Anda di halaman 1dari 7

SISTEM KORDINAT di ANGKASA

Bulatan angkasa ( Bola Langit )


Bulatan mana yang berongga, titik pusatnya berimpit dengan titik pusat bumi, dengan
jari – jari yang tak terhingga besarnya, semua benda angkasa seolah – olah berada pada
permukaan bulatan tersebut. Si penilik menganggap dirinya berada di pusat bulatan angkasa.
Jari – jari bulatan tersebut adalah demikian besarnya, sehingga ukuran – ukuran bumi tidak
ada artinya sama sekali.
Kesimpulan :
Apabila kita di bumi dari dua tempat yang berlainan, menarik garis – garis ke sebuah titik
yang sama di angkasa, maka garis – garis ini akan berjalan sejajar.
Tempat letak benda angkasa :
= titik di angkasa, dimana garis lurus yang ditarik dari mata si penilik benda angkasa
itu memotong angkasa. Jadi tempat tersebut diketahui, jika kita mengetahui garis arah benda
angkasa itu.
Garis arah benda angkasa : Garis lurus yang ditarik dari titik bulatan ke titik pusat benda
angkasa. Benda – benda angkasa itu diproyeksikan pada angkasa oleh garis arahnya.

Cakrawala, Normal, gerakan harian maya benda – benda angkasa, derajah angkasa :
Di bumi terdapat satu bidang tertentu yang selalu mempunyai arti yang penting, ialah
permukaan zat cair yang diam. Serta garis tegak lurus tersebut yang mempunyai arti
istimewa pula. Garis ini mempunyai arah (sebuah tali unting – unting, yang bebas
menggantung ).
Normal : Garis tegak lurus pada permukaan bumi, di tempat penilik. Ia memotong angkasa
pada dua buah titik yang disebut titik puncak ( Zenith ) dan titik kaki ( Nadir ).
Bidang cakrawala ( Horison ) = Bidang datar melalui mata sipenilik, tegak lurus pada normal.
Cakrawala = perpotongan ( menurut lingkaran besar ) dari bidang cakrawala dengan bulatan
angkasa. Arah benda – benda angkasa ternyata berubah terhadap suatu titik tetap di bumi.
- Misalnya si penilik berada di lintang Utara :
Pada waktu matahari terbit, ia akan melihat matahari itu bergerak ke kanan dan ke
atas.
Pada hakekatnya benda angkasa itu mempunyai tinggi yang terbesar pada suatu
bidang tertentu.
Bidang inilah yang disebut bidang derajah angkasa.
Derajah angkasa ( Meredian ) sebuah tempat di bumi = Lingkaran besar diangkasa, yang
berjalan melalui titik Utara, titik Selatan, titik puncak dan titik kaki
Garis Utara – Selatan = Garis potong dari bidang derajah angkasa dengan bidang cakrawala.
Garis ini memotong angkasa di titik Utara dan titik selatan.
Apabila kita di bidang cakrawala, melalui titik pusat angkasa, menarik sebuah garis tegak
lurus pada garis U – S, maka garis ini akan memotong angkasa pada dua buah titik, ialah titik
Timur dan Titik Barat pada Cakrawala. Jika kita menghadap ke arah utara, maka titik Timur
terletak 90° ke kanan dan titik barat 90° ke kiri dari garis U – S ( lihat gambar dibawah ini )

Tinggi dan Azimut :


Tempat letak sebuah benda angkasa dapat pula dinyatakan dengan sudut – sudut
yang dibentuk oleh garis – garis ke benda angkasa terhadap bidang – bidang dan garis –
garis tertentu. Sudut – sudut inilah yang disebut koordinat benda angkasa.
Sistem Koordinat – 1 :
Arah benda angkasa ditentukan terhadap normal, cakrawala dan derajah
Bidang Vertikal benda angkasa = Bidang yang melalui normal si penilik dan benda angkasa.
Lingkaran vertikal ( Lingkaran – Tinggi ) setengah lingkaran besar yang ditarik dari Zenith ke
Nadir, melalui benda angkasa.
Vertikal Pertama = Lingkaran besar di angkasa, yang berjalan melalui Zenith, Nadir, titik
Timur
dan titik Barat.
Tinggi benda angkasa = sudut antara benda angkasa dengan bidang cakrawala ( = busur
pada
Lingkaran vertical, dihitung dari cakrawala sampai benda angkasa ).
Jarak puncak benda angkasa = busur pada lingkaran vertikal, dihitung dari titik puncak
sampai
benda angkasa. Semua benda angkasa yang mempunyai
tinggi yang sama berada di sebuah lingkaran di angkasa dengan titik puncak sebagai titik
pusat emperisnya dan jarak puncak sebagai jari – jarinya ( lihat gambar dibawah ini )

Tempat letak benda angkasa belum ditentukan hanya dengan tingginya saja. Selanjutnya
kedudukan bidang vertical benda angkasa tersebut haruslah diketahui pula, misalnya kita
nyatakan dengan UPA, ialah yang disebut azimut benda angkasa.
Azimut benda angkasa = sudut antara bidang derajah angkasa dan bidang vertical benda
angkasa. ( = busur pada cakrawala, dihitung dari titik Utara atau titik Selatan ) sampai titik
duduk lingkaran vertical benda angkasa. ( lihat gambar ; 04 )
Di dalam ilmu Bintang biasanya azimut dihitung mulai dari titik selatan melalui Barat dan
Utara terus sampai 360°. Di dalam ilmu Pelayaran, azimut dihitung mulai dari titik Utara
( atau Selatan ), melalui Timur ( atau Barat ), demikian ia tidak lebih besar dari pada 180°.
Contoh – contoh :
AZ = U 150° B
AZ = S 170° T
AZ = S 95° T
Gerakan bulatan angkasa :
- Dari gerakan bintang – bintang diketahui bahwa jaraknya satu sama lain tidak
berubah. Yang menyebabkan gerakan harian maya dari benda – benda angkasa ialah
karena angkasa itu berubah dalam kedudukannya terhadap si penilik. Di atas
cakrawala ternyata ada satu titik di angkasa yang tidak berubah arahnya. Dalam
gerakan harian tersebut jarak sebuah bintang sampai titik yang diam itu adalah selalu
tetap.
Kesimpulan : Bulatan angkasa melaksanakan sebuah putaran keliling suatu garis
menengah ( poros ) yang melalui titik tersebut.
- Kutub angkasa = titik di angkasa yang tidak berubah tempatnya. Diametral terhadap
kutub angkasa ini ( di bagian yang nampak dari angkasa ), terdapatlah kutub kedua
yang berada dibagian angkasa yang tidak tampak ( = titik potong poros angkasa
dengan bulatan angkasa).
- Poros angkasa = garis menengah yang menghubungkan ke dua kutub angkasa dan
keliling mana bulatan angkasa itu seolah – olah berputar ( perpanjangan poros bumi )
- Bagi si penilik di lintang utara : Kutub yang berada di atas cakrawala disebut Kutub
utara angkasa / langit. Di dekat Kutub utara angkasa terdapatlah Bintang kutub
( Polaris ). Bintang ini dapat dicari dengan pertolongan rasi ( kelompok ) bintang Biduk
( ursa Mayor )

- Pk. 00 W ʘ ʘ di Rembang bawah : 1 hari ʘ = 24 jam, Waktu : ʘ ( jam kita )


= 24 j 03 m 5 d.
- Pk. 00 W ⁕ ϒ di rembang atas : 1 hari * = 24 jam W * = 23 j 56 m 04 d ( jam
kita )
 Kesimpulan
1 hari ʘ m > 1 hari *
- Arah titik Utara ( arah utara ) adalah proyeksi dari arah kutub utara angksa pada
bidang cakrawala
- Hari Bintang = Jangka waktu yang dibutuhkan angkasa dalam satu putaran penuh.
Di dalam kehidupan sehari – hari kita mengatur waktu menurut perkembangan derajah
dari matahari. Jangka waktu antara dua perembangan matahari yang berturut – turut,
ternyata tidak sama besarnya. Jangka waktu yang rata – rata antara dua
perembangan matahari yang berturut – turut disebut satu hari matahari menengah
dan berbagai atas 24 jam menengah. Apabila dinyatakan dalam ukuran waktu
tersebut, maka angkasa ini melaksanakan satu putaran penuh dalam : 23 jam 56
menit 04 detik = 1 hari bintang.
EDARAN HARIAN BINTANG – BINTANG ( lingkaran Harian )
- Lingkaran harian = edaran harian yang merupakan lingkaran kecil diangkasa yang
terletak dalam bidang tegak lurus pada poros angkasa.( gambar diatas ).
- Bintang “ Circumpolair” = bintang yang edarannya tidak memotong cakrawala.
Dibedakan dalam :
“Circum polair “ diatas cakrawala
“Circum polair “ dibawah cakrawala
Jadi pada bintang “ Circumpolair” tidak terdapat terbit dan terbenam.
Titik rembang = titik potong edaran sebuah benda angkasa dengan derajah angkasa
Titik rembang = rembang atau titik kulminasi
Kulminasi dibedakan dalam titik rembang atas dan titik rembang bawah
( lihat gambar dibawah ini )

Anda mungkin juga menyukai