Anda di halaman 1dari 6

Nama: Ikhlas Aditya Eka Putra

Kelas: XI MIPA 1

Tema: Adab remaja islami

Sasaran: remaja pubertas

Tujuan: Mengevaluasi sudah sesuai kah adab kita sebagai seorang muslim

Judul: Adab pergaulan dalam perspektif islam

Pergaulan adalah fitrah bagi manusia sebagai makhluk sosial. Manusia membutuhkan interaksi sosial
antara satu dengan yang lain. Mereka saling membutuhkan dan saling tolong-menolong. Mereka
bergaul, berteman, berorganisasi, bersekolah, bekerja. Itulah salah satu aktivitas yang
membutuhkan pergaulan. Dan saat ini yang menjadi fokus pergaulan yang diamati adalah mengenai
pergaulan para remaja saat ini.

Masa remaja sering disebut sebagai masa pubertas. Masa pubertas adalah masa kelenjar-kelenjar
seksual seseorang mulai berfungsi dengan baik menuju kematangan. Ini mengakibatkan mulai
adanya ketertarikan antara lawan jenis. Fase remaja adalah fase yang paling berat. Kenapa? Karena
dalam fase ini menempatkan remaja pada sisi yang tidak menyenangkan. Mereka menganggap
mereka sudah mampu menyelesaikan masalah, namun orang tua belum percaya sepenuhnya.

Masa pubertas memiliki ciri-ciri sebagai periode tumpang tindih karena kedudukan remaja ini berada
di antara akhir masa kanak-kanak dan awal masa remaja. Kemudian periode yang singkat
berlangsung dari dua dampak empat tahun. Periode pertumbuhan dan perubahan yang sangat pesat
ini meliputi perubahan penampilan dan sikap. Dan periode pada fase negatif, di mana individu
mengambil sifat anti terhadap kehidupan. Sikap dan perilaku mereka kadang sulit diduga dan agak
melawan norma sosial.

Fase remaja juga dipandang sebagai masa pencarian jati diri. Mereka memiliki permasalahan yang
kompleks yang kadang membuat mereka stress dan bigung. Perkembangan yang terjadi pada masa
remaja adalah keinginan untuk diperhatikan, ingin dikasihi. Sehingga dalam keseharian mereka,
ketika dalam keluarga dia tidak memperoleh perhatian yang diharapkan, maka mereka akan
mencarinya dalam pergaulan dengan teman-temannya. Mereka suka menghabiskan bersama
seharian. Apalagi jika mereka memiliki hobi yang sama. Masa remaja juga sebagai masa peralihan
dan perubahan.

Namun pergaulan remaja saat ini sangatlah mengkhawatirkan. Karena pergaulan saat ini sangatlah
bebas tanpa adanya aturan. Seperti kita lihat yang terjadi dewasa ini. Dunia remaja rentan mengikuti
segala macam aktivitas yang sedang trend saat ini seperti :
a. Nge-gank

Yaitu berkumpulnya seseorang dengan membentuk kelompok sendiri, dengan kriteria tertentu.
Beberapa contah macam-macam gank yang ada adalah Music Hous, Boys Band, Funk, dan lain
sebagainya. Di mana kita tahu bahwa gank memiliki sisi negatif antara lain: pergaulan menjadi
semakin terbatas, membela teman sendiri walaupun teman tersebut salah, ikut hal-hal yang negatif
seperti tawuran, minum-minuman keras, kurang peduli dengan lingkungan di luar gank. Juga ada
beberapa hal positifnya yaitu membuat hidup lebih kreatif, menolong teman, dan saling curhat dan
menasihati teman yang salah.

Meskipun juga ada sisi baik dari gank, namun kadang sisi negatif lebih mendominasi dan itu cukup
riskan dan mengkhawatirkan.

b. Seks Bebas

Seks bebas pada zaman sekarang, biasanya berawal dari pacaran para remaja saat ini. Dengan alasan
bahwa masa pacaran adalah masa untuk saling mengenal, namun pacaran saat ini telah
disalahgunakan untuk melakukan hal yang tidak pantas. Di era globalisasi saat ini hubungan pra
nikah bukan hal yang tabu, malah menjadi hal yang wajar. Ini terjadi dikarenakan lemahnya nilai-nilai
agama yang seharusnya menjadi alat kontrol para remaja. Kebebasan seks inipun juga
mengakibatkan terperosoknya para remaja pada mengkonsumsi obat-obatan terlarang, terjerumus
pada hingar bingar musik dan hiburan dan bacaan yang justru meliarkan mereka dalam berfntasi dan
berimajinasi.

Padahal kita berada di negara yang mayoritas Islam. Dan dalam Islam telah dijelaskan bagaimana
adab pergaulan yang baik yang berdasarkan Firman Allah swt dalam surat An-Nur ayat 30:

‫ُقل ِّلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َيُغ ُّض ْو ا ِم ْن َأْبٰص ِر ِهْم َو َيْح َفُظْو ا ُفُرْو َج ُهْم َذ اِلَك َأْز َك ٰى َلُهْم ِإَّن َهّٰللَا َخ ِبْيٌر ِبَم ا َيْص َنُعْو َن‬
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS. An-Nur : 30)

Ayat tersebut diatas memerintahkan kepada kaum pria untuk menjaga pandangan mereka,
memandang lawan jenis dengan wajar sehingga tidak menimbulkan nafsu syahwat. Bukan menyuruh
untuk memejamkan mata ketika bertemu perempuan, tetapi memelihara diri dari hal-hal yang dapat
merangsang nafsu syahwat terhadap perempuan yang dipandang itu.

Perintah menundukkan pandangan dan larangan memandang lawan jenis itu juga ditunjukkan
kepada wanita sebagaimana dalam surat An-Nur ayat 31 :
َ ‫ُقل ِّلْلُم ْؤ ِم ٰن ِت َيْغ ُضْض َن ِم ْن َأْبٰص ِر ِهَّن َو َيْح َفْظَن ُفُرْو َج ُهَّن َو َالُيْبِد ْيَن ِزْيَنَتُهَّن ِإَّال َم ا َظَهَر ِم ْنَها َو ْلَيْض ِرْبَن ِبُخ ُم ِرِهَّن َع ٰل ى ُجُيْو ِبِهَّن َو َالُيْبِد ْيَن‬
‫ِزْيَنَتُهَّن ِإَّال ِلُبُعْو َلِتِهَّن َأْو َء اَبآِئِهَّن َأْو َء اَبآِء ُبُعْو َلِتِهَّن َأْو َأْبَنآِئِهَّن َأْو َأْبَنآِء ُبُعْو َلِتِهَّن َأْو ِإْخ ٰو ِنِهَّن َأْو َبِني َأَخ ٰو ِتِهَّن َأْو ِنَس آِئِهَّن َأْو َم اَم َلَك ْت َأْيٰم ُنُهَّن َأِو‬
‫الّٰت ِبِع ْيَن َغْيِر ُأْو ِلى اِإْل ْر َبِة ِم َن الِّر َج اِل َأِو الِّطْفِل اَّلِذ ْيَن َلْم َيْظَهُرْو ا َع َلٰى َعْو َر اِت الِّنَس آِء َو َالَيْض ِرْبَن ِبَأْر ُج ِلِهَّن ِلُيْع َلَم َم ا ُيْخ ِفْيَن ِم ْن ِزْيَنِتِهَّن‬
‫َو ُتوُبوآ ِإَلى ِهَّللَا َجِم ْيًعا َأُّيَه َاْلُم ْؤ ِم ُنْو َن َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحْو َن‬
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami
mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki
mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka,
atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang
tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat
wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung. (QS. An-Nur :31)

Sehubungan dengan masalah pandang memandang seorang sahabat yang bernama bertanya kepada
Rasulullah saw.

‫َس َأْلُت َرُسْو َل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َع ْن َنَظِر اْلُفَج اَءِة َفَأَم َر ِنْي َأْن َأْص ِرَف َبَص ِري‬

Aku bertanya kepada Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam dari pandangan tiba-tiba (tidak
sengaja). Maka beliau memerintahkanku untuk memalingkan pandanganku. (HR. Muslim)

Ayat dan hadits di atas mengharuskan kita untuk selalu menjaga kesucian hubunga pria dan wanita.
Mengarahkan hubungan pria dan wanita agar terhindar dari fitnah dunia. Menghindarkan mereka
dari perbuatan mungkar dan keji.

Namun, menurut para remaja saat ini cara seperti yang telah diterangkan diatas dianggap kolot,
ketinggalan zaman, membatasi diri dari kebebasan yang ada. Akan tetapi, seharusnya kita sadar
bahwa tujuan hidup kita adalah mengharap kebahagiaan di dunia dan akhirat. Bukan untuk mencari
kepuasan saja. Jika kita hanya menuruti kepuasan diri maka yang kita dapat adalah penyesalan yang
berkepanjangan. Sudah banyak contoh yang kita lihat, karena keinginan untuk memuaskan
kehendak banyak dari mereka malah meringkuk dalam penjara. Ini baru hukuman di dunia belum di
akhirat kelak.

Dalam islam juga dijelaskan hubungan antara pria dan wanita dilarang berduaan tanpa adanya
muhrim diantara mereka. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw yang artinya :
“Jangan sekali-kali bersepi-sepian seorang pria dan wanita kecuali bersama muhrimnya.”
(Mutafaqun alaihi).

Hadist tersebut sebagai landasan untuk menetapkan etika pegaulan antara pria dan wanita yang
halal menikah. Larang tersebut mempunyi tujuan yang sama terhadap perintah untuk menjaga
pandangan mata, ini juga demi keselamtan muda mudi itu sendiri.

Kalau saling pandang memandang dengan nafsu syahwat dilarang, maka berduaan lebih dilarang
lagi, karena itu lebih mendekatkan pada perzinaan. Sebagaimana Firman Allah swt tentang larangan
mendekati zina apalagi untuk melakukannya.

‫َو َال َتْقَر ُبْو ا الِّز ٰۤن ى ِإَّنُه َك اَن ٰف ِح َش ًة َو َس آَء َس ِبْيًال‬

Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan
suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Israa’ : 32).

Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, maka diharapkan wanita selalu bersama muhrimnya,
paling tidak mereka harus disertai orang lain agar terhindar dari dosa besar dan fitnah dunia itu.

Pergaulan seperti ini dianggap sinis oleh para muda-mudi remaja. Menganggap pergaulan ini
ketinggalan zaman dan membatasi gerak mereka. Namun alangkah baiknya orang tua untuk
mengarahkan para remaja saat ini untuk memberi pengertian bahwa norma seperti ini adalah baik
untuk mereka. Agar mereka terhindar dari arus dosa yang semakin merajalela. Menjadi budak nafsu
dengan arus global yang meniru pergaulan ala barat.

Sedangkan pergaulan remaja saat ini biasanya dibumbui dengan pacaran. Lalu apa itu pacaran? Dan
mengapa banyak dari para agama-wan melarang adanya pacaran sebagai hubungan yang dilakukan
menuju gerbang pernikahan? Menurut Iip wijayanto pacaran adalah sebuah hubungan yang
dibangun atas dasar komitmen, berangkat dari rasa cinta untuk memiliki (memonopoli) seluruh
potensi yang dimiliki pasangannya. Sambil berproses menuju ke level yang lebih serius. Bisa
diteruskan untuk menikah atau berakhir (berpisah).

Namun, dalam Islam untuk menuju pernikahan, bukanlah dengan praktek pacaran, tapi dengan
ta’aruf. Dalam ta’aruf di sini kedua belah pihak antara pria dan wanita saling mengenal, untuk
mengetahui karakter masing-masing. Jika ada kecocokan maka akan dilanjutkan dengan khitbah
(lamaran). Jika tidak, maka akan berhenti. Di sini dalam ta’aruf tidak ada ikatan seperti pengertian
pacaran yang dipaparkan di atas.
Islam mengajarkan bahwa pergaulan dengan lawan jenis adalah sunnatullah, karena Allah
menciptakan pria dan wanita untuk saling mengenal. Namun alangkah baiknya mereka dibekali
pengetahuan bagaimana cara pergaulan yang baik, sehingga dalam pergaulan itu mengantarkan
pada kebaikan dan bisa bernilai ibadah.

Jadi adab pergaulan yang baik dalam prespektif islam agar tidak terjerumus dalam perbuatan yang
tidak diingankan seperti zinaa atau maksiat lainnya. Maka perlu adanya adab yang mengatur
hubungan antara laki-laki dan perempuan yaitu :

a. Pembatasan tempat pertemuan

b. Menundukkan pandangan

c. Tidak berjabatan tangan dengan yang bukan mukhrim

d. Menghindari tempat yang berdesak-desakan

e. Tidak berkhlawat

f. Bagi perempuan janganlah berpakaian yang terlau ketat, sehingga menimbulkan rangsangan
syahwat yang melihat bentuk tubuhnya. Hendaknya para wanita menutup aurat seperti yang telah
disinggung dalam Al-Quran.

“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang
mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Ahzab:59)

g. Membatasi diri ketika berbicara, artinya jangan berbicara hal-hal yang mengairahkan laki-laki, atau
mengeluarkan suara yang menimbulkan birahi.

Untuk itulah sangat penting bagi para orang tua untuk mengarahkan anak-anak mereka tentang
adab bergaul yang baik. Masa remaja adalah masa yang paling rentan, keinginan untuk mencoba hal-
hal yang baru itu sangat besar, sehingga diperlukan adanya bimbingan dari orang tua untuk
memgingatkan dan menjelaskan mana hal yang perlu dilakukan dan dihindari. Orang tua harus
berperan aktif membimbing anak-anak mereka, membekali mereka dengan pengetahuan agama
yang kuat agar terhindar dari arus globalisasi yang semakin mengikis adab yang ada di negara ini.

Khutbah Kedua
.‫ َو َأْش َه ُد َأْن َال ِاَلَه ِإَّال ُهللا َو ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِر ْي َك َلُه َو َأْش َه ُد أَّن َس ِّيَد َن ا ُمَح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه الَّد اِع ى إلَى ِر ْض َو اِنِه‬.‫َاْلَح ْم ُد ِهلل َع لَى ِإْح َس اِنِه َو الُّشْك ُر َلُه َع لَى َت ْو ِفْيِقِه َو ِاْم ِتَن اِنِه‬
‫اللُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُمَح َّمٍد ِو َع َلى َاِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َس ِّلْم َت ْس ِلْيًما ِك ثْيًر ا‬

‫َأَّما َب ْع ُد َف يَا َاُّيَها الَّن اُس ِاَّتُقواَهللا ِفْيَما َأَمَر َو اْنَت ُهْو ا َع َّما َن َهى َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َبَد َأ ِفْيِه ِبَنْف ِس ِه َو َث ـَن ى ِبَمآل ِئَك ِتِه اْلُمَسِّبَح ِة ِبُقْد ِس ِه َو َق اَل َت عَاَلى ِإَّن َهللا َو َمآلِئَكَت ُه‬

‫ اللُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُمَح َّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس ِّلْم َو َع َلى آِل َس ِّيِدنَا ُمَح َّمٍد َو َع َلى َاْن ِبيآِئَك َو ُر ُسِلَك‬.‫ُيَص ُّلْو َن َع لَى الَّن ِبى يآ َاُّيَها اَّلِذْي َن آَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َت ْس ِلْيًما‬

‫َو َمآلِئَك ِة ْالُم َق َّر ِبْي َن َو اْر َض الّلُهَّم َع ِن ْالُخَلَف اِء الَّر اِش ِدْي َن َأِبى َب ْك ٍر َو ُعَمر َو ُع ْث َمان َو َع لي َو َع ْن َب ِقَّيِة الَّصَح اَبِة َو الَّت اِبِعْي َن َو َت اِبِعي الَّت اِبِعْي َن َلُهْم ِبِاْح َس اٍن ِاَلى َي ْو ِم الِّدْي ِن‬

‫َو اْر َض َع َّن ا َمَع ُهْم ِبَر ْح َمِتَك َيا َأْر َح َم الَّر اِحِمْي َن‬
‫َاللُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو ْالُمْؤ ِم َن اِت َو ْالُمْس ِلِمْي َن َو ْالُمْس ِلَماِت َاَالْح يآء ِم ْن ُهْم َو ْاَالْم َو اِت اللُهَّم َأِع َّز ْاِإلْس َالَم َو ْالُمْس ِلِمْي َن َو َأِذَّل الِّش ْر َك َو ْالُم ْش ِر ِكْي َن َو اْن ُصْر ِع َباَد َك‬

‫ْالُمَو ِّح ِد ْي َن َو اْن ُصْر َم ْن َن َص َر الِّدْي َن َو اْخ ُذ ْل َم ْن َخ َذ َل ْالُمْس ِلِمْي َن َو َد ِّمْر َأْع َد اَء الِّدْي ِن َو اْع ِل َك ِلَماِتَك ِإَلى َي ْو ِم الِّدْي ِن ‪ .‬اللُهَّم اْد َف ْع َع َّن ا ْالَب َالَء َو ْالَو َباَء َو الَّز َالِز َل َو ْالِمَح َن َو ُسْو َء‬

‫ْالِفْتَن ِة َو ْالِمَح َن َما َظ َهَر ِم ْن َها َو َما َب َط َن َع ْن َب َلِد َن ا ِاْن ُدوِنْيِس َّيا خآَّص ًة َو َساِئِر ْالُبْلَد اِن ْالُمْس ِلِمْي َن عآَّم ًة َيا َر َّب ْالَع اَلِمْي َن ‪َ .‬ر َّب َن ا آِتنَا ِفى الُّد ْن َيا َح َس َن ًة َو ِفى ْاآلِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا‬

‫‪َ.‬ع َذ اَب الَّن اِر ‪َ .‬ر َّب َن ا َظ َلْم َن ا َاْنُفَس َن ا َو اإْن َلْم َتْغ ِفْر َلَن ا َو َت ْر َح ْم َن ا َلَنُك ْو َن َّن ِمَن ْالَخ اِس ِر ْي َن‬

‫ِع َباَد ِهللا ! ِإَّن َهللا َي ْأُمُر ِبْالَع ْد ِل َو ْاِإلْح َس اِن َو ِإْيتآِء ِذي ْالُقْر بَى َو َي ْن َهى َع ِن ْالَف ْح شآِء َو ْالُم ْنَك ِر َو ْالَب ْغ ي َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُر ْو َن َو اْذ ُك ُر وا َهللا ْالَع ِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُر ْو ُه َع لَى‬

‫ِنَع ِمِه َي ِز ْد ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ْر‬

Anda mungkin juga menyukai