Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SUKARMAN SAMUDA

NIM : 041449075

1. Apa penyebab kasus independen muncul ?

JAWABAN
Disebabkan oleh munculnya dua sampel yang keberadaannya tidak saling mempengaruhi. Kedua
sampel tersebut bersifat independen/bebas. Dimana untuk mengetahui perbedaan mean atau rata-
rata kedua kelompok tersebut berdasarkan pada data interval/rasio. Adapun lima asumsi
persyaratan penggunaan uji independen sampel t-test adalah sebagai berikut :
 Kedua sampel tidak saling berpasangan. Jika berpasangan maka uji hipotesis
dilakukan dengan menggunakan uji paired sampel t-test.
 Jumlah data untuk masing-masing sampel kurang dari 30 buah. Sementara jika
jumlah data lebih dari 30 buah, maka sebaliknya uji hipotesis yang digunakan
adalah uji z.
 Data yang dipakai dalam uji ini berupa data kuantitatf.
 Data untuk kedua sampel berdistribusi normal. Jika data salah satu sampel atau
keduanya tidak berdistribusi normal, maka uji hipotesis perbandingan dilakukan
dengan metode statistik bob parametric menggunakan uji Mann Whitney.
 Adanya kesamaan varians atau homogeny untuk kedua sampel data penelitian
(bukan merupakan syarat mutlak). Jika ternyata di dapati varians data untuk kedua
sampel t test tetap dapat dilakukan. Akan tetapi pengambilan keputusan
didasarkan pada hasil yang terdapat dalam table output SPSS “Equal Variances
not assumed”.

2. Suatu kegiatan penelitian eksperimental, telah berhasil menemukan metode “ABG” sebagai
metode baru untuk mengajarkan mata kuliah Statistika II. Dalam rangka uji coba terhadap
efektifitas atau keampuhan metode baru itu, dilaksanakan penelitian lanjutan dengan
mengajukan Hipotesis Nol (Nihil) yang mengatakan : Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan nilai Statistika II antara sebelum dan sesudah di terapkannya metode “ABG”
sebagai metode mengajar mahasiswa UIB sem 6. Dalam rangka pengujian ini diambil
sampel sebanyak 20 mahasiswa. Gunakan taraf kepercayaan 95 % (alfa=5% ) untuk menguji
pernyataan (Hipotesis) tersebut.
Datanya Sebagai berikut:

Nilai Statistika II
Nama
Sebelum Sesudah
A 78 75
B 60 68
C 55 59
D 70 71
E 57 63
F 49 54
G 68 66
H 70 74
I 81 89
J 30 33
K 55 51
L 40 50
M 63 68
N 85 83
O 70 77
P 62 69
Q 58 73
R 65 65
S 75 76
T 69 86

Maka Langkah -langkah yang perlu dilakukan:

1. Menentukan Hipotesis yang digunakan, yaitu:

(Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar


sebelum dan sesudah)
(Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar sebelum dan
sesudah)

2. Tetapkan titik kritis yaitu alfa 5%

3. Tentukan daerah kritis, dengan db = n - 1= 20 - 1= 19


4. Tentukan t hitung

o Memulai dengan menghitung D (selisih).

Nilai Statistika II
D = X1 – X2 D2
Sebelum Sesudah
78 75 3 9
60 68 -8 64
55 59 -4 16
70 71 -1 1
57 63 -6 36
49 54 -5 25
68 66 2 4
70 74 -4 16
81 89 -8 64
30 33 -3 9
55 51 4 16
40 50 -10 100
63 68 -5 25
85 83 2 4
70 77 -7 49
62 69 -7 49
58 73 -15 225
65 65 0 0
75 76 -1 1
69 86 -17 289
Jumlah -90 1002

o Menghitung Standar Deviasi :

√ {∑ }
2
1 2 (∑ D )
S= D−
n−1 n

√ { }
2
1 (−90 )
S= 1002−
19 20

S= √31,4211=5,6054

Jadi, standar deviasinya adalah S = 5,6054


o Menghitung t hitung :

−90
20
t=
5,6054
√20
−4,50
t= =−3,5902
1.2534

Jadi, nilai rata – rata atau t = -3,5902

5. Lakukan uji signifikansi


Diketahui t tabel = 2,093. Sehingga t hitung < t table Sehingga dapat disimpulkan :
Bahwa hasil uji hipotesis menghasilkan statistik uji yang tidak signifikan, sehingga kita
tidak bisa menolak H0. Karena Dengan tingkat kepercayaan 95%, belum cukup bukti
untuk menolak H0, sehingga tidak dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar statistika II sebelum dan sesudah diterapkannya Metode
“ABG”.

Anda mungkin juga menyukai