NIM : 6130020049
Judul Essay : Operasi Ganti Kelamin
“Peran agama dalam kehidupan saya sebagai seorang dokter dan saintis/ilmuwan.”
Paragraf 1 tentang fenomena sosial/sains yang ingin Anda jawab/pecahkan dan mengapa
Anda merasa hal itu sangat perlu dijawab/dipecahkan
Pada umumnya manusia lahir dalam keadaan normal dan memiliki jenis kelamin
sebagai pria atau wanita. Jenis kelamin pria dan wanita merupakan kodrat ilahi, akan tetapi ada
juga yang dilahirkan sebagai pria tetapi lebih menunjukkan berperilaku sebagai wanita adapun
sebaliknya. Dalam konteks psikologis ini biasanya sering disebut sebagai penderita
transseksualisme, seseorang secara jasmani jenis kelaminnya jelas dan sempurna, namun
secara psikis cenderung untuk menampilkan diri sebagai lawan jenis. Namun disini saya akan
membahas tentang fenomena sosial yang masih marak dibahas oleh beberapa kalangan yaitu
mengenai operasi ganti kelamin. Operasi ganti kelamin/transeksual ini telah terjadi sejak lama
dan masih berlanjut sampai sekarang. Hukum transeksual (operasi ganti kelamin) terhadap alat
kelamin yang jelas dan normal adalah haram. Sedangkan bagi operasi ganti kelamin dalam
rangkai penyempurnaan/perbaikan terhadap alat kelamin ganda atau alat kelamin yang tidak
sempurna hukumnya boleh, bahkan dianjurkan dalam Islam. Kedudukan hukum pelaku
transeksual (operasi ganti kelamin) terhadap alat kelamin yang jelas dan normal tidak berubah,
tetap sesuai jenis kelamin semula sebelum operasi. Contoh saja pada wanita yang melakukan
transeksual menjadi pria, maka kedudukan hukum dalam kewarisan islam tetap sebagai wanita.
Demikian juga sebaliknya, pria yang melakukan transeksual (operasi ganti kelamin) menjadi
wanita, kedudukan hukum dalam kewarisan Islam tetap sebagai pria. Sedangkan bagi pelaku
operasi kelamin dalam rangka penyempurnaan/perbaikan terhadap alat kelamin ganda atau alat
kelamin yang tidak sempurna, kedudukan hukum dalam kewarisan islam sesuai dengan jenis
kelamin hasil operasi.
Paragraf 3 tentang bagaimana menerapkan nilai-nilai agama tersebut agar tidak terjadi
pertentangan dalam pergaulan sosial;
Nilai-nilai agama menjadi aspek penting dalam interaksi sosial, termasuk pada bidang
kesehatan. Peranan agama juga sebagai benteng dan pedoman dalam hidup bermasyarakat.
Karakter manusia yang dibentuk tiada lain ialah sosok manusia yang memiliki keimanan yang
kukuh. Dengan cara kita memiliki keimanan yang kukuh, kita pasti bisa membedakan mana
yang baik dilakukan dan mana yang buruk ditinggalkan. Semua hukum dalam islam pun telah
jelas menuturkan apabila kita memiliki iman yang kukuh, kita tidak mudah mengambil
keputusan secara gamblang begitu saja dan pastinya sudah mempunyai bekal ilmu dalam
bermasyarakat. Adapun yang lain yaitu dengan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Kritis dalam menanggapi sebuah keadaan yang dirasa begitu melenceng dalam nilai-nilai
agama. Bergaul dengan orang yang membawa pengaruh positif dan tidak gampang terpengaruh
dengan orang-orang toxic disekitarnya. Terkadang lingkungan yang menyeret kita kedalam
hal-hal yang tidak diinginkan tanpa kita sadari. Maka dari itu pintar-pintarlah dalam
beradaptasi disebuah lingkungan baru.