J. G. Frazer, megatakan agama adalah suatu ketundukan atau penyerahan diri kepada
kekuatan yang lebih tinggi dari pada manusia yang dipercayai mengatur dan mengendalikan
jalannya alam dan kehidupan manusia.
Eden Sheffield Brigtman, memberikan definisi dan pengertian agama, yaitu bahwa agama
merupakan suatu unsur pengalaman-pengalaman yang dipandang mempunyai nilai yang tinggi;
pengabdian kepada suatu kekuasaan-kekuasaan yang dipercayai sebagai sesuatu yang menjadi
asal mula, yang menambah dan melestarikan nilai-nilai ini; dan sejumlah ungkapan yang sesuai
tentang urusan serta pengabdian tersebut baik dengan cara melakukan upacaraupacara yang
simbolis maupun melaui perbuatan-perbuatan yang lain yang bersifat perseorangan serta yang
bersifat kemasyarakatan
2. Ritus
Tindakan agama yang dilakukan manusia tampak dalam upacara atau system upacara (ritual).
Dengan kata lain ritual adalah “agama dalam tindakan” yang mengungkapan iman dan
kepercayaan secara simbolis dalam upacara-upacara yang dilakukan manusia. Praktik-praktik
ritual yang dilakukan manusia pada umumnya merupakan bentuk-bentuk sesajian sederhana,
tarian pemujaan yang biasanya menggunakan topeng-topeng/lukisan wajah dengan maksud
mengidentikkan diri mereka dengan roh-roh dan berbagai macam bentuk penyembahan.
Dalam kenyataan ini memang ada ritual-ritual yang dilakukan tanpa dasar mitos tetapi ada
juga ritual yang didasari dengan motis, namun demikian pada umumnya ritus dan mitos
merupakan dua fenomena yang berjalan seiring dan bahkan saling berhubungan satu sama lain.
3. Etika
Kata “etika” berasal dari perkataan Yunani “Ethos” yang berarti kesediaan jiwa akan
kesusilaan. Etos dapat juga diartikan kebiasaan, adat-istiadat, dan kesusilaan. Etika agama adalah
segi etikal (sistem norma/hokum, adat-istiadat, dan kebiasaan) dari agama, yang mengungkapkan
iman dan kepercayaan yang Nampak dalam perilaku etika dalam agama memberikan pegangan
dan pengaturan pada manusia untuk memilih dan menentukan dirinya sendiri dan perbuatannya
secara bebas dan bertangung jawab. Disamping itu etika dalam agama juga memberi kebebasan
bagi seseorang untuk membentuk pandangan dan pendapatnya sendiri, baik tentang hidup
maupun dunia dan kepercayaannya.
Daftar Acuan :
Abd. Moqsith Ghazali. Argumen Pluralisme Agama. Kata Kita, Jakarta, 2009.
Dadang Kahmad, Metode Penelitian Agama Perspektif Ilmu Perbandingan Agama, CV Pustaka
Setia, Bandung.
E.E Evans Pritchard ,Teori – Teori tentang Agama Primitif ,Jakarta : PT Djaya Pirusa , 1984.
Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, Jakarta : Penerbit Kanisius, 1995
Mujahid Abdul Manaf. Ilmu Perbandingan Agama. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1994.
Romdhon, et. al, Agama-agama di Dunia, IAIN Sunan Kalijaga , Press, Yogyakarta, 1988.