Anda di halaman 1dari 3

ADAB BERGAUL REMAJA MUSLIM DALAM TATA CARA ISLAM

Etika pergaulan remaja menurut islam Islam telah mengatur tata cara pergaulan
yang baik dan berakhlak karimah,karena tata cara pergaulan islam itu dilandasi
dengan nilai-nilai agama.tata cara itu meliputi :

1. Mengucapkan salam Ucapan salam yaitu ketika kita bertemu teman atau
orang lain karena mengucapkan salam itu adalah doa,maka jika kita
mengucapkan salam berarti kita telah mendoakan teman kita.dan menjawab
salam itu hukumnya adalah wajib. Fenomena yang terjadi saat ini dikalangan
remaja jarang ditemukan saling berucap salam, justru yang banyak terjadi
adalah ucapan kasar dan jorok seperti misuh (Jawa) dan yang paling
memprihatinkan adalah banyak gadis yang ikutan berucap misuh padahal
merekalah yang akan melahirkan generasi penerus, ‫ ” البالد عماد النس اء‬perempuan
adalah tiang Negara” Bila dari mulut para perempuan adalah kata-kata yang
kasar dan jorok maka apa yang terjadi pada generasi yang dilahirkan
mereka,sungguh tragis !
2. Menghargai hak milik teman Kita tidak boleh meremehkan hak-hak atau milik
teman kita karena itu bukan hak kita dan Dan apabila mau menggunakan
barang-barang milik orang lain kita perlu meminta izin terhadap pemiliknya
terlebih dahulu.
3. Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda Remaja
sekarang seharusnya menghormati orang tua dan mengambil pengalaman
dari mereka.dan kepada yang lebih muda sebaiknya remaja sekarang
menuntun, mengajari kepada yang lebih muda agar beretika yang baik.
4. Bersikap santun dan tidak sombong Dalam bergaul,agar teman merasa
nyaman terhadap kita harus berperilaku yang baik dan santun.dan sikapn
remaja yang dasar yaitu ingin lebih dari pada temannya padahal Allah
membenci sikap sombong.
5. Tidak boleh saling menghina Menghina dalam agama islam hukumnya
dilarang. oleh karena itu, sebaiknya menghina itu harus di hindari sesama
teman.
6. Pengendalian pergaulan antara laki-laki dan perempuan Allah berfirman:
َّ‫ارفُ ٓو ۟ا ۚ ِإن‬ ُ ‫ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱل َّناسُ ِإ َّنا َخ َل ْق ٰ َن ُكم مِّن َذ َك ٍر َوُأن َث ٰى َو َج َع ْل ٰ َن ُك ْم‬
َ ‫شعُوبًا َو َقبَٓاِئ َل لِ َت َع‬
‫َأ ْك َر َم ُك ْم عِ ندَ ٱهَّلل ِ َأ ْت َق ٰى ُك ْم ۚ ِإنّ ٱهَّلل َ َعلِي ٌم َخ ِبير‬
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari pria dan wanita
dan Kami jadikan kalian berbangsabangsa dan bersuku-suku agar kalian saling
mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia (diantara kalian) di sisi Allah adalah
yang paling bertakwa (dari) kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui (lagi)
Maha Teliti.” (QS. Al Hujurat :13)

Manusia, termasuk di dalamnya remaja, baik pria maupun wanita, keduanya


dibekali oleh Allah SWT dengan sebuah potensi hidup (thaqah hayawiyah) dan
pemikiran/ akal. Potensi tersebut berupa dorongan kebutuhan jasmani (hajat
‘udhawiyyah) dan berbagai potensi naluri (gharaiz). Kebutuhan jasmani di
stimulus dari dalam diri manusia/ internal, seperti rasa haus, lapar, dll. Sehingga
tuntutan pemenuhannya adalah suatu keniscayaan. Jika tidak dipenuhi maka akan
mendatangkan penyakit, bahkan dapat menyebabkan kematian. Namun tidak
demikian halnya dengan potensi naluriah. Allah SWT menganugerahkan pada kita
naluri beragama (ghorizah tadayyun), naluri untuk mempertahankan kehidupan
(ghorizah baqo)dan naluri seksual untuk melestarikan keturunan (ghorizah nau),
yang ketiganya di stimulus dari luar/ eksternal, berupa fakta-fakta dan pemikiran.
Tuntutan pemenuhannya tidak pasti, tidak sampai menimbulkan kematian dan
bisa di-manage. Fakta bahwa wanita dapat membangkitkan naluri seksual pria,
tidak berarti bahwa naluri tersebut pasti muncul setiap kali seorang pria bertemu
dangan wanita. Demikian pula sebaliknya. Akan tetapi, fakta itu menunjukkan
bahwa pada dasarnya, keberadaan setiap pria atau wanita dapat membangkitkan
naluri tersebut pada lawan jenisnya, sehingga dapat mendorong masing-masing
dari keduanya untuk melakukan hubungan di luar batas-batas keridhoan Allah
SWT. Sudah menjadi fitrah bagi setiap manusia untuk tertarik dengan lawan
jenisnya. Namun bukankah jika fitrah tersebut dibiarkan bebas lepas tanpa
kendali dan tidak mematuhi batasan-batasan sebagaimana yang digariskan oleh
Allah SWT, justru hanya akan merusak kehidupan manusia itu sendiri? Seruan
Allah SWT yang secara khusus kepada kaum laki-laki dan perempuan , bahkan
mengulang-ngulang seruan (khithab) ini, menunjukkan kepada kita betapa
pentingnya kesadaran akan keniscayaan untuk senantiasa menetapi dan mentaati
hukum Allah da

Dengan demikian, Islam melarang segala tindakan yang dapat melemahkan dan merusak akal.
Sehingga tercipta suasana masyarakat Islam yang dipenuhi Taqorrub Ilallah, bukan masyarakat
yang dipenuhi dengan nafsu syahwat yang melahirkan ketidak jelasan keturunandan kekacauan
nilai-nilai agama. Terciptanya kehidupan yang bersih dan diliputi oleh suasana keimanan kepada
Allah SWT dan pemenuhan naluri seksual hanya pada kehidupan suami istri, bukan kepada
selainnya.
Alangkah indahnya kehidupan ini bila remaja generasi islam selalu hidup dalam tatanan ajaran
Islam sehingga lahirlah generasi islam yang membanggakan semua orang.

Anda mungkin juga menyukai