Anda di halaman 1dari 3

ETIKA PERGAULAN REMAJA MUSLIM

ETIKA PERGAULAN REMAJA MUSLIM


A. Pengertian Remaja
Selama ini remaja dimaknai dengan kelompok usia peralihan antara anak-anak dan dewasa.
Masa pubertas biasa dianggap sebagai batas awal usia remaja dan batas akhirnya secara
psikologis jika telah tercapainya tingkat kematangan (yang biasa disebut dengan dewasa) atau
secara hukum berumur antara 17 – 21 tahun. Dengan demikian di usia antara 13 - 19 tahun
terdapat kesenjangan antara kedewasaan biologis (pubertas, di usia sekitar 12 - 13 tahun) dengan
kedewasaan psikologis dan kedewasaan sosial ( usia 20 tahun ke atas). Kesenjangan ini yang
diistilahkan dengan turbulensi. Dimasa turbulensi inilah kemudian kerap muncul berbagai
persoalan remaja.
Turbulensi semacam ini tidak dijumpai pada realitas remaja dalam sudut pandang Islam. Dari sisi
taklif hukum, hanya ada masa anak-anak dan dewasa. Masa anak-anak (ghairu mukallaf)
merupakan masa yang belum terbebani tanggungjawab (hukum syariat). Pada masa ini setiap
perbuatannya belum dihisab. Namun setelah memasuki aqil baligh (yang ditandai dengan
keluarnya haidh pertama/ menarce bagi wanita dan mimpi basah/ ihtilam bagi pria), maka
masuklah seorang anak ke dalam gerbang dewasa/ mukallaf, dimana seorang muslim mau tidak
mau pada masa ini sudah terkena taklif hukum (pembebanan hukum-hukum syariat). Setiap
perbuatannya sudah dihisab oleh Allah SWT dan mestilah dipertanggungjawabkan baik di dunia
maupun di akherat kelak. Ketaatannya berbuah pahala dan keridhoan Allah SWT dan
pelanggarannya berbuah dosa dan kemurkaan Allah SWT.
B. Fenomena pergaulan remaja
Islam adalah agama yang baik dan adil,sesungguhnya islam itu memberi perhatian terhadap
remaja sekarang yang terus berubah. Remaja adalah penerus orang tua,agama,dan juga sebagai
insan muslim yang berakhlak karimah.
Tragisnya bahwa mayoritas remaja islam sekarang ini sudah banyak yang mengikuti budaya
barat yang terus berkembang.misalnya budaya yang buruk yang di ikuti remaja muslim sekarang
yaitu gaya berbusana dan tingkah laku buruk yang dilakukan. Semua akibat dari pergaulan yang
kurang baik yang dihasilkan dari apa yang mereka lihat dan rasakan dalam kehidupan sehari-
harinya.merebaknya teknologi dan insformasi yang semakin berkembang memang membawa
remaja menjadi lebih memahami tentang perkembang teknologi tapi juga membawa dampak
negatif bagi etika remaja muslim.
Contoh-contoh menurunnya akhlak remaja yang buruk akibat seiring perubahan zaman dan
masuknya budaya asing yang buruk.
a. Tawuran antar remaja
b. Kriminalitas
c. Mewabahnya penggunaan NARKOBA
d. Pergaulan bebas tanpa kendali antara putra putri
e. Berpacaran yang melampaui batas dan diikuti dengan perzinaan

C. Etika pergaulan remaja menurut islam


Islam telah mengatur tata cara pergaulan yang baik dan berakhlak karimah,karena tata cara
pergaulan islam itu dilandasi dengan nilai-nilai agama.tata cara itu meliputi :
1. Mengucapkan salam
Ucapan salam yaitu ketika kita bertemu teman atau orang lain karena mengucapkan salam itu
adalah doa,maka jika kita mengucapkan salam berarti kita telah mendoakan teman kita.dan
menjawab salam itu hukumnya adalah wajib. Fenomena yang terjadi saat ini dikalangan remaja
jarang ditemukan saling berucap salam, justru yang banyak terjadi adalah ucapan kasar dan jorok
seperti misuh (Jawa) dan yang paling memprihatinkan adalah banyak gadis yang ikutan berucap
misuh padahal merekalah yang akan melahirkan generasi penerus,
‫ “ النساء عماد البالد‬perempuan adalah tiang Negara”
Bila dari mulut para perempuan adalah kata-kata yang kasar dan jorok maka apa yang terjadi
pada generasi yang dilahirkan mereka,sungguh tragis !
2. Menghargai hak milik teman
Kita tidak boleh meremehkan hak-hak atau milik teman kita karena itu bukan hak kita dan Dan
apabila mau menggunakan barang-barang milik orang lain kita perlu meminta izin terhadap
pemiliknya terlebih dahulu.
3. Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda
Remaja sekarang seharusnya menghormati orang tua dan mengambil pengalaman dari
mereka.dan kepada yang lebih muda sebaiknya remaja sekarang menuntun, mengajari kepada
yang lebih muda agar beretika yang baik.
4. Bersikap santun dan tidak sombong
Dalam bergaul,agar teman merasa nyaman terhadap kita harus berperilaku yang baik dan
santun.dan sikapn remaja yang dasar yaitu ingin lebih dari pada temannya padahal Allah
membenci sikap sombong.
5. Tidak boleh saling menghina
Menghina dalam agama islam hukumnya dilarang. oleh karena itu, sebaiknya menghina itu harus
di hindari sesama teman.
6. Pengendalian pergaulan antara laki-laki dan perempuan
Allah berfirman:
َ ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َوأُ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَائِ َل لِتَ َع‬
‫ارفُوا إِ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هَّللا ِ أَ ْتقَا ُك ْم إِ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم خَ بِي ٌر‬
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari pria dan wanita dan Kami jadikan
kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya yang
paling mulia (diantara kalian) di sisi Allah adalah yang paling bertakwa (dari) kalian.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui (lagi) Maha Teliti.” (QS. Al Hujurat :13)
Manusia, termasuk di dalamnya remaja, baik pria maupun wanita, keduanya dibekali oleh Allah
SWT dengan sebuah potensi hidup (thaqah hayawiyah) dan pemikiran/ akal. Potensi tersebut
berupa dorongan kebutuhan jasmani (hajat ‘udhawiyyah) dan berbagai potensi naluri (gharaiz).
Kebutuhan jasmani di stimulus dari dalam diri manusia/ internal, seperti rasa haus, lapar, dll.
Sehingga tuntutan pemenuhannya adalah suatu keniscayaan. Jika tidak dipenuhi maka akan
mendatangkan penyakit, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Namun tidak demikian halnya dengan potensi naluriah. Allah SWT menganugerahkan pada kita
naluri beragama (ghorizah tadayyun), naluri untuk mempertahankan kehidupan (ghorizah
baqo)dan naluri seksual untuk melestarikan keturunan (ghorizah nau), yang ketiganya di stimulus
dari luar/ eksternal, berupa fakta-fakta dan pemikiran. Tuntutan pemenuhannya tidak pasti, tidak
sampai menimbulkan kematian dan bisa di-manage. Fakta bahwa wanita dapat membangkitkan
naluri seksual pria, tidak berarti bahwa naluri tersebut pasti muncul setiap kali seorang pria
bertemu dangan wanita. Demikian pula sebaliknya. Akan tetapi, fakta itu menunjukkan bahwa
pada dasarnya, keberadaan setiap pria atau wanita dapat membangkitkan naluri tersebut pada
lawan jenisnya, sehingga dapat mendorong masing-masing dari keduanya untuk melakukan
hubungan di luar batas-batas keridhoan Allah SWT.
Sudah menjadi fitrah bagi setiap manusia untuk tertarik dengan lawan jenisnya. Namun
bukankah jika fitrah tersebut dibiarkan bebas lepas tanpa kendali dan tidak mematuhi batasan-
batasan sebagaimana yang digariskan oleh Allah SWT, justru hanya akan merusak kehidupan
manusia itu sendiri? Seruan Allah SWT yang secara khusus kepada kaum laki-laki dan
perempuan , bahkan mengulang-ngulang seruan (khithab) ini, menunjukkan kepada kita betapa
pentingnya kesadaran akan keniscayaan untuk senantiasa menetapi dan mentaati hukum Allah
dalam masalah ini.
Dengan demikian, Islam melarang segala tindakan yang dapat melemahkan dan merusak akal.
Sehingga tercipta suasana masyarakat Islam yang dipenuhi Taqorrub Ilallah, bukan masyarakat
yang dipenuhi dengan nafsu syahwat yang melahirkan ketidak jelasan keturunandan kekacauan
nilai-nilai agama. Terciptanya kehidupan yang bersih dan diliputi oleh suasana keimanan kepada
Allah SWT dan pemenuhan naluri seksual hanya pada kehidupan suami istri, bukan kepada
selainnya.
Alangkah indahnya kehidupan ini bila remaja generasi islam selalu hidup dalam tatanan ajaran
Islam sehingga lahirlah generasi islam yang membanggakan semua orang.

Anda mungkin juga menyukai