No : 34
Kepas : 2 PPB B
1. Istilah gender dalam Bahasa Indonesia diambil dari Bahasa Inggris. Jelaskan apa
bedanya antara gender dan sex (bhs Inggris)!
Jawab :
Seks
Seks adalah pembagian dua jenis kelamin, yakni laki-laki dan perempuan,
yang ditentukan secara biologis. Seks juga berkaitan dengan karakter dasar
fisik dan fungsi manusia, mulai dari kromosom, kadar hormon, dan bentuk
organ reproduksi.
Selain karakteristik seks primer, ada juga karakteristik seks sekunder, seperti
perbedaan bulu pada wajah, jaringan payudara, dan suara. Ini adalah
karakteristik seks yang terjadi karena adanya perbedaan pada karakteristik
seks primer yang telah disebutkan di atas.
Kendati perbedaan seks cukup jelas, ada juga sebuah kondisi kelainan
bawaan yang menyebabkan seseorang terlahir dengan gabungan ciri kelamin
laki-laki dan perempuan (kelamin ganda), baik secara fisik maupun genetik.
Kondisi ini disebut dengan interseks.
Gender
Kekerasan
Kekerasan (violence) artinya tindak kekerasan, baik fisik maupun non fisik yang
dilakukan oleh salah satu jenis kelamin atau sebuah institusi keluarga, masyarakat atau
negara terhadap jenis kelamin lainnya. Peran gender telah membedakan karakter
perempuan dan laki-laki. Perempuan dianggap feminism dan laki-laki maskulin. Karakter
ini kemudian mewujud dalam ciri-ciri psikologis, seperti laki-laki dianggap gagah, kuat,
berani dan sebagainya. Sebaliknya perempuan dianggap lembut, lemah, penurut dan
sebagainya. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pembedaan itu. Namun ternyata
pembedaan karakter tersebut melahirkan tindakan kekerasan. Dengan anggapan bahwa
perempuan itu lemah, itu diartikan sebagai alasan untuk diperlakukan semena-mena,
berupa tindakan kekerasan. Contoh : 1. Kekerasan fisik maupun non fisik yang dilakukan
oleh suami terhadap isterinya di dalam rumah tangga. 2. Pemukulan, penyiksaan dan
perkosaan yang mengakibatkan perasaan tersiksa dan tertekan. 3. Pelecehan seksual.
4. Eksploitasi seks terhadap perempuan dan pornografi.
Beban ganda (double burden) artinya beban pekerjaan yang diterima salah satu jenis
kelamin lebih banyak dibandingkan jenis kelamin lainnya. Peran reproduksi perempuan
seringkali dianggap peran yang statis dan permanen. Walaupun sudah ada peningkatan
jumlah perempuan yang bekerja diwilayah public, namun tidak diiringi dengan
berkurangnya beban mereka di wilayah domestic. Upaya maksimal yang dilakukan
mereka adalah mensubstitusikan pekerjaan tersebut kepada perempuan lain, seperti
pembantu rumah tangga atau anggota keluarga perempuan lainnya. Namun demikian,
tanggung jawabnya masih tetap berada di pundak perempuan. Akibatnya mereka
mengalami beban yang berlipat ganda.
Marjinalisasi
Marjinalisasi artinya : suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin yang
mengakibatkan kemiskinan. Banyak cara yang dapat digunakan untuk memarjinalkan
seseorang atau kelompok. Salah satunya adalah dengan menggunakan asumsi gender.
Misalnya dengan anggapan bahwa perempuan berfungsi sebagai pencari nafkah
tambahan, maka ketika mereka bekerja diluar rumah (sector public), seringkali dinilai
dengan anggapan tersebut. Jika hal tersebut terjadi, maka sebenarnya telah berlangsung
proses pemiskinan dengan alasan gender. Contoh : 1. Guru TK, perawat, pekerja
konveksi, buruh pabrik, pembantu rumah tangga dinilai sebagai pekerja rendah,
sehingga berpengaruh pada tingkat gaji/upah yang diterima. 2. Masih banyaknya pekerja
perempuan dipabrik yang rentan terhadap PHK dikarenakan tidak mempunyai ikatan
formal dari perusahaan tempat bekerja karena alasan-alasan gender, seperti sebagai
pencari nafkah tambahan, pekerja sambilan dan juga alasan factor reproduksinya,
seperti menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui. 3. Perubahan dari sistem pertanian
tradisional kepada sistem pertanian modern dengan menggunakan mesin-mesin traktor
telah memarjinalkan pekerja perempuan.
3. Carilah ayat dari al-Qur’an dan hadis yang menunjukkan bahwa Islam memposisikan
laki-laki dan perempuan secara setara!
Jawab :
QS. al-Hujurat: 13
yang artinya
“Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi
Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu.”
Ayat tersebut memberikan gambaran kepada kita tentang persamaan antara laki-laki dan
perempuan baik dalam hal ibadah (dimensi spiritual) maupun dalam aktivitas sosial
(urusan karier profesional). Ayat tersebut juga sekaligus mengikis tuntas pandangan
yang menyatakan bahwa antara keduanya terdapat perbedaan yang memarginalkan
salah satu diantara keduanya. persamaan tersebut meliputi berbagai hal misalnya dalam
bidang ibadah. Siapa yang rajin ibadah, maka akan mendapat pahala lebih banyak tanpa
melihat jenis kelaminnya. Perbedaan kemudian ada disebabkan kualitas nilai pengabdian
dan ketakwaannya kepada Allah swt., Ayat ini juga mempertegas misi pokok al-Qur’an
diturunkan adalah untuk membebaskan manusia dari berbagai bentuk diskriminasi dan
penindasan, termasuk diskriminasi seksual, warna kulit, etnis dan ikatan-ikatan
primordial lainnya. Namun demikian sekalipun secara teoritis al-qur’an mengandung
prinsip kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, namun ternyata dalam tatanan
implementasi seringkali prinsip-prinsip tersebut terabaikan.
Dari ayat tersebut jelas bahwa Allah Swt. melaknat orang-orang yang
mengubah sesuatu yang ada pada tubuhnya. Allah hanya mengizinkan
operasi kelamin yang bersifat tashih dan takmil (perbaikan dan
penyempurnaan). Operasi itu bukan untuk melakukan pergantian jenis
kelamin, namun untuk mengobati suatu penyakit yang harus diobati.
Jawab :
Beberapa hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Turmuzi, an-Nasai, dan Ahmad
bin Hambal dalam musnadnya. Kebanyakan ulama menjadikan hadis ini sebagai
larangan atau tidak sahnya wanita tampil menjadi pemimpin termasuk kepala negara
atau presiden. Tetapi Imam at-Thabari dan salah satu riwayat dari Imam Malik
menyatakan bahwa perempuan boleh saja menjadi pemimpin27 hatta kepala negara
atau presiden.
Analisis utama yang menjadikan hadis ini sebagai dalil tidak dibenarkannya perempuan
menjadi pemimpin bagi laki-laki ialah bahwa hadis ini redaksinya berbentuk khabar atau
berita, tetapi maknanya adalah insya atau larangan. Artinya Rasul melarang perempuan
menjadi pemimpin bagi laki-laki. Dalam hadis ini Rasulullah secara eksplisit menafikan
kemenangan dan keberuntungan bagi kaum yang menyerahkan kepemimpinan kepada
perempuan. Artinya, jika keberuntungan tidak menyentuh mereka, hanya kemerosotan
dan kelemahanlah yang akan ditemui. Dalam kaidah pengambilan hukum, redaksi teks
yang seperti ini menunjukkan adanya larangan. Akan tetapi, apakah larangan yang
dimaksud oleh syariat meliputi semua bentuk jabatan dan di semua tingkatan? Jika
memang seperti itu, apakah perempuan sama sekali tidak boleh memegang tanggung
jawab kepemimpinan, perwalian, perwakilan, dan kekuasaan apapun secara mutlak.
Di dalam hadis ini memang tidak menggunakan kalimat larangan. Tetapi menggunakan
kalimat pengingkaran atau peniadaan keuntungan atau keselamatan bagi suatu kaum
yang menjadikan perempuan sebagai pemimpinnya. Kalimat seperti itu tidak
menimbulkan adanya larangan terhadap pengangkatan perempuan sebagai pemimpin
pemerintah, atau negara, jadi mengangkat perempuan sebagai kepala pemerintah atau
negara bukan suatu pelanggaran syariat. Jika kita lihat historical background hadis
tersebut. Pendapat Imam at-Thabari dan Imam Malik yang membenarkan perempuan
menjadi pemimpin termasuk presiden, nampaknya lebih bisa diterima. Sebab hadis ini
disampaikan Rasulullah ketika beliau mendapat informasi bahwa bangsa Persia
menobatkan putri Kisra menjadi ratu. Dari sini dapat dipahami bahwa arah hadis ini
hanya ditujukan kepada kasus tersebut.