Anda di halaman 1dari 4

PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA UNTUK DUA SAMPEL BERPASANGAN

Pengertian sampel berpasangan adalah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami
dua perlakuan/ pengukuran yang berbeda atau dengan kata lain keberadaannya saling
mempengaruhi. Misalnya seorang salesman yang sebelumnya bekerja tanpa mendapat training dan
setelah itu ia ditraining akan dilihat bagaimana efektivitas training tersebut terhadap kemampuan
menjual sales.
Tujuan dari pengujian hipotesis rata-rata dari dua sampel berpasangan adalah untuk menguji
apakah kedua sampel berpasangan tersebut mempunyai rata-rata yang secara nyata berbeda
ataukah tidak.

Struktur data pengamatan dua sampel berpasangan adalah sebagai berikut:

Pasangan Treatment A Treatment B Beda


1 X1 Y1 B1 = X1 – Y 1
2 X2 Y2 B2 = X2 – Y 2
   
N Xn Yn Bn = Xn – Y n

sehingga B1, B2, ... , Bn merupakan sebuah sampel acak dengan rata-rata dan varians sebagai
berikut:
n n

 Bi  (B i  B )2
n Bi2   Bi 
2

B= i=1 2
, s =
B
i=1

n n 1 n(n  1)

Hipotesis uji yang digunakan:


 Uji dua pihak
H 0 : μ1 = μ 2
H1 : μ1  μ 2
 Uji satu pihak kanan
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 > µ2
 Uji satu pihak kiri
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 < µ2

Statistik uji yang digunakan:


B
t= ~ berdistribusi student dengan db = (n-1)
2
sB
n
Kriteria uji yang dapat digunakan:
dengan Membandingkan nilai t hitung dengan t tabel
 Uji dua pihak
Ho diterima jika  t tabel < t hitung < t tabel
t tabel  t α / 2 ;( n 1)
 Uji satu pihak kanan
Ho ditolak jika t hitung  t tabel
t tabel  t α ;( n 1)
 Uji satu pihak kiri
Ho ditolak jika t hitung  t tabel
t tabel  t α ;( n 1)

Contoh Kasus:
Analisislah data berikut untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan mutu kerja karyawan
sebelum dan sesudah kenaikan gaji dengan tingkat signifikansi 5%.

Karyawan Sebelum Sesudah


1 71 72
2 91 88
3 86 82
4 60 67
5 83 88
6 70 67
7 72 75
8 65 75
9 80 90
10 72 76
11 75 83
12 90 80
Penyelesaian :

Karyawan Sebelum Sesudah B B2


1 71 72 -1 1
2 91 88 3 9
3 86 82 4 16
4 60 67 -7 49
5 83 88 -5 25
6 70 67 3 9
7 72 75 -3 9
8 65 75 -10 100
9 80 90 -10 100
10 72 76 -4 16
11 75 83 -8 64
12 90 80 10 100
Jumlah -28 498

Sebelumnya perlu dihitung rata-rata dan simpangan bakunya,

B=
B i

 28
 2,333
n 12
n Bi2   Bi 
2
2
s =
B
n(n  1)
12  498  (28) 2 5976  784 5192
    39,333
12  (12  1) 12 11 132

Rumusan hipotesisnya sbb:


H 0 : μ 1 = μ 2 (tidak terdapat perbedaan mutu kerja karyawan sebelum dan sesudah kenaikan gaji)
H 1 : μ 1  μ 2 (terdapat perbedaan mutu kerja karyawan sebelum dan sesudah kenaikan gaji)

B  2,333  2,333  2,333


Statistik uji: t = = =   1,288
sB
2 39,333 3,278 1,811
n 12
Kriteria uji:
dengan α = 0,05 dan n = 12 maka diperoleh t tabel  t   t 0, 05 = t0,025;(11)
; ( n 1) ;(12 1)
2 2
= 2,201

sehingga Terima H0 jika  2,201 < t hitung < 2,201

Daerah penolakan H0 Daerah penolakan H0

Daerah
penerimaan H0

-2,201 2,201
-1,288

Kesimpulan: Karena nilai thitung sebesar -1,288 lebih besar dari -2,201 dan lebih kecil dari 2,201
sehingga H0 diterima pada tingkat signifikansi 5%. Artinya bahwa tidak terdapat perbedaan mutu
kerja karyawan sebelum dan sesudah kenaikan gaji.

Anda mungkin juga menyukai