Anda di halaman 1dari 19

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam

Volume x, Nomor x, xxxx, xx-xx


Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung
https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/irsyad

Bimbingan Islami dengan Metode Uswah untuk Mereduksi


Perilaku Buruk Siswa Kelas VII
Lutfil Baroroh*, Lilis Satriah 1, Aliyudin2
1
Jurusan Bimbingan Konseling Islam ,Fakultas Dakwah dan Komunikasi,UIN Sunan
Gunung Djati ,Bandung
2
Jurusan Bimbingan Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan
Gunung Djati,Bandung
*Email : lutfilbaroroh597@gmail.com

ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui perilaku buruk siswa kelas VII di
MTs Serba Bakti Suryalaya, untuk mengetahui program bimbingan islami
dengan metode uswah, untuk mengetahui prlaksanaan bimbingan islami
dengan metode uswah serta mengetahui hasil yang telah dicapai dari
bimbingan islami dengan metode uswah. Metode Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan angket.
Selanjutnya menggunakan metode analisis kualitatif. Hasil penelitian
menunjukan bahwa bimbingan islami dengan metode uswah yang dilakukan
guru BK di MTs SerbaBakti Suryalaya efektif dalam mengatasi perilaku
buruk sehingga menunjukan perubahan perilaku ditandai dengan
berkurangnya perilaku buruk seperti berkurangnya perilaku bolos siswa pada
saat jam pelajaran, berkurangnya siswa yang berkata kasar, mencuri dan tidak
sopan terhadap guru serta teman sebayanya.
Kata Kunci: Bimbingan Islami; Metode Uswah; Perilaku Buruk.

ABSTRACT
This paper aims to find out the bad behavior of class VII students at MTs
Serba Bakti Suryalaya, to find out the Islamic guidance program with the
uswah method, to find out the implementation of Islamic guidance with the
uswah method and find out the results that have been achieved from Islamic
guidance with the uswah method. Method The method used in this research is
using descriptive method. Data collection techniques used are observation,
interviews and questionnaires. Furthermore, using qualitative analysis
methods. The results showed that Islamic guidance with the uswah method
carried out by BK teachers at MTs SerbaBakti Suryalaya was effective in
Diterima: Bulan Tahun. Disetujui: Bulan Tahun. Dipublikasikan: Bulan Tahun 1
L. Baroroh, L. Satriah dan . Aliyudin

overcoming bad behavior so that it showed behavioral changes marked by


reduced bad behavior such as reduced student truancy behavior during class
hours, reduced students who said rudely, stole and did not polite to teachers
and peers.

Keywords: Islamic Guidance; Uswah Method; Bad Behavior.

PENDAHULUAN
Fenomena yang sering terjadi di dunia pendidikan yaitu permasalahan
perilaku buruk pada siswa yang kini tidak sekedar hanya menjadi wacana
retorika namun telah menjadi sesuatu yang harus di integrasikan serta
terealisasi dalam keseharian siswa. Dalam UU RI Nomor 14 Tahun 2005
Tentang guru dan Dosen Bab II Pasal 2 dan 3 menegaskan bahwa
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara
indonesia. Manusia merupakan makhluk yang diciptakan Allah SWT yang
dianugerahi karunia dan kemuliaan, yang berupa akal yang membedakan
dengan makhluk-makhluk lainnya. Manusia punya dua jalur hubungan yakni
hubungan dengan sang kholiq yakni Allah SWT secara vertikal dan
hubungan dengan sesama makhluk yaitu secara horizontal. Disamping itu
adanya perintah Allah SWT agar manusia saling mengenal, saling
berinteraksi, saling membantu dan saling memberi kasih sayang sesama
manusia.
Peneliti mengambil contoh kasus dari artikel jurnal ilmiah yang di tulis oleh
Prasetyo Heru (2013:11) Permasalahan yang terjadi di Madrasah Tsanawiyah
Al Ishlah Pontianak yaitu siswa merokok, pulang pada saat jam pelajaran,
sering bolos sekolah, terlihat keluar kelas pada saat jam pelajaran
dikarenakan guru yang mengajar tidak hadir, membawa handphone serta
pelanggaran lainnya yang tidak tercatat di buku catatan pelanggaran guru
BK.
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-
anak dan masa kehidupan orang dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan
dan perkembangan biologis dan psikologis. Kategori remaja awal
kedudukannya berada di siswa SMP (Sekolah Menengah Pertama) remaja
awal pada umumnya cenderung mempunyai sikap yang sensitif dan
emosionalnya belum stabil. Kategori remaja awal terdapat di SMP siswa
kisaran 12-15 tahun cenderung ingin selalu diperhatikan oleh guru atau teman
sebayanya.

2 Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Bimbingan Islami dengan Metode Uswah untuk Mereduksi Perilaku Buruk Siswa Kelas VII Judul artikel

Sekolah menengah pertama berada di kategori remaja tahap awal


dengan rentang usia antara 12-15 tahun, usia tersebut berada dalam posisi
masa pubertas terjadinya masa transisi dan berkembangnya pada diri baik
secara fisik, maupun psikologis. Dalam usia tersebut siswa mulai
meninggalkan masa anak-anak dan berusaha bertindak tidak mengandalkan
orang lain, serta tidak mengandalkan kedua orangtuanya. Perubahan serta
perkembangan tersebut menjadikan siswa setara Sekolah Menengah Pertama
berada pada masa menarik perhatian karena mempunyai sifat sifat yang khas
yang dimiliki oleh siswa karena pada usia remaja awal ini siswa cenderung
sensitif dan reaktif emosinya sering bertindak negatif dan tempermental.
Hasil observasi penelitian yang di lalui ketika proses mendapatkan data
awal di MTs Serba Bakti Suryalaya terdapat kalsifikasi kelas A B C D E F
yang di setiap kelasnya kurang lebih berjumlah 28 siswa. Total keseluruhan
murid di kelas A B C D E F 196 siswa. Jumlah siswa laki laki 75 dan siswa
perempuan 121 siswa. MTs Serba Bakti Suryalaya sangat erat dengan
penerapan nilai-nilai islami pada peserta didik, namun faktanya masih banyak
siswa yang melakukan penyimpangan perilaku. Permasalahan yang di
temukan oleh peneliti yaitu rendahnya hormat kepada guru, tidak sopan
santun dalam berkomunikasi sering mengeluarkan kata-kata kasar dan
bahkan kotor, namun yang lebih spesifik dari permasalahan tersebut yaitu
siswa kurang disiplin dalam kegiatan belajar seperti bolos pada saat jam
pelajaran terkhusus di kelas VII. Karena sifat sifat di atas maka di rasa perlu
ada metode akuratif yakni metode Uswah, oleh karena itu peneliti memilih
judul bimbingan Islam dengan metode Uswah untuk meredukdi perilaku
buruk siswa kelas VII.
Bimbingan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan kepada
individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah
SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Proses disini
adalah proses pemberian bantuan, artinya tidak menentukan atau
membutuhkan tetapi membantu. Konseling Islam adalah suatu proses
pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis kepada individu atau
kelompok orang yang mengalami kesulitan jasmani dan rohani untuk
memahami dirinya sendiri dan mampu memecahkan masalah yang
dihadapinya sehingga dapat hidup rukun sesuai dengan ketentuan dan
petunjuk agama. Allah dan Rasul-Nya untuk mencapainya. kebahagiaan
duniawi dan ukhrawiyah.
Pembinaan dalam konteks penemuan pribadi dimaksudkan agar siswa
mengenali kelebihan dan kekurangannya sendiri, serta menerimanya secara
positif dan dinamis sebagai modal untuk pengembangan diri selanjutnya.
Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 3
L. Baroroh, L. Satriah dan . Aliyudin

Agar fitrah yang diberikan Allah SWT kepada individu dapat berkembang
dan berfungsi dengan baik, sehingga menjadi pribadi yang kaffah dan lambat
laun mampu mengaktualisasikan apa yang diyakininya dalam kehidupan
sehari-hari, yang tampak dalam bentuk ketaatan kepada hukum-hukum Allah
dalam menjalankannya. Pembinaan dilakukan dengan menggunakan metode
uswah sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dengan
menggunakan metode uswah yaitu keteladanan berasal dari kata keteladanan
yang berarti keteladanan. berarti “perbuatan atau barang dan sebagainya yang
patut ditiru atau ditiru”. Sedangkan dalam bahasa arab kata keteladanan
berasal dari kata uswah.. keteladanan adalah tindakan atau juga setiap tingkah
laku yang dapat ditiru atau diikuti oleh seseorang dari orang lain yang
melakukan atau mewujudkannya, sehingga orang yang diikuti disebut
contohnya. Tetapi contoh yang dimaksud di sini adalah teladan yang dapat
dijadikan sebagai sarana pendidikan Islam, yaitu keteladanan yang baik. Jadi
dapat didefinisikan bahwa metode uswah (keteladanan) adalah metode
pendidikan yang diterapkan dengan memberikan contoh (contoh) yang baik
berupa perilaku nyata, terutama ibadah dan akhlak.
Kecenderungan untuk meniru sangat besar pengaruhnya terhadap anak,
sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap anak pengembangan. Sesuatu
yang ditiru, ditiru, atau ditiru mungkin baik dan mungkin buruk. Dalam
proses pendidikan, artinya setiap pendidik, termasuk guru BK, harus
berusaha menjadi teladan baik bagi siswanya. Dengan contoh ini, siswa
diharapkan untuk akan meniru segala sesuatu yang baik dalam perkataan dan
perbuatan pendidik.
Metode uswah sangat diperlukan dalam proses bimbingan baik oleh
guru mata pelajaran maupun oleh guru BK yang akan ditiru oleh siswa.
Contoh ini disertai dengan perintah yang dapat diikuti. Keteladanan yang
tidak disengaja adalah keteladanan dalam kepemimpinan ilmiah, sifat
keikhlasan, dan sebagainya. Dalam pendidikan Islam, keteladanan juga tidak
kalah pentingnya.
Melihat latar belakang banyaknya siswa yang melakukan
penyimpangan perilaku, maka guru BK harus benar-benar memiliki
keterampilan untuk memecahkan permasalahan yang ada di MTs Serba Bakti
Suryalaya. Penanaman nilai-nilai keislaman yang bisa dilakukan peneliti
adalah dengan menanamkan nilai keteladanan uswah yaitu perbuatan yang
patut diteladani dan diteladani, penanaman nilai keteladanan tersebut harus
dilakukan oleh para pendidik di MTs Serba Bakti Suryalaya, serta
menjadikan figur kepribadian pendidik sebagai panutan bagi peserta didik. .
Berdasarkan fakta di atas, perlu adanya bimbingan islami yang lebih

4 Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Bimbingan Islami dengan Metode Uswah untuk Mereduksi Perilaku Buruk Siswa Kelas VII Judul artikel

mendasar dengan metode uswah untuk mengurangi perilaku buruk siswa


kelas VII di MTs Serba Bakti Suryalaya.
LANDASAN TEORITIS
Teori yang dijadikan landasan dalam penelitian ini adalah teori bimbingan
konseling Islami, metode uswah dan perilaku buruk..
Bimbingan dalam Islam adalah suatu proses pendampingan yang terus
menerus dan sistematis kepada individu agar mereka dapat mengembangkan
fitrah dan keterampilannya berdasarkan nilai-nilai dalam Al-Qur'an dan
Hadist. “Bimbingan konseling Islam adalah suatu proses pendampingan yang
terarah, berkesinambungan dan sistematis kepada setiap individu agar ia
dapat mengembangkan potensi atau fitrah keagamaannya secara maksimal
dengan menginternalisasi nilai-nilai dalam Al-Qur’an dan Hadist”. (Samsul
Munir 2013:23)
Bimbingan dan Konseling Islam adalah suatu kegiatan yang
memberikan bimbingan, pendidikan dan bimbingan kepada peserta didik
yang dapat mengembangkan potensi akal, jiwa, iman dan keyakinan serta
memecahkan masalah dalam keluarga, sekolah dan masyarakat dengan baik
dan benar secara mandiri atas dasar diatasi. mendasarkan. dalam agama.
Dengan menggunakan teknik tertentu, baik eksternal maupun internal,
dilakukan oleh konselor di lingkungan sekolah atau madrasah. (Anita Fitriya
2013:3)
Sesuai dengan pengertian di atas, diharapkan dari kegiatan pembinaan
tersebut orang-orang yang sadar akan keberadaan dan fungsi ciptaannya
sebagai hamba Allah SWT akan hidup rukun dan sesuai dengan ketentuan
dan petunjuk Allah SWT. sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat. Bimbingan Islam adalah upaya untuk
membantu individu kembali ke fitrahnya, mengarah pada pemberdayaan
iman, akal, yang telah diberikan Allah kepada mereka untuk mempelajari
ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya, sehingga fitrah yang ada pada individu
berkembang dengan baik dan kokoh dalam kehidupan. sesuai dengan ajaran
Islam. dengan hidayah Allah SWT. (Anwar Sutoyo 2013:22)
Maka, setelah mengetahui pengertian tuntunan Islam, penulis menarik
kesimpulan tentang pengertian tuntunan Islam, yaitu proses menolong atau
menolong orang lain mengenai masalah-masalah spiritual di lingkungannya,
untuk melaksanakan respon keagamaan Islam yang muncul dengan kesadaran
bahwa hal itu diharapkan dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Metode uswah (keteladanan) dalam pendidikan Islam adalah metode
yang paling efektif efektif dan efisien dalam membentuk kepribadian anak.

Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 5
L. Baroroh, L. Satriah dan . Aliyudin

Kedudukan pendidik sebagai Teladan yang baik untuk anak-anaknya ditiru


dengan kata yang berbeda dan perilaku. Keteladanan merupakan penentu
baik buruknya karakter anak. Jika pendidiknya jujur, amanah, mulia, berani,
maka menjauhlah perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama, maka
anak akan menghargai kejujuran, dibentuk dengan akhlak mulia dan lainlain.
(Nik Haryati 2011:70)
Dalam pendidikan Islam dipandang sebagai metode yang harus
diterapkan oleh seorang pendidik, karena pendidik sebagai nilai yang akan
ditiru oleh siswa, dalam konteks Pendidikan Pendidik atau guru Islam
berperan sebagai Warasatu Al-Anbiya yang pada gilirannya intinya
mengemban misi sebagai rahmatan lil 'al alamin, yaitu misi yang mengajak
manusia untuk tunduk dan taat kepada hukum-hukum Allah “Metode uswah
(keteladanan) dalam perspektif pendidikan Islam” adalah metode
berpengaruh yang paling persuasif untuk sukses membentuk moral, spiritual
dan etos soal siswa. (Ali Mustofa 2019:41)
Sejalan dengan pengertian di atas bahwa metode uswah (keteladanan)
adalah metode pendidikan yang diterapkan dengan memberikan contoh yang
baik dalam bentuk perilaku nyata, terutama ibadah dan moralitas. Metode
keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang berpengaruh dan
terbukti efektif dengan beberapa keunggulan. "Metode uswah (contoh) adalah
metode pengajaran dan pengajaran Islam melalui pendidik atau guru, yang
memberikan contoh yang baik bagi siswa untuk ditiru dan diterapkan’’.
(Abdul Majid 2013:150)
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode uswah (contoh) memberikan
contoh terbaik dalam segala hal. Keteladanan dapat diketahui dengan
melakukan ibadah baik ibadah mahdoh maupun ghur mahdoh berupa ucapan
yang baik dan benar, lemah lembut dan taqwa serta dalam segala aspek
lainnya.
Tingkah laku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang
memiliki benteng yang sangat luas, antara lain: berjalan, berbicara, bereaksi
terhadap pakaian dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti: Berpikir,
persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. (Hana Utami
2010:53).
Perilaku buruk dapat dilihat sebagai perilaku menyimpang. Misalnya
menurut Kartono (2017:18), perilaku menyimpang dapat digolongkan
menjadi tiga kelompok, yaitu: a) Individu yang perilakunya merugikan dan
merugikan orang lain, tetapi tidak merugikan dirinya sendiri. b) Individu
dengan perilaku buruk atau menyimpang yang menjadi masalah bagi dirinya
sendiri tetapi tidak merugikan orang lain. c) Individu dengan perilaku yang
menjadi masalah bagi dirinya dan orang lain.

6 Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Bimbingan Islami dengan Metode Uswah untuk Mereduksi Perilaku Buruk Siswa Kelas VII Judul artikel

Kartono (2017:10) berpendapat bahwa perilaku buruk dalam arti yang


tidak normal adalah produk dari konflik sosial dan konflik internal (pribadi)
dan memanifestasikan dirinya secara lahiriah dalam disorganisasi pribadi dan
disorganisasi sosial. Perilaku menyimpang merupakan suatu bentuk
penyimpangan yang jelas-jelas ditolak oleh sebagian besar anggota
masyarakat. Perilaku buruk didefinisikan sebagai perilaku yang menyimpang
dari tendensi sentral atau karakteristik rata-rata populasi atau populasi umum.
Artinya segala bentuk perilaku yang muncul dalam masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari tidak sesuai dengan aturan yang berlaku di masyarakat
tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Peneliti menentukan lokasi penelitian yaitu di MTs Serba Bakti Suryalaya
yang berlamat di Kp Godebag RT 001 RW 002 Desa Tanjungkerta
Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya. Lokasi tersebut dipilih,
karena sesuai dengan penelitian yang akan saya lakukan yakni terdapat siswa
yang berperilaku buruk yang berada dalam suatu lingkungan sosial sehingga
terjadinya sebuah fenomena kemudian saya angkat menjadi judul penelitian.
Terdapat kalsifikasi kelas A B C D E F yang di setiap kelasnya kurang lebih
berjumlah 28 siswa. Total keseluruhan murid di kelas A B C D E F 196
siswa. Jumlah siswa laki laki 75 dan siswa perempuan 121 siswa.
Pada tahun 1964 berdirilah Sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) 6
tahun, yang selanjutnya pada tahun 1977 diubah menjadi Madrasah
Tsanawiyah (MTs). MTs Serba Bakti Suryalaya juga memiliki tujuan utama
yaitu mendidik siswa agar menjadi muslim-muslimah yang berimtaq,
beriptek, berbakti, mengabdi dan berakhlak mulia (cageur bageur) dan Motto
MTs Serba Bakti Suryalaya yaitu berimtaq, beriptek, berprestasi dan
mengabdi serta berakhlak mulia.
Banyaknya Perilaku Buruk Siswa
Siswa di MTs Serba Bakti Suryalaya pada ajaran tahun 2020-2021 dengan
jumlah siswa 196 siswa kelas VII. Menurut hasil wawancara dengan guru BK
ibu Hanatul Fadhilah pada tanggal 03 maret 2021 perilaku buruk siswa
setelah melakukan bimbingan islami dengan metode uswah dapat diperbaiki
dengan adanya layanan bimbingan islami dengan metode uswah hanya saja
proses perubahan perilaku tidak sebentar.
Layanan bimbingan islami dengan metode uswah dalam bimbingan
islami ini sebagai upaya dalam pemeliharaan yang harus dikembangakan oleh
seseorang, sedangkan kebiasaan buruk harus ditinggalkan. Faktor kebiasaan
Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 7
L. Baroroh, L. Satriah dan . Aliyudin

memegang peranan yang sangat penting dalam mebentuk akhlak siswa. (Ibu
Ai Sa’diah 03maret 2021).
Ibu Hanatul Fadhilah mengungkapkan bahwa perilaku buruk siswa di
MTs Serba Bakti Suryalaya dalam keseharian menampakan perilaku bolos
siswa pada saat jam pelajaran, siswa yang berkata kasar, mencuri dan tidak
sopan terhadap guru serta teman sebayanya, perilaku tersebut sering
ditemukan di kelas VII.
Fase perkembangan dan perubahan pada remaja juga dapat
mempengaruhi perilaku buruk siswa di sekolah, karena pada dasarnya remaja
memiliki khas krisis indentitas. Pada masa remaja awal ini siswa cenderung
merasa dirinya paling benar dan selalu ingin menguasai orang lain, sementara
disisi lain masih seperti anak-anak yang belum bisa mempertimbangkan
akibat dari suatu tindakan tersebut.
Dalam penelitian ini terdapat Informan dalam penelitian ini adalah
Guru BK, peserta didik, wali kelas, kepala sekolah, ataupun guru mata
pelajaran yang bersangkutan dengan pelaksanaan bimbingan islami dengan
metode uswah ini siswa yang akan di wawancarai oleh peneliti dari jumlah
keseluruhan kelas VII sebanyak 196 siswa. peneliti mengambil sampel 20
siswa yang akan di wawancarai untuk mengumpulkan informasi secara
mendalam. Dari 20 siswa yang menjadi informan dengan penyebaran angket
dengan google from terdapat 4 orang siswa yang masih melakukan perilaku
buruk si sekolah terdiri dari 2 orang siswa putra dan 2 orang siswa putri.
Kemudian ke 4 orang siswa yang sering melakukan penyimpangan perilaku
disekolah atau bisa dkatakan dengan perilaku buruk dikonfirmasi kepada
Guru BK.
Menurut Ibu Ai Sa’diah mengungkapkan bahwa ke 4 orang siswa itu
memang benar selalu melanggar tata tertib yang ada di sekolah mereka juga
sering bolos pada saat jam pelajara dan selalu berkata kasar pada teman
temannya. Dalam buku catatan BK terdapat nama nama siswa yang
melakukan perilaku buruk tak terkecuali ke 4 orang siswa dari kelas VII.
Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan perilaku buruk siswa dalam
keseharian siswa yaitu bolos pada saat jam pelajaran siswa yang berkata
kasar, mencuri dan tidak sopan terhadap guru serta teman sebayanya. Siswa
cenderung senang melakukan perilaku yang menyimpang dari norma, agama
dan segala kegiatan yang ada di MTs Serba Bakti Suryalaya.
Program Bimbingan Islami dengan Metode Uswah untuk Mereduksi
Perilaku Buruk Siswa Kelas VII
Dalam bimbingan islami ini tidak hanya memberikan memberikan bantuan
akan tetapi memberikan bantuan kepada individu agar ia mampu
mengarahkan dan memberdayakan iman dan aklnya kepada Allah SWT. Hal
8 Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Bimbingan Islami dengan Metode Uswah untuk Mereduksi Perilaku Buruk Siswa Kelas VII Judul artikel

ini sejalan dengan pendapat Anwar Sutoyo (2013:22) bahwa bimbingan


islami merupakan sebuah upaya dalam membantu individu kemabali pada
fitrah-nya yang mengarah pada pemberdayaan iman dan akal yang
dikaruniakan Allah SWT untuk mempelajari tuntunan ajaran Islam, supaya
fitrah yang ada pada individu berkembang dengan baik dan kukuh sesuai
dengan perintah Allah SWT.
Adapun tujuan digunakannya metode uswah dalam bimbingan islami
yang ada di MTs Serba Bakti Suryalaya yaitu metode uswah (keteladanan)
yaitu pembimbing bertujuan sebagai upaya untuk dapat meneladani guru
mursyid yang ada di Pondok Pesantren Suryalaya yakni Abah Anom sebagai
mana yang telah ia lakukan selama hidupnya senantiasa dipandang baik oleh
para ikhwannya sehingga tidak terlihat perilaku buruk yang ada pada diri
Abah Anom yang berladaskan pada Al Qur’an dan Al Hadits sesuai dengan
ajaran islam. Hal ni sejalan dengan pendapat Rahendra Maya (2017:15)
“Metode uswah lebih mampu mengetuk hati nurani dan sanubari seseorang
sehingga sanggup mempengaruhi relung kesadarannya, berpandangan figur
dan model teladan berupa seorang manusia sangatlah dibutuhkan oleh
manusia yang lainnya dan ini menjadi landasan keharusan dalam penggunaan
metode keteladanan”. Berdasarkan pembahasan diatas metode keteladan
dalam dunia pendidikan islam sangat diperlukan terutama dalam pelaksanaan
bimbingan sebagai upaya untuk mencontohkan perilaku baik yang
mempunyai akhlakul karimah sebagai figur tauladan yang baik.
MTs Serba Bakti Suryalaya merupakan salah satu sekolah yang
menjungjung tinggi nilai-nilai keislaman serta mendidik siswa agar menjadi
muslim-muslimah yang berimtaq, berbakti, mengabdi, dan berakhlak mulia,
membantu siswa yang berperilaku buruk menjadi baik yaitu memiliki
akhlakul karimah. Sejalan dengan pendapat. Gudnanto (2015:2) bahwa
tujuan yang ingin dicapai melalui bimbingan dan konseling islami adalah
agar fitrah yang dikaruniakan Allah kepada individu bisa berkembang dan
berfungsi dengan baik, sehingga menjadi pribadi kaaffah, dan secara bertahap
mampu mengaktualisasikan apa yang diimaninya itu dalam kehidupan
seharihari, yang tampil dalam bentuk kepatuhan terhadap hukumhukum
Allah SWT dalam melaksanakan tugas ke-khalifahan di bumi, dan ketaatan
dalam beribadah dengan mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.
Tujuan utama dari bimbingan islami ini mewujudkan individu menjadi
manusia seutuhnya agaar dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat,
selain itu membantu individu agar tidak mengahadapi masalah dan
membantu individu untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi serta
Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 9
L. Baroroh, L. Satriah dan . Aliyudin

memelihara, mengembagkan situasi dan kondisi yang baik atau yang telah
baik agar tetap menjadi baik.
Program bimbingan islami ini menggunakan metode uswah. Hal tersebut
sejalan dengan metode bimbingan islami menurut Hidayatul Hasanah
(2016:10) bahwa metode uswah yang mempunyai arti keteladanan yaitu
keteladanan memberukan pengaruh yang besar dari pada nasehat. Karena
anak memiliki sifat yang cenderung mencontoh apa yang mereka lihat.
Keteladanan memberikan dampak positif dengan meniru apa yang dia lihat
dan membentuk kepribadian yang baik. Dalam hal ini pembimbing harus
mampu menjadi contoh teladan yang baik.
Dengan demikian menurut analisis program bimbingan islami sejalan
dengan tujuan bimbingan islami yang sebenarnya, hal tersebut berdasarkan
dari adanya kesesuaian antara program bimbingan islami dengan metode
uswah di MTs Serba Bakti Suryalaya dengan teori mengenai tujuan
bimbingan konseling islam.
Proses Pelaksanaan Bimbingan Islami dengan Metode Uswah untuk
Mereduksi Perilaku Buruk Siswa Kelas VII
Berdasarkan program bimbingan islami dengan metode uswah ini dalam
proses pelaksanaanya bimbingan yang dilakukan di MTs Serba Bakti
Suryalaya memiliki emapat tahapan yaitu tahap awal, tahap peralihan, tahap
inti dan tahap akhir bimbingan. Dari tahapan bimbingan didalamnya terdapat
bermacam-macam teknik. Hal ini selaras dengan pendapat Priyatno (2012:13)
bahwa dalam praktek pelaksanaan bimbingan harus memenuhi beberapa
tahapan taitu sebagai berikut: (a) Tahap pembentukan atau tahap awal, yaitu
tahap untuk membentuk sejumlah individu menjadi satu kelompok yang siap
mengembangkan dinamika untuk mencapai tujuan bersama. (b) tahap
peralihan, yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal ke kegiatan
berkutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan bimbingan. (c) Tahap
kegiatan atau tahap inti, yaitu tahap inti untuk membahas topik-topik atau
materi yang akan disampaikan. (d) Tahap penutup atau tahap akhir, pada
yaitu tahap untuk melihat kembali bimbingan yang sudah dilakukan serta
mengakhiri kegiatan bimbingan.
Pada proses pelaksanaan bimbingan islami di MTs Serba Bakti
Suryalaya menurut peneliti diawali dari penyusunan program lalu pada
pelaksanaan oleh para pengajar selanjutnya evaluasi dengan rapat dengan
jadwal yang ditentukan. Dari penyusunan program, MTs Serba Bakti
Suryalaya membuat sebuah visi dan misi yang jelas yang menjadi inti
berbagai kegiatan. Lalu setelahnya membuat sebuah materi layanan
keagamaan yang di dalamnya bermuatan materi-materi agama dan

10 Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Bimbingan Islami dengan Metode Uswah untuk Mereduksi Perilaku Buruk Siswa Kelas VII Judul artikel

pengembangan kemampuan untuk siswa. Pada pelaksanaannya dilakukan


dengan sesuai jadwal yang terarur dalam tiap minggunya. Lalu dari
pelaksanaanya tersebut tentunya diberlakukan sebuah evaluasi melalui rapat
yang dilakukan kepada para pengajar atau pembimbing dan oleh pihak
Yayasan Pondok Pesantren Suryalaya.
Sejalan dengan pendapat Enjang, dan Abdul Mujib (2009: 166)
mengenai pelaksanaan bimbingan agama bahwa proses pelaksanaan
bimbingan islami terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: a) Penyusunan
program bimbingan, penyusunan program bimbingan ini diawali dengan
memperkenalkan keberadaan lembaga melalui berbagai metode. b)
Pelaksanaan bimbingan, yaitu terjadinya pertemuan dengan klien untuk
mencari informasi masalah yang akan disampaikan. c) Pelaksanaan evaluasi
pelaksanaan bimbingan, evaluasi ini bisa dalam bentuk konsultasi kembali,
atau mengundang pihak lain yang terlibat, guna mengklarifikasi masalah yang
terkait dengan klien. d) Pelaksanaan analisis hasil bimbingan. Pelaksanaan
hasil analisis berupa pengaktualisasian hasil konsultasi, dalam bentuk
solusisolusi praktis pada klien. e) Pelaksanaan tindak lanjut bimbingan.
Pelaksanaan tindak lanjut terjadi, jika klien sedikit demi sedikit mulai pulih
dari permasalahan.
Dalam penggunaan metode saat pelaksanaan bimbingan, peneliti
menganilisis bahwa metode yang digunakan berupa metode langsung dan
metode kelompok. Metode langsung yang dilakukan berupa komunikasi
secara langsung dengan bertatap muka. Metode kelompok itu sendiri selalu
dilakukan oleh pembimbing pada saat pemberian materi agama dan pada saat
malam bina iman dan takwa. Dari hasil pengamatan dua metode ini begitu
dominan dalam melaksanakan layanan bimbingan islami di MTs Serba Bakti
Suryalaya.
Berdasarkan proses pelaksanaan yaitu ditemukan oleh peneliti
dilapangan bahwa tahapan-tahapan bimbingan islami sudah memenuhi
pelaksanaan bimbingan islami, karena pada dasarnya bimbingan merupakan
suatu proses pemberian bantuan secara sistematis dan kontinu kepada
individu agar ia mampu mencapai kebahagian hidup di dunia dan akhirat.
Proses pelaksanaan bimbingan isami di MTs Serba Bakti Suryalaya telah
berjalan dengan baik sesuai dengan tahapan-tahapan tersebut, hal ini
menandakan bahwa pembimbing konsisten dalam melaksanakan proses
pelaksanaan bimbingan islami, dan telah sesuai dengan tujuan bimbingan
isalmi yaitu untuk mereduksi perilaku buruj siswa agar menjadi siswa yang
teladan dan menaati peraturan juga manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, mandiri, serta
Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 11
L. Baroroh, L. Satriah dan . Aliyudin

bertanggung jawab pada diri dan lingkungannya.

Hasil Bimbingan Islami dengan Metode Uswah untuk Mereduksi


Perilaku Buruk Siswa Kelas VII
Adapun hasil dari bimbingan dapat dilihat setelah melakukan bimbingan
islami dengan metode uswah untuk mereduksi perilaku buruk siswa di MTs
Serba Bakti Suryalaya dari perilaku buruk terlihat siswa mengalami
perubahan, perubahan tersebut terlihat dari cara siswa berbicara dan
berperilaku. Pada dasarnya perilaku buruk yaitu perilaku menyimpang dalam
(anti sosial) merupakan suatu gambaran dan suatu kepribadian yang
mempunyai gangguan tingkah laku dengan berbagai kriteria. Sejalan dengan
pendapata Kartini Kartono (2017: 15-17) bahwa perilaku buruk bisa
dibedakan dengan jelas yaitu aspek lahiriah kita dapat memperhatikannya
dengan jelas, dan dapat dibagi menjadi 2 kelompok: a) Deviasi lahiriah yang
verbal dalam bentuk kata-kata makian, (bahasa populer), katakata kotor yang
tidak senonoh dan cabul, sumpah serapah, dialek-dialek dalam dunia politik,
dan kriminal. b) Deviasi lahiriah non erbal yaitu semua tingkah laku non
verbal yang nyata terlihat.
Selain aspek lahiriah terdapat aspek Aspek simbolik aspek ini
khususnya mencakup sikap hidup, emosi, sentimen dan motivasi yang
mengembangkan tingkah lakumenyimpang dalam artian beperilaku buruk.
Sejalan dengan pendapat Hawari (2017:196) Perilaku buruk (anti sosial)
adalah suatu gambaran dan suatu kepribadian yang anti sosial atau gangguan
tingkah laku dengan berbagai kriteria yaitu membolos, berkata kasar, tidak
disiplin dan mencuri. Dengan demikian, perilaku buruk yang terjadi di MTs
Serba Bakti Suryalaya khususnya kelas VII semakin menurun dengan adanya
bimbingan islami dengan metode uswah untuk mereduksi perilaku buruk
siswa.
Dalam bimbingan islami siswa diberikan materi tentang pentingnya
menanamkan nilai-nilai keteladanan. Bimbingan islami dengan metode
uswah ini sudah memenuhi kategori baik pada perubahan perilaku buruk
siswa semakin menurun, seperti memiliki sikap positif atau respek terhadap
diri sendiri dan orang lain, memiliki kemampuan melakukan pilihan secara
sehat. Untuk melihat seberapa jauh dan banyaknya siswa di MTs Serba Bakti
Suryalaya serta sejauhmana reduksi perilaku buruk bertahap dari kegiatan
bimbingan islami dengan metode uswah yang telah dilaksanakan, maka untuk
memperoleh hasil dari proses bimbingan islami tersebut penulis melakukan
wawancara dengan berbagai pihak yakni dengan guru BK serta pembimbing.
Pada tahap pertama penulis melalukan wawancara dengan ibu Ai
Sa’diah sebagai wakasek kesiswaan di MTs Serba Bakti Suryalaya beliau
12 Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Bimbingan Islami dengan Metode Uswah untuk Mereduksi Perilaku Buruk Siswa Kelas VII Judul artikel

mengatakan bahwa para siswa setelah mendapatkan bimbingan islami dengan


metode uswah secara intensif dan khusyu sehingga siswa mengalami
perubahan, diantaranya perubahan-perubahan tersebut yaitu pertama,
semangat dalam belajar, kedua berkata baik, ketiga disiplin dan ke empat
menghormati guru dan teman sebayanya, dapat terlihat dari sikap dan
perilaku keseharian mereka yang mengalami penurunan perilaku buruk dan
semakin baik.
Tahap kedua penulis melakukan wawancara kepada ibu Hanatul
Fadillah selaku guru BK untuk mengetahui sejauhmana perubahan siswa
dalam halperilaku buruk, beliau mengatakan sejauh ini perilaku buruk siswa
di MTs Serba Bakti Suryalaya sudah terlihat menurun dan baik, hal ini
terlihat dari sikap saling menghargai teman sebayanya, rajin dalam belajar,
mampu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi.
Tahap ketiga penulis melakukan pengamtan secara langsung dengan
mengikuti kegiatan bimbingan islamu yang dilaksanakan seminggu sekali
untuk melihat perilaku buruk siswa. dengan demikian, hasil yang diperoleh
dari siswa termasuk pada kategori baik dengan melihat menurunya siswa
yang melakukan perilaku buruk.
Tahap keempat yaitu penulis membagikan angket melalui google from
kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana penurunan perilaku buruk yang
dimiliki siswa di MTs Serba Bakti Suryalaya, hasil yang diperoleh dari data
yang didapatkan dari lapangan menunjukan perilaku buruk yang dimiliki
siswa termasuk keadalam kategori baik, yang bisa disimpulkan bahwa siswa
mengalami perubahan dengan menurunya siswa yang melakukan perilaku
buruk.
Kondisi Siswa setelah Mengikuti Bimbingan Islami dengan Metode
Uswah
Penelitian mengunakan metode pada pembahasan ini, selain menggunakan
metode wawancara, penelitian ini menggunakan wawancara tertulis dengan
menyebarkan angket kepada siswa di MTs Serba Bakti Suryalaya dengan
menentukan sampel yang akan diteliti sebagai pengumpulan data, sebelum
melanjutkan ke metode wawancara penelti melakukan pengamatan atau
observasi. Berdasarkan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh
peneliti, maka hasil yang dicapai setelah melakukan proses bimbingan islami
terjadi ditangani oleh pembimbing. Penjelasan tentang bimbingan islami pada
masa pandemi covid-19 menyangkut tentang mengurangi perilaku buruk
siswa yang ada di MTs Serba Bakti Suryalaya. Pada alur bimbingan
melakukan pemaparan serta penjelasan dari hasil observasi dan pengamatan

Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 13
L. Baroroh, L. Satriah dan . Aliyudin

proses pemberian bimbingan islami dengan metode uswah dari pertemuan


pertama sampai akhir. Pengamatan yang telah dilakukan memberikan
jawaban pada penelitian selama proses bimbingan islami.
Untuk mengetahui perilaku buruk siswa melalui bimbingan islami yang
didapatkan dengan mengukur kondisi perilaku siswa sehari-hari di MTs Serba
Bakti Suryalaya dengan menggunakan teknik wawancara tertulis (penyebaran
anget). Dengan demikian, peneliti tidak memungkinkan bertanya langsung
kepada siswa kelas VII MTs Serba Bakti Suryalaya karena kondisi pandemi
covid-19 yang tidak memungkinkan. Dengan demikian, penentuan objek atau
siswa untuk di bagikan yaitu melalui google from dengan artian seluruh siswa
kelas VII yang diberi bimbingan islami di MTs Serba Bakti Suryalaya. namun
peneliti mgemabil sampel 20 siswa dari jumlah keseluruhan kelas VII 196
siswa.
Selanjutnya kondisi perilaku buruk siswa di MTs Serba Bakti Suryalaya
dapat dianalisis dari data yang telah didapat melalui penyebaran angket pada
google from. Pertanyaan yang diajukan dalam angket tersebut berjumlah 25
pertanyaan dengan kategori skala nilai sebagai berikut:
Tabel 1.1 Kategori Skala Nilai
NO Skala Nilai Kategori
1 1% - 25% Kurang Baik
2 25% - 50% Cukup Baik
3 50% - 75% Baik
4 75% - 100% Sangat Baik

Perhitungan perilaku buruk siswa di MTs Serba Bakti Suryalaya dapat


dilihat dari instrument pengumpulan data dari wawancara tertulis
(penyebaran anket) melalui google from dari hasil yang diperoleh yaitu nilai
distribusi frekuensi, prosentase reduksi perilaku buruk siswa yang sudah
diberi bimbingan islami sebagai berikut:
Keterangan: SS =Sangat Setuju
S = Setuju
TS =Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Tabel 1.2 Hasil Prosentase
Item Jawaban SS Jawaban S Jawaban TS Jawaban
Pertanyaan STS
P1 7 4 3 6
P2 7 4 2 7
P3 4 6 2 8
14 Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Bimbingan Islami dengan Metode Uswah untuk Mereduksi Perilaku Buruk Siswa Kelas VII Judul artikel

P4 6 2 3 9
P5 6 4 3 7
P6 7 3 5 5
P7 3 5 7 5
P8 4 5 9 2
P9 3 6 6 5
P10 2 3 12 3
P11 4 3 9 4
P12 4 3 13 0
P13 2 6 9 3
P14 3 3 13 1
P15 3 4 11 2
P16 3 6 9 2
P17 2 5 10 3
P18 2 7 6 5
P19 3 6 5 6
P20 3 5 5 7
P21 3 4 6 7
P22 3 6 5 6
P23 3 5 5 7
P24 2 4 6 8
P25 5 2 6 7
Total 94 111 170 125
Rata-rata 4,7 5,55 8,5 6,25

Perhitungan presntase dalm mereduksi perilaku buruk siswa


menggunakan rumus (4) dengan ini diketahui “SS” yang diperoleh dari
angket maka dihitung terlebih dahulu, pengukuran yang dilakukan pada
penelitian ini yaitu dengan skala likert, selanjutnya ditempatkan dalam skala
presentase sebagai berikut:
Nilai Jawaban “SS” :4
Nilai Jawaban “S” :3
Nilai Jawaban “TS” :2
Nilai Jawaban “STS” :1
Jumlah prosentase yang diharapkan menurun yang dikalika dengan
jumlah responden sehingga perhitungan jawaban “SS” dari angket yaitu
sebagai berikut:
Jawaban “SS” rata-rata :4,7/20 x 100% = 23,5%
Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 15
L. Baroroh, L. Satriah dan . Aliyudin

Hasil yang didapat bahwa untuk mereduksi perilaku buruk siswa di


MTs Serba Bakti Suryalaya diketegorikan menurun dengan sangat baik
sebagaimana presentase yang telah dipaparkan diatas yaitu sebagai berikut:
Dari hasil analisis skala likert perkembangan 75% yaitu 23,5% sehingga
dapat dikatakan bahwa dengan diadakannya pelaksanaan bimbingan islami di
MTs Serba Bakti Suryalaya mengalami penurunan perilaku buruk siswa yang
cukup signifikan. Sebagai kesimpulan bahwa reduksi perilaku buruk di MTs
Serba Bakti Suryalaya berhasil karena mengalami penurunan dengan
prosentase 23,5%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan bahwa angket yang disebar melalui google from dari masing-
masing aspek memiliki perilaku buruk namun tidak sedikit siswa yang
memiliki siswa yang berperilaku baik.dalam hal ini ditegaskan dengan
indikator perilaku buruk. Namun dari jumlah responden 20 orang siswa
terdapat empat orang siswa yang memiliki perilaku buruk.
Tabel 1.3 Kriteria Perilaku Buruk
NO Nama Siswa Jumlah Nilai Krietria Perilaku
Buruk
1 Revan Fadly 76 Tinggi
2 Reka Nurjana 76 Tinggi
3 Nurkhoiriyah 77 Tinggi
4 Zulva 80 Tinggi
5 Hana Amelia 64 Rendah
6 Naila Syafira 54 Rendah
7 M. Bayu 56 Rendah
8 Laeli Nurul 55 Rendah
9 Yani Suryani 56 Rendah
10 Dini Amelia 52 Rendah
11 Ilham Ramdani 48 Rendah
12 Nisya Wilyah 49 Rendah
13 Sugih Sugiana 48 Rendah
14 M. Rizki 49 Rendah
15 Hana Agustin 47 Rendah
16 Nurul Auliya 47 Rendah
17 Sinta Wati 48 Rendah
18 Maulida 51 Rendah
19 Jamaludin 48 Rendah
20 Sintia 44 Rendah

16 Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Bimbingan Islami dengan Metode Uswah untuk Mereduksi Perilaku Buruk Siswa Kelas VII Judul artikel

Berdasarkan pada tabel 3.5 diatas setelah kegiatan bimbingan


dilakukan dengan metode uswah pada siswa MTs Serba Bakti Suryalaya
memperoleh masih bertahap, terdapat empat orang siswa yang memperoleh
hasil dengan nilai prosentase diatas 75% yaitu 76%, - 76% - 77% - 80%,
nilai prosesntase tersebut menandakan bahwa ke empat orang siswa masih
berperilaku buruk. Dari pemaparan diatas, melalui kegiatan bimbingan islami
dapat memfasilitasi siswa untuk membentuk akhlakul karimah siswa, hal
tersebut diperkuat oleh penjelasan prosentase dengan interval 23,5%- 100%
maka reduksi siswa yang melakukan perilaku buruk di MTs Serba Bakti
Suryalaya sudah termasuk kategori bertahap sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK bahwa sebagian besar
siswa yang berperilaku buruk mengalami perubahan yang baik setelah
dilakukannya bimbingan islami dengan metode uswah, akan tetapi sebagian
kecil dari mereka masih terus melakukan perilaku buruk baik itu kepada guru
maupun teman sebayanya. Dengan demikian, siswa yang masih melakukan
perilaku buruk dalam pengawasan setiap hari oleh guru pembimbing.
Adapun perubahan perilaku sebelum dan sesudah diadakannya
bimbingan islami dengan metode uswah baik dari segi perkataan dan
perbuatan mengalami perubahan yang cukup baik, dari segi perkataan siswa
yang awalnya sering mengeluarkan kata-kata kasar setelah diadakannya
bimbingan islami dengan metode uswah perkataannya berunah menjadi sopan
dan santun baik itu kepada guru maupun teman sebayanya. Sedangkan dari
perilakunya sendiri yang tadinya berperilaku buruk dalam artian
menyimpang setelah diadakannya bimbingan islami dengan metode uswah
berubah menjadi lebih baik. perilaku buruk yanng telah mereka lakukan
sudah berkurang bahkan mereka menyadarinya untuk tidak melakukan hal
tersebut terulang lagi. Dari segi ibadah yang tadinya kurang terperhatikan dan
lalai dalam menjalankannya, setelah diadakannya bimbingan islami dengan
metode uswah menjadi lebih giat dan rajin. Hal ini sesuai dengan catatan BK
di MTs Serba Bakti Suryalaya.
Bimbingan islami dengan metode uswah (keteladanan) yang
dilalaksankan di MTs Serba Bakti Suryalaya bisa dikatakan berhasil karena
pada dasarnya metode yang paling ampuh di dalam dunia pendidikan terutam
dalam pendidikan Islam sebagaimana siswa nampak terlihat berkurang
melakukan perilaku buruk karena bimbingan islami dengan metode uswah
(keteladanan) sebagai upaya untuk menanamkan keimanan, membentuk
akhlakul karimah dan melatih ibadah siswa.

Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 17
L. Baroroh, L. Satriah dan . Aliyudin

PENUTUP
Berdasarkan hasil temuan, analisis dan pembahasan terhadap data yang dapat
dikumpulkan selama penelitian, serta dengan mengacu pada foku pertanyaan
penelitian yang telah dikemukakan pada bagaian sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan diantaranya program bimbingan islami yang dilakukan di
MTs Serba Bakti Suryalaya dilakukan oleh guru BK yang bekerjasama
dengan wakasek kesiswaan, guru mata pleajaran, wali kelas dan pihak
pesantren dalam mengatasi perilaku buruk siswa. dari segi metode yang
digunakan yaitu menciptakan hubungan baik antara konseli dan konselor.
Konselor memperoleh keterangan tentang permasalahan konseli dari konseli
itu sendiridan lingkungan sekitar melalui wawancara langsung dan tulisan,
dengan menganalisis hasilnya kemudian dicari penyebab permasalahan lalu
diberikan solusi dan nasehat, selain itu dalam pemberian materi lebih menitik
beratkan pada masalah akhlak. Program bimbingan islami dengan metode
uswah sebagai keteladanan pembimbing yang sangat penting untuk
membentuk siswa menjadi insan yang berakhlakul karimah sebagai uswah
kunci dari segala kebaikan kepada siswa.
Proses bimbingan islami di MTs Serba Bakti Suryaslaya merupakan
sebuah proses yang terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui. Sebelum
berdialog langsung dengan konseli, konselor terlebih dahulu mengadakan
pengamatan atau observasi terlebih dahulu terhadap permaslahan yang
dihadapi oleh konseli yang menjadi narasumber selama proses penelitian ini
yaitu waka kesiswaan, guru BK, wali kelas. Dari hasil observasi dan
wawancara pelaksanaan bimbingan islami dengan metode uswah untuk
mereduksi perilaku buruk siswa, pembimbing memberikan nasehat ajaran
Islam kepada siswa, selain itu, pembimbing juga menyampaikan amaliyah
ibadah seperti menghidupkan sunnah-sunnah rasul berdzikir dengan
mendekatkan diei kepada Allah sehingga siswa mempunyai jiwa yang tenang
dan memiliki akhlakul karimah.
Hasil yang dicapai dalm proses bimbingan islami dengan metode uswah
ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang lebih baik dari sebelumnya.
Dari segi perkataan yang tadinya berkata tidak sopan setelah diadakannya
bimbingan islami berubah menjadi sopan dan santun. dari segi perilakunya
sendiri yang tadinya berperilaku buruk atau kurang baik, berubah menjadi
baik. Oleh karena itu proses bimbingan islami dengan metode uswah untuk
mereduksi perilaku buruk siswa menunjukan hasil yang positif yang ditandai
kurangnya perilaku buruk pada siswa kelas VII di MTs Serba Bakti Suryalaya
akan tetapi masih berkembang dan belum optimal, karena adanya beberapa
penghambat dari proses bimbingan islami ini. Berdasarkan hasil penelitian
18 Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Bimbingan Islami dengan Metode Uswah untuk Mereduksi Perilaku Buruk Siswa Kelas VII Judul artikel

tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwasanya layanan bimbingan islami


dengan metode uswah di MTs Serba Bakti Suryalaya mampu mereduksi
perilaku buruk siswa. dari jumalah keseluruhan siswa 196 yang diambil
sampel 20 ada empat orang siswa yang permasalah perilaku buruknya belum
terselesaikan. Sebagai kesimpulan bahwasanya penurunan perilaku buruk
siswa di MTs Serba Bkati Suryalaya setelah diberikannya bimbingan islami
dengan metode uswah dikatakan mengalami penurunan yang signifikan
dengan prosentase 23,5%.
Berdasarkan temuan selama proses penelitian penulis menyadari bahwa
proses bimbingan islami dengan metode uswah dapat memberikan hasil dan
gambaran yang lebih mendalam mengenai perilaku buruk di sekolah, maka
disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat mengembangkan mengenai
metode uswah, karena dapat membantu mereduksi perilaku buruk siswa dan
sangat penting untuk bisa dikembangkan dalam penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Enjang & Mujib, A. (2009). Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
Bandung: Sajjad Publishing House.
Hana Utami. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap Perilaku
Manusia. yogyakarta. nuha mudika.
Hiwari, D. (1997). Al Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Mental.
Jakarata: Dhana Bakti Yasa.
Kartini Kartono. (2007). Patologi Sosial. Bandung: PT Raja Grafindo
Persada.
Munir Samsul. (2010) Pengantar Bimbingan Konseling Islam. Jakarta:
Amzah.
Mustofa, Ali. (2019). Metode Keteladanan Perspektif Pendidikan Islam.
Jurnal Studi Kesislaman. Vol 5. No 1. Halaman 24.
Prayitno & Amti, E. (2009). Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: PT
Asdi Mahasatya.
Sutoyo Anwar. (2013).Bimbingan Konseling (Teori Praktik). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Irsyad: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 19

Anda mungkin juga menyukai