Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENELITIAN

KEHIDUPAN SEORANG MUALAF SETELAH MEMILIH MENGANUT AGAM ISLAM


PADA PENGAJIAN AL HILAL KOTA BANDA ACEH

Dosen Pengampu :
Khairulyadi, S.Ag., MHSc (197705302010121001)

Di susun oleh :
Kelompok 6
Peni Purnama Sari 2110101010085
Zaskia Ramadani 2210101010070
Dimas Ridwan Maulana 2210101010087
Rida Rihadil Miska 2210101010069

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA 2023
BAB 1

A. Latar Belakang
Muallaf dapat di maknai sebagai sebutan bagi orang-orang
non-muslim yang mempunyai harapan masuk Agama Islam atau orang yang
masuk Islam. Dapat dikatakan muallaf sebagai orang yang mengalami perubahan
keyakinan dari keyakinan semula dengan masuk ke dalam agama Islam, atau
orang yang baru saja memeluk agama Islam Perpindahan Agama seringkali di rasakan
sebagai sebuah proses yang
sangat sulit bagi seseorang, karena jika seseorang berpindah Aagama maka di harapkan
dapat meninggalkan sebagian atau seluruh nilai sistem dalam keyakinan yang lama, dengan
kata lain di haruskan meninggalkankebiasaan Agama yang dianutnya dan memulai
keyakinan dengan Agama Islam sebagaiman yang sudah dijelaskan di dalam Al-Qur’an
dan Hadist. Sebagai mualaf terdapat hal-hal yang baru dengan konsekuensi berat yang
harus di hadapi, dari mulai dengan dihina,diasingkan, dan tindakan-tindakan fisik dan
mental yang akan di hadapi.
Dalil naqli menyebutkan bahwa secara kodrati, manusia memiliki fitrah untuk
beriman kepada Allah, tetapi karena faktor “lingkungan” maka fitrah tersebut bisa tidak
dikembangkan sebagaimana mestinya, melainkan menyimpang ke arah lain, karena faktor
lingkungan saja, naluriah dapat berubah, apalagi hasil dari pengaruh lingkungan. Tercermin
dalam hadits yang artinya sebagai berikut :
“Setiap orang dilahirkan ibunya dalam keadaan fitrah, setelah itu ayah ibunyalah
yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Maka jika orang tuanya Muslim, maka
anak akan menjadi Seorang Muslim” (HR. Muslim).

Di Kota Banda Aceh terdapat sebuah organisasi keagamaan yaitu Pengajian Al-Hilal yang
merupakan perkumpulan umat Islam, baik yang muslim sejak lahir maupun muallaf,
kemudian diresmikan pada tanggal 20 November 2021. Pengajian Al-Hilal didampingi
pembinaanya oleh forum saudara baru UIN Ar-Raniry dan yayasan P2MA. Serta merekrut
Relawan dari mahasiswa/I Universitas Syiah Kuala dan Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry untuk menjadi mentor di pengajian Al-Hilal, selain itu pengajian ini juga sering
dihadiri oleh pengurus Saudara Baru UIN Ar-Raniry Ibu Sakdiah, Ibu Rasyidah, Ibu Nurul
dan Ibu Zalikha, Prof Eka dan Ustad Abizar yang memberikan pendampingan serta motivasi
kepada Muallaf di pengajian Al-Hilal.
Menurut data anggota pengajian Muallaf Al-Hilal tahun 2020 sebanyak 69 Muallaf namun
yang aktif di pengajian Al-Hilal ada 45 Muallaf yang terdata untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada lampiran, jumlah Muallaf yang terus mengalami peningkatan awalnya pada tahun 2021
berjumlah 10 orang dan saat ini sudah 45 orang dari 45 Muallaf ada 36 orang dewasa dan 9
orang anak-anak, 75% telah menjadi Muallaf lebih dari 3 tahun 25% dibawah tiga tahun, ada
ragam persoalam yang dihadapi oleh Muallaf banyak dari mereka yang telah memeluk Islam
dianggap bahwa mereka telah memahami Islam dengan benar namun faktanya masih banyak
yang minim akan pengetahuan tentang Islam dan perlu pembinaan.

Hal tersebut mendorong peneliti untuk mengkaji lebih dalam bagaimana dakwah merespon
tentang Tantangan Dakwah Terhadap Pembinaan Muallaf di Kota Banda Aceh (Studi
Pengajian Al-Hilal Banda Aceh).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tantangan Dakwah Terhadap Pembinaan Muallaf di Pengajian Al-Hilal ?
2. Bagaimana Strategi Pengurus Dalam Menyelesaikan Tantangan Pembinaan Muallaf di
Pengajian Al-Hilal?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana tantangan dakwah terhadap pembinaan Muallaf pengajian
Al-Hilal.
2. Untuk mengetahui bagaimana Strategi pengurus dalam menyelesaikan tantangan
pembinaan Muallaf yang ada di pengajian Al-Hilal.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis.
2. Dapat memperoleh ilmu pengetahuan tentang kondisi sosial masyarakat baik terhadap
peneliti maupun para pembaca. Sebagai informasi awal dan dapat ditindak lanjut bagi
yang meneliti lebih jauh dan mendalam.
3. Manfaat Praktis
Bagi Peneliti penelitian ini menjadi inspirasi baru untuk terus memahami peristiwa apa
yang terjadi di masyarakat dan diharapkan dengan penelitian yang lakukan oleh peneliti
ini mampu memberikan sumbangsih pemikiran dan pengalaman praktis yang telah
dikaji selama proses penelitian berlangsu serta menambah literatur pada perpustakaan
mengenai Tantangan Dakwah Terhadap Pembinaan Muallaf di Pengajian Al-Hilal
Banda Aceh.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Sebagai penelitian awal, penelitian ini telah mengadakan penelitian kepustakaan atau
membaca berbagai literatur penelitian untuk membantu pelaksanaan penelitian lapangan ini.
penelitian yang di lakukan Abdillah dan M. Saleh Sjafe’i dengan penelitian”KONVERSI
AGAMA (STUDI FENOMENOLOGI PADA MUALAF TIONGHOA DI KOTA BANDA
ACEH)”. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis
yang berlokasi di Gampong Panteriek, Kecamatan Lueng Bata, Kota Banda Aceh. Lokasi ini
dipilih karena Gampong Panteriek merupakan tempat komunitas Tionghoa yang relatif besar
di Lingkungan Kota Banda Aceh dengan jumlah mualaf Tionghoa yang lebih banyak dari
daerah kawasan pecinaan lainnya sehingga peneliti menetapkan penelitian ini di Gampong
Panteriek.
Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
Pemilihan informan penelitian ditentukan dengan menggunakan purposive sampling. Informan
dalam penelitian ini terdiri dari lima orang mualaf Tionghoa. Metode pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan
dokumentasi.Teknik Analisa data berupa reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
penelitian ini memiliki keterbatasan dan kekurangan. peneliti sadar bahwa dalam penelitian ini
memiliki perbedaan dan persamaan dari segi Abdillah dan M. Saleh Sjafe’i memiliki
perbedaan kelembagaa, tempat penelitian dan metode yang di gunakan berbeda,sedangkan
persamaan dengan penelitian ini yaitu Teknik pengumpulan data wawancara dan melakukan
observasi dan menggunakan Teknik purposive sampling.
berdasarkan dari Kajian penelitian terdahulu di atas,terdapat persamaan dan
perbedaan.secara umum penelitian ini focus pada pembinaan muallaf ,peembinaan muallaf
dalam artian uuntuk menyempurnakan strategi yang mampu di lakukan uuntuk menjawab
kebutuhan para muallaf.

2.2 Landasan Teori


Penelitian ini dapat dikaitkan dengan teori solidaritas social oleh Emile
Durkheim.durkheim membagi solidaritas social menjadi dua tipe utama ,solidaritas mekanis
dan solidaritas organik.
1). solidaritas mekanis ini merujuk pada solidaritas dalam Masyarakat tradisional dimana
individu memiliki nilai nilai,norma normadan kepercayaan yang serupa dalam konteks
penelitian,kita dapat mengkaji bagaimana muallaf baruu mangalami penyesuaian dengan nilai
nilai dan norma norma baru dalam agama islam dan bagaimana hal ini mempengaruhi interaksi
social merreka dengan komunitas muslim.
2). solidaritas organik ini merujuk pada solidaritas dalam Masyarakat modern di mana
individu memiliki peran yang berbeda dalam spesialisasi pekerjaan dan fungsi social.kita dapat
meneliti bagaimana muallaf baru menyesuaikan diri dengan peran dan tanggung jawab baru
mereka dalam dalam Masyarakat muslim dan bagaimana mereka berinteraksi dengan berbagai
kelompok social di dalamnya.
3)integrasi social Durkheim juga menekankan pentingnya integrasi social dalam
Masyarakat.setelah menganut islam, muallaf dapat mengalami proses integrasi social dengan
komunitas muslim melalui partisipasi dalam kegiatan social ddan keagamaan yang
memungkinkan mereka merasa lebih terhubung dengan anggota lain dalam komunitas
tersebut.
dalam penelitian tentang kehidupan muallaf setelah menganut islam,kita dapat
menggunakan konsep konsep ini untuk memahami bagaimana solidaritas social berperan
dalam mengintregasikan muallaf ke dalam komunitas muslim dan bagaimana ini memengaruhi
perubahan dalam kehidupan mereka setelah konversi.

2.3 Landasan konseptual


Untuk mendukung penelitian tentang kehidupan muallaf setelah menganut Islam dengan
menggunakan landasan konseptual yang berkaitan dengan teori solidaritas sosial Emile
Durkheim, ada beberapa konsep konseptual yang dapat di pertimbangkan.
1).Solidaritas Sosial: Konsep utama yang harus Anda eksplorasi adalah solidaritas sosial itu
sendiri. Anda dapat mengkaji bagaimana konsep solidaritas sosial Durkheim (solidaritas
mekanik dan organik) berlaku dalam kehidupan sehari-hari muallaf setelah mereka menganut
Islam
2). Integrasi Sosial: Fokus pada integrasi sosial adalah penting. Bagaimana proses integrasi
sosial terjadi setelah konversi menjadi Muslim, dan apa implikasinya pada kehidupan mereka
dalam komunitas Muslim?
3). Norma-Norma dan Nilai-Nilai: Durkheim menekankan pentingnya norma-norma dan nilai-
nilai dalam menjaga solidaritas sosialAnda dapat menggali bagaimana muallaf menyesuaikan
diri dengan norma-norma dan nilai-nilai Islam, dan bagaimana hal ini memengaruhi identitas
dan integritas mereka.
4). Perubahan Identitas: Konversi agama seringkali berarti perubahan identitas yang signifikan.
Anda dapat menjelajahi bagaimana perubahan identitas ini mempengaruhi hubungan sosial
muallaf, baik dengan keluarga mereka yang bukan Muslim maupun dengan komunitas Muslim.
5). Ketergantungan Fungsional: Durkheim menyoroti ketergantungan fungsional dalam
masyarakat modern. Bagaimana muallaf memainkan peran mereka dalam komunitas Muslim
setelah konversi, dan sejauh mana ketergantungan fungsional ini mendukung integrasi mereka
dalam komunitas tersebut.
6. Solidaritas dan Konflik: Juga penting untuk mempertimbangkan apakah proses integrasi ini
menghasilkan solidaritas yang positif atau konflik dalam komunitas Muslim. Bagaimana
muallaf dan anggota komunitas Muslim yang sudah ada berinteraksi
Dengan menggunakan konsep-konsep ini sebagai landasan konseptual, Anda dapat
mengarahkan penelitian Anda untuk memahami peran solidaritas sosial dalam kehidupan
muallaf setelah menganut Islam dan implikasinya terhadap dinamika komunitas Muslim.
BAB 3

3.1 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian ini dilakukan di Pengajian Al Hilal Kota Banda Aceh, lokasi ini dipilih
karena ingin mengetahui seberapa banyak mualaf yang sudah bergabung di pengajian Al Hilal
ini, dan juga ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pengajian Al Hilal ini bagi
berkembangnya para mualaf di kalangan mahasiswa Kota Banda Aceh.

3.2 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
Pemilihan informan penelitian ditentukan dengan menggunakan purposive sampling. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa
observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik Analisa data berupa reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan.

3.3 Sumber Data


a) Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data pokok yang didapatkan untuk kepentingan
dalam penelitian ini. Sumber data primer diperoleh secara langsung dari sumber data aslinya
berupa wawancara, pendapat dari individu atau kelompok (orang) maupun hasil observasi dari
suatu objek, kejadian atau hasil pengujian. 21 Sumber data primer didapat langsung dari
melalui observasi serta wawancara yang dilakukan secara mendalam dengan informan dan
narasumber yang ada pada Pengajian Al Hilal Kota Banda Aceh.
b) Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan untuk menyelesaikan
masalah yang sedang dihadapi. Sumber data sekunder juga merupakan sumber data
tambahan atau data pelengkap yang sifatnya untuk melengkapi data-data utama. Dalam
penelitian ini data sekunder akan mendapatkan mengenai sejarah berdirinya pengajian Al Hilal
Kota Banda Aceh, tujuan, visi misi, struktur kepengurusan, dan lainnya.
3.4 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena penelitian ini menghasilkan data yang
digambarkan secara rinci dalam bentuk tulisan, bukan dalam bentuk angka-angka. Pendekatan
yang digunakan adalah fenomenologi yaitu sebuah disiplin ilmu dan studi inkuiri deskriptif
yang meletakkan perhatiannya pada studi atas penampakan, akuisisi pengalaman, dan
kesadaran. Fenomenologi, singkatnya, adalah studi mengenai pengalaman dan bagaimana
pengalaman tersebut terbentuk.
Pemilihan informan penelitian ditentukan dengan menggunakan purposive sampling. Informan
dalam penelitian ini terdiri dari lima orang mualaf Tionghoa. Metode pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan
dokumentasi. Teknik Analisa data berupa reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.

3.5 Teknik Penelitian


3.5.1. Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data
berupa observasi, wawancara dan dokumentasi.
3.5.1.1 Observasi
Pengamatan atau observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan
maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan
pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-
informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
3.5.1.2 Wawancara
Wawancara atau temu duga adalah kegiatan tanya-jawab secara lisan untuk memperoleh
informasi. Bentuk informasi yang diperoleh dinyatakan dalam tulisan, atau direkam secara
audio, visual, atau audio visual. Wawancara merupakan kegiatan utama dalam kajian
pengamatan.
3.5.1.3 Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi di
bidang pengetahuan, pemberian atau pengumpulan bukti dan keterangan seperti gambar,
kutipan, kliping, dan bahan referensi lainnya.
3.5.2 Teknik Analisa Data
Teknik Analisa data berupa reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
3.5.2.1 Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemustan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di
lapangan.
3.4.2.2 Penyajian Data
Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitian
yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
3.5.2.3 Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah sebuah cara yang dimaksudkan untuk manjelaskan apakah
hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak.
Daftar Pustaka
Aulia Nugrahani (2017) Bimbingan Agama IslamDalam Meningkatkan Kualitas
Keberagaman Mualaf Pada Center Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamis

Anda mungkin juga menyukai