Ada dua kata dalam al-Qur’an yang berarti manusia, yaitu: insan dan basyar. ينوس- انس، نسي، األنس: اإلنسان Al-uns: jinak, harmonis, tampak Nasiya: lupa Nāsa-yanūsu: berguncang Manusia dan Agama Pandangan tentang Manusia
Insan dimaknai manusia, yang terdiri dari jiwa dan
raga. Insan sering dihadapkan dengan Jin. Jin tidak nyata بشرة، بشر: البشر Basara: gembira, penampakan sesuatu dengan baik dan indah Basyarah: kulit kulit manusia berbeda dengan binatang yang lain Digunakan36 kali dalam al-Qur’ an Manusia dan Agama Pandangan tentang Manusia
Basyar proses manusia menjadi basyar melalui
tahapan-tahapan Bertebaran berkembang biak/mencari rizqi
Basyar manusia dari sudut lahiriyah atau
persamaannya dengan sesama manusia Manusia dan Agama Pandangan tentang Manusia 2. Manusia dalam Perspektif Kebudayaan Ungkapan filosofis “kenalilah dirimu sendiri” Sokrates manusia sebagai individu Plato Manusia dipelajari dari sudut kehidupan sosial politik Comte mengenal diri adalah mengenal sejarah,tidak cukup dilihat dari sudut fisika, biologi, kimia. Hakikat manusia dilihat dari perjalanan sejarahnya. Ernst Cassier ciri utama manusia, ciri khasnya bukanlah kodrat fisik dan metafisiknya melainkan karyanya Manusia dan Agama Pandangan tentang Agama Mukti Ali Kata yang paling sulit diberi pengertian dan definisi adalah “agama” karena: 1) pengalaman agama bersifat batini, subyektif dan sangat individualistis, 2) Dalam membahas agama selalu ada emosi yang kuta, 3) konsepsi agama dipengaruhi oleh orang yang memberikan pengertian agama tersebut. 1. Agama Berasal dari bahasa Sansekerta menunjuk pada kepercayaan agama Hindu dan Budaha diserap dalam bahasa Indonesia untuk menyebut kepercayaan yang ada di Indonesia secara umum. Manusia dan Agama Pandangan tentang Agama 1. Agama … Berasal dari kata a dan gam a : tidak, gam: pergi secara harfiah : tidak pergi (tidak pernah pergi dari kehidupan manusia, agama senantiasa diwarisi secara turun temurun) gam tuntunan (inti dari agama adalah seperangkat aturan / ajaran yang menjadi tuntunan setiap pemeluknya) Berasal dari kata a dan gama a: tidak, gama: kocar- kacir/berantakan secara harfiah : tidak berantakan atau hidup teratur ( agama memberikan serangkaian aturan kehidupan bagi pemeluknya sehingga hidupnya tidak berantakan atau hidup teratur. Berasal dari bahasa Belanda ga atau gaan pergi (sama dengan gam) dengan diberi awalan dan akhiran a, jalan (jalan atau petunjuk kehidupan yang akan mengantarkan pemeluknya menuju keselamatan. Manusia dan Agama Pandangan tentang Agama 1. Agama … Bahasa Jawa : ageman, ugeman dan gaman. 1. Ageman pakaian (berfungsi melindungi pemakainya) 2. Ugeman pegangan atau kaidah hidup (seorang yang ingin berhasil dan selamat dalam hidupnya dituntut untuk taat dan patuh pada kaidah kehidupan. 3. Gaman alat/senjata (sebagai alatperlindungan atau mencari nafkah, perlindungan dan kesejahteraan.) Manusia dan Agama Pandangan tentang Agama 2. Religion Berasal dari kata religion (Inggris) dan religie (Belanda) Religion religere dan religare Religere to treat carefully (melakukan perbuatan dengan kehati-hatian) mengumpulkan atau membaca (kumpulan cara mengabdi kepada Tuhan yang bisa dibaca dalam kitab suci agama. Religare to bind together (mengikat menjadi satu/peserikatan bersama) agama berbentuk aturan yang mengikat kepada para pemeluknya Manusia dan Agama Pandangan tentang Agama 2. Religion… Encyclopedia of Religion (Vergilius Ferm) menjelaskan agama: A religion is a set of meaning and behaviors having reference to the individuals who are or were could be religious Atau Religion is generic term referring to all conceivable religions, formal or informal Manusia dan Agama Pandangan tentang Agama 3. al-Din Kumpulan huruf dal, ya dan nun Din bahasa Semit undang-undang / hukum (peraturan-peraturan yang merupakan hukum yang wajib dipatuhi) Naquib al-Atas din 1) keadaan berhutang, 2) kepatuhan, 3) kecenderungan atau tendensi alamiah dan 4) kekuasaan yang bijaksana. Manusia dan Agama Teori Asal-Usul Agama Sigmund Freud (1856-1939) munculnya agama berawal dari Oedipus Kompleks. Motivasi sesorang beragama adalah untuk mengatasi frustasi Edward B. Taylor (1832-1917) Teori Jiwa (paham jiwa) karena perbedaan antara hal yang hidup dan mati, karena peristiwa mimpi. evolusi agama: animisme politeistikmonotheisme J.G. Frazer (1845-1941) Teori Batas Akal (manusia dalam memecahkan persoalan hidupnya adalah dengan akal dan pengetahuannya, tetapi akal dan pengetahuannya tersebut ternyata terbatas) Manusia dan Agama Teori Asal-Usul Agama M. Crawley Teori Masa Kritis dalam Individu (manusia mengalami banyak masa kritis dalam hidupnya) R.R. Marret & R.H. Codrington (1866-1940) Teori Kekuatan Luar Biasa (Agama muncul karena kekaguman manusia kepada kekuatan yang luar biasa yang tidak bisa diterangkan oleh akalnya) Emile Durkheim (1858) Teori Sentimen Kemasyarakatan (Agama timbul karena sentimen kemasyarakatan membutuhkan suatu objek tujuan) Manusia dan Agama Teori Asal-Usul Agama Andrew Lang (1844-1912) Teori Firman Tuhan (keyakinan terhadap adanya dewa tertinggi dalam agama-agama primitif) Manusia dan Agama Unsur-unsur Pokok Agama 1. Emosi Keagamaan 2. Sistem Keyakinan 3. Sistem Ritus dan Upacara Keagamaan 4. Peralatan dan tempat pelaksanaan ritus keagamaan 5. Kelompok Pemeluk Manusia dan Agama Klasifikasi Agama (tidak bersifat Mutlak) Al Masdoosi dalam Living Religion of the World mengklasifikasikan: 1. Revealed and Non-revealed Religion 2. Missionary and nonmissionary 3. Ras dan Geografis A. agama ras Semit: Yahudi, Nasrani dan Islam (Timur Tengah) B. Agama ras Arya: Hindhuisme, Jainisme, Sikhisme dan Zoroaster (Asia Selatan dan Tengah) C. Agama ras mongolian : confusianisme, taoisme dan sintoisme (Asia Timur dan Asia Tenggara) Budhhagabungan ras arya dan mongolian. Manusia dan Agama Agama sebagai fitrah manusia 1. Agama merupakan fenomena yang bersifat universal 2. Manusia membutuhkan agama 3. F.J. Moreno agama berumur setua dengan sejarah manusia 4. Agama adalah fenomena yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia Manusia dan Agama Fungsi dan peran agama: 1. Agama menyajikan dukungan moral dan sarana emosional, pelipur lara, dan rekonsiliasi di saat manusia menghadapi ketidak pastian dan frustasi 2. Agama menyajikan sarana hubungan trasnsedental melalui amal ibadah yang menimulkan rasa damai dan identitas baru yang menyegarkan 3. Agama mengesahkan, memperkuat, memberi legitimasi dan mensucikan nilai dan norma masyarakat yang telah mapan membantu mengendalikan ketentraman, ketertiban dan stabilitas masyarakat 4. Agama memberikan standar nilai untuk mengkaji ulang nilai-nilai dan norma-norma yang telah mapan 5. Agama memberikan fungsi identitas