Anda di halaman 1dari 5

Perkembangan remaja masa kini ditinjau dari

agama islam
Siang teman-teman.
Hari ini saya pengen upload mengenai moral remaja masa kini. Tentu, bila
membahas masalah remaja, pasti tidak akan ada habisnya. Ada banyak cerita yang
mengalir bila bersinggungan degan masa remaja, ada banyak kelucuan, kekonyolan
yang dialami selama masa-masa remaja. Namun mungkin itu dengan
berkembangnya tekonologi, masalah yang ditimbulkan remaja masa lalu dan masa
kini jauh berbeda.

Bila dahulu kehidupan remaja cenderung dikendkang oleh nilai-nilai moral yang
mengungkungnya, baik dari masyarakat maupun keluarga, maka zaman sekarang
justru mengabaikannya. Mendengar kata remaja, ada banyak hal negative yang
akan timbul dari pikiran kita. Sebut saja tentang kenakanalan remaja saat ini. Seperti
tindakan criminal berupa pencurian,perampokan, mengedarkan dan mengkonsumsi
obat-obatan terlarang. Belum lagi gadis-gadis muda yang hamil di luar nikah, hingga
seabrek permasalahan lain yang tidak kunjung selesai. Dan hampir semuanya
masalah moral.
Menurut Hasan Basri remaja adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak-
kanak yang penuh ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab.
Masa remaja ditandai dengan pengalaman-pengalaman baru yang sebelumnya
belum pernah terbayangkan dan dialami, dalam bidang fisik-biologis maupun psikis
atau kejiwaan. Menstruasi pertama bagi kaum wanita dan keluarnya sperma dalam
mimpi basah pertama kaum pria adalah merupakan tonggak pertama dalam
kehidupan manusia yang menunjukkan bahwa mereka sedang dalam perjalanan
usia remaja yang indah dan penuh dengan tanda tanya.
Dalam pertumbuhan fisik-biologisnya, kemasakan hormon dalam tubuh remaja
sangat mempengaruhi kemasakan seksual dengan timbulnya dorongan-dorongan
seksual yang semakin hidup dan bergelora. Saat itu, minat terhadap jenis kelamin
lain mulai berkembang dalam arti khusus, padahal di saat yang bersamaan
pengenalan terhadap diri sendiri masih sangat kurang. Selain itu, perkembangan
kejiwaan yang tidak mendapat penjelasan sebagaimana mestinya juga akan
menimbulkan pertanyaan yang mengganggu dan sangat mengusik kehidupan kaum
remaja.
Saat ini, dengan berkembangnya masyarakat yang demikian pesat dalam berbagai
hal, termasuk dalam materi, dan pergeseran nilai-nilai pun tidak hanya berdampak
pada para orang tua, tapi juga pada para remaja. Jika saat itu orang tua tidak
tanggap akan kebutuhan anaknya yang beranjak remaja, tidak memberikan
perhatian lebih dan lebih mementingkan keunggulan materi ketimbang tanggung
jawab terhadap anaknya, maka dapat dipastikan anak-anaknya akan terbengkalai.
  Secara sederhana ada beberapa faktor penyebab pembentuk kepribadian remaja,
yaitu :
1.Faktor lingkungan orang-orang terdekat seperti keluarga, teman dekat, teman
sekolah dan juga pendidik di sekolah.
2.Faktor kelabilan jiwa remaja yang cenderung mengalami perubahan sehingga
remaja mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan dan mengarahkan berbagai
dorongan kejiwaan pada dirinya.
3.Faktor eksternal yang sekarang serba boleh, seperti berubahnya nilai-nilai dalam
masyarakat, tayangan dan informasi yang tidak mendidik, gaya hidup
hedonisme/materialisme.
Dari ketiga hal itu, kita dapat melihat bagaimana terbentuknya kepribadian para
remaja. Seperti contohnya saja, bila dimana-mana kita melihat banyak remaja yang
memiliki gaya hidup hedonisme, materliasme, kita bisa kembalikan pada factor
terakhir. Tayangan apa saja yang mereka konsumsi setiap harinya.

Islam Mengarahkan Pergaulan Remaja


Bila kita berbicara tentang pemuda (remaja termasuk), maka Al Qur’an telah
menyebut banyak kisahnya. Ada pemuda Yusuf a.s., pemuda Al Kahfi, pemuda
Sulaiman dan banyak kisah lain yang memiliki kisah pemuda cemerlang. Kemudian
juga dalam sirah nabawiyyah, kita juga akan pemuda-pemuda mulia dan luar biasa,
yang menjadi sahabat Rasulullah. Sebut saja Mus’ab bin Umair yang awalnya hidup
penuh dengan gelimang harta, tampan, tapi meninggal hanya memiliki selembar
kain yang tidak cukup untuk menutupi tubuhnya. Ada juga Ibnu Abbas yang menjadi
ahli tafsir, ada pula Ali bin Abi Thalib, Usamah bin Zaid dan masih banyak lagi. Di
kalangan sahabayyiah bisa kita temui Aisyah yang menjadi rujukan fiqh, Asma binti
Abu Bakar, dan Fatimah binti Muhammad.
Dalam hal ini, Islam menganggap bahwa para pemuda dan pemudi yang mereka
miliki merupakan asset potensial yang ikut menentukan arah masa depan.
Mudahnya, Bila ingin melihat masa depan suatu bangsa, maka lihatlah pada para
pemudanya.
Sehingga pada zaman setelah meninggalnya Rasulullah, atau pada masa khulafaur
Rasyidin kita bisa melihat langsug bagaimana kehidupan mereka saat itu. Begitu
tertata dengan baik, dan bahkan terus mengalami kemajuan, di luar konflik yang
terjadi di antara mereka. Para pemuda islam saat itu benar-benar membuktikan
bahwa mereka merupakan pemuda yang luar biasa hingga islam terus memimpin
dunia selama 14 abad lamanya. Ini merupakan pencapaian yang luar biasa sekali,
mengalahkan dua imperium besar sebelumnya.
Para pemuda saat itu sadar betul akan beban yang mereka pikul.

Ada banyak tugas berat yang disandang para pemuda. Antara lain:
1.Sebagai penyambung generasi kaum beriman (QS.52:21, 25:74)
2.Sebagai pengganti orang-orang yang beriman yang telah terjadi degradasi iman
(QS.5:54)
3.Sebagai reformer spiritual terhadap kaum yang telah menyimpang dari agama
(QS.5:104)
4.Sebagai unsur perbaikan (QS.18:13-14)
Hanya sayangnya, banyak pemuda yang sekarang ini salah kaprah dan tidak
memahami tugas berat ini karena lemahnya pemahaman mereka terhadap Islam
yang syamil dam mutakamil. Selain itu, yang lebih ironis lagi adalah mereka juga
tidak mengerti akan makna dasar kehidupan ini. Seperti dari mana mereka berasal,
untuk apa diciptakan dan kemana setelah mati. Dan jarang sekali pertanyaan
tersebut bisa dijawab.
Tidak hanya itu saja. Bahkan saat ditanya akan siapa tokoh idola mereka, maka
mereka akan menjawab tokoh-tokoh duniawi seperti artis, atlit. Ini cukup berbahaya
bagi pola piker mereka. Karena, selanjutnya hal yang bisa kita tebak adalah,
kehidupan mereka akan berpusar pada artis-artis idola mereka yang mereka jadikan
sebagai panutan. Dalam suatu hadits, Rasulullah berkata, “ seseorang itu bersama
orang yang dia sukai.”
Di sini, tidak hanya kemana dia besok akan berakhir. Syurga atau neraka. Tapi juga
bagaimana kehidupannya selama di dunia. Seseorang yang mengidolakan artis
papan atas seperti Madonna misalnya, dia akan menjiplak habis apa yang Madonna
lakukan, style, hingga yang parah adalah agama yang dianutnya. Bila hampir semua
pemuda mengidolakan orang-orang yang salah, maka saat itu, kita bisa bayangkan
bagaimana masa depan mereka, bagaimana Negara dan bangsa mereka.
Masalah lain yang cukup mengerikan dan harus mendapat perhatian lebih adalah
mengenai kehidupan bebas. Dalam hal ini adalah bebasnya kehidupan antar jenis di
antara para pemuda yang akan mejadi tonggak kehidupan. Islam sangat
memperhatikan masalah ini dan bahkan memberikan banyak rambu-rambu agar
berhati-hati dalam melewatinya. Suatu masa yang akan ditanya Allah di hari kiamat
diantara empat masa kehidupan di dunia ini. Kita bisa memahami hakikat pergaulan 
dalam Islam dengan melihat Al Qur’an :
“Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu perbuatan yang keji dan
seburuk-buruknya jalan” (QS.17:32). Dan, kita bisa memahami rambu-rambu Ilahiah
seperti berikut ini :
1. Rambu hati, didasarkan hadits shahih Bukhari :
“Zina itu banyak cabangnya, yaitu zina hati, mata, dan telinga, dan alat kelaminlah
yang akan membuktikan apakah berzina atau tidak”.
2. Rambu mata, didasarkan pada hadits shahih Bukhari “
“Apabila seseorang memalingkan pandangannya pada wanita (lawan jenis;pen)
yang bukan muhrimnya karena takut kepada Allah, maka Allah akan membuat dia
merasakan manisnya iman”.
Dalam An-Nur/24:30-31 ada larangan untuk mengumbar pandangan, dan hadits
lewat Imam Ali : Hai Ali, hanya dijadikan halal bagimu pandangan yang
pertama”(Bukhari).
3. Rambu telinga, adanya larangan untuk mendengar perkataan-perkataan yang
tidak senonoh dan jorok.
4. Rambu tangan, wujudnya dengan martubasi dan bersalaman atau menyentuh
lawan jenis yang bukan muhrimnya. Didasarkan pada hadits :
“Lebih baik seseorang menggenggam bara api (babi, di lain riwayat) atau ditombak
dari duburnya hingga menembus kepala daripada menyentuh wanita yang bukan
muhrimnya.”
Rasullullah selama hidupnya tidak pernah menyentuh wanita yang bukan
muhrimnya, hanya mengucapkan salam.
5. Rambu kaki, larangan untuk melangkahkan kaki ke tempat-tempat maksiat atau
tempat dimana terjadi pembauran laki-laki wanita yang tidak dikehendaki dalam
Islam. Khusus wanita dilarang menghentakkan kaki dengan maksud memperlihatkan
perhiasan (An-Nur/24:31).
6. Rambu suara, dasarnya surat Al-Ahzab/33:32 :
“Hai isteri-isteri Nabi, tiadalah kamu seperti salah seorang dari perempuan-
perempuan itu jika kamu bertakwa, maka janganlah kamu terlalu lembut dalam
berbicara sehingga tertariklah orang yang di hatinya ada penyakit (keinginan), dan
ucapkanlah perkataan yang baik.
Ayat ini tentu tidak hanya ditujukan buat isteri Rasul semata. Untuk itu kita perlu
berhati-hati terhadap suara yang mendayu, mendesah, merayu seperti sering
dieksploitasi media massa.
7. Rambu seluruh tubuh, dasarnya An-Nur/24:1, 31, Al-Ahzab/33:59).
“Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
perempuan-perempuan mukmin, ‘Hendaklah mereka itu memakai jilbab atas dirinya.’
Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenal, maka mereka tidak diganggu.
Dan Allah adalah Maha Pengampunlagi Maha Penyayang”.
Ayat di atas mewajibkan kita untuk menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak
tangan, kecuali muhrimnya. Sementara untuk pria auratnya adalan antara pusar
dengan lutut.
Dalam operasi-nya, pergaulan Islam ada aturan baku yang mesti mutlak untuk ditaati
antara lain :
1. Wajib atas pria dan wanita untuk menundukkan pandangannya, kecuali empat hal
:
1. bertujuan meminang
2. belajar-mengajar
3. pengobatan
4. proses pengadilan (At-Tarbiyah Al-Aulad Fil Islam, Abdullah Nashih Ulwan)
2. Menutup aurat secara sempurna, tidak sekadar tutup tapi masih kelihatan lekuk
tubuh dan bentuknya.
3. Larangan bepergian buat wanita tanpa muhrim sejauh perjalan sehari semalam
(pendapat lain, seukuran jamak sholat).
4. Bagi yang sudah berkeluarga, seorang isteri dilarang pergi tanpa ijin suami.
5. Larangan bertabarruj bagi wanita (bersolek/berdandan untuk memperlihatkan
perhiasan dan kecantikan kepada orang lain) kecuali untuk suami.
6. Larangan berkhalwat (berdua-dua antara pria dan wanita di temapat sepi)
7. Perintah untuk menjauhi tempat-tempat yang subhat, menjurus maksiat.
8. Anjuran untuk menjauhi ikhtilat antara kelompok pria dan kelompok wanita.
9. Hubungan ta’awun (tolong menolong) pria dan wanita dilakukan dalam bentuk
umum, seperti mu’amalah.
10. Anjuran segera menikah, bila tidak mampu suruhan berpuasa dilaksanakan.
11. Anjuran bertawakkal, menyerahkan segala permasalahan pada Allah.
12. Islam menyuruh pria dan wanita untuk bertakwa kepada Allah sebagai kendali
internal jiwa seseorang terhadap perbuatan dosa dan maksiat.
13. Anjuran agar tidak mencampur tempat tidur antara laki-laki maupun perempuan,
sekalipun itu saudara.
14. Anjuran untuk mengetuk ruang privasi (kamar).

Penutup
Dari penjelasan-penjelasan di atas, maka kita tahu bahwa masa remaja adalah
masa yang cukup berat. Bahkan orang tua juga tidak boleh lepas tanggung jawab
begitu saja saat anaknya masuk ke dunia remaja yang penuh warna dan penuh
tanda Tanya. Perhatian dan bimbingan dari orang tua cukup berpengaruh untuk
masa depan para remaja.
Selain itu, kita harus sadar betul bahwa faktor eksternal yang demikian kuat dapat
membelokkan tujuan utama beribadah mencapai ridha Allah. Maka  dalam
penyampaian kebenaran ini juga perlu mendapat perhatian yang seksama. Kita tidak
bisa saja dengan gampang memberi peringatan tanpa memahami uslub dan wasilah
dakwah dan mengerti sejauh mana pemahaman yang dipahami teman dan
masyarakat kita.
Dalam dakwah tentang pergaulan Islam, kita dianjurkan untuk tidak ekslusif artinya
justru bergaul hanya kepada orang yang sepaham saja dan meninggalkan mereka
yang awam terhadap Islam. Dalam hal ini, kita harus bergaul pada orang yang
kurang maupun lebih dalam hal agama, terutama. Karena dengan berteman pada
orang yang lebih pintar akan membuat kita pintar, bila berteman pada orang yang
kurang, kita bisa memahamkan mereka, berda’wah pada mereka.
Yang tak kalah pentingnya adalah, agar kita menyerahkan diri kepada Allah akan
segala urusan dan memperkuat ibadah-ibadah yang makin mengeratkan hubungan
dengan Allah. Sehingga dengan begitu, kita bisa  lebih menjaga diri dari perbuatan 
yang mendekati zina, yang diharamkan Allah. Seperti puasa menahan hawa nafsu.
Selain itu, dala berda’wah mengenai etika pergaulan islam, ada beberapa hal yang
minimal harus kita perhatikan. Antara lain adalah :
1. Menyamakan persepsi dan kepahaman, bahwa ini merupakan masalah yang
besar dan cukup kompleks.
2. Memahami fiqh dakwah dan syar’i secara cukup komprehensif.
3. Memahami bahwa hidayah tidak bisa dipaksakan, tapi tetap kita mengupayakan
sebab-sebab terjadinya sunnatullah (turunnya hidayah).
4. Mempelajari kaidah dakwah agar  dalam proses penyampaiannya tidak
mengalami benturan yang  justru membuat kita tertolak seperti :
1. Qudwah sebelum dakwah ; peringatan harus dimulai dari diri kita dulu, dengan
memberikan contoh yang baik pada yang lain.
2. Menjalin keakraban sebelum pengajaran ; menumbuhkan kasih sayang,
perhatian, dan kelembutan dalam kata dan perilaku (suluk).
3. Mengenalkan sebelum memberi tugas ; tingkat kepahaman masing-masing orang
berbeda, perlu pemahaman yang tepat.
4. Bertahap dalam pemberian tugas.
5. Mempermudah bukan mempersulit ; dalam menyampaikan jangan beri aturan
yang rumit dan terkesan menakutkan.
6. Ushul sebelum furu’ : yang utama adalah mengajarkan tauhid sebelum yang lain.
7. Memberi kabar gembira sebelum ancaman.
8. Memahamkan dengan perbuatan dan kata, bukan mendikte/instruksi.
9. Mendidik bukan menelanjangi ; bukan malah menyebarkan aib dan dosa orang
lain.
10. Menjadi murid orang yang paham bukan hanya baca buku.

Anda mungkin juga menyukai