Dalam bahasa Latin kata agama disebut dengan istilah religio. Istilah yang
serupa disebut dalam bahasa Inggris, Prancis, Spanyol dan Jerman:
religion; Dalam bahasa Belanda disebut: religie. Dari istilah ini timbul
istilah religi.
Istilah religio berasal dari kata kerja religare yang artinya
memperlihatkan dengan seksama. Dari istilah ini agama dipahami
sebagai suatu sikap yang memperhatikan dengan seksama bentuk
peraturan yang berlaku dalam suatu religi tertentu. Sikap ini muncul
sebagai akibat adanya rasa takut individu atau kelompok terhadap suatu
daya yang supranatural, yang dipahami sebagai kekuatan ilahi, dewa
ataupun Tuhan.
2. Ciri-ciri Agama
Ciri-ciri umum yang terdapat dalam semua agama dapat dilihat dari kitab
atau petunjuk-petunjuk yang dipedomani oleh umatnya. Jadi di dalam
setiap agama terdapat doktrin yang jelas dan mengikat dalam segala
aspek kehidupan umatnya.
Sebagian agama sudah menuangkan doktrinnya di dalam suatu kitab,
misalnya agama Islam, Kristen, Hindu, Budha, Yahudi. Namun sebagian
agama masih belum menuangkannya di dalam bentuk kitab, melainkan
masih dalam bentuk lisan ataupun pedoman. Selain itu setiap agama
memiliki suatu sistem kultus agama yang sudah dapat diterima dan
diamalkan di dalam pelaksanaan agamanya. Namun masih perlu
dikembangkan penelitan yang serius menyangkut, apakah semua agama
telah menuangkan sistem kultus tersebut dalam bentuk tulisan atau masih
dalam bentuk lisan.
Ciri-ciri lain dapat dilihat dari kenyataan bahwa setiap agama mengandung
ajaran tentang iman kepada Allah dan atau sang Pencipta. Inilah ciri-ciri
umum yang terdapat pada setiap agama.
Sebagian agama ada yang lebih menekankan ciri emosi atau perasaan.
Penganut agama ini lebih mengutamakan aspek kejiwaan dalam menghayati
kehidupan keagamaan. Dengan ini, para pemeluk agama ini lebih diarahkan
pada suatu kehidupan rohani. Sehingga bagi mereka, segala sesuatu yang
mempunyai kaitan dengan agama harus dipahami dari segi kerohanian.
Sebagian agama ada yang lebih menonjolkan ciri aktivitas yang riel. Bagi
penganut agama ini tuntutan moralitas sebagai wujud kehidupan umat
beragama jauh lebih utama dari yang lain. Sehingga agama ini mengarahkan
umatnya agar benar-benar menaati hukum-hukum dan aturan-aturan.
Pelanggaran terhadap suatu hukum dan aturan merupakan pelanggaran
terhadap hakikat agama.
3. Sejarah Terjadinya Agama
Sejarah terjadinya agama sangat sulit dijabarkan dengan baik. Sebab
selain kealpaan bahan sejarah untuk suatu proses penyelidikan asal-
usul terjadinya agama, keanekaan agama juga merupakan faktor yang
dominan penyebab sulitnya menentukan bagaimana dan kapan
terjadinya agama secara eksplisit.
Bila disimak keempat fungsi ini, akan diperoleh kesan bahwa fungsi
agama merupakan jawaban manusia terhadap Tuhan dan realitas sosial.
4.1 Agama merupakan jawaban manusia kepada Tuhan
Agama ditandai dengan penampakan hubungan antara manusia dengan
Tuhan atau dengan suatu kuasa yang dianggap lebih tinggi dari manusia
status dan kekuasaannya. Untuk kuasa yang supranatural ini manusia
memberi nama: Allah, Yahwe, Dewa atau Dewi, Kurios dsb.