ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui perilaku buruk siswa kelas VII di
MTs Serba Bakti Suryalaya, untuk mengetahui program bimbingan islami
dengan metode uswah, untuk mengetahui prlaksanaan bimbingan islami
dengan metode uswah serta mengetahui hasil yang telah dicapai dari
bimbingan islami dengan metode uswah. Metode Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan angket.
Selanjutnya menggunakan metode analisis kualitatif. Hasil penelitian
menunjukan bahwa bimbingan islami dengan metode uswah yang dilakukan
guru BK di MTs SerbaBakti Suryalaya efektif dalam mengatasi perilaku
buruk sehingga menunjukan perubahan perilaku ditandai dengan
berkurangnya perilaku buruk seperti berkurangnya perilaku bolos siswa pada
saat jam pelajaran, berkurangnya siswa yang berkata kasar, mencuri dan tidak
sopan terhadap guru serta teman sebayanya.
Kata Kunci: Bimbingan Islami; Metode Uswah; Perilaku Buruk.
ABSTRACT
This paper aims to find out the bad behavior of class VII students at MTs
Serba Bakti Suryalaya, to find out the Islamic guidance program with the
uswah method, to find out the implementation of Islamic guidance with the
uswah method and find out the results that have been achieved from Islamic
guidance with the uswah method. Method The method used in this research is
using descriptive method. Data collection techniques used are observation,
interviews and questionnaires. Furthermore, using qualitative analysis
methods. The results showed that Islamic guidance with the uswah method
carried out by BK teachers at MTs SerbaBakti Suryalaya was effective in
Diterima: Bulan Tahun. Disetujui: Bulan Tahun. Dipublikasikan: Bulan Tahun 1
L. Baroroh, L. Satriah dan . Aliyudin
PENDAHULUAN
Fenomena yang sering terjadi di dunia pendidikan yaitu permasalahan
perilaku buruk pada siswa yang kini tidak sekedar hanya menjadi wacana
retorika namun telah menjadi sesuatu yang harus di integrasikan serta
terealisasi dalam keseharian siswa. Dalam UU RI Nomor 14 Tahun 2005
Tentang guru dan Dosen Bab II Pasal 2 dan 3 menegaskan bahwa
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara
indonesia. Manusia merupakan makhluk yang diciptakan Allah SWT yang
dianugerahi karunia dan kemuliaan, yang berupa akal yang membedakan
dengan makhluk-makhluk lainnya. Manusia punya dua jalur hubungan yakni
hubungan dengan sang kholiq yakni Allah SWT secara vertikal dan
hubungan dengan sesama makhluk yaitu secara horizontal. Disamping itu
adanya perintah Allah SWT agar manusia saling mengenal, saling
berinteraksi, saling membantu dan saling memberi kasih sayang sesama
manusia.
Peneliti mengambil contoh kasus dari artikel jurnal ilmiah yang di tulis oleh
Prasetyo Heru (2013:11) Permasalahan yang terjadi di Madrasah Tsanawiyah
Al Ishlah Pontianak yaitu siswa merokok, pulang pada saat jam pelajaran,
sering bolos sekolah, terlihat keluar kelas pada saat jam pelajaran
dikarenakan guru yang mengajar tidak hadir, membawa handphone serta
pelanggaran lainnya yang tidak tercatat di buku catatan pelanggaran guru
BK.
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-
anak dan masa kehidupan orang dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan
dan perkembangan biologis dan psikologis. Kategori remaja awal
kedudukannya berada di siswa SMP (Sekolah Menengah Pertama) remaja
awal pada umumnya cenderung mempunyai sikap yang sensitif dan
emosionalnya belum stabil. Kategori remaja awal terdapat di SMP siswa
kisaran 12-15 tahun cenderung ingin selalu diperhatikan oleh guru atau teman
sebayanya.
2 Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Bimbingan Islami dengan Metode Uswah untuk Mereduksi Perilaku Buruk Siswa Kelas VII Judul artikel
Agar fitrah yang diberikan Allah SWT kepada individu dapat berkembang
dan berfungsi dengan baik, sehingga menjadi pribadi yang kaffah dan lambat
laun mampu mengaktualisasikan apa yang diyakininya dalam kehidupan
sehari-hari, yang tampak dalam bentuk ketaatan kepada hukum-hukum Allah
dalam menjalankannya. Pembinaan dilakukan dengan menggunakan metode
uswah sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dengan
menggunakan metode uswah yaitu keteladanan berasal dari kata keteladanan
yang berarti keteladanan. berarti “perbuatan atau barang dan sebagainya yang
patut ditiru atau ditiru”. Sedangkan dalam bahasa arab kata keteladanan
berasal dari kata uswah.. keteladanan adalah tindakan atau juga setiap tingkah
laku yang dapat ditiru atau diikuti oleh seseorang dari orang lain yang
melakukan atau mewujudkannya, sehingga orang yang diikuti disebut
contohnya. Tetapi contoh yang dimaksud di sini adalah teladan yang dapat
dijadikan sebagai sarana pendidikan Islam, yaitu keteladanan yang baik. Jadi
dapat didefinisikan bahwa metode uswah (keteladanan) adalah metode
pendidikan yang diterapkan dengan memberikan contoh (contoh) yang baik
berupa perilaku nyata, terutama ibadah dan akhlak.
Kecenderungan untuk meniru sangat besar pengaruhnya terhadap anak,
sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap anak pengembangan. Sesuatu
yang ditiru, ditiru, atau ditiru mungkin baik dan mungkin buruk. Dalam
proses pendidikan, artinya setiap pendidik, termasuk guru BK, harus
berusaha menjadi teladan baik bagi siswanya. Dengan contoh ini, siswa
diharapkan untuk akan meniru segala sesuatu yang baik dalam perkataan dan
perbuatan pendidik.
Metode uswah sangat diperlukan dalam proses bimbingan baik oleh
guru mata pelajaran maupun oleh guru BK yang akan ditiru oleh siswa.
Contoh ini disertai dengan perintah yang dapat diikuti. Keteladanan yang
tidak disengaja adalah keteladanan dalam kepemimpinan ilmiah, sifat
keikhlasan, dan sebagainya. Dalam pendidikan Islam, keteladanan juga tidak
kalah pentingnya.
Melihat latar belakang banyaknya siswa yang melakukan
penyimpangan perilaku, maka guru BK harus benar-benar memiliki
keterampilan untuk memecahkan permasalahan yang ada di MTs Serba Bakti
Suryalaya. Penanaman nilai-nilai keislaman yang bisa dilakukan peneliti
adalah dengan menanamkan nilai keteladanan uswah yaitu perbuatan yang
patut diteladani dan diteladani, penanaman nilai keteladanan tersebut harus
dilakukan oleh para pendidik di MTs Serba Bakti Suryalaya, serta
menjadikan figur kepribadian pendidik sebagai panutan bagi peserta didik. .
Berdasarkan fakta di atas, perlu adanya bimbingan islami yang lebih
4 Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Bimbingan Islami dengan Metode Uswah untuk Mereduksi Perilaku Buruk Siswa Kelas VII Judul artikel
Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 5
L. Baroroh, L. Satriah dan . Aliyudin
6 Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Bimbingan Islami dengan Metode Uswah untuk Mereduksi Perilaku Buruk Siswa Kelas VII Judul artikel
memegang peranan yang sangat penting dalam mebentuk akhlak siswa. (Ibu
Ai Sa’diah 03maret 2021).
Ibu Hanatul Fadhilah mengungkapkan bahwa perilaku buruk siswa di
MTs Serba Bakti Suryalaya dalam keseharian menampakan perilaku bolos
siswa pada saat jam pelajaran, siswa yang berkata kasar, mencuri dan tidak
sopan terhadap guru serta teman sebayanya, perilaku tersebut sering
ditemukan di kelas VII.
Fase perkembangan dan perubahan pada remaja juga dapat
mempengaruhi perilaku buruk siswa di sekolah, karena pada dasarnya remaja
memiliki khas krisis indentitas. Pada masa remaja awal ini siswa cenderung
merasa dirinya paling benar dan selalu ingin menguasai orang lain, sementara
disisi lain masih seperti anak-anak yang belum bisa mempertimbangkan
akibat dari suatu tindakan tersebut.
Dalam penelitian ini terdapat Informan dalam penelitian ini adalah
Guru BK, peserta didik, wali kelas, kepala sekolah, ataupun guru mata
pelajaran yang bersangkutan dengan pelaksanaan bimbingan islami dengan
metode uswah ini siswa yang akan di wawancarai oleh peneliti dari jumlah
keseluruhan kelas VII sebanyak 196 siswa. peneliti mengambil sampel 20
siswa yang akan di wawancarai untuk mengumpulkan informasi secara
mendalam. Dari 20 siswa yang menjadi informan dengan penyebaran angket
dengan google from terdapat 4 orang siswa yang masih melakukan perilaku
buruk si sekolah terdiri dari 2 orang siswa putra dan 2 orang siswa putri.
Kemudian ke 4 orang siswa yang sering melakukan penyimpangan perilaku
disekolah atau bisa dkatakan dengan perilaku buruk dikonfirmasi kepada
Guru BK.
Menurut Ibu Ai Sa’diah mengungkapkan bahwa ke 4 orang siswa itu
memang benar selalu melanggar tata tertib yang ada di sekolah mereka juga
sering bolos pada saat jam pelajara dan selalu berkata kasar pada teman
temannya. Dalam buku catatan BK terdapat nama nama siswa yang
melakukan perilaku buruk tak terkecuali ke 4 orang siswa dari kelas VII.
Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan perilaku buruk siswa dalam
keseharian siswa yaitu bolos pada saat jam pelajaran siswa yang berkata
kasar, mencuri dan tidak sopan terhadap guru serta teman sebayanya. Siswa
cenderung senang melakukan perilaku yang menyimpang dari norma, agama
dan segala kegiatan yang ada di MTs Serba Bakti Suryalaya.
Program Bimbingan Islami dengan Metode Uswah untuk Mereduksi
Perilaku Buruk Siswa Kelas VII
Dalam bimbingan islami ini tidak hanya memberikan memberikan bantuan
akan tetapi memberikan bantuan kepada individu agar ia mampu
mengarahkan dan memberdayakan iman dan aklnya kepada Allah SWT. Hal
8 Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Bimbingan Islami dengan Metode Uswah untuk Mereduksi Perilaku Buruk Siswa Kelas VII Judul artikel
memelihara, mengembagkan situasi dan kondisi yang baik atau yang telah
baik agar tetap menjadi baik.
Program bimbingan islami ini menggunakan metode uswah. Hal tersebut
sejalan dengan metode bimbingan islami menurut Hidayatul Hasanah
(2016:10) bahwa metode uswah yang mempunyai arti keteladanan yaitu
keteladanan memberukan pengaruh yang besar dari pada nasehat. Karena
anak memiliki sifat yang cenderung mencontoh apa yang mereka lihat.
Keteladanan memberikan dampak positif dengan meniru apa yang dia lihat
dan membentuk kepribadian yang baik. Dalam hal ini pembimbing harus
mampu menjadi contoh teladan yang baik.
Dengan demikian menurut analisis program bimbingan islami sejalan
dengan tujuan bimbingan islami yang sebenarnya, hal tersebut berdasarkan
dari adanya kesesuaian antara program bimbingan islami dengan metode
uswah di MTs Serba Bakti Suryalaya dengan teori mengenai tujuan
bimbingan konseling islam.
Proses Pelaksanaan Bimbingan Islami dengan Metode Uswah untuk
Mereduksi Perilaku Buruk Siswa Kelas VII
Berdasarkan program bimbingan islami dengan metode uswah ini dalam
proses pelaksanaanya bimbingan yang dilakukan di MTs Serba Bakti
Suryalaya memiliki emapat tahapan yaitu tahap awal, tahap peralihan, tahap
inti dan tahap akhir bimbingan. Dari tahapan bimbingan didalamnya terdapat
bermacam-macam teknik. Hal ini selaras dengan pendapat Priyatno (2012:13)
bahwa dalam praktek pelaksanaan bimbingan harus memenuhi beberapa
tahapan taitu sebagai berikut: (a) Tahap pembentukan atau tahap awal, yaitu
tahap untuk membentuk sejumlah individu menjadi satu kelompok yang siap
mengembangkan dinamika untuk mencapai tujuan bersama. (b) tahap
peralihan, yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal ke kegiatan
berkutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan bimbingan. (c) Tahap
kegiatan atau tahap inti, yaitu tahap inti untuk membahas topik-topik atau
materi yang akan disampaikan. (d) Tahap penutup atau tahap akhir, pada
yaitu tahap untuk melihat kembali bimbingan yang sudah dilakukan serta
mengakhiri kegiatan bimbingan.
Pada proses pelaksanaan bimbingan islami di MTs Serba Bakti
Suryalaya menurut peneliti diawali dari penyusunan program lalu pada
pelaksanaan oleh para pengajar selanjutnya evaluasi dengan rapat dengan
jadwal yang ditentukan. Dari penyusunan program, MTs Serba Bakti
Suryalaya membuat sebuah visi dan misi yang jelas yang menjadi inti
berbagai kegiatan. Lalu setelahnya membuat sebuah materi layanan
keagamaan yang di dalamnya bermuatan materi-materi agama dan
10 Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Bimbingan Islami dengan Metode Uswah untuk Mereduksi Perilaku Buruk Siswa Kelas VII Judul artikel
Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 13
L. Baroroh, L. Satriah dan . Aliyudin
P4 6 2 3 9
P5 6 4 3 7
P6 7 3 5 5
P7 3 5 7 5
P8 4 5 9 2
P9 3 6 6 5
P10 2 3 12 3
P11 4 3 9 4
P12 4 3 13 0
P13 2 6 9 3
P14 3 3 13 1
P15 3 4 11 2
P16 3 6 9 2
P17 2 5 10 3
P18 2 7 6 5
P19 3 6 5 6
P20 3 5 5 7
P21 3 4 6 7
P22 3 6 5 6
P23 3 5 5 7
P24 2 4 6 8
P25 5 2 6 7
Total 94 111 170 125
Rata-rata 4,7 5,55 8,5 6,25
16 Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Bimbingan Islami dengan Metode Uswah untuk Mereduksi Perilaku Buruk Siswa Kelas VII Judul artikel
Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 17
L. Baroroh, L. Satriah dan . Aliyudin
PENUTUP
Berdasarkan hasil temuan, analisis dan pembahasan terhadap data yang dapat
dikumpulkan selama penelitian, serta dengan mengacu pada foku pertanyaan
penelitian yang telah dikemukakan pada bagaian sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan diantaranya program bimbingan islami yang dilakukan di
MTs Serba Bakti Suryalaya dilakukan oleh guru BK yang bekerjasama
dengan wakasek kesiswaan, guru mata pleajaran, wali kelas dan pihak
pesantren dalam mengatasi perilaku buruk siswa. dari segi metode yang
digunakan yaitu menciptakan hubungan baik antara konseli dan konselor.
Konselor memperoleh keterangan tentang permasalahan konseli dari konseli
itu sendiridan lingkungan sekitar melalui wawancara langsung dan tulisan,
dengan menganalisis hasilnya kemudian dicari penyebab permasalahan lalu
diberikan solusi dan nasehat, selain itu dalam pemberian materi lebih menitik
beratkan pada masalah akhlak. Program bimbingan islami dengan metode
uswah sebagai keteladanan pembimbing yang sangat penting untuk
membentuk siswa menjadi insan yang berakhlakul karimah sebagai uswah
kunci dari segala kebaikan kepada siswa.
Proses bimbingan islami di MTs Serba Bakti Suryaslaya merupakan
sebuah proses yang terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui. Sebelum
berdialog langsung dengan konseli, konselor terlebih dahulu mengadakan
pengamatan atau observasi terlebih dahulu terhadap permaslahan yang
dihadapi oleh konseli yang menjadi narasumber selama proses penelitian ini
yaitu waka kesiswaan, guru BK, wali kelas. Dari hasil observasi dan
wawancara pelaksanaan bimbingan islami dengan metode uswah untuk
mereduksi perilaku buruk siswa, pembimbing memberikan nasehat ajaran
Islam kepada siswa, selain itu, pembimbing juga menyampaikan amaliyah
ibadah seperti menghidupkan sunnah-sunnah rasul berdzikir dengan
mendekatkan diei kepada Allah sehingga siswa mempunyai jiwa yang tenang
dan memiliki akhlakul karimah.
Hasil yang dicapai dalm proses bimbingan islami dengan metode uswah
ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang lebih baik dari sebelumnya.
Dari segi perkataan yang tadinya berkata tidak sopan setelah diadakannya
bimbingan islami berubah menjadi sopan dan santun. dari segi perilakunya
sendiri yang tadinya berperilaku buruk atau kurang baik, berubah menjadi
baik. Oleh karena itu proses bimbingan islami dengan metode uswah untuk
mereduksi perilaku buruk siswa menunjukan hasil yang positif yang ditandai
kurangnya perilaku buruk pada siswa kelas VII di MTs Serba Bakti Suryalaya
akan tetapi masih berkembang dan belum optimal, karena adanya beberapa
penghambat dari proses bimbingan islami ini. Berdasarkan hasil penelitian
18 Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Bimbingan Islami dengan Metode Uswah untuk Mereduksi Perilaku Buruk Siswa Kelas VII Judul artikel
DAFTAR PUSTAKA
Enjang & Mujib, A. (2009). Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
Bandung: Sajjad Publishing House.
Hana Utami. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap Perilaku
Manusia. yogyakarta. nuha mudika.
Hiwari, D. (1997). Al Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Mental.
Jakarata: Dhana Bakti Yasa.
Kartini Kartono. (2007). Patologi Sosial. Bandung: PT Raja Grafindo
Persada.
Munir Samsul. (2010) Pengantar Bimbingan Konseling Islam. Jakarta:
Amzah.
Mustofa, Ali. (2019). Metode Keteladanan Perspektif Pendidikan Islam.
Jurnal Studi Kesislaman. Vol 5. No 1. Halaman 24.
Prayitno & Amti, E. (2009). Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: PT
Asdi Mahasatya.
Sutoyo Anwar. (2013).Bimbingan Konseling (Teori Praktik). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 19