Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN SEKS DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Oleh : Nurul Zhafirah Muslim

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas limpahan Rahmat,


Kasih Sayang, dan Karunia-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini
sebagai bentuk pendidikan dan pelajaran bagi pembaca, khususnya bagi diri saya
sendiri.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad


Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, keluarganya, para sahabatnya, dan mudah-
mudahan sampai kepada kita, ummat yang beliau rindukan.

Seiring dengan berakhirnya penyusunan makalah ini, saya ucapkan banyak


terima kasih kepada berbagai pihak yang telah turut membantu penyusunan
makalah ini. Saya menyadari masih banyak sekali kekurangan yang ada, oleh
karena itu saya berharap adanya kritik dan saran yang membangun.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya juga kepada pembaca, dan bisa
menjadi ibadah di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Aamiin Allahumma Aamiin.

Makassar, 15 Juni 2018

Nurul Zhafirah Muslim

1
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Islam mengakui bahwa naluri untuk berhubungan antara lawan jenis


merupakan watak dasar manusia. Tetapi Islam memberikan aturan agar tidak
dipahami dan disalurkan secara negatif. Permasalah yang terjadi diantara
ummat Islam saat ini adalah media sosial yang sangat memprihatinkan bagi
kehidupan generasi yang didambakan ummat. Para orang tua juga tak sadar
dalam memandang masalah ini sebagai prioritas yang tidak terlalu penting.

Seks bebas itu sendiri ada kaitannya dengan perilaku yang berdampak
buruk terhadap kesehatan reproduksi. Mereka tidak memikirkan akibat dari
perbuatan yang tidak mempunyai status. Oleh karena itu pemerintah harus
mampu mengambil tindakan dan menyaring pengaruh yang berhak dan
berdampak negatif bagi para remaja. Begitu pula peran remaja harus mampu
mengendalikan diri dan menghindari hubungan seks pra nikah.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam masalah ini sebagai batasan
dalam pembahasan bab isi adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian pendidikan seks dalam perspektif Islam?


2. Apa pengertian pendidikan seks dalam perspektif Al-Qur’an?
3. Bagaimana metode pendidikan seks dalam Islam?

3. Tujuan Penulisan

Menurut rumusan masalah, dapat disimpulkan bahwa tujuan penulisan


makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengertian pendidikan seks dalam perspektif Islam


b. Untuk mengetahui faktor pendorong terjadinya seks bebas dalam
kehidupan ummat Islam
c. Untuk mengetahui dan memahami faktor dan metode pendidikan seks
dalam islam
4. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan


menggunakan metode tinjauan dari beberapa sumber yang berkompeten dalam
permasalahan pendidikan seks dalam perspektif Islam ini.

2
BAB II

PENDIDIKAN SEKS DALAM PERSPEKTIF ISLAM

1. Pendidikan Seks

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang


atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. 1kbbi

Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam


segala lingkungan dan sepanjang hidup, serta pendidikan dapat diartikan
sebagai pengajaran yang diselenggarakan disekolah sebagai lembaga
pendidikan formal (Mudyahardjo, 2001:6).

Menurut Sarlito dalam bukunya Psikologi Remaja (1994), secara umum


pendidikan seksual adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas
manusia jelas dan benar, yang meliputi proses terjadinya pembuahan,
kehamilan, sampai kelahiran, tingkah laku seksual, dan aspek-aspek
kesehatan, kejiwaan, dan kemasyarakatan.

Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan, pendidikan seks adalah upaya


pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah seksual
yang diberikan kepada anak sejak ia mengerti masalah-masalah yang
berkenaan dengan seks, naluri, dan pekawinan. Pendidikan seks dapat
diartikan sebagai penerangan tentang anatomi, fisiologi seks manusia, dan
bahaya penyakit kelamin.

Pendidikan seks adalah membimbing serta mengasuh seseorang agar


mengerti tentang arti, fungsi, dan tujuan seks sehingga ia dapat menyalurkan
secara baik, benar, dan illegal.

2. Pendidikan seks dalam perspektif Al-Qur’an

Pendidikan seks dalam Al-Quran sebagai agama yang memberikan


pedoman hidup kepada ummat manusia dalam segala aspeknya, Islam
mengatur dan memberi arah juga kepada ummat manusia dalam melaksanakan
fungsi seksualnya, ke arah tujuan yang benar dan baik, sesuai dengan
kedudukan manusia sebagai makhluk yang beradab dan terhormat.

Di dalam Islam, isu yang berkaitan dengan seks bukanlah perkara asing,
dibicarakan dengan begitu luas oleh para ilmuan dan para ulama. Pembicaraan
masalah seks tersebut bukanlah berdasarkan kepada pandangan mereka
semata-mata, tetapi adalah berdasarkan kepada pandangan Al-Qur’an.
Pendidikan seks dalam perspektif Al-Qur’an menunjukkan bahwa islam
sangat mementingkan ummatnya menjalani kehidupan seksual yang sempurna

3
dan baik selaras dengan tuntunan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Segala perintah
dan peraturan agama berkaitan dengan seksual yang ditetapkan oleh Islam
adalah kepada kesejahteraan hidup manusia. Hal ini menjadi perlu diketahui
dan dipahami agar tidak salah faham dalam memahami seks, sehingga
pendidikan seks benar-benar dapat menjaga agama, keturunan, dan
keharmonisan seseorang.

4
BAB III

PEMBAHASAN

1. Metode Pendidikan Seks dalam Islam

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dari setetes air mani, Allah


menciptakannya lalu menentukannya, kemudian Dia mematikan dan
memasukkannya ke dalam kubur” abasa 19-21

Dan yang sungguh aneh, kebanyakan kita membuat hal yang aneh. Dari
kutipan beberapa buku tentang ilmu jiwa. Dalam buku itu terdapat materi tentang
pendidikan seks. Yang harapannya adalah dari buku-buku itu mau mengarahkan
kepada pembinaan Islam – yang ada hubungannya dengan seksualitas yang cukup,
dengan pengetahuan yang bisa dipahami dan sistematis sesuai dengan fase-fase
kehidupan manusia dari masa anak-anak sampai dewasa. Namun, hasilnya sangat
menyesakkan dada, dimana perhatian para peneliti yang mengetahui bahwasanya
Islam bukan saja merupakan nasihat-nasihat yang mendorong untuk berakhlak,
namun merupakan jalan hidup yang sempurna itu sangat sedikit sekali.

Ada sebuah asumsi bahwa mereka tidak menyinggung ajaran Islam dalam
masalah pendidikan seks ini, dikarenakan mereka belum membaca prinsip-prinsip
dalam, dan mereka tidak memiliki latar belakang Islam. Hal ini merupakan
ketidaktahuan yang tidak bisa ditolelir.

Ajaran Islam tergambar dalam Al-Qur’an dan sunnah yang berbicara tentang
asal-usul manusia dan perkembangan penciptaannya dalam perut ibunya. Allah
Ta’ala berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging, kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (yang
berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah Pencipta Yang Paling Baik. Al
mu’minun: 12-14

Ketika seorang anak menginjak dewasa, Islam tidak membiarkan mereka


tanpa petunjuk dalam urusan yang berhubungan dengan seks. Hal-hal yang perlu
dikuasai oleh mereka dalam realitas kehidupan dimaka mereka hidup. Seorang
anak sebelum balig (dewasa) harus mempelajari hal-hal yang membatalkan
wudhu, dan harus belajar untuk kesiapan masa dewasa, bahwa kedewasaan adalah
masa taklif (pembebanan kewajiban agama) dengan ancaman hukuman dari Allah.
Pada saat itu dia harus mempertanggungjawaban segala amalnya. Tanggung
jawab seseorang di hadapan dirinya dan dihadapan masyarakatnya. Dia juga harus
belajar bahwa mimpi bersetubuh itu merupakan hal-hal yang mengharuskan

5
dirinya melakukan mandi besar. Selain itu dia juga harus mengetahui bahwa
mimpi bersetubuh itu merupakan gejala alami yang terjadi pada laki-laki dan
perempuan, dan itu bukan merupakan suatu kesalahan atau kejahatan yang
menimbulkan hukuman bagi para pemuda dan pemudi. Dan seorang gadis juga
harus belajar bahwa berakhirnya haid merupakan hal yang mengharuskan dirinya
melakukan mandi besar dan merupakan tanda kesempurnaan sebagai seorang
perempuan serta tandanya dia mulai memikul tanggung jawab. Hal itu bukan
merupakan sebab mulai terbentuknya keterikatan jiwa atau lahirnya berbagai
kecemasan, sebagaimana dipropagandakan oleh orang-orang yang menganjurkan
pendidikan seks.

3. Faktor Pendorong Terjadinya Seks Bebas dalam Kehidupan Ummat Islam

Dalam perkembangannya, kehidupan di jaman yang telah maju ini memiliki


dampak bagi masyarakat terlebih lagi dalam pergaulan remaja masa kini.
Pergaulan pada remaja masa kini telah jauh dari batasan norma yang telah
ditetapkan. Telah banyak penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja dalam
pergaulannya, seperti sex bebas. Oleh karena itu tidak aneh jika jumlah penderita
HIV/AIDS dan wanita terutama dari kalangan remaja/anak sekolah yang hamil di
luar nikah. Hal ini dikarenakan sekarang mereka sangat begitu mudah memasuki
tempat-tempat khusus orang-orang dewasa. Bahkan sekarang perilakunya bukan
saja mahasiswa dan anak SMA saja, namun sudah merambat sampai ke anak
SMP. Sekitar 60-80% remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks,
ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-
kosan tampaknya berkembang semakin serius. Rata-rata mereka berusia 16-25
tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
(SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-
anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah salah
bergaul dan mudah terpengaruh oleh temannya yang tidak benar. Kebanyakan
mereka ini ingin di puji dan dikatakan gaul oleh teman-temannya tanpa
memikirkan dampak dan akibat yang berkelanjutan. Maksud dari salah bergaul
adalah bukan berarti kita harus memilih-milih dalam bergaul, kita boleh saja
bergaul dengan siapapun asalkan kita jangan mudah terpengaruh dan tetap
berpegang teguh kepada norma-norma agama dan norma hokum yang berlaku,
karena gaul tidak harus melakukan seks bebas.

Oleh karena itu, kita sebagai remaja harus membiasakan berfikir panjang ke
depan sebelum melakukan suatu hal, apalagi yan belum kita ketahui dampak baik
dan buruknya bagi diri kita, keluarga dan orang lain.

6
Berikut beberapa faktor yang mendorong para remaja untuk melakukan seks
bebas adalah sebagai berikut:

a. Karena kehidupan iman yang rapuh.

Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian,


pemahaman, dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan
baik tanpa dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun. Seseorang dapat
melakukan seks bebas karena kurangnya keimanan dalam dirinya. Oleh sebab
itu sejak dini para remaja dan mahasiswa harus meningkatkan pengetahuan
tentang agamanya sendiri, karena agama adalah tumpuan bagi hidup kita. Jika
pengetahuan tentang agama saja minim, apalagi pengetahuan diluar agama
tentu sangat minim.

b. Kurangnya perhatian orang tua.

Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak.


Perhatian orang tua sangat diperlukan oleh seseorang karena orang tualah
yang peling dekat dengannya. Bimbingan orang tua sangat berpengaruh pada
tingkah laku seseorang. Apabila orang tua kurang memberi pengarahan serta
pengetahuan, maka seorang anak akan mudah terjerumus dalam kebiasaan
berseks bebas.

Tetapi ada juga anak yang memang memiliki kepribadian buruk, walaupun
orang tuanya sudah memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan yang
cukup pula, anak yang tergolong memiliki kepribadian buruk akan senantiasa
tidak mendengarkan perkataan orang tuanya. Hal tersebut akan meninggalkan
penyesalan pada akhir perbuatan remaja tersebut.

c. Kurangnya pengetahuan tentang seks bebas.

Karena menganggap bahwa hubungan seks bebas adalah bentuk


penyaluran dalam sebuah hubungan berpacaran. Kebanyakan dari mereka
merasa tanpa seks kegiatan pacaran mereka tidak efektif, padahal pemikiran
seperti itu adalah bentuk bujuk rayu setan. Tidak sedikit para remaja berfikiran
seperti itu.

d. Rasa ingin tahu tentang sesuatu yang berbau seksual.

Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika
teman-temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya
informasi yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut
semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam
percobaan yang tanpa mereka sadari membahayakan mereka.

7
e. Tontonan yang tidak mendidik.

Akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan bagi remaja sangat


besar. Apa yang mereka tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan
dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik
film yang ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar lebar.
Acara televisi yang seperti itu berjibun dengan tayangan yang bikin “gerah”.
Video klip lagu dandut saja , saat ini makin berani pamer aurat dan adegan-
adegan yang bisa meningkatkan gairah para lelaki. Belum lagi tayangan film
yang bikin otak remaja teracuni dengan pesan sesatnya.

Anda mungkin juga menyukai