Anda di halaman 1dari 8

MENGATASI PERGAULAN BEBAS DIKALANGAN REMAJA

Alma Febrina Subiyanto1, Aisila Maisya Ayu2, Amara Maycha Wahyu Pangesti3,
Darsita4
1,2,3,4
Jurusan Tasawuf Psikoterapi, Fakultas Ushuludin, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

almafebrinasubiyanto@gmail.com darsita15@gmail.com
maisyayuaisila07@gmail.com maychaamara@gmail.com
Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemajuan dunia yang begitu pesat perkembangan ilmu
dan teknologi yang canggih membawa arus informasi, komunikasi sehingga membuka
peluang manusia untuk berinteraksi. Masalah yang pokok dewasa ini semakin buruk nilai-
nilai agamanya dimata generasi muda. Remaja dihadapkan pada kontradiksi dan aneka ragam
pengalaman moral yang menyebabkan remaja merasa bingung untuk memilih mana yang
baik untuk mereka. Pengaruh keluarga, lingkungan, sosial budaya, ekonomi, arus informasi
dan teknologi mendominasi diri remaja. Hal ini akan menjerumuskan remaja apabila remaja
tersebut tidak memiliki pondasi agama yang kuat terapi sebaliknya bila pondasi agamanya
baik remaja akan mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi. Untuk menghindari hal
itu maka, peran agama, orang tua, kegiatan-kegiatan positif sekaligus wadah untuk
mengarahkan remaja, sehingga remaja mampu menjadi generasi harapan bangsa.

Kata Kunci : Remaja, Pergaulan, Solusi

Abstract

This research is motivated by the advancement of the world, which is so rapid, the
development of advanced science and technology brings the flow of information,
communication so that it opens up opportunities for humans to interact. The main problem
today is that religious values are getting worse in the eyes of the younger generation.
Adolescents are faced with contradictions and a variety of moral experiences that cause them
to feel confused about which one is good for them. The influence of family, environment,
socio-cultural, economic, information flow and technology dominates adolescents. This will
plunge teenagers if the teenager does not have a strong religious foundation, otherwise if the
religious foundation is good, the teenager will be able to overcome the problems they face.
To avoid this, the role of religion, parents, positive activities as well as a forum to direct
teenagers, so that teenagers are able to become the nation's hope generation.
Keywords : Youth, Promiscuity, Solution

Pendahuluan

Seiring kemajuan dunia yang begitu pesat perkembangan ilmu dan teknologi yang
canggih membawa arus informasi, komunikasi sehingga membuka peluang manusia untuk
berinteraksi. Hal ini membuka peluang yang positif sekaligus juga negatif terhadap pribadi-
pribadi secara individual.

Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan pertama dan utama didalam keluarga adalah
pendidikan informal (keluarga), disamping pendidikan formal maupun non formal. Dalam hal
ini peran orang tua sangat mempengaruhi, karena orang tua azas utama didalam mendidik
anaknya. Menanamkan nilai-nilai agama menyatu dalam kepribadian remaja.

Pergaulan remaja saat ini perlu mendapat sorotan yang utama karena pada masa
sekarang pergaulan remaja sangat mengkhawatirkan dikarenakan perkembangan modernisasi
yang mendunia serta menipisnya moral keimanan sesorang khususnya remajanya pada saat
ini. Semua ini sangat mengkhawatirkan bangsa karena di tangan generasi mudalah bangsa
akan dibawa, baik buruknya bangsa ini sangat tergantung dengan generasi muda.

Hadits Remaja

‫سبعة يظلهم هللا تعالى فظظي ظلظظه يظظوم ل ظظظل ال ظله امام عادل وشا ب نشا فى طاعة هللا ورجظظل قبظظه‬
‫معلق بالمسظظا جظظدور جل ن تحابظظا فظظى اللظظه احتمعظظاعليه وتفر قا عليه ورجل دعته امر اة زاتمنصظظبو‬
‫جمظظال انظظي اخما ورجل تصد ق بصد قة فا خفاها حتى ل تعلم شما له ما تنفق ينفقو يمينه ورجل زكر هللا خا ليا فخ‬
‫ضظظت عيناه‬

“ Ada 7 kelompok yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali
naungan-Nya yaitu pemimpin yang adil, remaja yang senantiasa beribadah kepada Allah, dua
orang yang saling mencintai karena Allah dimana ia berkumpul dan berpisah hanya kerena
Allah, seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang perempuan kaya, cantik dan
berpangkat ia mengatakan : sungguh aku takut kepada Allah, seorang laki-laki yang
bersedekah kemudian merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
diberikan oleh tangan kananya dan seorang laki-laki yang berzikir kepada Allah ditempat
yang sepi kemudian kedua mantanya basah dengan air mata”. (Diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Muslim).

Metodologi Penelitian
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang mencoba
mendeskripsikan faktor penyebab dan solusi di kalangan remaja lalu dianalisis dengan cara
mengumpulkan kejadian yang berkaitan dengan pembahasan. Selanjutnya disusun secara
sistematis dan menjadi suatu kerangka sehingga mudah dipahami, kemudian dilakukan
penganalisaan.

Hasil dan Pembahasan

Pergaulan Remaja Islam tidak melarang manusia untuk bergaul dan saling mengenal
bahwa fitrah bagi manusia sebagi makhluk sosial, Firman Allah (Q.S. Al-Hujurat : 13), yang
berbunyi :

‫ش ُع ْوبًا َّوقَبَ ۤا ِٕٕىِ• َل لِتَ َعا َرفُ ْوا ۚ اِنَّ اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِنَّ هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم َخبِ ْي ٌر‬
ُ ‫اس اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّمنْ َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم‬
ُ َّ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الن‬

Hai manusia, seseungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disis Allah ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal. Konsep saling mengenal ini bisa dengan cara ( ta’aruf) tanpa melanggar syar’i.

Pergaulan Remaja Modern antara lain :

1. Pacaran

Makna pacaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI.2002 : 807), Pacaran
adalah kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan
cinta kasih. Berpacaran adalah bercintaan, berkasih kasihan. Memacairi adalah mengencani,
menjadi dia sebagai pacar.

Kata pacaran sendiri berasal dari nama jenis tanaman hias yang cepat layu dan mudah
disemaikan kembali. Tanaman ini tidak bernilai ekonomis (murahan) sehingga tidak diperjual
belikan. Hal sebagai simbol bahwa pacaran adalah prilaku yang tidak bernilai. Dalam
prakteknya bukan Cuma sekedar saling mengenal tetapi lebh jauh pergaulan bebas
mengandung sahwat pemuasan nafsu birahi. Pada prakteknya pacaran pembenaran pada
prilaku seksual dilarang agama. (Abu Al-Ghifari : 19) Firman Allah Dalam (Q.S. Al-Israa :
32) yang berbunyi :

‫سبِي ًل‬ َ ‫وا ٱل ِّزنَ ٰ ٓى ۖ إِنَّهۥُ َكانَ ٰفَ ِح‬


َ ‫شةً َو‬
َ ‫سٓا َء‬ ۟ ُ‫َواَل تَ ْق َرب‬
Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji,
dan suatu jalan yang buruk.

Sabda Rasulullah : “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia
bersembunyi sepi berduan dengan wanita yang tidak didampingi mukrimnya, sebab bila
demikian setanlah yang menjadi pihak ketiganya”. (HR. Ahmad)

Setan pun bisa menjelma menjadi sang pacar menjerumuskan dengan tipu dayanya

(Q.S. Al-A’raf : 17) yang berbunyi : Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan
dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka, dan Engkau tidak akan mendapati
kebanyakan mereka bersyukur (taat).

Jadi fitnah pergaulan bebas dapat muncul dari hasil pacaran hal ini disebabkan adanya
kontak pandangan yang bermuata syahwa, kontak fisik, kemudian lebih jauh lagi zina,
imbasnya adalah aborsi.

2. Kurangnya kasih sayang/ kontrol dari orang tua

Hal ini berimbas kepada pergaulan remaja salah pih teman, narkoba .pergaulan bebas,
Menurut survey yang dilakukan Dr.Biran Effandi dan Dr. Dalana masing-masing di Jakarta
dan Solo tentang tempat yang digunakan remaja melakukan zina menunjukkan 80% dirumah,
sekolah 2,8%, tanam, 4,9%, mobil 0,4% dan dihotel 11,2%. Data menunjukkan sudah kurang
pedulinya orang tua terhadap perkembangan moral anaknya. (ibid : 37)

3. Pengaruh Budaya Barat

Contohnya perayaan valentin’sday. Hari kasih sayang yang selalu diperingati setiap
tanggal 14 pebruari. Acara ini dirayakan dengan pasangan dengan cara jalan-jalan, mesra-
mesraan, laki-laki dan wanita berkumpul, lalu saling memilih pasangan lewat kado yang telah
dikumpulkan dan diberi tanda sebelumnya, kadang kala mendekati zina bahkan melakukanya.
Padahal budaya ini tidak seharusnya diikuti sesuai dengan Firman Allah, (Q.S. Al- Imron :
185), (Q.S Al-Isra:36)

‫وماالحيوة الدنياال متع الغرور‬

Kehidupan dunia itu tidak lain hanya kesenangan yang memperdayakan


ٰۤ
ْ ‫ول ِٕٕىِ• َك َكانَ َع ْنهُ َم‬
‫سٔـُُٔ• ْو ًل‬ ُ‫ص َر َوا ْلفُ َؤا َد ُك ُّل ا‬
َ َ‫س ْم َع َوا ْلب‬
َّ ‫س لَ َك بِ ٖه ِع ْل ٌم ۗاِنَّ ال‬
َ ‫َواَل تَ ْقفُ َما لَ ْي‬
Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran,
penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.

Pada umumnya pada masa remaja banyak sekali problem-problem yang dihadapi
remaja dan mereka belum dapat menjelaskan problem tersebut dengan tuntas, karena kita
ketahui sendiri masa remaja adalah masa kegoncangan jiwa atau kebimbang. Menurut
Margaret Mead : “(masa remaja (puber) merupakan masa pertumbuhan yang wajar, sela
pertumbuhan ini berjalan alami, orang tidak mesti menampakkan krisis”. (Hidayatullah, 1994
: 73). Begitu juga menurut ajaran islam, masa pubertas tidak selalu rawan, ia hanya
merupakan satu-satu fase yang harus dilihat secara alami oleh setiaporang, ia merupakan
pengertian masa anak-anak menuju dewasa, “dimana Allah telah menetapkan pergantian ini
dengan batasan baligh. (ibid : 75).

Remaja mempunyai urgensi yang sangat penting dan vital dalam pembangunan dan
perkembangan kehidupan manusia yang akan datang. Baik buruknya masa yang akan datang
tergantung pada remaja yang sekarang. Pada masa remaja adalah suatu remaja yang serat
dengan perkembangan, baik perkembanan jasmani maupun perkembangan rohani, yang mana
kedua hal tersebut belum mencapai kematangan. Sementara disisi lain masa remaja adalah
masa remaja yang penuh vitalitas, berusaha mengembangkan dirinya dalam menyongsong
usia dewasa.

Faktor Penyebab Pergaulan Remaja yang Menyimpang :

a. Kurangnya kasih sayang dan perhatian orang tua.

b. Kekosongan jiwa

c. Kemajuan teknologi informasi. (media yang merusak, baik media cetak buku, Majalah,
maupun media audio visual).

d. Bergaul dan berinteraksi dengan kelompok yang menyimpang.

e. Kesenjangan antara kelompok remaja dan kaum tua

f. Anggapan yang salah terhadap Islam g. Bisnis aurat (Q.S : Al-A’raaf : 26), Q.S. An-Nur :
31), (Q.S Al- Ahzab : 59)
h. Terjebak mistik dan praktek ibadah kefirun. Dari penjelasan diatas pengaruh-pengaruh
negatif membawa dampak yang besar terhadap dan diperhatikan sehingga tidak melakukan
sesuatu yang dapat merusak kehidupan dimasa depannya.

Peranan Agama dalam Kehidupan Remaja

Agama sebagai unsur asensial dalam kepribadian manusia dapat memberikan peranan
yang positif dalam pembangunan individu dan masyarakat selama kebenaranya masih
diyakini secara mutlak. (Jalaluddin, 1987 : 97)

Dapat disaksikan betapa besar perbedaan antara orang beriman yang hidup
menjalankan agamanya, dengan orang yang tidak beragama untuk mereka yang acuh tak acuh
kepada agamanya, diantara peranan agama dalam kehidupan manusia adalah “memberikan
bimbingan hidup menolong dalam menghadapi kesukaran serta menentramkan batin”.
(Zakiah Daradjat, 1990 : 56). Jadi agama mempunyai daya preventif terhadap
gangguankejiwaan. Dalam firman Allah dalam Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 30 berbunyi :

ٰ ‫اس َعلَ ْي َه ۗا اَل تَ ْب ِد ْيل لِ َخ ْل هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬


ِ ‫ق ِ ۗذلِكَ ال ِّديْنُ ا ْلقَيِّ ۙ ُم َو ٰل ِكنَّ اَ ْكثَ َر النَّا‬
َ‫س اَل يَ ْعلَ ُم ْو ۙن‬ ِ َ َ َّ‫فَاَقِ ْم َو ْج َه َك لِل ِّد ْي ِن َحنِ ْيفً ۗا فِ ْط َرتَ ِ الَّتِ ْي فَطَ َر الن‬

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, (tetaplah atas) fitrah Allah
yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah.
(Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui

Fitrah Allah, maksudnya ciptaan Allah, manusia diciptakan Allah mempunyai naluri
beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia tidak beragama teuhid, maka hal itu
tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.

Dari makna ayat diatas disimpulkan bahwa Allah memberikan keyakinan (agama)
pada lubuk hati manusia. Hal ini diungkapkan oleh Murtadha Mutahari : Pada hakikatnya
agama memiliki dua keistimewaan tersebut ia sendiri merupakan fitrah dan emosional
manusia dan ia juga merupakan satu-satunya sarana untuk memenuhinya kebutuhan –
kebutuhan fitrah manusia yang tak satupun dapat menggantikan kedudukannya, (Murtadha
Mutahari, 1990 : 44).

Dari uraian diatas maka dapat diambil suatu pengertian bahwa agama merupakan
pengendalian utama bagi manusia tujuan hidup tidak berarti apabila manusia dimuka bumi ini
tidak beragama. Karena tanpa agama hidup terasa hampa. Sedangkan agama mampu mengisi
arti hidup dan kehidupan manusia. Agama berfungsi sebagai alat kontrol dan benteng
pertahanan yang kuat dalam mengarungi kehidupan terlebih pada masa kegoncangan dan
kebimbangan yang sedang malenda remaja. Untuk itulah unsur-unsur pengalaman,
pendidikan dan keyakinan yanng didapat sejak kecil akan mempengaruhi sikap keagamaan
remaja dan seterusnya.

Solusi Terbaik Untuk Remaja

1. Didik anak (remaja) sedini mungkin tentang Islam, sesuai ajaran Islam

2. Kontrol dan batasi pergaulan remaja

3. Masukkan kesekolah-sekolah Islam MIN, MTs, MAN (Pondok Pesantren)

4. Selektif terhadap budaya barat. Salah satu contoh trans yang tidak perlu diikuti adalah
(acara valenti’s day), pesta pora, Amerika Serikat bercinta, pengkaderan Bintang Mordn,
(akademik fantasi), free sex, trend narkoba.

5. Tidak berpacaran

6. Menikah

7. Menjadi tauladan dalam rumah tangga

8. Mengisi hari-hari dengan aktifitas yang fositif dan bermanfaat. (M. Ilham Maqzuq, 2005 :
84 – 95)

Jelaslah bahwa pembinaan agama harus mencakup segala aspek kehidupan, sehingga
diharapkan nantinya isi jiwa keagamaan itu termanifestasi dan dalam bentuk dimensi amal
saleh, akhlakul karimah dan cara hidup yang Islami. Untuk mencapai tujuan tersebut
kerjasama yang baik dari semua fihak terutama orang tua pendidikan informal dan non
formal sangat besar pengaruhnya.

Kesimpulan

Masa remaja adalah masa yang penuh dengan gejolak jiwa dimana pada masa ini
remaja mengalami masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa remaja atau dewasa.
Pendidikan pertama dan utama yang sangat mempengaruhi remaja adalah pendidikan dalam
keluarga, dimana nilai-nilai agama sudah tertanam sehingga ketika mereka memasuki masa
remaja mereka mampu beradaptasi dan sekaligus mampu membentengi diri dengan nilai-nilai
agama yang sudah tertanam sejak dini. Namun pada kenyataannya tidak sedikit remaja pada
masa pubertas ini tidak mampu membentengi diri dari pengaruh luar yang mendominasi
dirinya. Hal ini banyak faktor internal maupun eksterenal. Faktor internal antara lain datang
dari individu remaja itu sendiri, dimana ketidaksiapan remaja terhadap perubahan fisik
maupun pisikis menimbulkan gejolak jiwa yang tak mampu mereka atasi. Sedangkan faktor
eksternal diantaranya adalah pengaruh lingkungan, gaya hidup modern, pergaulan bebas,
kemajuan ilmu dan teknologi yang disalah gunakan, pengaruh budaya barat, kurang
ditanamkannya nilai-nilai agama sejak dini sehingga memacu terjadinya kenakalan remaja.
Untuk mengatasi komplik yang terjadi pada remaja kerjasam yang baik dari semua fihak
terutama orang tua pendidikan informal, formal dan non formal sangat besar pengaruhnya.

Refensi

Al-Ghifari Abu, 2007. Pacaran yang Islami adakah, Bandung : Mujahid

Al-Ghifari Abu, 2005, Muslimah yang kehilangan diri, Bandung : Mujahid

Daradjat, Zakiah. 1982. Pembinaan Remaja. Jakarta : Bulan Bintang. Departemen Agama RI.
1978. Al Qur’an dan Terjemah, Yayasan Penterjemah Al Qur’an

Daradjat, Zakiah , 1990. Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta : CV. Haji Mas
Agung Jalaluddin, dan Ramayulis, 1987. Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Kalam Mulia

Mutahari, dan Rahmad Jalaludin. 1990. Perspektif Al Qur’an Tentang Manusia Agama.
Bandung : Al Mizan.

Mappiere Andi. 1990. Psikologi Remaja Perspeftif Al Qur’an Tentang Manusia dan Agama.
Bandung : Al Mizan

Mar’at. 1981. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukuran, Jakarta : Agalia Indonesia

Maqzuq M. Ilham, 2005. Remaja Islam Berbaju Yahudi. Bandung : Mujahid

Poewadarmanto, 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Slameto, 1988. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Bina Aksara

Anda mungkin juga menyukai