Astronomi Bola
Arah kiblat terdiri dari dua kata yaitu arah dan kiblat. Arah dalam bahasa
Indonesia dijelaskan bahwa kata “arah” itu mempunyai dua arti, yaitu “menuju” dan
“menghadap ke“1. Adapun kiblat diartikan dengan arah ke Ka’bah di Mekah. Abdul
Aziz Dahlan dan kawan-kawan, sebagaimana dikutif juga oleh Ahmad Izzuddin
mendefenisikan kiblat sebagai bangunan Ka’bah atau arah yang dituju kaum
Slamet Hambali memberikan defenisi arah kiblat yaitu arah menuju Ka’bah
(Baitullah) melalui jalur paling terdekat, dan menjadi keharusan bagi setiap orang
muslim untuk menghadap ke arah tersebut pada saat melaksanakan ibadah salat, di
menghubungkan antara suatu lokasi tertentu dengan Kabah yang ada di Mekah, Arab
Saudi. Kiblat digunakan oleh umat muslim sebagai acuan arah hadap dalam
pelaksanaan ibadah shalat dan untuk ibadah lainnya 4. Berdasarkan data Geografis
jarak yang terdekat di antara keduanya adalah arah depannya, bukan belakangnya,
arah depan tersebut adalah arah terdekat itulah arah kiblat5
1
P&K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989, hal. 46
2
Izzudin, Ilmu Falak Praktis : Metode Hisab-Rukyat Praktis dan Solusi Permasalahannya,
2012, hal. 19-20
3
Hambali, Ilmu Falak I : Penentuan Awal Waktu Shalat dan Arah Kiblat Seluruh Dunia,
2011, hal. 167.
4
Sudibyo, 2011, hal. 89
5
Tanjung, Ilmu Falak : Kajian Akurasi Arah Kiblat Kota Medan, 2018, hal. 22
Gambar 1.1Segitiga Bola
Keterangan:
6
Agistia, 2017, hal. 34
C : Kutub Utara Bumi
AB : Arah Kiblat
arah kiblat. Salah seorang pakar gempa dari Institut Teknologi Sepuluh November
(ITS) Surabaya mengatakan bahwa gempa bumi adalah salah satu penyebab
masjid sesuai dengan arah kiblat dan sebagian lainnya tetap ingin mempertahankan
terkait arah kiblat yang disahkan pada tahun 2010.9 Namun fatwa MUI ini
memunculkan masalah baru, khususnya dikalangan ahli Falak, dikarenakan fatwa
nomor 3 tahun 2010 yang berbunyi “Letak geografis Indonesia yang berada di bagian
timur Kabah/Mekah, maka kiblat umat Islam Indonesia adalah menghadap ke arah
Barat” (MUI, Kiblat, 2010) namun fatwa ini masih menimbulkan nilai yang
melenceng dari arah kiblat yang sesungguhnya yang bernilai sekitar 22 -26 dari arah
7
Nafi', 2015, hal. 50-62
8
Fadlil, 2016, hal. 26
9
MUI, Kiblat, 2010
10
Utara menuju arah Barat . Namun fatwa MUI ini telah diralat dan direvisi dengan
"Indonesia itu letaknya tidak di timur pas Kabah tapi agak ke selatan, jadi arah kiblat
kita juga tidak barat pas tapi agak miring yaitu arah barat laut”
setempat dalam hal penentuan arah kiblat yaitu mengenai ketidaktepatan arah makam.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Kuncoro (2016) bahwa arah makam di komplek
tidak akurat, penentuan ditentukan oleh orang yang ditokohkan yang bisa jadi bukan
ahlinya, pengukurannya benar tapi saat proses pembangunan salah, 5 pendapat kiblat
menghadap barat, dan lebih mempertahankan nilai artistik atau keindahan masjid
Masjid yang dijadikan patokan atau pedoman adalah masjid agung dengan
asumsi masjid tersebut dibangun dan didirikan oleh ulama beberapa puluh bahkan
ratus tahun silam12.
kabupaten Garut menemukan hanya 34 orang (dari 60) yang memberikan jawaban
terhadap pemahaman tentang arah kiblat, sisanya tidak mengetahui mengenai arah
10
Nafi', 2015, hal. 50- 62
11
Jayusman, 2014, hal. 72-86
12
Mulyadi, 2013, hal. 23
Tabel 1.1 Respon tentang Pemahaman Kiblat di Kabupaten Garut
ormas besar yang terdapat di Kabupaten Garut terkait arah kiblat. Pada dasarnya para
responden telah mengetahui bahwa shalat itu menghadap ke Ka’bah di Makkah, dari
tabel 1.1 terdapat responden yang menjawab bahwa pada dasarnya ukuran
menghadap kiblat itu tidak ada aturannya. Namun ada juga responden meyakini
bahwa letak geografis Makkah berada di sebelah Barat Indonesia, sehingga ketika
ilmu falak (penentuan arah kiblat) belum familiar di kalangan masyarakat Garut.
Padahal benar atau tidaknya arah kiblat, berpengaruh terhadap sah atau tidak sahnya
shalat seseorang.
arah kiblat yang digunakan oleh masyarakat Garut menjadi dua macam, yaitu:
1. Taqrìbì (metode penentuan arah kiblat hanya berdasarkan perkiraan belaka tidak
memenuhi kaidah astronomi; kompas hanya menunjuk ke arah Barat; sinar matahari
pagi, silet sebagai petunjuk arah mata angin, pandom kiblat, kompas yang ada pada
2. Tahqiqi (perhitungan dan pengukuran arah kiblat sesuai dengan kaidah astronomi;
yaum rashd kiblat global, bayang-bayang kiblat, theodholit, kompas dan perhitungan
arah kiblat. Perhitungan arah kiblat di atas Kabah Kota Mekah, Arab Saudi selama ini
Namun, sebetulnya perangkat navigasi seperti kompas juga bisa dipakai untuk
menentukan arah kiblat tetapi tetap harus berpegang pada arah astronomi.
13
Maesyaroh, 2013, hal. 101-106
PEMBAHASAN
Arah kiblat merupakan arah yang dituju oleh umat Islam ketika melaksanakan
Kata Arah Kiblat, terdiri dari dua kata yaitu, kata arah berarti jurusan, tujuan
dan maksud arah juga memberi arti jarak terdekat yang diukur melalui lingkaran
besar permukaan bumi dan istilah yang lain artinya jihah, syathrah dan azimuth,
sedangkan kata kiblat berarti Ka‟bah yang terletak di dalam Masjdil Haram kota
Mekkah15.
Para ulama sepakat menghadap ke arah kiblat adalah suatu syarat sahnya
ibadah shalat yang wajib dituju oleh umat Islam. Kiblat, pada hakikatnya, yaitu suatu
arah yang menyatukan segenap umat Islam dalam melaksanakan shalat, tetapi titik
arah itu sendiri bukanlah objek yang disembah oleh umat Islam dalam melaksanakan
shalat. Objek yang dituju oleh umat Islam dalam melaksanakan shalat itu tidak lain
hanyalah Allah SWT, dengan demikian umat Islam bukan menyembah Ka‟bah, tetapi
Islam di manapun mereka berada. Karena bumi berbentuk kira-kira bulat seperti bola,
maka sebagai konsekuensinya arah kiblat antara satu tempat dengan tempat lainnya
tidaklah sama. Letak Ka‟bah secara lebih detail yaitu 21° 25' 21,17" LU dan 39° 49'
34,56", juga dalam aplikasi Global Positioning System (GPS) Test berbasis
14
http://kbbi.web.id/kiblat, diakses tanggal 21 September 2019
15
Ahmad Wahidi & Evi Dahliatin, Arah Kiblat dan Pergeseran Lempeng Bumi. Yogyakarta:
UIN-Maliki Press, 2014, h. 11-12
smartphone tepat terlihat pada tengah-tengah Ka‟bah yaitu pada koordinat 21° 25'
Secara historis ijtihad penentuan arah kiblat sudah lama dilakukan oleh umat
Islam baik dengan menggunakan metode klasik maupun dengan astronomi modern
kaum muslimin di Indonesia. Perkembangan metode dan cara menentukan arah kiblat
ini dapat dilihat dari perubahan besar di masa KH. Ahmad Dahlan, beliau
mempelopori perubahan arah kiblat di Yogyakarta sehingga timbullah reaksi keras
diungkapkan oleh Ahmad Izzudin dalam Bukunya Fiqh Hisab Rukyat Menyatukan
NU dan Muhammadiyah dalam Penentuan Awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul
akibat perbedaan tersebut sering terjadi perselisihan atau sengketa antar kelompok.
Mereka berpendapat merekalah yang paling benar sedang yang lain salah dan jika
shalat mengikuti arah kiblat masjid tersebut tidak sah. 18
menimbulkan masalah karena Rasulullah SAW ada bersama-sama sahabat dan beliau
sendiri yang menunjukkan arah kiblat apabila berada di luar kota Mekkah. Sehingga
jika para sahabat mulai mengembara untuk mengembangkan Islam, metode dalam
16
Ahmad Izzudin, Akurasi Metode-metode Penentuan Arah Kiblat. Jakarta: Kemenag RI,
2012, h. 3
17
Siti Muslifah, “Metode Penentuan Arah Kiblat Masjid Agung AtTaqwa Bondowoso Jawa
Timur” PDF (Skripsi Sarjana Strata 1, IAIN Walisongo, Semarang, 2010), h.7
18
Siti Muslifah, “Metode Penentuan..., h.1
penentuan arah kiblat ini semakin rumit. Pada zaman dahulu masyarakat Indonesia
menandai arah kiblat hanya dengan arah mata angin yaitu menggunakan penentuan
kira-kira. Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa adanya arah kiblat
yang berbeda-beda tersebut disebabkan karena anggapan remeh dan sikap acuh
meminta bantuan kepada pakar atau ahli yang mampu untuk menentukan arah kiblat
secara akurat. Mereka cenderung lebih percaya pada tokoh-tokoh dari kalangan
mereka sendiri dan menyerahkan segala persoalan ini kepada para tokoh tersebut.
Bukan hal yang aneh apabila keputusan para tokoh tersebut yang lebih mereka ikuti,
meskipun pada akhirnya diketahui bahwa penentuan arah kiblatnya kurang tepat.
Biasanya hal ini terjadi pada masyarakat yang pemikirannya belum terbuka 19
ditemukannya arah kiblat sejumlah masjid, terutama yag telah berusia tua, yang
awal oleh penulis di setiap masjid yang ada di kelurahan tersebut. Adapun metode
pengecekan awal yang penulis gunakan dalam pengukuran arah kiblat yaitu: Pertama,
batu timbang agar menjadi bandulan, (b) letakkan bandulan tersebut ke tempat yang
terkena cahaya matahari. Kedua, menghitung azimuth kiblat dan azimuth matahari,
azimuth kiblat adalah jarak sudut yang dihitung dari titik utara ke arah Timur (searah
perputaran jarum jam) sampai dengan titik kiblat (Ka‟bah). Titik Utara azimuthnya
19
Ahmad Izzudin, Akurasi Metode-metode,…, h. 21-22
0°, titik Timur azimuthnya 90°, titik Selatan azimuthnya 180° dan titik Barat
azimuthnya 270°.20
Untuk menentukan azimuth kiblat diperlukan Lintang Tempat atau „Ardl al-
Balad (ϕ), Bujur Tempat atau Thul al-Balad (λ), Lintang dan Bujur Kota Mekkah atau
diunduh di android. Ketiga, menggaris bayangan tali yang terlihat pada lantai, yang
perlu diperhatikan adalah saat menggaris pastikan centang biru yang ada pada
tali karena kalau terlambat cukup lama akan berdampak fatal. Sebab secara matematis
kesalahan sebesar 0,1° saja dari arah yang sebenarnya untuk suatu tepat yang
jaraknya 1000 kilometer dari kota Mekkah akan melenceng sekitar 1,75 kilometer
dari arah yang sebenarnya sehingga diperlukan ketelitian yang sangat tinggi. Untuk
menghitung jarak simpang (Ϫd) dari titik Ka‟bah yang diakibatkan deviasi sudut
dengan Ϫd = jarak simpang dari titik kabar, r = jarak antara tempat dan Ka‟bah, θ° =
besar sudut simpang dari suatu tempat yang dicari arah kiblatnya dan π = 3,14. 21
alat yang sederhana yaitu benda yang diberdirikan di bawah matahari pada tanggal 25
Juli 2019 pukul. 08.00 – 11.00 WIB diketahui ada arah kiblat yang agak sedikit
melenceng dan bahkan ada yang sampai melenceng jauh. Penulis ingin mengetahui
20
Ahmad Izzudin, Akurasi Metode-metode,…, h. 3
21
Ila Nurmila, “Aplikasi Metode Azimuth Kiblat dan Rashdul Kiblat dengan Penggunaan
Rubu’ Mujayyab”, PDF (Thesis Fakultas Syariah IAIN Walisongo, 2012), h. 7
Kagungan tentang keakurasian metode pengukuran yang pernah dilakukan
melaksanakan ibadah dengan ainul yaqin dan haqqul yaqin. Untuk mencapai hal
tersebut, tentunya dibutuhkan usaha yang keras dengan perhitungan yang cermat,
semisal dengan ilmu pengetahuan tentang falak untuk mendapatkan arah yang tepat
22
Q.s az-zumar ayat 17-18
B. Perhitungan Akurasi Metode Penentuan Arah Kiblat
Metode ini memperhitungkan besar sudut kiblat pada bola bumi. Ketika ingin
mengetahui arah kiblat maka secara otomatis perhitungan yang dimaksud adalah
untuk mengetahui arah menuju Ka’bah di Mekah dilihat dari suatu tempat di
permukaan Bumi. Perhitungan arah kiblat dilakukan dengan menggunakan prinsip
ilmu ukur segitiga bola. Untuk perhitungan arah kiblat, ada 3 titik yang diperlukan,
yaitu: titik A, terletak di lokasi yang akan dihitung arah kiblatnya, titik B terletak di
Ka’bah, dan titik C terletak di kutub Utara. Metode pengukuran dengan mengetahui
Theodolit merupakan salah satu alat ukur sudut digital yang dapat
dikategorikan paling akurat untuk mengukur kiblat. Di samping theodolit, ada Total
Station yang dilengkapi dengan piranti Global Positioning System (GPS) sebagai
pemandu arah dan posisi. Sistem kerja alat ini pada dasarnya sama yaitu dengan
bantuan sinar matahari untuk mengetahui posisi azimuth matahari, dari posisi tersebut
dapat diketahui arah utara sejati yang digunakan untuk menentukan arah kiblat tempat
tersebut. Aplikasi sudut kiblat dengan alat ini tergolong cukup akurat. Terbukti
dengan pengecekan kembali yang telah penulis lakukan pada beberapa masjid dan
mushalla, hasil aplikasi sudut kiblat dengan theodolit sama dengan hasil metode rashdul
kiblat. Untuk mendapatkan hasil pengukuran dengan theodolit yang akurat, maka dibutuhkan
data yang akurat pula. Data titik koordinat suatu tempat yang digunakan dalam penentuan
arah kiblat sebaiknya diperoleh dari GPS. GPS (Global Positioning System) merupakan
sebuah alat penerima informasi waktu dan posisi secara pasti dan benar karena menggunakan
data satelit yakni kode tertentu yang dikirimkan oleh satelit ke penerima GPS.
2. Segitiga Kiblat
perhitungan trigonometri segitiga siku. Segitiga kiblat ini salah satu metode praktis
yang dapat diterapkan ketika sudah diketahui arah utara sejati dan sudut kiblat tempat
yang diinginkan. Metode ini tergolong cukup akurat karena untuk mendapatkan sudut
Setelah kedua sisinya dapat ditentukan, maka akan terbentuk sebuah segitiga, di mana
salah satu sudutnya merupakan sudut kiblat. Pengukuran arah kiblat dengan segitiga
ini tergolong praktis diterapkan di lapangan dan mudah digunakan karena hanya
Namun pada aplikasinya sangat tergantung pada penunjukan titik utara sejati
sebelumnya. Selain itu, ketelitian dalam mengambil data jarak memakai penggaris
harus sangat diperhatikan karena panjang garis beberapa milimeter, sudut yang
dibentuk tidak akurat lagi. Sehingga dalam pengukuran memakai segitiga ini harus
benar-benar teliti.
yang telah ada pada abad pertengahan yang lalu. Dalam hal ketelitian, sudut yang
dihasilkan rubu’ mujayyab ini hampir sama dengan busur derajat. Ketelitian
maksimum yang dapat dicapai hanya sampai pada satuan menit. Ini dapat dilihat dari
Selain tergantung pada penentuan arah utara sejati, tentu saja haruslah sangat
berhatihati ketika memposisikan Rubu’ Mujayyab sejajar utara atau barat sejati dan
khoit rubu’ ditarik sebesar sudut kiblat, karena ketika satuan jaib yang kecil yang ada
samping itu, data yang dipakai dalam rubu’ mujayyab masih kasar dan sulit untuk
dideteksi. Sehingga metode ini digolongkan pada metode pengukuran yang kurang
akurat.
arah kiblat yang dapat dikategorikan akurat, sederhana dan murah. Metode ini
menggunakan teknik yang hampir sama dengan alat theodolit. Komponen utama yang
harus diketahui ketika menggunakan segitiga siku adalah azimuth kiblat dan azimuth
matahari. Dengan dua komponen tersebut, maka arah kiblat dapat ditentukan dengan
mengambil bayangan sebuah tongkat yang didirikan tegak lurus di pelataran yang
datar pada waktu yang telah ditentukan.
Akan tetapi yang perlu diperhatikan, tingkat akurasi dari metode segitiga
sikusiku ini tergantung pada beberapa hal, yaitu: ketepatan jam yang digunakan untuk
acuan pengukuran, ketepatan pengambilan data lintang dan bujur Ka’bah dan tempat
yang diukur arah kiblatnya sesuai dengan konsep geografik atau geosentriks,
ketepatan data deklinasi dan equation of time yang digunakan, serta ketelitian
pengambilan bayangan benda dari tingkat yang benar-benar berdiri tegak lurus di
dari bayangan matahari setiap saat akan menghasilkan arah kiblat yang akurat
arah kiblat yang dihasilkan dapat menyamai hasil arah kiblat dengan alat theodolit
5. Kompas
Pengukuran arah kiblat maupun arah utara dengan berbagai model kompas
termasuk kompas kiblat, masih memiliki kesalahan/penyimpangan bervariasi sesuai
dengan deklinasi magnetik suatu tempat. Penggunaan kompas harus digunakan pada
area lapangan yang sekiranya tidak terdapat besi dan bahan logam lainnya dan tetap
B. Metode Pengamatan
1. Rashdul Kiblat
matahari berada di atas Ka’bah atau ketika matahari berada di jalur yang
menghubungkan antara Ka’bah dengan suatu tempat. Pada setiap tanggal 28 Mei dan
tanggal 16 Juli, semua bayangan benda yang tegak lurus di permukaan bumi yang
terkena sinar matahari akan menunjukkan arah kiblat. Metode arah kiblat tradisional
ini termasuk akurat bila dibandingkan dengan metode lain yang hanya ancar-ancar
seperti kompas, rubu’ mujayab, segitiga kiblat, dan busur derajat. Berdasarkan pada
deklinasi matahari yaitu pergerakan matahari ke utara dan selatan bumi yang berubah
atas Ka’bah walaupun posisinya sedikit condong ke sebelah utara atau sebelah selatan
Ka’bah. Pada saat itu setiap benda yang berdiri tegak lurus di atas permukaan bumi,
bayangannya akan mengarah ke Ka’bah. Peristiwa Istiwa ’adzom ini ditandai dengan
adanya persamaan lintang Ka’bah dengan deklinasi matahari. Waktu rashdul kiblat
ini adalah waktu transit matahari di atas Ka’bah, sehingga dalam proses
perhitungannya perlu dihitung meridian pass pada hari tersebut dengan cara
MP = pkl.12.00 – e
= pkl. 12.00 – 00j 02m 45d
Waktu zawal di Mekah pada tanggal 28 Mei 2010 adalah pkl. 11: 57: 15
MMT, sehingga untuk mengetahui deklinasi pada jam tersebut dilakukan cara
interpolasi dengan mengambil data dari ephemeris atau program WinHisab yaitu:
0 pkl. 11: 00: 00 MMT/ pkl. 08: 00: 00 GMT = 210 27’ 41”
0 pkl. 12: 00: 00 MMT/ pkl. 09: 00: 00 GMT = 210 28’ 05”
0 pkl. 11: 57: 15 MMT/ pkl. 09: 57: 15 GMT = 210 28’ 3,9”
arah kiblat melalui beberapa software kiblat yang ada. Seperti google earth, program
ini merupakan tempelan gambar peta-peta yang disatukan. Keterangan ini penulis
peroleh dari seorang ahli Bakosurtanal yang mengetahui persis konsep yang
digunakan dalam program google earth. Aplikasi yang dapat dikonsumsi masyarakat
menyebabkan kesalahan sistemik. Maksudnya, ketika satu titik kita ambil jika sumber
gambar wilayah tersebut sudah berubah sekitar 1 cm, maka akan menimbulkan
pergeseran sesuai dengan perubahan tadi. Selain itu penerapan sudut yang
maka akan hanya dapat mengetahui apakah arah bangunan mushala dan masjid
tersebut sudah mengarah kiblat dengan benar atau belum. Sehingga, dari hal ini
metode peta 793 satelit ini tetap menjadi salah satu metode pengamatan untuk
menentukan arah kiblat, akan tetapi dengan mempertimbangkan beberapa hal yang
Arah kiblat merupakan arah yang dituju oleh umat Islam ketika melaksanakan ibadah
shalat, yaitu menghadap ke arah ka‟bah di Masjidil Haram.
Kata Arah Kiblat, terdiri dari dua kata yaitu, kata arah berarti jurusan, tujuan
dan maksud arah juga memberi arti jarak terdekat yang diukur melalui lingkaran
besar permukaan bumi dan istilah yang lain artinya jihah, syathrah dan azimuth,
sedangkan kata kiblat berarti Ka‟bah yang terletak di dalam Masjdil Haram kota
Mekkah
Para ulama sepakat menghadap ke arah kiblat adalah suatu syarat sahnya
ibadah shalat yang wajib dituju oleh umat Islam. Kiblat, pada hakikatnya, yaitu suatu
arah yang menyatukan segenap umat Islam dalam melaksanakan shalat, tetapi titik
arah itu sendiri bukanlah objek yang disembah oleh umat Islam dalam melaksanakan
shalat. Objek yang dituju oleh umat Islam dalam melaksanakan shalat itu tidak lain
hanyalah Allah SWT, dengan demikian umat Islam bukan menyembah Ka‟bah, tetapi
menyembah Allah SWT.
Arah kiblat terdiri dari dua kata yaitu arah dan kiblat. Arah dalam bahasa
Indonesia dijelaskan bahwa kata “arah” itu mempunyai dua arti, yaitu “menuju” dan
“menghadap ke”
Adapun kiblat diartikan dengan arah ke Ka’bah di Mekah. Abdul Aziz Dahlan
dan kawan-kawan, sebagaimana dikutif juga oleh Ahmad Izzuddin mendefenisikan
kiblat sebagai bangunan Ka’bah atau arah yang dituju kaum muslimin dalam
melaksanakan sebagian ibadah
Daftar Pustaka
Agistia. 2017
Ahmad Izzudin, Akurasi Metode-metode
Ahmad Izzudin, Akurasi Metode-metode Penentuan Arah Kiblat. Jakarta: Kemenag
RI. 2012.
Ahmad Wahidi & Evi Dahliatin, Arah Kiblat dan Pergeseran Lempeng Bumi.
Yogyakarta: UIN-Maliki Press. 2014
Al-Qur'an dan Terjemahnya 2005
Fadlil. 2016
Hambali. Ilmu Falak I : Penentuan Awal Waktu Shalat dan Arah Kiblat Seluruh
Dunia.2011. Sudibyo. 2011
http://kbbi.web.id/kiblat, diakses tanggal 21 September 2019
Ila Nurmila. “Aplikasi Metode Azimuth Kiblat dan Rashdul Kiblat dengan
Penggunaan Rubu’ Mujayyab”. PDF (Thesis Fakultas Syariah IAIN
Walisongo. 2012)
Izzudin. Ilmu Falak Praktis : Metode Hisab-Rukyat Praktis dan Solusi
Permasalahannya. 2012.
Jayusman. 2014
Maesyaroh. 2013
MUI. Kiblat. 2010
Mulyadi. 2013
Nafi'. 2015
P&K. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1989
Q.s az-zumar ayat 17-18
Tanjung, Ilmu Falak : Kajian Akurasi Arah Kiblat Kota Medan.2018