Anda di halaman 1dari 8

Kondisi Pelajar Islam Pada Masa Sekarang

Teenager atau usia remaja, biasanya berkaitan erat dengan kenakalan remaja,


yaitu pelanggaran norma, aturan dan hukum dalam masyarakat. Faktanya, hari ini
remaja kita banyak yang terjerumus pada hal-hal semisal narkoba, tawuran, seks
pra nikah, aborsi dan masih banyak lagi perilaku menyimpang lainnya. Seolah
usia remaja menjadi momok yang mengerikan untuk sebagian orang, bahkan bagi
masyarakat. Indikasi yang disebut menjadi penyebab kenakalan remaja adalah
krisis identitas, lemahnya kontrol diri hingga faktor keluarga dan perceraian orang
tua.

Ilmu pengasuhan di pasaran banyak mengajarkan kepada orang tua untuk


menjaga anak-anaknya agar terhindar dari kenakalan remaja dengan berbagai
kegiatan. Misalnya, berolahraga, melakukan berbagai aktivitas ekstrakurikuler
musik, tari dan sebagainya. Hal tersebut dianggap sesuai dengan tahap
perkembangan fisik dan emosi anak. Tak hanya itu, kadang orang tua dituntut
untuk dapat mengalihkan dorongan seksual anak remajanya juga dengan aktivitas
fisik berupa olahraga. Terlepas dari cara tersebut bekerja atau tidak, orang tua
perlu waspada terhadap perkembangan teknologi. Karena perkembangan mental
anak berada dalam genggaman mereka. Apa yang anak-anak lihat akan
mempengaruhi pemikiran dan tentunya pemikiran mendorong lahirnya perilaku.

Peristiwa terdekat yang mampu kita lihat adalah efek setelah penayangan
film Dilan, Say I Love You, Dua Garis Biru dan semisalnya. Bila dilihat dari
adegan film Dilan misalnya, banyak adegan negatif yang dipertontonkan, seperti
pacaran secara terbuka, perkelahian dengan guru dan sesama pelajar. Konten yang
ditayangkan cenderung memicu rasa penasaran remaja hari ini untuk ikut
melakukan hal serupa. Hal ini terjadi juga karena standar baik dan buruk, sukses
atau tidak bersandar pada orang-orang tenar seperti aktor dan aktris.
Bila dahulu kehidupan remaja cenderung dikendkang oleh nilai-nilai moral
yang mengungkungnya, baik dari masyarakat maupun keluarga, maka zaman
sekarang justru mengabaikannya. Seperti tindakan criminal berupa
pencurian,perampokan, mengedarkan dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
Belum lagi gadis-gadis muda yang hamil di luar nikah, hingga permasalahan lain
yang tidak kunjung selesai. Dan hampir semuanya masalah moral.
Jika Indonesia didominasi oleh generasi muda muslim yang bertakwa, bukan tidak
mungkin bangsa ini dapat menjadi negara berprestasi dan mampu membangun
peradaban yang unik seperti yang dicontohkan Rasul dan para sahabat. Maka,
sepertinya perlu menstandarkan kepribadian remaja Indonesia pada standar Islam. 

Bila kita berbicara tentang remaja maka, Al Qur’an telah menyebut banyak
kisahnya. Ada pemuda Yusuf a.s., pemuda Al Kahfi, pemuda Sulaiman dan
banyak kisah lain yang memiliki kisah pemuda cemerlang. Kemudian juga dalam
sirah nabawiyyah, kita juga akan pemuda-pemuda mulia dan luar biasa, yang
menjadi sahabat Rasulullah. Sebut saja Mus’ab bin Umair yang awalnya hidup
penuh dengan gelimang harta, tampan, tapi meninggal hanya memiliki selembar
kain yang tidak cukup untuk menutupi tubuhnya. Ada juga Ibnu Abbas yang
menjadi ahli tafsir, ada pula Ali bin Abi Thalib, Usamah bin Zaid dan masih
banyak lagi. Di kalangan sahabayyiah bisa kita temui Aisyah yang menjadi
rujukan fiqh, Asma binti Abu Bakar, dan Fatimah binti Muhammad.
Dalam hal ini, Islam menganggap bahwa para pemuda dan pemudi yang mereka
miliki merupakan asset potensial yang ikut menentukan arah masa depan.
Mudahnya, Bila ingin melihat masa depan suatu bangsa, maka lihatlah pada para
pemudanya.

Sehingga pada zaman setelah meninggalnya Rasulullah, atau pada masa


khulafaur Rasyidin kita bisa melihat langsug bagaimana kehidupan mereka saat
itu. Begitu tertata dengan baik, dan bahkan terus mengalami kemajuan, di luar
konflik yang terjadi di antara mereka. Para pemuda islam saat itu benar-benar
membuktikan bahwa mereka merupakan pemuda yang luar biasa hingga islam
terus memimpin dunia selama 14 abad lamanya. Ini merupakan pencapaian yang
luar biasa sekali, mengalahkan dua imperium besar sebelumnya.
Para pemuda saat itu sadar betul akan beban yang mereka pikul.
Ada banyak tugas berat yang disandang para pemuda. Antara lain:

1. Sebagai penyambung generasi kaum beriman

2. Sebagai pengganti orang-orang yang beriman yang telah terjadi degradasi


iman

3. Sebagai reformer spiritual terhadap kaum yang telah menyimpang dari


agama

4. Sebagai unsur perbaikan

Hanya sayangnya, banyak pemuda yang sekarang ini salah kaprah dan tidak
memahami tugas berat ini karena lemahnya pemahaman mereka terhadap Islam
yang syamil dam mutakamil. Selain itu, yang lebih ironis lagi adalah mereka juga
tidak mengerti akan makna dasar kehidupan ini. Seperti dari mana mereka berasal,
untuk apa diciptakan dan kemana setelah mati. Dan jarang sekali pertanyaan
tersebut bisa dijawab.

Tidak hanya itu saja. Bahkan saat ditanya akan siapa tokoh idola mereka, maka
mereka akan menjawab tokoh-tokoh duniawi seperti artis, atlit. Ini cukup
berbahaya bagi pola pikir mereka. Karena, selanjutnya hal yang bisa kita tebak
adalah, kehidupan mereka akan berpusar pada artis-artis idola mereka yang
mereka jadikan sebagai panutan. Dalam suatu hadits, Rasulullah berkata, “
seseorang itu bersama orang yang dia sukai.”Di sini, tidak hanya kemana dia
besok akan berakhir. Syurga atau neraka. Tapi juga bagaimana kehidupannya
selama di dunia. Seseorang yang mengidolakan artis papan atas seperti Madonna
misalnya, dia akan menjiplak habis apa yang Madonna lakukan, style, hingga
yang parah adalah agama yang dianutnya. Bila hampir semua pemuda
mengidolakan orang-orang yang salah, maka saat itu, kita bisa bayangkan
bagaimana masa depan mereka, bagaimana Negara dan bangsa mereka.

Masalah lain yang cukup mengerikan dan harus mendapat perhatian lebih
adalah mengenai kehidupan bebas. Dalam hal ini adalah bebasnya kehidupan
antar jenis di antara para pemuda yang akan mejadi tonggak kehidupan. Islam
sangat memperhatikan masalah ini dan bahkan memberikan banyak rambu-rambu
agar berhati-hati dalam melewatinya. Suatu masa yang akan ditanya Allah di hari
kiamat diantara empat masa kehidupan di dunia ini. Kita bisa memahami hakikat
pergaulan  dalam Islam dengan melihat Al Qur’an :
“Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu perbuatan yang keji dan
seburuk-buruknya jalan” (QS.17:32).

Kita bisa memahami rambu-rambu Ilahiah seperti berikut ini :

1. Rambu hati, didasarkan hadits shahih Bukhari :


“Zina itu banyak cabangnya, yaitu zina hati, mata, dan telinga, dan alat
kelaminla yang akan membuktikan apakah berzina atau tidak”.

2. Rambu mata, didasarkan pada hadits shahih Bukhari “


“Apabila seseorang memalingkan pandangannya pada wanita (lawan
jenis;pen) yang bukan muhrimnya karena takut kepada Allah, maka Allah
akan membuat dia merasakan manisnya iman”.
Dalam An-Nur/24:30-31 ada larangan untuk mengumbar pandangan, dan
hadits lewat Imam Ali : Hai Ali, hanya dijadikan halal bagimu pandangan
yang pertama”(Bukhari).

3. Rambu telinga, adanya larangan untuk mendengar perkataan-perkataan yang


tidak senonoh dan jorok.

4. Rambu tangan, wujudnya dengan martubasi dan bersalaman atau menyentuh


lawan jenis yang bukan muhrimnya. Didasarkan pada hadits :
“Lebih baik seseorang menggenggam bara api (babi, di lain riwayat) atau
ditombak dari duburnya hingga menembus kepala daripada menyentuh
wanita yang bukan muhrimnya.”
Rasullullah selama hidupnya tidak pernah menyentuh wanita yang bukan
muhrimnya, hanya mengucapkan salam.

5. Rambu kaki, larangan untuk melangkahkan kaki ke tempat-tempat maksiat


atau tempat dimana terjadi pembauran laki-laki wanita yang tidak
dikehendaki dalam Islam. Khusus wanita dilarang menghentakkan kaki
dengan maksud memperlihatkan perhiasan (An-Nur/24:31).

6. Rambu suara, dasarnya surat Al-Ahzab/33:32 :


“Hai isteri-isteri Nabi, tiadalah kamu seperti salah seorang dari perempuan-
perempuan itu jika kamu bertakwa, maka janganlah kamu terlalu lembut
dalam berbicara sehingga tertariklah orang yang di hatinya ada penyakit
(keinginan), dan ucapkanlah perkataan yang baik.
Ayat ini tentu tidak hanya ditujukan buat isteri Rasul semata. Untuk itu kita
perlu berhati-hati terhadap suara yang mendayu, mendesah, merayu seperti
sering dieksploitasi media massa.

7. Rambu seluruh tubuh, dasarnya An-Nur/24:1, 31, Al-Ahzab/33:59).


“Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
perempuan-perempuan mukmin, ‘Hendaklah mereka itu memakai jilbab atas
dirinya.’ Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenal, maka mereka
tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampunlagi Maha Penyayang”.
Ayat di atas mewajibkan kita untuk menutup seluruh tubuh kecuali muka dan
telapak tangan, kecuali muhrimnya. Sementara untuk pria auratnya adalan
antara pusar dengan lutut.

Dalam operasi-nya, pergaulan Islam ada aturan baku yang mesti mutlak untuk
ditaati antara lain :
1. Wajib atas pria dan wanita untuk menundukkan pandangannya, kecuali empat
hal :
2. belajar-mengajar
3. pengobatan
4. Menutup aurat secara sempurna, tidak sekadar tutup tapi masih kelihatan
lekuk tubuh dan bentuknya.
5. Larangan bepergian buat wanita tanpa muhrim sejauh perjalan sehari
semalam (pendapat lain, seukuran jamak sholat).
6. Larangan bertabarruj bagi wanita (bersolek/berdandan untuk memperlihatkan
perhiasan dan kecantikan kepada orang lain) kecuali untuk suami.
7. Larangan berkhalwat (berdua-dua antara pria dan wanita di temapat sepi)
8. Perintah untuk menjauhi tempat-tempat yang subhat, menjurus maksiat.
9. Anjuran untuk menjauhi ikhtilat antara kelompok pria dan kelompok wanita.
10. Hubungan ta’awun (tolong menolong) pria dan wanita dilakukan dalam
bentuk umum, seperti mu’amalah.
11. Anjuran bertawakkal, menyerahkan segala permasalahan pada Allah.
12. Islam menyuruh pria dan wanita untuk bertakwa kepada Allah sebagai
kendali internal jiwa seseorang terhadap perbuatan dosa dan maksiat.
13. Anjuran agar tidak mencampur tempat tidur antara laki-laki maupun
perempuan, sekalipun itu saudara.
14. Anjuran untuk mengetuk ruang privasi (kamar).

Dari penjelasan-penjelasan di atas, maka kita tahu bahwa masa remaja adalah
masa yang cukup berat. Bahkan orang tua juga tidak boleh lepas tanggung jawab
begitu saja saat anaknya masuk ke dunia remaja yang penuh warna dan penuh
tanda Tanya. Perhatian dan bimbingan dari orang tua cukup berpengaruh untuk
masa depan para remaja. Selain itu, kita harus sadar betul bahwa faktor eksternal
yang demikian kuat dapat membelokkan tujuan utama beribadah mencapai ridha
Allah. Maka  dalam penyampaian kebenaran ini juga perlu mendapat perhatian
yang seksama. Kita tidak bisa saja dengan gampang memberi peringatan tanpa
memahami uslub dan wasilah dakwah dan mengerti sejauh mana pemahaman
yang dipahami teman dan masyarakat kita.

Dalam dakwah tentang pergaulan Islam, kita dianjurkan untuk tidak ekslusif
artinya justru bergaul hanya kepada orang yang sepaham saja dan meninggalkan
mereka yang awam terhadap Islam. Dalam hal ini, kita harus bergaul pada orang
yang kurang maupun lebih dalam hal agama, terutama. Karena dengan berteman
pada orang yang lebih pintar akan membuat kita pintar, bila berteman pada orang
yang kurang, kita bisa memahamkan mereka, berda’wah pada mereka.Yang tak
kalah pentingnya adalah, agar kita menyerahkan diri kepada Allah akan segala
urusan dan memperkuat ibadah-ibadah yang makin mengeratkan hubungan
dengan Allah. Sehingga dengan begitu, kita bisa  lebih menjaga diri dari
perbuatan  yang mendekati zina, yang diharamkan Allah. Seperti puasa menahan
hawa nafsu.

Selain itu, dala berda’wah mengenai etika pergaulan islam, ada beberapa hal
yang minimal harus kita perhatikan. Antara lain adalah :

1. Menyamakan persepsi dan kepahaman, bahwa ini merupakan masalah yang


besar dan cukup kompleks.
2. Memahami fiqh dakwah dan syar’i secara cukup komprehensif.
3. Memahami bahwa hidayah tidak bisa dipaksakan, tapi tetap kita
mengupayakan sebab-sebab terjadinya sunnatullah (turunnya hidayah).
4. Mempelajari kaidah dakwah agar  dalam proses penyampaiannya tidak
mengalami benturan yang  justru membuat kita tertolak seperti :

a. Qudwah sebelum dakwah ; peringatan harus dimulai dari diri kita dulu,
dengan memberikan contoh yang baik pada yang lain.
b. Menjalin keakraban sebelum pengajaran ; menumbuhkan kasih sayang,
perhatian, dan kelembutan dalam kata dan perilaku (suluk)
c. Mengenalkan sebelum memberi tugas ; tingkat kepahaman masing-
masing orang berbeda, perlu pemahaman yang tepat.
d. Bertahap dalam pemberian tugas.
e. Mempermudah bukan mempersulit ; dalam menyampaikan jangan beri
aturan yang rumit dan terkesan menakutkan.
f. Memahamkan dengan perbuatan dan kata, bukan mendikte/instruksi.
g. Mendidik bukan menelanjangi ; bukan malah menyebarkan aib dan
dosa orang lain.
h. Menjadi murid orang yang paham bukan hanya baca buku.

Anda mungkin juga menyukai