Anda di halaman 1dari 11

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

MENGANTISIPASI KENAKALAN SISWA DI SMA


NEGERI 1 KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR

1Ruwaida, 2 Muhibbutabary, 3 Muhibbudin

1Mahasiswa Prodi PAI FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh


2Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh

3Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Abstrak

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menjadi


landasan bagi siswa dalam menanamkan nilai-nilai keislaman untuk
mencerminkan kepribadiannya yang berilmu, berwibawa, dan berakhlak
mulia. Masa remaja merupakan masa yang mudah terpengaruhi oleh
segala hal. Remaja sering membuat kegaduhan seperti, perkelahian, bolos
sekolah, merokok, membangkang, dan masih banyak lainnya. Oleh sebab
itu, pihak sekolah berharap mampu mengatasi hal-hal yang sedemikian
rupa, terutama bagi guru, khususnya guru Pendidikan Agama Islam
berupaya mendidik sikap, moral, dan prilakunya dalam menanamkan
ilmu pengetahuan agama dan nilai-nilai islam lainnya. Adapun rumusan
masalah didalam penelitian ini adalah apa saja bentuk kenakalan siswa,
bagaimana upaya guru PAI dalam mengantisipasi kenakalan siswa, dan
apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam mengantisipasi
kenakalan siswa. Adapun guru pendidikan agama islam adalah guru
sebagai pendidik yang menjadi tokoh, panutan dan sebagai suri tauladan
bagi siswa. Dalam penelitian ini, peneliti memakai jenis penelitian
kualitatif yang bersifat deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi. Kemudian data tersebut dianalisis melalui
deskripsi kualitatif. Hasil penelitian yang ditemukan di lokasi penelitian
menunjukkan bahwa adanya kenakalan siswa di sekolah tersebut seperti
berkelahi, membolos, merokok, dan keras kepala. Adapun upaya yang
dilakukan oleh guru dalam mengantisipasi kenakalaan tersebut adalah
tahap mengantisisasi, tahap pencegahan, dan tahap pembinaan. Namun
kendala yang dialami oleh guru dapat diminimalisir dengan adanya
dukungan dari orang tua siswa, dan pihak sekolah juga memberi ganjaran
terhadap kelakuan siswa yang nakal.

Kata Kunci: Upaya Guru, Mengantisipasi, dan Kenakalan Siswa

Abstract

The school is one of the educational institutions which is the foundation


for students in instilling Islamic values to reflect their knowledgeable,
authoritative, and noble character. Adolescence is a time that is easily
affected by everything. Teenagers often make noise such as, fighting,
skipping school, smoking, defiance, and many others. Therefore, the
school hopes to be able to overcome things in such a way, especially for
teachers, especially Islamic Religious Education teachers trying to educate
their attitudes, morals, and behavior in instilling religious knowledge and
other Islamic values. The formulation of the problem in this study is what
are the forms of student delinquency, how is the PAI teacher's effort in
anticipating student delinquency, and what are the supporting and
inhibiting factors in anticipating student delinquency. The Islamic
religious education teacher is a teacher as an educator who becomes a
figure, role model and as a role model for students. In this study,
researchers used a descriptive qualitative research type. Data collected
through observation, interviews and documentation. Then the data is
analyzed through qualitative descriptions. The results of the study found
at the study site showed that there were delinquents of students at the
school such as fighting, ditching, smoking, and being stubborn. The efforts
made by the teacher in anticipating the delinquency are the stage of
romanticizing, the stage of prevention, and the stage of coaching. But the
obstacles experienced by teachers can be minimized by the support of
parents of students, and the school also rewards students for misbehavior.

Keywords: Teacher Efforts, Anticipating, and Student Delinquency


‫ملخص‬

‫املدرسة هي واحدة من املؤسسات التعليمية اليت تشكل األساس للطالب يف‬


‫غرس القيم اإلسالمية لتعكس شخصيتهم الواسعة واملوثوقة والنبيلة‪ .‬املراهقة هي‬
‫ضجيجا مثل القتال‬
‫ً‬ ‫وقت يتأثر بسهولة بكل شيء‪ .‬غالبًا ما يثري املراهقون‬
‫وختطي املدرسة والتدخني والتحدي وغريهم‪ .‬لذلك ‪ ،‬أتمل املدرسة أن تكون‬
‫قادرة على التغلب على هذه األشياء ‪ ،‬ل سيما ابلنسبة للمعلمني ‪ ،‬وخاصة معلمي‬
‫الرتبية الدينية اإلسالمية الذين حياولون تثقيف مواقفهم وأخالقهم وسلوكهم يف‬
‫غرس املعرفة الدينية والقيم اإلسالمية األخرى‪ .‬صياغة املشكلة يف هذه الدراسة‬
‫يف توقع جنوح ‪ PAI‬هي ما هي أشكال جنوح الطالب ‪ ،‬وكيف هو جهد املعلم‬
‫الطالب ‪ ،‬وما هي العوامل الداعمة واملثبطة يف توقع جنوح الطالب‪ .‬معلم‬
‫الرتبية الدينية اإلسالمية هو املعلم كمعلم يصبح شخصية ومنوذج حيتذى به‬
‫ويكون قدوة للطالب‪ .‬يف هذه الدراسة ‪ ،‬استخدم الباحثون نوع البحث النوعي‬
‫الوصفي‪ .‬البياانت اليت مت مجعها من خالل املالحظة واملقابالت والواثئق‪ .‬مث يتم‬
‫حتليل البياانت من خالل األوصاف النوعية‪ .‬أظهرت نتائج الدراسة اليت عثر‬
‫عليها يف موقع الدراسة أن هناك جاحنني من الطالب يف املدرسة مثل القتال‬
‫والتخلي عن التدخني والتدخني والعناد‪ .‬اجلهود اليت بذهلا املعلم يف توقع اجلنوح‬
‫هي مرحلة الرومانسية ‪ ،‬ومرحلة الوقاية ‪ ،‬ومرحلة التدريب‪ .‬ولكن ميكن تقليل‬
‫أيضا‬
‫العقبات اليت يواجهها املعلمون بدعم الوالدين ‪ ،‬وتكافئ املدرسة الطالب ً‬
‫كلمة البحث ‪ :‬جهود املعلم ‪ ،‬والتوقع ‪ ،‬وجنوح الطالب‬ ‫‪.‬على سوء السلوك‬
A. PENDAHULUAN

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menjadi


landasan bagi siswa dalam menanamkan ilmu pengetahuan bagi dirinya,
terutama dalam menanamkan nilai-nilai keislaman untuk mencermintan
kepribadiannya yang mantap, berilmu, dewasa, berwibawa, arif, dan
berakhlak mulia. Pada masa ini remaja masa yang penuh rasa ingin tahu
terhadap dalam segala hal, mereka sangat mudah terpengaruhi apa yang
ada di sekitarnya. Remaja sering membuat kegaduhan diantara kalangan-
kalangannya, seperti, tawuran, perkelahian antar sesama, mengganggu
ketenangan orang lain, membuat keributan pada saat pembelajaran,
merusak sarana pembelajaran, membolos sekolah seusai jam istirahat,
merokok, suka membangkang terhadap apa yang disampaikan oleh guru,
dan masih banyak problem-problem kenakalan lainnya yang sering di
lakukan oleh siswa-siswa tersebut.
Masa remaja masa yang penuh rasa keingin tau baik dalam
berbagai hal maupun dalam berbagai masalah, pada masa ini, peralihan
dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Dalam proses pencarian jati
dirinya, remaja seringkali menunjukan perilaku yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai norma, dan agama. Perilaku yang ditunjukan oleh remaja
tersebut sesungguhnya merupakan reaksi dari dalam jiwanya untuk
mendapatkan suatu perhatian dari orang lain. Dalam penjelasan yang
lain, masa remajalah masa segala hal bertentangan, mereka ingin hidup
lepas, bebas dari segala ikatan, maka timbullah kelompok-kelompok
remaja seperti hipies dan sebagainya, segala persoalan dan problem bisa
saja terjadi pada remaja-remaja yang dalam keadaan seperti itu, dengan
hal demikian, seharusnya guru lebih efektif dalam berupaya memberikan
suatu faktor penting karena yang memegan peranan yang menentukan
dalam kehidupan remaja adalah agama.1
Kenakalan remaja adalah kelainan tingkah laku, perbuatan atau
tindakan remaja yang bersifat asossial bahkan antisosial yang melanggar
norma-norma sosial, agama, serta ketentuan hukum yang berlaku dalam
masyarakat.2

____________

1 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), hal. 123-124.
2 Sofyan, Willis, Remaja dan Masalahnya, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 89.
Dalam menghadapi situasi yang demikian, remaja seringkali
memiliki jiwa yang lebih sensitive, yang pada akhirnya tidak sedikit para
remaja yang terjerumus kehal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai
moral, norma agama, norma sosial, serta norma hidup di masyarakat, oleh
karna itu remaja akan cenderung mempunyanyi tingkah laku yang tidak
wajar dalam arti melakukan tindakan yang tidak pantas.
Lembaga pendidikan merupakan pihak yang dapat mengontrol
segalah sesuatu aktifitas yang dilakukan oleh siswa agar dapat
terantisipasi dan tidak terjerumus kepada prilaku dan pergaulan yang
menyimpang baik terhadap ajaran agama maupun aturan-aturan yang
diberlakukan oleh sekolah. Kondisi ini memotivasi guru sebagai pengajar
di SMA Negeri I Kuta Baro melakukan pembinaan dalam upaya antisipasi
kenakalan yang terjadi di kalangan siswa. Berbagai permasalah kenakalan
terjadi yang diduga akibat kurangnya perhatian dari semua pihak, baik di
sekolah atau di lingkungan lainnya. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian ini dengan judul “Upaya Guru Pendidikan Agam
Islam Dalam Mengantisipasi Kenakalan Siswa Di SMA Negeri 1 Kuta
Baro”.

B. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini mengkaji tentang Upaya Guru Pendidikan Agama
Islam Dalam Mengantisipasi Kenakalan Siswa di SMA Negeri I Kuta
Baro Kabupaten Aceh Besar. Sesuai dengan fokus penelitian, maka
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat
deskriptif. Pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Jenis penelitian yang
bersifat deskriptif yakni data yang dikumpulkan berupa gambar,kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati dan bukan berupa angka-angka statistik.3
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto deskriptif adalah
penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi

____________

3 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif, ( Bandung : Remaja Rosdakarya,


1996 ) hal. 6.
atau hal lain-lainnya yang hasilnya/dipaparkan dalam bentuk laporan
penelitian.4 Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan
apa-apa yang saat ini berlaku. Dalam penelitian ini, peneliti tidak
menguji hipotesis dan tidak menggunakan hipotesis, melainkan hanya
mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel.
2. Lokasi Penelitian dan Subyek Data
Lokasi penelitian yang dijadikan objek kajian skripsi ini adalah
Sekolah Menegah Atas Negeri I Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar yang
terletak di desa Menasah Weh Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh
Besar. Alasan penulis memilih lokasi ini adalah Sekolah Menegah Atas
Negeri I Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar terdapat permasalahan yang
sesuai dengan masalah yang penulis angkat dalam penelitian ini.

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh


orang yang berkepentingan atau yang memakai data tersebut. Data
yang diperoleh dari wawancara, observasi, kuesioner merupakan
contoh data primer. Sedangkan data sekunder adalah data yang tidak
langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan dengan data
tersebut. Majalah, buku, jurnal, biro statistik dan publikasi lainnya
merupakan data sekunder.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang


digunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi
Observasi adalah instrumen yang sering dijumpai dalam
penelitian kualitatif. Menurut Riyanto sebagaimana penulis
kutip dari Ahmad Tanzeh, observasi merupakan metode
pengumpulan data yang menggunakan pengamatan
terhadap obyek penelitian yang dapat dilaksanakan secara

____________

4Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka


Cipta, 2013), hal. 3.
langsung maupun tidak langsung.5 Dalam observasi ini
peneliti lebih banyak menggunakan salah satu
2. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlansung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih
bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-
informasi atau keterangan-keterangan.6 Data yang
dikumpulkan melalui wawancara adalah data verbal yang
diperoleh melalui percakapan atau tanya jawab.7 Melalui
teknik wawancara, peneliti bisa merangsang narasumber
agar memiliki wawasan pengalaman yang lebih luas. Dengan
wawancara juga, peneliti dapat menggali soal-soal penting
yang belum terpikirkan dalam rencana penelitian. Dalam
penelitian ini, penulis mewawancarai kepala sekolah SMA
Negeri I Kuta Baro, guru Pendidikan Agama Islam dan guru
Bimbingan konseling.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan
sebagainya.8 Menurut Giba Lincon, dokumentasi adalah
setiap bahan ataupun film yang tidak dapat dipisahkan
karena adanya permintaan seseorang.9 Metode ini peneliti
gunakan untuk memperoleh data tertulis tentang sejarah
berdirinya Sekolah Menengah Atas Negeri I Kuta Baro Aceh
Besar, keadaan guru, keadaan personal, keadaan siswa. Jadi
metode ini selain juga untuk memperoleh data juga untuk

____________

5Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, ( Yogyakarta: Teras, 2009), hal .58.
6 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodelogi Penelitian,… hal. 63.
7 Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling, (
Jakarta: Raja Grafindo, 2013), hal. 63.
8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2013), hal. 274.


9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif, ( Bandung : Remaja Rosdakarya,
1996 ) hal. 161.
menguatkan dan memantapkan berbagai data yang diperoleh
dari data wawancara maupun observasi.

C. HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Bentuk-bentuk Kenakalan Siswa
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti dapatkan kenakalan
yang dilakukan oleh siswa SMA Negeri I Kuta Baro adalah kenakalan
yang masih berada dalam tahap wajar atau biasanya disebut dengan
kenakalan ringan, kenakalan yang dilakukan tersebut masih berada
didalam lingkungan sekolah. Adapun bentuk kenakalan yang sering
dilakukan oleh para siswa SMA Negeri I Kuta Baro diantaranya :10
a. Membolos
b. Perkelahian
c. Merokok
d. Membengkang.
Adapun bentuk-bentuk Kenakalan Remaja menurut
Sarwono membagi kenakalan remaja ini menjadi empat jenis
yaitu:11

a. Kenakalan yang dapat menimbulkan korban fisik pada orang


lain misalnya: perkelahian, perkosaan, perampokan,
pembunuhan, dan lain-lain.
b. Kenakalan yang dapat menimbulkan korban materi misalnya:
perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lain-lain.
c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak
orang lain seperti: pelacuran, penyalahgunaan obat, di
Indonesia mungkin dapat juga dimasukkan hubungan seks
sebelum menikah dalam jenis ini.

____________

10 Wawancara dengan Bu.F pada tanggal 30 April 2019.


11 Sarlito Wirawan Sarwono. Psikologi Remaja. (Jakarta: Raja Grafindo Persada
2012) hal. 256-257.
d. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status
anak sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari
status orang tua dengan cara minggat dari rumah atau
membantah perintah mereka, dan sebagainya.
2. Upaya Guru PAI dalam Mengantisipasi Kenakalan
Adapun hasil peneliti dapatkan, upaya yang dilakukan oleh
guru Pendidikan Agama Islam dengan cara mempersiapkan segala
sesuatu demi untuk mengantisipasi terhadap tindakan-tindakan
yang melanggar norma-norma susila dan agama. Dengan demikian
upaya yang dilakukan oleh guru pendidikan agama islam ada tiga
tahap yaitu:
a. Tahap mengantisipasi
b. Tahap mencegah
c. Tahap pembinaan
Dari tiga tahap tersebut yang dilakukan oleh guru PAI
dengan tujuan, membentuk kepribadian yang baik, memberikan
contoh tauladan yang baik kepada siswa, misalnya seorang
pendidik harus memiliki kejujuran dengan menerapkan apa yang
diajarkan dalam kehidupan pribadinya dan mengajarkan
kedisiplinan kepada siswa misalnya tata cara kerapian dalam
berpakaian, selain itu menanamkan nilai-nilai spiritual atau nilai-
nilai agama pada diri siswa sebaik mungkin. Memberikan contoh
apa saja tingkah laku yang buruk dan memberikan informasi
tentang bahayanya melakukan tindakan kriminal.
Upaya mengatasi kenakalan pada siswa usia remaja bisa
dengan cara menasehati dalam kesabaran, Allah berfirman:
ۡ ۡ ‫مث كان ِمن ٱلَّ ِذين ءامنوا وت واص ۡوا بِٱلص‬
‫اص ۡواْ بِٱل َم ۡر ََحَِة‬‫و‬ ‫ت‬‫و‬ ِ
‫ۡب‬
َ َ َ َّ ْ َ َ َ َ ْ ‫مَّ َ َ َ َ َ َ م‬
َ
Artinya : “ dan Dia (tidak pula) Termasuk orang-orang yang
beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan
untuk berkasih sayang”. (Qs Al-Balad ayat 17).12

Yang dimaksud ayat ini adalah memberikan rambu-rambu


dalam hidup masyarakat, dimana Allah menyuruh kepada
manusia untuk senantiasa berkasih-kasih dan bersayangan antar

____________

12 Al-Quran dan Terjemahan Dapartemen agama RI Tahun 2018.


sesama manusia. Dan juga kepada yang kaya hendaknya
menghibai yang miskin, yang kuat melindungi yang lemah dan
dalam hidup bermasyarakat hendaknya saling tolong menolong.
Hal ini dikarenakan tidak ada manusia yang mampu untuk hidup
seorang diri tanpa adanya bantuan dari manusia lainnya.
3. Fakor Pendukung Dalam Mengantisipasi Kenakalan Siswa
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti dapatkan
bahwa faktor pendukung dalam mengantisipasi terjadinya
kenakalan pada siswa ada kerja sama antara pihak sekolah dengan
orang tua siswa, dengan adanya kerjasama antara orang tua siswa
dengan pihak sekolah, maka perilaku menyimpang yang siswa
lakukan tersebut sedikit berkurang karena keprihatian orang tua
dan dukungan dari pihak keluarga sangat menunjang guru dalam
mencegah prilaku menyimpang yang siswa lakukan disekolah
sehingga berpengaruh dalam menanamkan nilai-nilai spiritual atau
nilai-nilai agama bagi siswa di SMA Negeri I Kuta Baro.13
a. Ada kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua siswa.
Dengan adanya kerjasama tersebut, maka perilaku menyimpang
yang siswa lakukan sedikit berkurang karena keprihatian orang
tua dan dukungan dari pihak keluarga sangat menunjang guru
dalam mencegah prilaku menyimpang yang siswa lakukan
disekolah sehingga sangat berpengaruh dalam memperbaiki
nilai-nilai keagamaan dan menjadi siswa yang berakhlakul
qarimah.
b. Berdasarkan observasi yang peneliti dapatkan bahwa guru di
sana juga memberi ganjaran terhadap siswa yang melakukan
kenakalan seperti, telat masuk kelas, berkelahi, kedapatan
merokok dan sebagainya, guru memberi suatu ganjaran seperti
memberi tugas hafalan ayat Al-Qur’an, membersihkan musalla
sekolah dan memberikan ganjaran-ganjaran yang sehingga dapat
menjadi suatu pelajaran bagi siswa untuk tidak mengulangi lagi
hal-hal yang melanggar dengan aturan sekolah.

____________

13 Wawancara dengan Bu.S Pada tanggal 30 April 2019.


D. DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, ( Yogyakarta: Teras,


2009), hal .58.
Al-Quran dan Terjemahan Dapartemen agama RI Tahun 2018.

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodelogi Penelitian,… hal. 63.


Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif, ( Bandung : Remaja
Rosdakarya, 1996 ) hal. 6.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif, ( Bandung : Remaja
Rosdakarya, 1996 ) hal. 161.
Sarlito Wirawan Sarwono. Psikologi Remaja. (Jakarta: Raja Grafindo
Persada 2012) hal. 256-257.

Sofyan, Willis, Remaja dan Masalahnya, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal.


89.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek,


(Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hal. 3.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hal. 274.
Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan
Konseling, ( Jakarta: Raja Grafindo, 2013), hal. 63.
Wawancara dengan Bu.F pada tanggal 30 April 2019.
Wawancara dengan Bu.S Pada tanggal 30 April 2019.

Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), hal.
123-124.

Anda mungkin juga menyukai