan pandangan tersebut disebabkan oleh berkuasanya
abstraksi dan ilmu modern.

D. Monisme netral ajaran Russel

Russel menyatakan bahwa kenyataan bukan lagi dipandang sebagai yang


tersusun dari jenis bahan yang disebut dengan subtansi,melaikan suatu proses

8
kejadian. Menurut Russel yang dinamakan kejadian tidak digambarkan dengan
menggunakan kata benda,melainkan kata keadaan. Yang berarti keadaan bukanlah
suatu seatu benda,melainkan suatu peristiwa. Dikatakan juga bahwa kejadian
bukanlah suatu subtansi,melainkan suatu peristiwa yang merupakan bahan atau dapat
menimbulkan bahan. Pendapat Russel merupakan suatu usaha menyesuaikan diri
dengan pendapat yang semakin lama akan menghapuskan ajaran fisika lama yang
didasarkan atas pengertian benda padat dan akan dikantikan dengan pointer reading.
Yang hasilnya menyatakan bahwa yang terdalam ialah kejadian.
Menurut Ruussel di dalam alam terdapat kejadian terkecil,yaitu kejadian yang
menempati lingkungan berhingga tertentu dalam ruang waktu yang tidak mempunyai
bagian. Kejadian kecil sebanding dengan apa yang dulu dinamakan benda padat
terdalam. Dalam hal ini tampak bahwa mau tidak mau menggunakan pengertian
terdalam, kejadian kejadian terkecil bergabung bersama dan membentuk macam
macam kejadian yang lebih rumit. Kejadian kejadian sebanding dengan point instants
dalam ruang waktu,sehingga senantiasa berada dalam keadaan tumpang tindih. Jika
membicarakan tentang “suatu saat semasa hidupku” maka dapat menangkap apakah
yang dinamakan kejadian terkecil tersebut. Dalam kenyataan yang sesungguhnya
kejadian kejadian terkecil terdapat kelompok didalam suatu jajaran yang teratur.
Secara demikian,suatu titik dalam ruang dipandang sebagai suatu susunan kejadian
kejadian terkecil sebagai suatu susunan peristiwa yang terpancar dari suatu titik pusat.
Untuk bisa memahami pendapat Russel diperlukan sedikit mengenal
pandangan baru mengenai materi. Salah satu diantaranya adalah yang dikembangkan
Louis de Broglie. De Brogile menyarankan agar tidak lagi menggunakan pengertian
benda keras serta benda padat terhadap subtansi material yang terdalam. De Brogile
berpendapat pengertian tersebut hendaknya diganti dengan gagasan proses gelombang
yang meluas dalam ruang. Dalam keadaan tertentu sekelompok gelombang akan
saling memperkuat gelombang yang lain pada berbagai tempat,sehingga dapat
menghasilkan amplitude yang sebesar besarnya.
Menurut Russel sekelompok gelombang di artikan sebagai sekelompok
gelombang didalam suatu system kejadian. Dalam hal itu yang tinggal hanyalah dunia
kejdian,sedangkan pengertian partikel material disingkirkan sebagai ilusi pengalaman.
Berdasarkan teori mengenai hakekat atom dari Broglie dapat disimpulkan bahwa
materi sersusun dari system kejadian ysang artinya tersusun dari peristiwa peristiwa.
Kejadian merupakan materi dan dapat dikatakan bahwa gerakan merupakan partikel.

9
Bukan hanya ruang waktu yang timbul dari kejadian,tetapi juga materi. Dalam hal itu
Russel berbeda pendapat dengan Alexander yang memandang ruang waktu sebagai
tempat persemaian segala sesuatu. Menurut Russel materi menggambarkan hokum
tertentu mengenai kejadian.
Gambaran mengenai alam yang dianut Russel bersifat monistik yang artinya
dalam babak terakhir yang ada hanyalah kejadian kejadian. Pandangannya juga
dikatakan netral dan dalam hubungannya dengan pertentangan antara idealisme
dengan materialism. Baik materi maupun jiwa keduanya terbentuk dari kejadian yan
tiap hakekat benda maupun pribadi maanusia terdapat pada perilakunya dan pada
pengaruh perilaku tersebut terhadap pola perilaku lainnya.

10
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kosmos/alam semesta.


Contohnya ialah asal – muasal terciptanya mulai dari atom, molekul, matahari, dan
lainnya. Kosmologi bukan astronomi yang membagi alam semesta menjadi galaksi,
bintang, planet, dan sebagainya. Tetapi kosmologi memadukan ilmu pengetahuan
untuk menggambarkan mengenai alam semesta.
Dengan demikian, refleksi tentang apa hakiat alam ini sangat berpengaruh
pada kemajuan dan perkembangan ilmu alam. Disini menjadi jelas kosmologi
bukanlah alam itu sendiri, tapi pemikiran filosofis tentangn alam. Meski demikian
pandangan inilah yang mempengaruhi sikap dan perilaku manusia.

11
DAFTAR PUSTAKA
Kattsoftoff dan Louis O Soejono Soemargono. 1986 Pengantar filsafat :
Sebuah buku pegangan untuk mengenal filsafat. Yogyakarta : Tiara Wacana.
Tazkiyah, Basa’ad. 2018. Studi Dasar Filsafat. Yogyakartam : CV Budi
Utama

12

Anda mungkin juga menyukai