Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KLIMATOLOGIS DAN GEOGRAFIS TERHADAP

TEMPAT RUKYATULHILAL YANG IDEAL


(STUDI KASUS TERHADAP MARKAZ LERENG GUNUNG PANDAN
KECAMATAN SARADAN KABUPATEN MADIUN)

A. Latar belakang
Penetapan awal bulan kamariah merupakan hal yang cukup penting
dalam kaitanya dengan pelaksanaan ibadah, khususnya dalam penentuan
awal bulan Ramadhan, bulan Sawal, bulan Dzulhijjah dan bulan
Muharram. Karena hal tersebut sangat penting bagi umat Islam apalagi di
tengah-tengan masyarakat islam yeng terdiri atas berbagai unsur madhab
dan metode yang tidak seragam dalam penetapan awal bulan kamariah
khususnya umat islam di Indonesia.1 Di indonesia sendiri sering terjadi
perbedaan dalam penetapan awal bulan kamariah, hal tersebut disebabkan
karena ada dua madhab dalam hal fiqih hisab rukyah selalu disimbolkan
pada dua organisasi kemasyarakatan Islam di Indonesia. Dimana Nahdlatul
Ulama’ secara institusi disimbolkan sebagai Madhab Rukyah, sedangkan
Muhammadiyah secara institusi disimbolkan sebagai Madhab Hisab,
sehingga persoalan yang semestinya mudah dipecahkan ini menjadi sulit
ketika menjelang penetapan awal bulan-bulan tersebut.2
Hisab sendiri adalah ilmu perhitungan untuk mengetahui
kedudukan Matahari dan Bulan sebagai penentu waktu-waktu ibadah
khususnya perhitungan awal Bulan. Patut diketahui, bahwa hasil hisab
yang benar akan bisa dibuktikan dengan rukyah yang benar karena yang
menjadi objek keduanya sama yaitu hilal. Dengan itu hisab mempunyai
kelebihan dan kekurangan dalam melakukan perhitungan awal Bulan
hijriyah. Kelebihan hisab yaitu dapat menentukan posisi Bulan,
menentukan kapan terjadinya ijtimak, dan membuat kalender hijriyah

1
Watni Marpaung, Pengantar Ilmu Falak (Jakarta: Prenadamedia, 2015), 89.
2
Kementrian Agama, Ilmu Falak Praktik, (Jakarta Pusat: Sub Direktor Pembina Syariah
dan Hisab Rukyat Direktor Urusan Agama Islam & Pembinaan Syariah Direktor Jendral
Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2013), 95

1
2

tahunan secara jelas dan pasti. Sedangkan kelemahan hisab yaitu memiliki
banyak metode-metode dalam sistem perhitungan, yang mengakibatkan
hasilnya berbeda-beda, sehingga dalam menetapkan awal bulan kamariah
selain menggunakan upaya hisab ada juga yang melakukan upaya
rukyatulhilal.
Rukyatulhilal sendiri ialah melihat cahaya yang berbentuk
lengkung tipis pada permukaan Bulan di ufuk sebelah barat setelah
Matahari terbenam. Rukyatulhilal ini dilakukan dengan menggunakan
mata telanjang atau dengan alat bantu untuk melihat keberadaan hilal.
Pengamatan hilal menggunakan metode rukyat dinilai cermat,
sebab langsung mengamati fenomena yang ada di lapangan. Tetapi dalam
melaksanakan observasi hilal, banyak sekali kesulitan-kesulitan yang
menghambat penglihatan hilal secara visual, seperti kondisi cuaca yang
tidak selalu cerah, ketinggian hilal dan Matahari, jarak antara Bulan dan
Matahari, kondisi atmosfer Bumi, kualitas mata pengamat, kualitas alat
untuk pengamat, kondisi psikologis pengamat (perukyat), waktu dan biaya
transportasi.
Tempat rukyatulhilal yang ideal memiliki beberapa kriteria yang
dijadikan tolok ukur untuk menguji kelayakan suatu tempat pengamatan.
Ada kriteria utama dan kriteria tambahan. Kriteria utama adalah kriteria
yang berpengaruh langsung terhadap dapat atau tidaknya dilakukan rukyat
yakni, kondisi geografis, cuaca dan atmosfer. Kriteria tambahan adalah
kriteria yang tidak berpengaruh langsung terhadap hasil rukyat berupa
aksesabilitas tempat dan ketersediaan fasilitas.
Salah satu tempat yang digunakan untuk rukyatulhilal di madiun
adalah lereng gunung pandan kecamatan saradan kabupaten madiun, yang
mana tempat ini telah digunakan kurang lebih selama 6 tahun sebagai
tempat rukyatulhilal. Berdasarkan subdit Hisab Rukyat dan Syariah
Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementrian
Agama Republik Indonesia tahun 2022, daftar lokasi pelaksanaan
pemantauan hilal penetapan awal Ramadlan tahun 1443 H/2022 M di jawa
3

timur yaitu Bukit Condrodipuro (Gresik), Pantai Sunan Drajat / Tanjung


Kodok (Lamongan), Bukit Banyu Urip (Tuban), Ponpes Bayat Al Hikmah
Pasuruan, Lereng Gunung Pandan Madiun, Bukit Wonocolo Bojonegoro,
Pelabuhan Baru Probolinggo, Pantai Duta Bojonegoro, Pantai Bawean
Gresik, Ponpes Ibnu Syatir Ponorogo, Bukit Gumuk Klasi Indah
Banyuwangi, Pantai Pancur Alas Purwo Banyuwangi, Pantai Serang
Blitar, Bukit Wonotirto Blitar, Pantai Sapo Sumenep, Pantai Kalisangka
Sumenep, Pantai Taneros Sumenep, Pantai Nyamplong Kobong Jember,
Gunung Sadeng Jember, Pantai Srau Pacitan, Pantai Kasap Pacitan, Pantai
Gebang Bangkalan, Ponpes Mambaul Ma'arif Jombang, Menara Masjid
AlHidayah Kediri, Helipad AURI Ngliyep Malang, Pantai Pecinan
Situbondo, Pantai Ambat Tlanakan Pamekasan.
Lokasi rukyatulhilal di lereng Gunung Pandan berada diwilayah
kelurahan tulung, kecamatan saradan, kabupaten madiun, 10 kilometer
arah utara dari pusat kabupaten madiun. Lereng gunung yang dijadikan
lokasi rukyatulhilal terletak pada titik koordinat -729'23,6" LS dan
11142'53,3" BT dengan ketinggian 147 meter di atas permukaan laut
(Mdpl). Lokasi yang digunakan untuk pengamatan hilal ini berada di
wilayah kawasan hutan jati yang dimiliki oleh Perusahaan Umum Kehutan
Negara (PERHUTANI). Sarana transportasi dipakai untuk menuju ke
lokasi Rukyatulhilal dengan memakai kendaraan pribadi seperti mobil atau
motor.
Pertama kali pelaksanaan observasi hilal di lereng gunung pandan
yaitu pada penentuan awal bulan Ramadhan 1438 H. Kegiatan itu dihadiri
oleh pejabat Kementrian Agama, Pengadilan Agama, Pemerintahan
Kabupaten Madiun serta melibatkan Badan Hisab Rukyat (BHR)
Kabupaten Madiun. Pada saat pelaksanaan tersebut tim dari Badan Hisab
Rukyat (BHR) dan Kementian Agama (Kemenag) kabupaten madiun tidak
berhasil melihat hilal, di karenakan kurangnya fasilitas umum yang
memadai, seperti bangunan yang digunakan untuk rukyatulhilal.
4

Alasan penulis melakukan penelitian di Lereng Gunung Pandan-


Madiun adalah untuk mengetahui bagaimana rukyat yang dilaksanakan di
Lereng Gunung Pandan-Madiun. Kemudian penulis melihat dari sisi
geografisnya dan iklim yang ada, karena Lereng Gunung Pandan
merupakan lokasi pemantauan hilal yang dikeluarkan oleh Kementrian
Agama Republik Indonesia, penulis meneliti bagaimana tingkat kelayaka
Lereng Gunung Pandan-Madiun dilihat dari prespektif Klimatologis dan
Geografis.
Berdasarkan paparan latar belakang di atas penulis ingin mengulas
lebih dalam lagi terutama mengenai kriteria ideal untuk tempat
pengamatan bulan. Oleh karenanya penulis ingin membahas lebih dalam
dalam bentuk skripsi dengan mengambil judul “Analisis Klimatologis
dan Geografis Terhadap Tempat Rukyatulhilal Yang Ideal (STUDI
KASUS TERHADAP MARKAZ LERENG GUNUNG PANDAN
KECAMATAN SARADAN KABUPATE MADIUN)”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dasar pertimbangan penggunaan Lereng Gunung Pandan-
Madiun sebagai tempat Rukyatulhilal?
2. Bagaimana tingkat kelayakan Lereng Gunung Pandan Kecamatan
Saradan Kabupaten Madiun sebagai tempat rukyatulhilal berdasarkan
analisis klimatologis dan geografis?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dasar pertimbangan penggunaan Lereng Gunung
Pandan-Madiun sebagai tempat Rukyatulhilal
2. Untuk mengetahui kelayakan Lereng Gunung Pandan Kecamatan
Saradan Kabupaten Madiun sebagai tempat Rukyatulhilal.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah dan memberikan wawasan dalam memperkaya
khazanah keilmuan tentang kriteria yang ideal untuk tempat
melaksanakan rukyatulhilal.
5

b. Dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan oleh


penulis dapat memberikan kontribusi pengetahuan atau teori bagi
Fakultas Syariah Jurusan Hukum Keluarga Islam tentang kriterian
tempat rukyatulhilal yang ideal.
c. Sebagai bahan pustaka atau referensi bagi peneliti selanjutnya.
2. Manfaat praktis
a. Penelitian ini dibuat sebagai syarat untuk memenuhi dan
melengkapi syarat-syarat serta memperoleh gelar sarjana Starta
Satu (S1) pada Fakultas Syariah bidang Hukum Keluarga Islam di
IAIN Ponorogo.
b. Penelitin ini diharapkan dapat menjadi referensi pada masyarakat
pada umumnya dan khususnya kepada mahasiswa tentang kriteria
yang ideal untuk tempat melaksanakan rukyatulhilal
c. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan
atau dikembangkan lebih lanjut terhadap penlitian yang sejenis.
E. Telaah pustaka
Untuk melengkapi pengajuan penelitian ini, maka kami menggunakan
karya ilmiah terdahulu tentang tempat Rukyatulhilal, diantaranya:
Pertama Penelitian ilmiah karya Muhammad Furqon Ahsani yang
berjudul “Analisa Kriteria Kelayakan Pos Observasi Bulan/POB Rukyah
Al-Hilal (Studi Analisis Terhadap POB Gunung Sekekep Kecamatan
Pulung Kabupaten Ponorogo)” yang membahas mengenai kelayakan
suatu tempat untuk observasi bulan. Adapun rumusan masalahnya yakni,
Bagaimana suatu tempat dapat dikatakan layak atau ideal untuk menjadi
Pos Observasi Bulan/POB rukyah al-hilal? dan Apakah Gunung Sekekep
di Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo sudah dapat dikatakan layak
dan ideal untuk dijadikan Pos Observasi Bulan/POB?3
Dalam penelitian Muhammad Furqon dan penelitian penulis
terdapat persamaan dan perbedaan. persamaan dalam penelitian ini yaitu
3
Muhammad Fuurqon Ahsani, Analisa Kriteria Kelayakan Pos Observasi Bulan/POB
Rukyah Al-Hilal (Studi Analisis Terhadap POB Gunung Sekekep Kecamatan Pulung Kabupaten
Ponorogo) skripsi (Ponorogo: Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2021)
6

dari segi meneliti lokasi Rukyah Al-Hilal, sedangkan untuk perbedaanya


yaitu pada tempat penelitian. Muhammad Furqon yang dijadikan tempat
penelitian adalah Gunung Sekekep, Kecamatan Pulung, Kabupaten
Ponorogo. Sedangkan penulis yang dijadikan tempat penelitian adalah
Lereng Gunung Pandan, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun.
Kedua Penelitian Ilmiah karya Nofran Hermuzi yang berjudul “Uji
Kelayakan Bukit Cermin Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau
Sebagai Tempat Rukyatulhilal(Analisis Geografis, Meteorologis Dan
Klimatologis)” penelitian ilmiah ini membahas mengenai kelayakan
tempat Rukyatul Hilal di Provinsi Kepulauan Riau. Adapun rumusan
masalahnya yakni Apa yang menjadi dasar pertimbangan penggunaan
Bukit Cermin Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau sebagai
tempat rukyatulhilal? Bagaimana tingkat kelayakan Bukit Cermin Kota
Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau sebagai tempat rukyatulhilal
berdasarkan analisis geografis, meteorologis dan klimatologis?4
Dalam penelitian Nofran Hermuzi dan penelitian penulis, terdapat
persamaan dan perbedaan. Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-
sama meneliti kelayakan tempat Rukyatul Hilal. Sedangkan untuk
perbedaanya yaitu pada tempat penelitian yang Nofran Hermuzi
melakukan penelitian di Bukit Cermin Kota Tanjungpinang Provinsi
Kepulauan Riau sedangkan penulis meneliti di Lereng Gunung Pandan
Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun, perbedaanya juga terdapat pada
teori yang digunakan dalam penelitian, yang mana Nofran Hermuzi
menggunakan teori geografis, meteorologis dan klimatologis sedangkan
penulis menggunakan teori astronomi geografis.
Ketiga penelitan ilmiah karya Kiki Bernita Oktaviani yang berjudul
“Kelayakann pantai nyamplong Kobong Gumukmas Jember sebagai
tempat Rukyat Al-Hilal”. Penelitian Kiki Bernita Oktaviani. Adapun
rumusan masalah yakni, latar belakang pantai Nyamplong Kobong
4
Nofran Hermuzi, Uji Kelayakan Bukit Cermin Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan
Riau Sebagai Tempat Rukyatulhilal(Analisis Geografis, Meteorologis Dan Klimatologis) skripsi
(Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo, 2018)
7

Gumukmas sebagai tempat Rukyat Al-hilal dan tingkat kelayakan pantai


pantai Nyamplong Kobong Gumukmas sebagai tempat Rukyat Al-hilal.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan field Research. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pantai
nyamplong Kobong Gumukmas Jember, kurang layak dijadikan sebagai
tempat rukyat al-hilal, karena masih ada beberapa faktor yang belum
terpenuhi sebagai tempat rukyat al-hilal yang ideal, yaitu kurangnya
fasilitas pendukung seperti alat bantu dan adanya kabut serta akses untuk
menuju Pantai yang sulit dijangkau.5
Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas, maka dapat diketahui
bahwa penelitian yang akan dilakukan memiliki perbedaan yakni mengacu
pada tempat penelitian. Kiki Bernita Oktaviani mengambil latar belakang
tempat di pantai Nyamplong Kobong Gumuk mas, sedangkan penulis
mengambil latar belakang tempat di Lereng gunung Pandan Kecamatan
Saradan Kabupaten Madiun.
F. Kajian Teori
1. Konsep Klimatologi dan Geografis Tempat Rukyatulhilal
Dalam pelaksanaan rukyatulhilal para perukyat harus mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan rukyatulhilal. Sebab
faktor-faktor tersebut menjadikan tolak ukur untuk menguji kelayakan
suatu tempat pengamatan. Dalam bahasan ini penulis akan mencoba
memamparkan tentang rukyatulhilal dalam tinjauan Klimatologi dan
Geografis.
a. Klimatologis
Klimatologis merupakan subdisiplin dari ilmu atmosfer.
Klimatologi berfokus pada perubahan atmosfer yang dapat
mengubah iklim dunia.6 Klimatologi merupakan ilmu yang
mempelajari iklim melalui studi atmosfer pada wilayah

5
Kiki Bernita Oktaviani, “Kelayakann pantai nyamplong Kobong Gumukmas Jember
sebagai tempat Rukyat Al-Hilal “skripsi (Jember: IAIN Jember,2015)
6
Dwiyono Hari Utomo, Meteorologi Klimatologi, (Yogyakarta: Magnum Pustaka
Utama, 2018) 3-4
8

tertentu, untuk periode tertentu (30 tahun), dan berdasarkan


data iklim. Klimatologi berasal dari kata klima dan logos.
Klima berarti inklinasi (lintang), dan logos berarti ilmu. Jadi
klimatologi adalah ilmu yang mendeskripsikan dan
menjelaskan iklim dan alamiah (nature of climate), mengapa
terjadi perbedaaan dari wilayah satu ke wilayah lain, dan
bagaimana relasi antar lingkungan alam dan aktivitas manusia.
Iklim mempelajari variasi iklim dan distribusinya di permukaan
bumi. Iklim sebagai perjalanan keadaan cuaca atau keseluruhan
dari gejala cuaca di daerah tertentu sepanjang tahun atau
keteraturan keadaaan udara untuk periode yang lama.7 Keadaan
udara yang di maksud meliputi gabungan unsur-unsur cuaca
seperti suhu, kelembapan, tekanan udara, angin, awan, dan
hujan.8
b. Geografis
Kondisi geografis adalah faktor medan yang mempengaruhi
keberhasilan rukyatulhilal. Tempat parameter yang baik untuk
melakukan rukyat terbagi menjadi beberapa varian diantaranya
yaitu:
 Ketinggian tempat
 Luas pandang yang bebas ke arah ufuk
 Fasilitas

Dari penjelasan di atas kita ketahui bahwa pelaksanaan rukyat


hilal sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Tidak hanya dari
segi perhitungan, kita juga harus meperhatikan teknis dan
keadaan alam sekitar serta iklim yang baik untuk pengamatan.

7
Ibid., 11.
8
Ibid., 3.
9

G. Metode penelitian
1. Jenis dan pendekatan penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu
suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang terjadi
di masyarakat kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-
faktor yang menyebabkan kejadian tersebut.9 Analisis dalam penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif yang lebih menekankan
analisanya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif.10
2. Kehadiran peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti merupakan aktor sentral. Peneliti
sebagai pengumpul data melalui wawancara dan observasi, sementara
instrumen selain itu sebagai pendukung saja. Peneliti merupakan
partisipan penuh/lengkap dalam melakukan penelitian ini.
3. Lokasi penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan peneliti dalam
melakukan penelitiannya untuk memperoleh data-data yang
diinginkan. Penelitian ini dilakukan di Lereng Gunung Pandan
Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun. Alasan peneliti melakukan
penelitian di tempat tersebut adalah untuk mengetahui kelayakan
tempat rukyatulhilal yang berada di Kabupaten Madiun.
4. Data dan Sumber Data
a. Data
Data adalah fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti
untuk kepentingan memecah atau menjawab pertanyaan
penelitian.11 Adapun data-data yang diperlukan untuk memecah
masalah penelitian, maka peneliti membutuhkan data-data sebagai
berikut:

9
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009), 26.
10
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006), 261.
11
Sandu Siyoto, Dasar Metodelogi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing,
2015), 58.
10

a) Sejarah penggunaan tempat rukyatulhilal di Lereng Gunung


Pandan Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun.
b) Kondisi atmosfer di sekitaran Lereng Gunung Pandan
Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun
c) Kondisi ketinggian serta kondisi ufuk pada tempat
rukyatulhilal di Lereng Gunung Pandan Kecamatan
Saradan Kabupaten Madiun.
b. Sumber Data
Sumber data penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis
sumber data yaitu data primer dan data sekunder.
a) Data Primer
Data primer merupakan data yang hanya dapat diperoleh
peneliti dari sumber asli. Data primer dalam penelitian ini
bersifat field research, yakni didapatkan secara langsung dari
sumber yang dikumpulkan secara khusus dan tentu saja
berhubungan langsung dengan data yang diteliti. Data primer
dalam penelitian ini adalah tempat rukyatulhilal nya itu sendiri.
Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu
dengan melakukan observasi di lapangan secara langsung.
b) Data Sekunder
Data sekunder ini digunakan sebagai pendukung data
primer dan menekankan pada kualitas dan kesesuaian. Dalam
penelitian ini penulis mengambil data dari wawancara terhadap
penggiat falak khususnya di wilayah madiun, kementrian
agama Kabupaten Madiun, bahan tertulis, buku-buku, dan
jurnal ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini.
11

5. Teknik Pengumpulan Data


a. Teknik Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek
penelitian. Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan terhadap
obyek di tempat terjadinya peristiwa. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan observasi langsung terhadap tempat penelitian di
lapangan dan dilakukan pencatatan terhadap beberapa data yang
diperoleh.
b. Wawancara
Wawancara merupakan pertemian dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara
juga bisa diartikan sebagai suatu bentuk komunikasi verbal jadi
semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.12
Wawancara yang dilakukan peneliti adalah dengan
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan fokus penelitian.
Dengan wawancara tersebut didapatkan data-data yang relevan dan
maksimal. Dalam penelitian ini Peneliti melakukan wawancara
dengan penggiat falak yang berada di wilayah Kabupaten Madiun.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Pada penelitian ini peneliti mengambil
dokumentasi berupa dokumen hasil pelaksanaan rukyatulhilal di
tempat tersebut.
6. Analisis data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis model
Milles and Huberman. Milles and Huberman mengemukakan bahwa
aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

12
S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah) (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 113.
12

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya


sudah jenuh.13
Aktivitas dalam analisis data yaitu:
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,
dicari tema dan polanya.14 Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
b. Data Display (Penyajian Data)
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel,
grafik, phie chart, pictogram dan sejenisnya. Melalui
penyajian data, maka data akan terorganisasikan, tersusun
dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah
difahami. Dalam hal ini penulis menggunakan penyajian
data model Milles and Huberman yang menyatakan bahwa
yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif.15
c. Conclusion Drawing (Verification)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah
ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu
objek yang sebelumnya masih remangremang atau gelap
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa
hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.16
7. Pengecekan Keabsahan Data

13
Ibid., 246.
14
Ibid., 247.
15
Ibid., 249.
16
Ibid., 253.
13

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari


konsep keahlian (validitas) dan keandalan (reliabilitas), kepercayaan
keabsahan data dilakukan dengan pengecekan menggunakan teknik
pengamatan yang ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang relevan
dengan persoalan yang sedang dicari.
8. Tahab Penelitian
Penelitian dilakukan dengan tahapan-tahapan yang ditempuh
peneliti diantaranya:
1) Tahap pra-lapangan, penyusunan rancangan penelitian,
menentukan lokasi penelitian, melakukan izin penelitian,
meninjau dan menilai keadaan lapangan, menyiapkan
perlengkapan penelitian.
2) Tahap lapangan, memahami dan persiapan diri untuk
memasuki lapangan serta pengumpulan data.
3) Tahap analisa data, analisa sebelum dan sesudah
pengumpulan data.
4) Tahap penulisan hasil laporan penelitian.
H. Sistematika Pembahasan
Laporan hasil penelitian disusun menjadi tiga bagian utama, yaitu
bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Untuk memudahkan
penyelesaian skipsi yang fokus, terarah, dan sistematis, maka peneliti
mengklasifikasi garis besar materi dengan lima bab pembahasan.
Sistematika dan pembahasan penelitian sebagai berikut:
Bab I pendahuluan, merupakan gambaran pengetahuan secara
umum tentang arah penelitian yang meliputi: latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, telaah pustaka,
metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab II konsep klimatologis dan geografis tempat rukyatulhilal,
merupakan serangkaian landasan teori yang akan digunakan untuk
menjelaskan dan mendeskripsikan objek penelitian. Pada bab ini
peneliti akan menjelaskan tentang pengertian rukyatulhilal, dasar
14

hukum rukyatulhilal, pandangan ulama tentang rukyatulhilal, faktor


yang mempengaruhi keberhasilan rukyatulhilal dan konsep
klimatologis dan geografis tempat rukyatulhilal.
Bab III lereng gunung pandan kecamatan saradan kabupaten
madiun sebagai tempat rukyatulhilal, berisi paparan data yang meliputi
profil lereng gunung pandan, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun,
sejarah penggunaan Lereng Gunung Pandan Kecamatan Saradan
Kabupaten Madiun sebagai tempat observasi hilal dan kondisi
klimatologis serta letak geografis Lereng Gunung Pandan Kecamatan
Saradan Kabupaten Madiun.
Bab IV analisis kelayakan tempat di Lereng Gunung Pandan
Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun dalam perspektif klimatologis
dan geografis, adapun bab ini merupakan analisis penulis terhadap
pertimbangan penggunaan Lereng gunung Pandang sebagai tempat
pelaksanaan rukyatulhilal dan analisis tingkat kelayakan lereng gunung
pandan sebagai tempat rukyatulhilal yang ideal.
Bab V penutup, Bab ini merupakan bab terakhir dari penelitian
yang berisi kesimpulaan dari uraian-uraian yang telah dibahas dalam
keseluruhan penelitian serta saran dan penutup.

I. Daftar Pustaka Sementara


15

Referensi Buku
Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, Pengantar Ilmu Falak Teori, P raktik,
dan Fikih, Depok: Rajawali Pers, 2018

Dwiyono Hari Utomo, Meteorologi Klimatologi, Yogyakarta: Magnum


Pustaka Utama, 2018.

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif,


Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.

Kementrian Agama, Ilmu Falak Praktik, Jakarta Pusat: Sub Direktor


Pembina Syariah dan Hisab Rukyat Direktor Urusan Agama Islam
& Pembinaan Syariah Direktor Jendral Bimbingan Masyarakat
Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2013.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2009.

S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah) Jakarta: Bumi Aksara,


1996.

Sandu Siyoto, Dasar Metodelogi Penelitian, Yogyakarta: Literasi Media


Publishing, 2015.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantittif, Kualitatif dan R & D, Bandung:


Alfabeta, 2015.

Watni Marpaung, Pengantar Ilmu Falak, Jakarta: Prenadamedia, 2015.

Referensi Jurnal dan Karya Ilmiah


Kiki Bernita Oktaviani, Kelayakann pantai nyamplong Kobong
Gumukmas Jember sebagai tempat Rukyat Al-Hilal. skripsi
Jember: IAIN Jember,2015.

Muhammad Fuurqon Ahsani, Analisa Kriteria Kelayakan Pos Observasi


Bulan/POB Rukyah Al-Hilal (Studi Analisis Terhadap POB
Gunung Sekekep Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo) skripsi
Ponorogo: Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2021.

Siska Anggraeni, Kelayakan Pantai Segolok-Batang Sebagai Tempat


Rukyatul Hilal Ditinjau Dari Perspektif Geografi dan Klimatologi.
skripsi Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo, 2019

Anda mungkin juga menyukai