HUKUM
f.
Menurut Iman al Ghazali, seluruh ketentuan dalam syariat Islam
bermuara pada perlindungan lima aspek kehidupan tersebut. Dengan
kata lain semua aturan atau kebijakan yang bermuara pada perlindungan
lima aspek kehidupan diatas sudah sesuai syariat, benar dan mulia dalam
pandangan agama baik yang telah diwahyukan secara eksplisit maupun
tidak. QS (17) :70 “sesungguhnya telah kami muliakan anak cucu adam
(manusia), kami angkut mereka di daratan dan dilautan, kami beri rezeki
dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”
PERSPEKTIF GENDER menurut pendapat UNIFEM
( United Nations Development Fun For Women )
• 1. Membedakan antara Seks dan gender
• For the purposes of the present Convention, the term "discrimination against
women" shall mean any distinction, exclusion or restriction made on the basis
of sex which has the effect or purpose of impairing or nullifying the
recognition, enjoyment or exercise by women, irrespective of their marital
status, on a basis of equality of men and women, of human rights and
fundamental freedoms in the political, economic, social, cultural, civil or any
other field.
• Double Burden is a term used to describe the
situation of women who perform paid work
outside the domestic sphere as well as
homemaking and child-care work inside the
home.
•
GERAKAN FEMINIS
• Gerakan Feminis di luar negeri dikenal Simone de Beaovoir sebagai
pelopor gerakan feminisme, di Indonesia juga memiliki seorang
pejuang feminisme yang sangat terkenal sampai saat ini, RA Kartini.
Bahkan, perjuangan Kartini untuk memajukan kaum wanita telah
dimulai sebelum Beauvoir, yakni sejak abad ke-18. Sama seperti
Beauvoir, Kartini pun dilahirkan dari keluarga ningrat yang memiliki
kedudukan di mata masyarakat pada saat itu. Keinginan Kartini untuk
memajukan wanita yang pada saat itu dinilai tidak berhak mengenyam
bangku pendidikan bermula ketika ia aktif berkomunikasi melalui surat
dengan seorang feminis sosialis dari Belanda, Stella Zeehandaler.
• sama halnya dengan di luar negeri gerakan feminis memiliki beberapa
fase atau gelombang (first wave, second wave, third wave), di
Indonesia pun demikian adanya.
“first wave, second wave, third wave “
gerakan feminis di Indonesia
• sebelum kemerdekaan, gerakan feminisme ditujukan agar kaum
wanita bisa memperoleh pendidikan seperti halnya kaum pria.
• Setelah itu, pada masa Orde Lama, perempuan menuntut agar
mereka ikut dilibatkan dalam kebijakan elite politik.
• Pada masa Orde Baru, dimana kita melihat kaum perempuan
sangat dibatasi perannya di ranah publik, menuntut agar ruang
gerak mereka tidak dibatasi seperti dalam masalah memilih
pekerjaan.
• Yang terbaru di era Reformasi saat ini, gerakan feminisme di
Indonesia menyuarakan tindak anti kekerasan yang kerap
dialami perempuan, serta tema liberal lainnya.
Sejarah Gerakan
feminisme di Indonesia
DIawalinya pemikiran dan gerakan feminisme oleh Kartini tersebut,
kemudian muncullah beberapa organisasi perempuan di Indonesia.
• Gerakan feminisme di Indonesia sendiri semakin diperkuat dengan
digelarnya Kongres Perempuan Indonesia yang secara nasional pertama
kali diadakan pada tahun 1928 di kota Yogyakarta. Kongres tersebut
dihadiri oleh beberapa organisasi perempuan di Indonesia yang sudah
berdiri. Bisa dikatakan, kongres perempuan ini menjadi fondasi utama
dari munculnya organisasi-orgaisasi perempuan di Indonesia.
• Setelah kongres perempuan tersebut, pergerakan feminisme yang
muncul kebanyakan menentang poligini, serta praktik poligami. Salah
satu organisasi yang terkenal yakni gerakan Istri Sedar, yang kemudian
menjadi Gerwis (Gerakan Wanita Sosialis), dan menjadi cikal bakal dari
Gerwani.
• Salah satu organisasi yang mendapat sorotan pada
awal kemerdekaan saat itu adalah Sarekat Rakyat.
Organisasi ini yang dinilai paling progresif dan
mayoritas anggotanya adalah perempuan dari
golongan bawah seperti buruh dan petani. Gerakan ini
pun mendapat reaksi keras dari pemerintah Indonesia,
karena dinilai memiliki keterlibatan dengan PKI, yang
pada saat itu dianggap sebagai gerakan yang radikal.
Tokoh perempuan seperti Sukaesih dan Munasisah
serta beberapa anggota lainnya pun dikirim ke kamp
konsentrasi Belanda yang terletak di Digul
• Apapun kondisinya, gerakan feminisme tetaplah
menjadi sebuah usaha berat yang diperjuangkan oleh
Kartini pada awalnya, serta diteruskan oleh perempuan-
perempuan Indonesia sesudahnya. Semangat yang
diserukan oleh para feminis pun masih saling berkaitan
satu sama lain, yakni membawa
• Prempuan dipinggirkan dari berbagai jenis kegiatan pertanian dan industry yang
lebih memerlukan ketrampilan yang biasanya lebih banyak dimiliki laki-laki.
• Selain itu perkembangan teknologi telah menyebabkan apa yang
• Adalah penandaan atau cap yang sering bermakna negative. Pelabelan negative secara umum
selalu melahirkan ketidakadilan. Salah satu stereotype yang berkembang berdasarkan pengertian
gender, yakni terjadi terhadap salah satu jenis kelamin prempuan, misalnya
•
a. Pekerjaan dirumah seperti mencucui, memasak, membersihkan rumah diidentikkan dengan
pekerjaan perempuan atau ibu rumah tangga
• b. Laki laki sebagai pencari nafkah yang utama, harus diperlakukan dengan istimewa di dalam
rumah tangga, misalnya yang berkaitan dengan makan
• Hal ini tidak hanya terjadi dalam lingkup rumah tangga tetapi juga terjadi di tempat kerja dan
masyarakat, bahkan di tingkat pemerintah dan Negara. Apabila seorang laki-laki marah, ia
dianggap tegas, tetapi bila prempuan marah atau tersinggng dianggap emosional dan tidak
dfapat menahan diri. Standar nilai terhadap perilaku prempuan dan laki-laki berbeda, namun
standar nilai tersebut banyak menghakimi dan merugikan prempuan. Label kaum prempuan
sebagai “ibu rumah tangga” merugilkan, jika hendak aktif dalam “kegiatan laki-laki” seperti
berpolitik, bisnis atau birokrat. Smentra label laki-laki sebagai pencari nafkah utama,
(breadwinner) ,mengakibatkan apa saja yang dihasilkan oleh prempuan dianggap sebagai
Sambilan atau tambahan dan cenderung tidak diperhitungkan.
•4. Kekerasan
Berbagai bentuk tindak kekerasan terhadap prempuan sebagai akibat perbedaan muncul dalam
berbagai bentuk. Kata kekerasan merupakan terjemahan dari violence artinya suatu serangan
terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang. Oleh karena itu kekerasan tidak
hanya menyangkut serangan fisik saja seperti perkosaa, pemukulan dan penyiksaan tetapi
bersifat non fisik seperti pelecehan seksual sehingga secara emosional terusik.
Adapun contoh-contoh tindak kekerasan yaitu :
•a. Suami memperketat istri dalam urusan ekonomi keluarga
•b. Suami melarang istri bersosialisasi di masyarakat
•c. Istri mencela pendapat suami di depan umum
•d. Istri merendahkan martabat suami di hadapan masyarakat
•e. Suami membakat/ memukul istri.
•Dan lain-lain.
•Pelaku kekerasan bermacam-macam, ada yang bersifat individu, baik di dalam rumah tangga
sendiri maupun di tempat umum, ada juga di dalam masayarakat itu sendiri. Pelaku bisa saja
suami/ayah, keponakan, sepupu, paman, mertua, anak laki-laki, tetangga, majikan
• 5. Beban kerja
• Beban kerja yang dilakukan oleh jenis kelamin terlalu lebih banyak.
Bagi perempuan di rumah mempunyai beban kerja lebih besar dari
pada laki laki, 90% pekerjaan domestic/rumah tangga dilakukan oleh
perempuan belum lagi jika dijumlahkan dengan bekerja di luar rumah
• Dalam proses pembangunan, kenyataannya prempuan sebagai
sumber daya insane masih mendapat pembedaan perlakuan terutama
bila bergerak dalam bidang public. Dirasakan banyak ketimpangan,
meskipun ada juga ketimpangan yang dialami kaum laki-laki di satu sisi.