Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL PSIKOLOGI AGAMA

PENDIDIKAN ISLAM MUALAF PEREMUAN


DI KAMPUNG LALANG

Dosen Pengampu :
Dr. Hariansyah M.Si

Oleh :

Marsilam (12001124)
Rahmawati Ulfa (12001097)

5C/PAI

PRODI STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
Abstrak

“PENDIDIKAN ISLAM MUALAF PEREMPUAN


DI KAMPUNG LALANG’’

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendidikan


Agama Islam bagi mualaf. Dan menguraikankan factor pendukung dan
penghambatnya beserta mengidentifikasi implikasinya. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan
analisis dan wawancara unruk mengetahui lebih lanjut tentang
pelaksanaan pendidikan agama islam bagi mualaf di Kampung Lalang.

Kata Kunci: pendidikan islam, mualaf peremupuan

Pendahuluan

Menjadi mualaf merupakan piliahan bagi seseorang. Proses


tersebut mengalami berbagai fase yang kadang menyulitkan dalam
pemenuhan keyakinan. Walaupun hidayah merupakan mutlak atas
Allah swt., namun fitrah dan akal manusia juga memiliki peran dalam
pengambilan keputusan untuk mengubah keyakinannya tersebut. Nabi
Muhammad saw. Pada tahun 8 H., Nabi Muhammad saw.
Perhatian islam terhadap mualaf salah satunya dikarenakan
kondisi maulaf itu sendiri. Ketika dan stelah masuk islam. Secara
umum, kondisi mualaf tersebut diuraikan sebagai berikut ; Pertama,
hiayah. Pintu hidayah merupakan mutlak atas kehendak Allah swt.
Meskipun hidayah adalah mutlak atas kehendak Allah, namun manusia
juga harus berusaha untuk dirinya atau orang lain gar bisa meriah
hidayah tersebut.
Kedua, keputusan. Di fase pemenuhan hidayah ini bahwa ketika
seseorang memilih untuk bertuhankan Allah swt. Dan bernabikan
Muhammad saw., maka haruskan baginya untuk melafalkan dua
kilimat syahadat tauhid dan rasul. Melalui syahadat itlah seseorang
telah memebuka pintu pertama untuk masuk dan menjadi seorang
muslim. Kedua kalimat syahadat tersebut juga memliliki makna yang
luas dan mendalam serta merupakan komitmen bagi muslim untuk terus
menyembah hanya kepada Allah swt., dan mengikuti segala perintah-
Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Terakhir, pengalaman. Pengalaman hidup mualaf juga
mempengaruhi pembinaan agamanya. Perbedaan pengalaman hidup
mualaf tersebut dapat dibuktikan melalui karya monumental beberapa
mualaf berupa buku teks baik dalam bentuk novel, cerita pendek, atau
lainnya. Para mualaf tersebut dapat menceritakan secara detail terkait
awal mula ia ingin mengenal islam, mendalami islam sehingga
kemudian dan ikut menjadi islam.

Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dimana


penelitian ini menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan metode
yang ada. Agar hasil penelitian dapat digunakan untuk menafsirkan
fenomena yang ada maka perlu pendekatan dengan menggunakan
teknik analisis yang dimana dalam hal ini dilakukan pendekatan
penalaran kritis. Berikutnya teknik analisis penelitian ini melibatkan
interpretasi dengan menggunakan pendekatan kualitatif (penalaran
kritis). Jenis dan sumber data berasal dari buku literature dan jurnal
terkait secara induktif. Analisis secara induktif ini digunakan untuk
menemukan kenyataan-kenyataan jamak sebagai yang terdapat dalam
data dan lebih dapat membuat hubungan peneliti dan responden
menjadi eksplisit, dapat dikenal dan akuntabel.
Pada hakikatnya penelitian kualitatif ini digunakan karena
beberapa pertimbangan antara lain : pertama, menyesuaikan metode
kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda:
Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakekat hubungan
antara peneliti dan responden, ketiga, metode ini lebih peka dan lebih
menyesuaikan diri dengan banyak penajaman, pengaruh bersama dari
pola-pola yang dihadapi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif,
yang menurut bogdan dan talor didefinisikan sebagai prosedur yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.4 Selain itu, penelitian ini
termasuk kualitatif karena tidak menggunakan angka sebagai alat
pengumpulan data.

Hasil Dan Pembahasan


Menurut Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa pendidikan
Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum
agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut
ukuran- ukuran Islam. Dengan pengertian yang lain kepribadian utama
tersebut dengan istilah kepribadian Muslim yaitu kepribadian yang
memiliki nilai-nilai agama Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan
nilai-nilai Islam.
Kemudian, mualaf merupakan bagian dari penduduk yang
beragama Islam atau disebut muslim yang sebelumnya memeluk agama
lain bukan Islam. Di Indonesia khususnya, muslim merupakan
mayoritas. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui data statistik yang
disajikan oleh Badan Pusat Statistik Republik Indonesia pada tahun
2010. Dari data tersebut dapat diketahui jumlah masyarakat beragama
Islam sejumlah 207.176.162 dari 237.641.326 jumlah seluruh penduduk
Indonesia (BPS RI, 2010: 1). Berdasarkan data di atas, Indonesia
sebagai negara yang notabene muslim memiliki peluang besar untuk
menyebarluaskan agamanya. Saat ini, mualaf yang berada di kampung
lalang kabupaten landak pembinaan mualaf perempuan perkirakan
adanya kenaikan 5-6 persen orang yang bersyahadat sebagai muslim,
dari tahun ketahun sebelumnya, melalui berbagai wilayah. Melihat
peluang perkembangan Islam khususnya kampong lalang dengan
banyaknya jumlah mualaf perempuan di kampong lalang kabupaten
landak, tentunya perlu pembentukan lembaga khusus. Lembaga
tersebut harus dapat menaungi, membina dan mengarahkan dengan
segenap hati terhadap masyarakat yang ingin mulai mengenal,
mendalami dan mengimani Tuhan Yang Maha Esa yakni Allah swt.
Melalui lembaga khusus pembinaan mualaf tersebut, proses
pembelajaran mualaf dapat dilaksanakan secara optimal. Berdasarkan
data di atas, eksistensi kehadiran dan efisiensi peran lembaga
pembinaan sangat penting dalam membina mualaf, khususnya di
kampong lalang. Pemerintah dan masyarakat juga harus bekerjasama
dan saling mendukung. Dengan demikian, perkembangan jumlah
mualaf yang cukup pesat, haruslah dibarengi dengan pendirian 4
lembaga pembinaan yang mencukupi. Terlebih lagi, lembaga
pembinaan mualaf.
Sebab
Mualaf biasanya datang dengan berbagai alasan, yaitu: pertama,
Pernikahan: Mualaf dari pernikahan ada sekitar 68%. Kedua, Belajar
dan menemukan secara keilmuan: Mualaf ini biasanya dasarnya adalah
pelajar, atau mereka cendikia yang memang dari akademisi, mereka
menemukan hidayah setelah mereka belajar dan mempelajari Islam, ada
sekitar 20% mualaf yang dari kategori ini. Ketiga, Hidayah langsung:
Mualaf disebabkan karena mimpi, bangun dan tersadar dari koma,
nazar atau niat berpindah agama jika niatnya terkabulkan, dan beberapa
hal lain, ada sekitar 12% mualaf dengan alasan ini.
Mualaf perempuan dikampong lalang rata-rata masuk islam
dikarenakan perinikahan/mengikuti agama suami.
Hambatan yang terjadi dalam proses Penerapan Pendidikan
Agama Islam Melalui Program Pembinaan Pada Para Muallaf di
Kampung Lalang
Faktor Kesibukan Kerja. Kesibukan kerja menjadi hambatan
dalam proses penerapan program pembinaan, karena di kelurahan
tersebut ratarata bekerja sebagai petani dan pekerja kebun disebabkan
kesibukan dikebun dan disawah masing-masing membuat pelaksanaan
program tidak berjalan secara efektif, sehingga program tersebut harus
disesuaikan dengan waktu luang kerja warga tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Hadimuddin selaku tokoh
agama, beliau menyampaikan ; “Faktor pekerjaan merupakan salah satu
kendala dari pihak mubalig/pihak agamawan untuk kurang
memaksimalkan pembinaan kepada para muallaf yang ada di desa
sumarambu. Hal tersebut dikarenakan karena kesibukan yang begitu
padat dari para muallaf. Rata-rata muallaf merupakan petani dan
banyak diantara mereka bekerja mulai pagi sampai sore hari. Sehingga
untuk datang menghadiri aktivitas pembelajaran baca tulis Al-Qur’an
tampkanya memiliki kendala. Namun kami punya cara untuk
mensiasati hal tersebut. Dengan cara melaksanakan kegiatan baca tulis
AlQur’an di rumah-rumah mereka sehabis pulang kerja. Sehingga
proses pembinaan tetap berjalan sebagaimana yang kami harapkan”.
Kurangnya Mubalig dan pembina Kurangnya
mubalig/penceramah dan pembina menjadi salah satu hambatan yang
dihadapi di kmapung lalang.

Kesimpulan
Penerapan pendidikan agama Islam telah melalui langkah-
langkah yang sesuai dengan yang pada umumnya, yakni pertama
mendata jumlah muallaf yang ada kemudian kedua memberikan
pembinaan yang intens dan mendalam kepada mereka terkait ajaran
agama Islam. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses penerapan
pendidikan Islam pada para muallaf di Kampung Lalang Kabutaten
Landak. Adapun hambatan yang ditemukan peneliti pada saat
penelitian sebagai berikut:
a. Kurangnya mubalig/penceramah dan pembina
b. Faktor kesibukan kerja karena rata-rata para muallaf petansssi

Anda mungkin juga menyukai