Syafril Wicaksono
Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahcmad
Siddiq Jember, Indonesia
syafrilwicaksono@gmail.com
1
didasarkan astronomi yang kedua tahqiqi metode penentuan arah kiblat dengan
hitungan berdasarkan teori-teori astronomi modern dan ilmu ukur segita bola. 3
Keempat, respon masyarakat terhadap arah kiblat ketika salat idhul fitri di
lapangan (studi kasus di desa wora kecamatan wera kabupaten bima) dalam kajian
ini masyarakat dalam setiap tahun pada pelaksanaan sholat idul fitri dilapangan
secara langsung, dan untuk menentukan arah kiblat masyarakat desa wora hanya
mengikuti arah matahari karena kebiasaan dan keyakinan masyarakat setempat.
Dengan hasil riset ini menyatakan pengukuran arah kiblat di desa wora kecematan
kabupaten bima mengikuti arah matahari dan respon masyarakat ada yang setuju
dan tidak setuju dalam menentukan metode arah kiblat mengikuti matahari akan
tetapi masyarakat lebih menganggap adalah kebiasaan dalam menentukan arah
kiblat dengan arah matahari.4
kelima, akurasi aplikasi android muslim pro dalam menunjukkan arah
kiblat masjid-masjid di kecamatan pamulang dengan hasil kajian ini masyarakat
muslim pro dalam menentukan arah kiblat menggunakan dua unsur yang pertama
alat bantu GPS untuk mendapat data kordinat berupa lintang dan bujur serta waktu
dalam penentuan posisi user. Kedua alat bantu teknologi Kompas terdapat dara
arah medan magnet bumi dalam menunjukkan suatu kutub utara dan kutub
selatan, maka dengan alat yang digunakan berupa handphone harus stabil dalam
menentukan arah kutub utara dan selatan dari cuaca dalam jaringan yang stabil.
Dengan data 16 sampel masjid yang dapat diketahui terdaapat 2 toleransi yaitu
50% masjid yang akurat dalam hasil perhitungan sperichal trigonometri dengan
aplikasi muslim pro. Jika ada kisaran 5 toleransi maka seluruh masjid ada pada
akurasi yang tinggi sehingga rekomendasi aplikasi pro dapat direkomendasikan
untuk alat bantu pengukuran arah kiblat dengan catatan adanya dukungan cuaca
dan koneksi internet.5
3
“Akurasi Arah Kiblat Masjid dengan Metode Bayang-Bayang Kiblat (Studi Kasus di
KabupatenGarut)-Walisongo Repository,”diakses 21 Mei 2023,
Halhttp://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19/.
4
Kurniawan Kurniawan, “Respon masyarakat terhadap arah kiblat ketika salat idhul fitri
di lapangan: studi kasus di desa Wora Kecamatan Wera kabupaten Bima” (udergraduate, UIN
Mataram, 2022), hal xvi, http://etheses.uinmataram.ac.id/3586/.
5
Zaimatul Qistina, “Akurasi Aplikasi Android Muslim Pro Dalam Menunjukkan Arah
Kiblat Masjid-Masjid Di Kecamatan Pamulang” (bachelorThesis, Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2022), hal iv,
2
Keenam, Pemikiran ilmu falak kyai noor ahmad ss dangan kajian ini ada
dua kategori dalam pemikirannya yang pertama astronomi : a. perhitungan awal
bulan dan gerhana dalam pemikiran kyai noor di ubah dalam metode tradisonal ke
modern tetapi dalam metode ini tidak akurat. Dengan perhitungam metode
trigonometri bulat masih akurat. b. dalam pemikiran dibagi dua kategori seperti
keakuratan jadwal sholat dan yaum rasd global al-kiblat, seperti contohnya
mengoreksi arah kiblat dan koreksi lokal pada jadwal sholat. Dan yang kedua ada
posisi kiai noor dalam peta falak: a. dalam metode perhitungan dalam menentukan
arah kiblat, awal waktu shalat, dan dalam perhitungan gerhana menggunakan
metode ahli falak lainnya. b. dalam pemikiran kiai noor jik ada perdebatan antara
para ilmu falak maka mengambil ditengah seperti halnya ketinggian matahari dan
nilai ihtiyat terhadap awal waktu sholat dan waktu penetepan. c. membantu
kemajuan ilmu falak dalam kegiatannya, maka dengan metode hisab awal dengan
hisab semi tradisional ke hisab modern.6
Ketujuh, Perubahan perilaku sosial jamaah tarekat naqsyabandiyah
khalidiyah hasil kajian ini menyatakan para jamaah tarekat dalam perlaiku dapat
berubah baik karena praktik ajaran yang di amalkan yaitu bai’at, shalat, zikir,
ziarah, tawajjuah, suluk, rabithah, khususiyah, khususiyah, pengajia umum,
peresmian khalifah, manjalang guru. Maka dengan ajaran ini perilaku jamaah
dapat berubah jadi baik dengan ini ajaran tarekat naqsyabandiyah khalidiyah
mampu membimbing dan mengarahkan perilaku jamaah dengan ajaran islam
sehingga dengan perubahan sosial dimasyarakat ini baik dalam beribah dapat
berubah dengan baik.7
Kedelapan, konsep arsitektur islami pada perancangan masjid Islamic
center kota pekanbaru dengan hasil kajian mengatakan dalam konsep
pengambungan terhadap masjid ini seperti ruang sholat, mighrab, mimbar, pilar,
selasar, taman, Menara, tempat berwudhu, dan bangunan penunjang. Aspek ini
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/67179.
6
Djusar bin Narullah Jayusman, “Sinopsis Disertasi PEMIKIRAN ILMU FALAK KYAI
NOOR AHMAD SS” (doctoral, UIN RADEN INTAN LAMPUNG, 2023), hal 4-5
http://repository.radenintan.ac.id/28049/.
7
Nurfitria Dewi dan Jamal Mirdad, “Perubahan Perilaku Sosial Jamaah Tarekat
Naqsyabandiyah Khalidiyah,” Proceedings IAIN Kerinci 1, no. 1 (20 Februari 2023): hal 183–99.
3
menggunakan konsep al-qur’an di kota pekanbaru dengan tujuan
rahmatanlilalamin, tidak mudharat, dan dapat mempengaruhi suasana spikologi
jamaah dalam melaksanakan sholat pada perencangan baik dalam arah kiblat dan
lain sebiannya di masjid Islamic center.8
Kesembilan, penyuluhan dan pelatihan arah kiblat dalam pengembangan
fikih sains astronomi bagi takmir masjid pada daerah penggunungan, hasil kajian
menyatakan dalam pelaksanaan penitian dilaksanakan secara pengabdian secara
bimbingan terhadap masyarakat yang terlibat sampai takmir masjid dan tokoh
desa tersebut dalam pemahaman untuk menentukan arah kiblat masjid yang masih
menggunakan peninggalan nenek moyang atau terdahulu dan mengikuti masjid
yang sudah ada. Maka dengan penyuluhan dan pelatihan terdapat beberapa tahap
dalam melibatkan beberapa para tokoh di desa tersebut terutama takmir masjid
sehingga harapan dalam acara ini masyarakat dapat mempraktikannya dirumah
untuk menyesuaikan arah kiblat.9
Kesepuluh, Studi analasis bulan sebagai objek penentuan rasdu al-qiblah
global dengan hasil kajian skripsi ini dapat di ketahui metode dalam pengukuran
arah kiblat dengan memanfaartkan fenomena kulminasi bulan persis atau
mendekati titik zenit ka’bah dapat mencari nilai deklanasi bulan yang paling
mendekati nilai lintang ka’bah. Sehingga praktik yang digunakan dengan cara
membidik bulan dengan tongkat atau sejenisnya sehingga terdapat bayangan arah
kiblat. Dalam praktik ini dapat di manfaaatkan secara maksimal sehingga
menghasilkan arah kiblat yang akurat sampai belum mencapai kelebihan dalam
kemelencengan batas ketentuan akurat. Hal ini tergantung dari deviasi nilai
deklinasi bulan dengan lintang ka’bah, dan jarak antara ka’bah dengan tempat
pengamatan.10
8
M. Aljundi Fr, Yose Rizal, dan Imbardi, “KONSEP ARSITEKTUR ISLAMI PADA
PERANCANGAN MASJID ISLAMIC CENTER KOTA PEKANBARU,” Jurnal Arsitektur :
Arsitektur Melayu Dan Lingkungan 10, no. 1 (12 Januari 2023): Hal 48–61.
9
Muhajir Muhajir, “PENYULUHAN DAN PELATIHAN ARAH KIBLAT DALAM
PENGEMBANGAN FIKIH SAINS ASTRONOMI BAGI TAKMIR MASJID PADA DAERAH
PEGUNUNGAN,” ABDI KAMI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 6, no. 1 (28 Februari
2023): 060–068, https://doi.org/10.29062/abdi_kami.v6i1.1848.
10
AHSANU AMALA, “STUDI ANALISIS BULAN SEBAGAI OBJEK PENENTUAN
RAS {DU AL-QIBLAH GLOBAL SKRIPSI,” t.t.
4
Dalam fenomena ini menjadi persola terhadap melaksanakan sholat, kita
tidak jauh dengan arah kiblat karena arah kiblat sebagai syarat sah sholat, setelah
nabi Muhammad saw wafat tentang segala aspek ibadah terutamanya syarat sah
sholat arah kiblat menjadi persoalan besar sampai terdengar seleruh penjuru dunia
karena umat islam mayoritas seluruh dunia dan secara geaografis berbeda-beda
maka dari itu yang berada di luar mekah tidak dapat menghadap ka’bah secara
langsung dan tepat.11 Indonesia arah kiblat dianggap hanya arah barat oleh
masyarakat Indonesia padahal secara peta posisi arah kiblat Indonesia untuk
menghadap Kakbah ialah sekitar 295,15 derajat dengan menghadap ke arah barat
dengan menyerong sekitar 24 derajat ke arah utara Mengutip Kumpulan Risalah
Bimbingan Sholat Lengkap oleh Muhajir dan Abdul Gani Asykur (1989). Karena
itu Indonesia berada letak astronomis pada titik 6 o Lintang Utara (LU) sampai 11
o Lintang Selatan (LS). Garis Bujur membelah bumi secara horizontal, dari barat
ke timur. Garis bujur disebut juga dengan garis meredien yang membatasi letak
astronomis Indonesia antara 95o bujur timur (BT) – 141o bujur timur (BT).
(monsoon).12
Sementara Majelis ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya No. 3 tahun
2010 menjelaskan bahwa letak geografis Indonesia berada di bagian timur ka’bah
atau mekkah maka arah kiblat Indonesia untuk umat islam menghadap arah barat,
dan selain bangunan atau mushola yang menghadap arah barat tidak perlu di
ubah,di bongkar, danlainnya.13 Dan selain itu adanya perubahan atau revisi dalam
fatwa No. 5 Tahun 2010 menjelaskan kiblat umat islam indonesia menghadap arah
barat laut dalam posisi bervariasi sesuai dengan letak Kawasan masing-masing.14
11
Anisah Budiwati, “Fiqh Hisab Arah Kiblat: Kajian Pemikiran Dr. Ing Khafid dalam
Software Mawāqit,” Unisia 36, no. 81 (2014): 97–111.
12
Letak geogarafis dan Astronmi Indonesia,
http://pintar.jatengprov.go.id/uploads/users/tarjani/materi/SD_Letak_Geografis_dan_Astr
onomis_Indonesia_serta_Pengaruhnya_2014-10
15/Letak_Geografis_dan_Astronomis_Indonesia_serta_Pengaruhnya.pdf
13
Majelis Ulama Indonesia, Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Majelis Ulama
Indonesia Sejak 1975 (Erlangga, n.d.).
14
Majelis Ulama Indonesia, Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Majelis Ulama
Indonesia Sejak 1975 (Erlangga, n.d.).
5
Hal ini menjadikan banyak perubahan dan pembokangkaran masjid atau mushola
dalam Sebagian tertentu sehingga masyarakat banyak persoalan dan perbedaan
pendapat mengenai arah kiblat dalam pandangan para ulama mazhab masing-
masing masyarkat islam indoensia baik Hanafi dan syafi’i dalam menentukan arah
kibllat dari pendapat ulama seperti jihadul kiblah dan ainul kiblah. Dengan ini
yang menjadi suatu persoalan penting dalam munculnya latarbelakang maka
penulis akan mengangkat sebuah judul ISLAM DAN PERUBAHAN SOSIAL
DI INDONESIA: PERUBAHAN FENOMENA ARAH QIBLAT DI
INDONESIA Maka dengan judul terdapat rumusan permasalahan yang menjadi
kajian yaitu yang pertama, Bagaimana Konsep qiblat dalam Al-qur’an dan
Hadist?. Kedua, Bagaimana Nalar Fiqih qiblat dalam Al-qur’an dan Hadist?
Ketiga, Bagaimana diskursus arah qiblat menurut mazhab Hanafi dan Syafi’I dan
Implementasi di Indonesia?. Dalam kajian makalah tentang Fiqih Arah Kiblat :
Studi Diskursus arah kiblat dalam mazhab Hanafi dan syafi’i kali ini penulis
menggunakan metode empiris dan living al-qur’an dengan pendekatan data
kualitatif deskriptif. Maka dengan metode kali ini penulis dapat mengumpulkan
dan Menyusun paper secara sistematis dalam pembahasan secara kontekstual.
PEMBAHASAN
Kata kiblat berasal dari Bahasa arab (alqiblah) berarti arah (jihah) dan
bentuk filah dari kata al muqabalah berarti keadaan menghadap. Sedangkan
6
menurut Al Manawi kiblat adalah seagala yang terlihat didepan muka menghadap
ke arahnya15 Maka secara harfiah kiblat dapat didefinsikan tujuan arah kemana
orang menghadap. Dengan ini ka’bah menjadi kiblat dalam suatu arah orang
menghadapnya sebagai tujuan melaksanakan sholat serta menjadikan keutamaan
ibadah.
Maka istilah diatas dapat kita pahami secara definisi kiblat merupakan
suatu posisi atau letak kita berada dalam bentuk ain-nya berada di kota mekkah,
sedangkan dalam arah kiblat menunjukan arah psosisi ka’bah di mana kita berada,
pada hakikatnya dalam penentuan arah kiblat adalah posisi ka’bah dari tempat di
permukaan bumi dimana orang yang melaksanakan sholat secara langsung
menyaksikan ka’bah.16 Hal ini sebagai syarat sahnya shalat ialah menghadap
kiblat dengan berdasarkan firman Allah swt dalam Qs, al-baqarah :144
15
Majelis Tarjih dan tajdid pimpinan pusat mumamdiyah, pedoman hisan
muhammadiyah, (Yogyakarta: Majelis Tarjih dan Tajdid PP muhammadiyah 2009), 1087
16
Siti Muslifah, M.S.I, Ilmu Falak Teori dan Praktik arah kiblat, (Jember : AL-bidayah
tegal kaliwates, 2022), 47
17
Departemen Agama RI, 22,
7
Artinya: "Dan dari mana saja kamu ke luar, maka palingkanlah wajahmu ke arah
Masjidil Haram; sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari
Tuhanmu. Dan Allah sekali- kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.”
(QS. AI Baqarah: 149)
ِ َّْت َما ُكنتُم فولوا ُوجُوهَ ُك ْم َشع َْرهُ لِنال يكونَ الن
اس ُ ْث خَ رجت قول وجهات نظر ال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام َو َحي ُ َو ِم ْن َحي
َّ ُأِل
َاخ َشوْ نِي َو تِ َّم يَعْني َعلَ ْي ُك ْم َولَ َعل ُك ْم تَ ْهتَ ُدون َّ ٌ
ْ َعلَ ْي ُك ْم ُح َّجة ِإاَّل ال ِذينَ ظَلَ ُموا ِم ْنهُ ْم فَاَل ت َْخ َشوْ هُ ْم َو
Artinya: Dan dari mana saja kamu keluar, maka palingkanlah wajahmu ke arah
Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah
wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali
orang. orang yang lalim di antara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada
mereka dan takutlah kepada-Ku. Dan agar Kusempurnakan nikmat-Ku atasmu,
dan supaya kamu mendapat petunjuk. (QS. Al Baqarah: 150)"
Selain itu yang menjadi dasar hukum juga berupa hadist tentang
menghadap kiblat ;
هللا عليه صل عملنا أبو بكر بن أبي شيبة حدثنا َعفَّانُ َح َّدلَنَا َح َّما ُد بْن َسلَ َمةَ عَن عليه وسلم كان يُضل نحو
َ ْت قَ ْد تَرى تقلب وجهات في ال َّس َماء فاتوليناك قبلة تَر
ضاهَا ْ َ بيت التقديس فنزل. ثابت عن أمير أن رسول هللا
صلَّوْ ا َر ْك َعة
َ ْ
د َ قو ر
َ ِ ْجَ ف ْ
ال ة اَل
ِ َ ص يِ ف ُ
ع و ُ
ك ر مُ ه و َ ة مل س ي ن ْ فَ َول َوجْ هَاكَ َش
ُ ْ َ َ ِ َ ِ َط َر ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام فَ َم َّر َر ُج ٌل ِم ْن ب
ْ ُ
) (رواه مسلم.ت قنالوا َك َما هُم نحو القِ ْبلَ ِة ُ َفَنَادَى َأاَل ِإ َّن ْالقِ ْبلَةَ قَ ْد حُوْ ل
Artinya: Bercerita Abu Bakar bin Abi Syaibah, bercerita Affan, bercerita Hammad
bin Salamah, dari Tsabit dari Anas: "Bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW (pada
suatu hari) sedang shalat dengan menghadap Baitul Maqdis, kemudian turunlah
ayat "Sesungguhnya Aku melihat mukamu sering menengadah ke langit, maka
sungguh kami palingkan mukamu ke kiblat yang kamu kehendaki. Palingkanlah
mukamu ke arah Masjidil Haram" Kemudian ada seseorang dari Bani Salamah
bepergian, menjumpai sekelompok sahabat sedang ruku' pada shalat fajar Lalu ia
8
menyeru, "Sesungguhnya kiblat telah berubah." Lalu mereka berpaling seperti
kelompok nabi yakni ke arah kiblat." (HR. Muslim)18
َبن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ع َْن َجابِ ٍر قَا َل َكانِ حدثنا ُم ْسلِ ُم قَا َل َح َّدثَنَا ِه َشا ٌم قَال حدثنا يحيى بن أبي كثير عن محمد
َ
ضة نز َل فا ْستَقبل ْ َأ َ ُ
َ فَِإذا َرا َد الف ِري، توجهت
َ صلى هللا عليه وسلم يُضل على راجلي ِه َحيْث- َِرسُو ُل هللا
)القلة (رواه البخاري
Artinya "Bercerita Muslim, bercerita Hisyam, bercerita Yahya bin Abi Katsir dari
Muhammad bin Abdurrahman dari Jabir berkata: Ketika Rasulullah SAW shalat di
atas kendaraan (tunggangannya) beliau menghadap ke arah sekehendak
tunggangannya, dan ketika beliau hendak melakukan shalat fardhu beliau turun
kemudian menghadap kiblat." (HR. Bukhari).19
Dapat diketahui berdasarkan pernyataan ayat-ayat diatas bahwa
mengahadap kiblat sebagai syarat sahnya shalat yang harus di utamakan dan
dilaksankan. Hal ini sangat penting dalam menghadap kiblat dan juga dalam
perjalanan pun wajib shalat menghadap arah kiblat.
18
Maktabah Syamilah versi 2.11, Muslim Bin Hajjaj Abu Hasan Qusyairi An Naisabury,
Shahih Muslim, (Mesir: Mauqi'u Wazaratul Auqaf, t.t juz 3), 443
19
Siti Muslifah, M.S.I, Ilmu Falak Teori dan Praktik arah kiblat, (Jember : AL-bidayah
tegal kaliwates, 2022), 52
9
dalam ayat tersebutkan telah dijelaskan, maka sebab diturunkan ayat ini
bahwa nabi Muhammad saw ingin perpindahan kiblat yang ditetapkan allah ke
arah ka’bah, sehingga beliau sering wajahnya melihat ke atas langit menantikan
suatu wahyu dalam memerintahkan perpindahan kiblat, sehingga turun ayat ini
untuk menetapkan perpindahan kiblat dari baitulmakdis ke masjidilharam.20
Hal ini dijelaskan arah masjidilharam, bukan ka’bah. Apabila pada waktu
sholat posisi berdekatan dengan ka’bah dan terlihat maka langsung menghadap
pada arah ka’bah waktu sholat, Jika sebaliknya posisi kita jauh dengan arah
ka’bah maka cukup dengan menghadap arah masjidil haram. Jadi tidak diwajibkan
orang langsung menghadap arah ka’bah, kecuali dengan orang yang secara
langsung melihat arah ka’bahnya. Dengan demikian seluruh penjuru dunia kaum
muslimin wajib menghadap ka’bah dalam shalat.21
Dengan ini tugas melaksankan pengetahuan arah kiblat mereka diwajibkan
untuk (wajib kiyah) atau menegtahui ilmu bumi dalam arah kiblat salat, dan ilmu
falak dalam mengetahui jadwal waktu shalat.
20
“Tafsir al-qur’an, https://tafsiralquran.id/tafsir-surat-al-baqarah-ayat-144-150/ -
Penelusuran Google,” diakses 2 Mei 2023, https://www.google.com/search?q=Tafsir+al-qur
%E2%80%99an%2C+https%3A%2F%2Ftafsiralquran.id%2Ftafsir-surat-al-baqarah-ayat-144-
150%2F&oq=Tafsir+al-qur%E2%80%99an%2C+https%3A%2F%2Ftafsiralquran.id%2Ftafsir-surat-
al-baqarah-ayat-144-150%2F&aqs=chrome..69i57.1220j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8.
Redaksi 21 April 2021.
21
Tafsir al-qur’an, https://tafsiralquran.id/tafsir-surat-al-baqarah-ayat-144-150/, Redaksi
21 April 2021.
10
nabi Ibrahim. Maka batallah suatu alasan-alasan oleh para ahli kitab dan para
kaum musyrikin dengan orang zalim mereka dalam melontarkan cemohan dan
bantahan-bantahan tanpa berdasarkan alasan akal sehat dan keterangan dari wahyu
tidak perlu dipikirakan dan di hiraukan.22
Berdasakan lontaran cemohan dari kaum musrik yaitu sebagai berikut:
Pertama, yahudi mengucapkan “tiadalah Muhammad berpindah kiblat ke ka’bah,
atas melainkan memilih cenderung kepada agama kaumnya dan kecintaan pada
negerinya ; dan merasa sekiranya Muhammad di atas kebenarannya, sehingga
pasti dia tetap berikbalat para nabi sebelumnya.”
Pihak musyrik mengucapkan, “dia sudah Kembali pada kiblat kita dan
kemungkinan akan Kembali kepada agama kita.” Sehingga seorang munafik
berkata, “dia berpindah kiblat sudah menampakkan muhammad dalam keragu-
raguan dan tidak berpendirian,”23 Ini lah ucap alasan para penentang agama islam
pada masanya.
Al Baqarah 150
Berada dimanapun engkau keluar, wahai nabi Muhammad menghadaplah
wajahmu ke masjidil haram dan dimana pun kau berada, umat islam maka
menghadaplah wajahmu ke arah kiblat haram. Sehingga inilah Allah
memindahkan kiblat supaya tidak ada alasan bagi manusia untuk menentangmu,
dan supaya orang yahudi tidak bisa lagi beralasan atau berkata “mengapa
muhammad menghadap baitulmakdis dan meninggalkan ka’bah yang dibangun
oleh keturunan nabi sebelumnya? Maka adanya pengalihan yang diturunkan
firmannya ucapan itu terjawab, kecuali termasuk orang yang zalim diantara
mereka.24
22
Tafsir surat, https://www.bershalawat.com/tasawuf/2968159202/tafsir-tahlili-surat-al
baqarah-ayat-149-150-perintah-menghadap-ke-kabah-saat-beribadah-kepada-nabi-muhammad,
Jum’at 24 maret 2023| 05:00 WIB.
23
Tafsir surat, https://www.bershalawat.com/tasawuf/2968159202/tafsir-tahlili-surat-al
baqarah-ayat-149-150-perintah-menghadap-ke-kabah-saat-beribadah-kepada-nabi-muhammad,
Jum’at 24 maret 2023| 05:00 WIB
24
Tafsir surat, https://www.bershalawat.com/tasawuf/2968159202/tafsir-tahlili-surat-al
baqarah-ayat-149-150-perintah-menghadap-ke-kabah-saat-beribadah-kepada-nabi-muhammad,
Jum’at 24 maret 2023| 05:00 WIB
11
Selain itu sikap pada orang-orang yang terus memberdebatkan nabi, maka
Allah telah berfirman kepada nabi dan sahabatnya “janganlah kamu takut kepada
mereka tapi takutlah kepada tuhanmu, supaya aku sempurnakan nikmatku
kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” Maka dalam pengalihan arah kiblat ke
ka’bah merupakan suatu kenikmatan yang besar karena untuk umat islam
memiliki kiblat sendiri sampai akhir zaman, selain itu mendapatkan hidayah dari
tuhannya dalam melaksankan perintah-perintah allah.
12
ْ ك َش
ط َر المسجد الحرام َ َفَ َولِّ َوجْ ه
Yang di maksud dalam ayat itu menurut ali ashobuni adalah kakbah. 26 Sedangkan
pandangan yang kedua adalah semua masjid al-Haram (yang pasti didalamnya ada
komplek kabah), hal ini berlandaskan pada sebuah hadist tentang Nabi
Muhammad SAW yang bunyinya :
«صالةٌ في مسجدي هذا خير :َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّمَ ومنه قوله
َّ من ألف صالة فيما سواه إال المسجد الحرام» وقوله َعلَ ْي ِه ال
«ال تُش ّد الرحا ُل :ُ صاَل ة َوال َّساَل م
n والمسجد األقصى، هذاn ومسجدي، المسجد الحرام:»إالّ إلى ثالثة مساجد .
artinya : sekali sholat di masjidku ini ( masjid Nabawi ) lebih baik dari pada
seribu sholat di masjid yang lainya selain masjidil haram,27 sedangkan makna
yang ketiga adalah Makkah al-Mukaromah sebagaimana dalam firman Allah yang
berbunyi,
{} ُس ْب َحانَ الذي أسرى بِ َع ْب ِد ِه لَ ْيالً ِّمنَ المسجد الحرام إلى المسجد األقصى [١ :]اإلسراء
]٢٥ :[الفتح }ص ُّدو ُك ْم َع ِن المسجد الحرام
َ ُوا َو ْ {هُ ُم الذين َكفَر :وقوله تعالى
Artinya, bahwa allah menyuruh Nabi Isra melalui Masjidil Haram dan menuju ke
masjid al-Aqsa, dan di mulai isra di kota Makkah, maka makna juga bisa di
artikan kota Makkah, dan dalam ayat berikutnya di sebutkan di dalam dadanya
masjdil al-haram yang di maksud dengan kata-kata ini adalah masuk ke kota
makkah.28 Sedangkan makna berikutnya terkait dengan masjidil haram yaitu
makna yang Keempat adalah tanah haram secara keseluruhan, yang di maksud
26
“ المكتبة الشاملة- التوجه إلى الكعبة في الصالة- كتاب روائع البيان تفسير آيات األحكام- 123ص,” diakses 1
Mei 2023, https://shamela.ws/book/12347/101. di akses malam selasa tanggal 1 Mei 2023
27
“ المكتبة الشاملة- التوجه إلى الكعبة في الصالة- كتاب روائع البيان تفسير آيات األحكام- 123ص.” Di akses
malam selasa tanggal 1 mei 2023.
28
“ المكتبة الشاملة- التوجه إلى الكعبة في الصالة- كتاب روائع البيان تفسير آيات األحكام- 123ص.”
https://shamela.ws/book/12347/101. Di akses malam selasa tanggal 1 mei 2023.
13
dengan tanah haram keseluruhan adalah dalam konteks ini negara Saudi arabia
baca lebih lanjut dalam tafsir ali ashobuni,29
29
“ المكتبة الشاملة- التوجه إلى الكعبة في الصالة- كتاب روائع البيان تفسير آيات األحكام- 123ص.”
https://shamela.ws/book/12347/101. Di akses malam selasa tanggal 1 mei 2023.
30
“ المكتبة الشاملة- التوجه إلى الكعبة في الصالة- كتاب روائع البيان تفسير آيات األحكام- 123ص.”
14
Sedangkan dalam pandangan imam mazhab yang di rangkup oleh ali
ashobuni ada perbedaan peandangan ada dua kubu yang kuat penjelasan sebagai
berikut :
Pertama, Menurut Pendapat Syafi’i dan Hambali
Dalam pandangan atau pendapat kedua imam besar ini suatu yang
wajib arah kiblat adalah menghadap ka’bah. Artinya jika seorang
menghadap/menyaksikan secara langsung maka menjadi wajib
menghadapkan ke ka’bah. Tetapi dengan factor keadaan jarak atau
geografis yang berbeda tidak dapat melihat langsung ka’bah, maka untuk
menyengaja baginya ke arah kiblat ka’bah berada, tetapi pada hakikatnya
ia menghadap karena jihatnya saja (jurusan ka’bah). Hal ini menjadi
kewajiban dalam menghadap ke arah kiblat ka’bah persis dan juga tidak
cukup hanya menghadap ke arahnya saja.31
Dengan ini berdasarkan pada firman Allah SWT فو ّل وجهك شطر
رامnnجد الحnn المسdalam potongan ayat di atas di sebutkan dari kata syatral
masjidil haram adalah suatu arah kiblat orang yang melaksanakan sholat
dengan posisi tubuh menghadap ke arah ka’bah. Maka bagi orang yang
sholat harus menghadap arah ka’bah.32
Dengan ini di kuat oleh dalil hadist Riwayat imam muslim dari
usamah bin zaid bahwasannya mengatakan nabi muhammad saw
melaksanakan shalat dua rakaat depan ka’bah kemudian beliau bersabda
“inilah kiblat” hal ini di maknakan Batasan (ketentuan) kiblat, dinamakan
kiblat merupakan “ain ka’bah” suatu yang ditunjuk langsung oleh nabi
dimana sesuai hadist yang diriwayatkan tersebut. Hal ini sesuai dengan
surah al-baqarah yang memerintahkan sholat kearah kiblat ka’bah selain
itu tidak boleh mengarah kiblat yang lainnya.33
Dengan ini Allah menjadikan sebuah rumah suci yaitu ka’bah
sebagai tujuan persatuan dan kesatuan dalam beribadah sebagai arah kiblat
31
Abdurrahaman bin Muhammad Awwad Al Jaziry, kitabul Fiqh Ala madzahibil arba’ah,
(Beirut : Dar Ihya’ At Araby, 1699), 177
32
Siti Muslifah, ilmu falak teori dan praktik, 54
33
Siti Muslifah, ilmu falak teori dan praktik, 54
15
untuk umat islam. Telah di ungkap menurut imam syafi’i kitab al umnya
bahwa masjid suci merupakan ka’bah (baitullah) sebagai tempat tujuan
kiblat, maka setiap manusia terutama umat islam wajib menghadap rumah
suci tersebut setiap melaksanakan suatu kegiatan beribadah seperti shalat
fardhu, sunnah, jenazah, dan setiap manusia sujud syukur dan tilawah.
Untuk arah kiblat di Indonesia yaitu arah barat dan bergeser 24 derejat ke
utara, maka harus menghadap arah tersebut dan tidak boleh miring arah
kanan dan kiri kiblat tersebut.34
Kedua, Menurut pendapat Hanafiyah dan malikiyah.
Dalam pendapat kedua ulama tersebut bahwasanya hal yang wajib
adalah jihhatul ka’bah setiap orang yang menyaksikan secara langsung
ka’bah harus menghadapnya pada ka’bah, tetapi jika keberadaan seorang
jauh dari tempat ka’bah maka cukup dengan menghadap ke arahnya saja
(tidak sama persis) jadi menurut persangkaannya saja maka disanalah
kiblat, dia menghadap kearah kiblat tersebut tidak sama persis. 35 Maka
dengan ini berdasarkan firman Allah : فو ّل وجهك شطر المسجد الحرام
Maka dengan ayat diatas menyatakan, jika ada orang melakukan
sholat menghadap salah satu sisi bangun masjidil haram maka memenuhi
sesuai dengan perintah ayat tersebut, dalam menghadap kiblat bisa ke
bangunan atau ainul ka’bah.36 Dengan ini juga mendasari pada surat ayat
Al Baqarah ayat 144 yang artinya “dan dimana saja kamu berada,
palingkanlah wajahmu ke arahnya.” Maka cukup menghadap ke arahnya.
Dan juga menggunakan dalil hadist nabi yang di riwayatkan oleh ibnu
Majah dan tirmidzi yang artinya “Arah antara timur dan barat adalah
kiblat.”37
Bahwa dari beberapa perbedaan pendapat dalam arah kiblat ainul
kiblat dan jihadultul kiblat menurut mazhab ini merupakan suatu
perbedaan dalam menentukan arah kiblat. Dan di Indonesia yang berada
34
Abi Abdullah Muhammad bin Idris Asy Syafi’I, Al Um, t.t 224
35
Siti Muslifah, ilmu falak teori dan praktik, 55
36
Muhammad Ali As Shabuni, op.cit, 82
37
Muhammad Ali As Shabuni, op.cit, 82
16
jauh dari arah ka’bah dalam geografis merupakan suatu persoalan besar
bagi umat untuk menentukan kiblat, Maka masyarakat yang mayoritas
islam dari berbedaan ulama besar dapat menentukan arah kiblat dengan
menggunakan pendapat ulama besar sebagai impelementasi untuk
menetapkan arah kiblat yaitu ainul kiblat dan jihatul kiblat dengan contoh
gambaran yang diterapkan di masjid atau di musshola sebagai berikut :
17
Dengan gambar di atas dapat diketahui bahwasannya tempat masjid kedua
tersebut dengan bentuk ruang seperti serambi mekkah menggunakan ainul kiblat
dan untuk arah kiblat itu jihatul kiblat, karena sesuai dengan data informasi bahwa
di jember di temukan arah yang bervariasi anatara 270 - 294º dengan secara
geografis wilayah terletak pada 113º42 buju timur 810 lintang selatan Makkah
dan terlatal pada 39º50 bujur timur dan lintang utara selisih 21º25.38
KESIMPULAN
38
Sri Sukmawati, “Penentuan Arah Kiblat untuk Kota Jember,” Univesitas jember : 1 Juli
2009, https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/100516.
18
Kedua, dengan pendapat ulama yang sama yang berdasarkan al-quran dan
hadits dalam diskursus mazhab syafi’I bahwa dalam menghadap arah kiblat
menggunakan ainul kiblat. Karena cukup menghadapkan wajahnya ke arah ka’bah
sebagai salah satu bentuk syarat sahnya wajib sholat, sedangkan dalam Hanafi
berbendapat yang sama dalam menghadap kiblat yaitu ka’bah sebagai arah kiblat
umat islam tetapi jika berada wiliyah geografis yang berbeda jauh maka cukup
menggunakan jihatul kiblat dalam garis lurus untuk menghadap negara arab.
DAFTAR PUSTAKA
“Akurasi Arah Kiblat Masjid dengan Metode Bayang-Bayang Kiblat (Studi Kasus di
Kabupaten Garut) - Walisongo Repository.” Diakses 21 Mei 2023.
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19/.
AMALA, AHSANU. “STUDI ANALISIS BULAN SEBAGAI OBJEK PENENTUAN RAS {DU
AL-QIBLAH GLOBAL SKRIPSI,” t.t.
Budiwati, Anisah. “Fiqh Hisab Arah Kiblat: Kajian Pemikiran Dr. Ing Khafid dalam
Software Mawāqit.” Unisia 36, no. 81 (2014): 97–111.
Dewi, Nurfitria, dan Jamal Mirdad. “Perubahan Perilaku Sosial Jamaah Tarekat
Naqsyabandiyah Khalidiyah.” Proceedings IAIN Kerinci 1, no. 1 (20
Februari 2023): 183–99.
Fr, M. Aljundi, Yose Rizal, dan Imbardi. “KONSEP ARSITEKTUR ISLAMI PADA
PERANCANGAN MASJID ISLAMIC CENTER KOTA PEKANBARU.” Jurnal
Arsitektur : Arsitektur Melayu Dan Lingkungan 10, no. 1 (12 Januari 2023):
48–61.
19
Jayusman, Djusar bin Narullah. “Sinopsis Disertasi PEMIKIRAN ILMU FALAK KYAI
NOOR AHMAD SS.” Doctoral, UIN RADEN INTAN LAMPUNG, 2023.
http://repository.radenintan.ac.id/28049/.
Kurniawan, Kurniawan. “Respon masyarakat terhadap arah kiblat ketika salat
idhul fitri di lapangan: studi kasus di desa Wora Kecamatan Wera
kabupaten Bima.” Udergraduate, UIN Mataram, 2022.
http://etheses.uinmataram.ac.id/3586/.
Muhajir, Muhajir. “PENYULUHAN DAN PELATIHAN ARAH KIBLAT DALAM
PENGEMBANGAN FIKIH SAINS ASTRONOMI BAGI TAKMIR MASJID PADA
DAERAH PEGUNUNGAN.” ABDI KAMI: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat 6, no. 1 (28 Februari 2023): 060–068.
https://doi.org/10.29062/abdi_kami.v6i1.1848.
Putra, Rizak Hirda. “Perubahan arah kiblat Masjid Al-Falah Desa Klagenserut
Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun ditinjau dengan metode segitiga
bola dan teori Imam Nawawi.” Undergraduate, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim, 2020. http://etheses.uin-malang.ac.id/21401/.
Qistina, Zaimatul. “Akurasi Aplikasi Android Muslim Pro Dalam Menunjukkan
Arah Kiblat Masjid-Masjid Di Kecamatan Pamulang.” BachelorThesis,
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2022.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/67179.
Sukmawati, Sri. “Penentuan Arah Kiblat untuk Kota Jember,” 1 Juli 2009.
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/100516.
Syaputri, Wulan, dan Dhiauddin Tanjung. “PERAN ILMU FALAK DALAM
MENENTUKAN ARAH KIBLAT.” Al-Usrah : Jurnal Al Ahwal As Syakhsiyah 9,
no. 2 (21 November 2022). https://doi.org/10.30821/al-usrah.v9i2.13528.
“Tafsir al-qur’an, https://tafsiralquran.id/tafsir-surat-al-baqarah-ayat-144-150/ -
Penelusuran Google.” Diakses 2 Mei 2023.
https://www.google.com/search?q=Tafsir+al-qur%E2%80%99an
%2C+https%3A%2F%2Ftafsiralquran.id%2Ftafsir-surat-al-baqarah-ayat-
144-150%2F&oq=Tafsir+al-qur%E2%80%99an%2C+https%3A%2F
%2Ftafsiralquran.id%2Ftafsir-surat-al-baqarah-ayat-144-
150%2F&aqs=chrome..69i57.1220j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8.
“ المكتبة الشاملة- التوجه إلى الكعبة في الصالة- كتاب روائع البيان تفسير آيات األحكام- 123ص.”
Diakses 1 Mei 2023. https://shamela.ws/book/12347/101.
Siti Muslifah, M.S.I, Ilmu Falak Teori dan Praktik arah kiblat, (Jember : AL-
bidayah tegal kaliwates, 2022
20