Anda di halaman 1dari 2

PERANKU UNTUK UMAT

Innayah Dwi Mutia Mursalin


Sebagai seorang muslim, sudah sepatutnya bagi kita untuk berperan dan berkontribusi
bagi umat islam. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk umat ini, sesuai dengan
kapasitas dan kemampuannya masing-masing. Tidak hanya pahlawan yang bisa memiliki
peran untuk umat di Indonesia, tidak perlu menjadi presiden untuk bisa menuntun umat
ke jalan yang benar. Tidak perlu memiliki jabatan untuk berperan dalam umat ini, cukup
lakukan hal yang bernilai positif bagi sesama muslim sudah menunjukan peran kita pada
umat ini.
Peran jika kita telusuri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti: perangkat
tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat.
Tingkah tersebut diharapkan memiliki pengaruh kepada masyarakat, untuk itu dipastikan
bahwa tingkah yang diharapkan tentunya adalah tingkah yang baik. Seseorang yang
memiliki kedudukan tentunya akan lebih mudah untuk mengajak masyarakat melakukan
kebaikan, tapi bukan berarti karena itu kita tidak bisa memiliki peran bagi umat ini.
Orang-orang disekitar kita seperti keluarga, teman, dan tetangga juga merupakan bagian
dari masyarakat itu sendiri.
Di masa SMA, saya mulai memberikan kontribusi sedini mungkin untuk umat.
Bersama teman-teman saya, kami tergabung dalam organisasi sekolah yang bernama
OSHAN (Organisasi Santri Hidayatunnajah). Di organisasi ini saya diamanahkan sebagai
ketua OSHAN. Banyak kegiatan yang kami adakan saat menjabat, diantaranya kami rutin
setiap tiga pekan sekali mengajarkan beberapa kosakata bahasa arab dan inggris kepada
para santri. Selain itu kami juga rutin mengawasi jalannya kajian yang diadakan sekolah
kami setiap minggunya. Kami juga mengundang beberapa narasumber untuk
memberikan seminar dengan tema “Edukasi Deteksi Dini Tentang Kanker Payudara”.
Kegiatan Ini bertujuan untuk memberikan edukasi dini kepada para santri tentang
pentingnya menyadari tanda kanker payudara mengingat penyakit tersebut bisa
menjangkit remaja dikarenakan pola hidup yang kurang baik. Tidak berhenti sampai
disitu, melalui organisasi ini, kami juga mengadakan kegiatan yang bernama “Specta
Event of Hidayatunnajah” atau biasa kami sebut sebagi “Spevent”. Kegiatan ini berisi
lebih dari 8 lomba yang bisa diikuti oleh sekolah islam disekitar Bekasi. Diantara lomba
tersebut ada yang mengasah kemampuan public speaking mereka seperti pidato bahasa
inggris, khitobah, strorytelling, dan lomba lainnya. Ada juga yang menguji pengetahuan
dan hafalan mereka seperti MHQ (Musabaqoh Hifdzul Qur‟an) dan lomba cerdas cermat.
Selain itu, ada juga kejuaraan olahraga seperti basket dan badminton. Tujuan dari
kegiatan ini adalah menumbuhkan rasa percaya diri para santri, mengasah kemampuan
mereka, dan mengajarkan kepada mereka pentingnya menyambung silaturahim kepada
sesama umat muslim.
Bicara soal peran untuk umat, maka profesi yang paling menonjol untuk itu adalah
guru. Bagaimana tidak, guru merupakan sosok yang memberikan ruang mencerahkan
kepada umat islam. Keberadaan guru dalam perjalanan peradaban umat memiliki peran
signifikan, karena guru pada prinsipnya merupakan sosok yang menjadi kreator dalam
segala kejumudan peradaban umat manusia. Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam
mengatakan bahwa tidak akan pernah terputus pahala seorang manusia yang mengajarkan
ilmunya kepada orang lain meski sudah meninggal. Untuk itu, bisa kita bayangkan betapa
mulianya seorang guru dalam islam.
Rasulullah shallallhu „alaihi wasallam pernah bersabda, "Sebaik-baiknya kalian
adalah yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya". Dari hadits tersebut, saya
berusaha mengimplementasikannya dalam kehidupan. Sudah lama sejak saya
mempelajari Al-Qur'an dan sudah sepantasnya bagi saya untuk mengajarkannya.
Al-Qur'an adalah kitab suci umat islam. Isinya yang mulia merupakan kalam Allah
yang menjadi petunjuk dan pedoman hidup manusia. Maka tidak mungkin seorang
muslim mampu membaca dan memahami kandungan isinya melainkan harus
mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Untuk itu, sudah seharusnya bagi setiap
muslim mempelajari Al-Qur'an, baik mengenai bacaannya secara benar sesuai ilmu tajwid
maupun mengkaji kandungan isinya.
Saat ini, saya sedang menjalani pengabdian di salah satu lembaga pendidikan di
Cirebon. Saya ditempatkan di unit SMP sebagai pengajar tajwid Al-Qur'an dengan
metode At-Thibyan. Selain itu, saya juga diamanahkan untuk menjadi pembimbing
asrama kelas tujuh. Menjaga, mendidik, dan menyayangi santri sudah menjadi tugas
sehari-hari seorang pembimbing asrama. Kami harus mampu melakoni banyak peran
dalam amanah ini, kadang menjadi orangtua, kakak, guru, bahkan teman. Dari banyaknya
peran yang bisa saya lakukan untuk umat ini, saya ingin mencoba berkontribusi pada
umat ini dalam aspek kesehatan.
Sejak Maret 2020 silam, Indonesia masih saja dirundung pandemi Covid-19.
Memasuki 2022, Covid-19 belum juga berhasil ditaklukan. Banyak faktor yang tidak
mendukung bagi Indonesia untuk segera pulih dari pandemi ini. Salah satunya adalah
obat yang sebagian besar masih didatangkan dari luar negri.

Dalam Islam, Allah ta'ala memerintahkan hambanya untuk menimba ilmu terlebih
dahulu sebelum melakukan amalan. Oleh karena itu, besar harapan saya untuk bisa
mendapatkan ilmu kesehatan dan obat-obatan di perguruan tinggi. Karena ketika saya
memiliki ilmu tentang obat-obatan, maka saya bisa berkontribusi dalam pembuatan obat
dan berperan besar dalam kesehatan umat ini.

Anda mungkin juga menyukai