Anda di halaman 1dari 20

T TEST/ UJI T

1.Uji T tidak berpasangan : uji hipotesis


komparatif variabel numerik berdistribusi normal
dua kelompok tidak berpasangan (2 sampel
independen)
2.Uji T berpasangan : uji hipotesis komparatif
variabel numerik berdistribusi normal dua
kelompok berpasangan (2 sampel berhubungan)
Berpasangan apabila:
1.Diukur pada individu yang sama
2.Dilakukan proses matching
3.Metode crossover
1. Apakah terdapat perbedaan rata-rata bobot sapih sapi bali
hasil inseminasi buatan dengan hasil perkawinan alam?
2. Apakah ada perbedaan pendapatan petani pengrajin
kerupuk kulit di desa Sesela yang dibina oleh Dinas
Peternakan dan Fakultas Peternakan Unram ?
3. Apakah ada perbedaan metode pengajaran A dengan B
terhadap nilai akhir mahasiswa
4. Apakah ada perbedaan pengaruh antara komposisi nutrisi
ransum A dan ransum B terhadap percepatan penambahan
bobot ayam potong ?
5.Apakah ada perbedaan pemberian pupuk cair Super
Organik dengan frekuensi 3 kali dibandingkan dengan
frekuensi 2 kali dalam mempercepat pemtumbuhan
murbei ?
6.Apakah metode menejemen baru lebih baik dalam
meningkatkan output/minggu karyawan dibandingkan
dengan metode lama
• LANGKAH-LANGKAH UJI HIPOTESIS

1. Formulasikan hipotesis statistiknya


Misal RATAAN populasi = µ1 dan nilai pembanding tertentu = µ 0

Cara menyusun hipotesis yang akan diuji (H o dan Ha) :


a. Ho : µ = µ0
Ha : µ ≠ µ 0 Formulasi uji hipotesis dua arah

b. Ho : µ = µ0
Ha : µ < µ 0
Formulasi uji hipotesis satu arah
c. Ho : µ = µ0
Ha : µ > µ 0

2. Tetapkan level signifikansinya (α), apakah 1% atau 5%

3. Pilih uji statistiknya :

4
H0 ditolak
H0 ditolak
H0 diterima
H0 diterima

H0 ditolak H0 ditolak
H0 diterima
Statistik Parametris
• Contoh :
– Rumusan masalah : apakah terdapat perbedaan
rata-rata bobot badan umur sapih sapi bali hasil
inseminasi buatan dengan hasil perkawinan
alam? ?
– Hipotesis : terdapat perbedaan rata-rata bobot
sapih sapi Bali hasil kawin alam dan kawin suntik
– Uji hipotesis : t-test tidak berpasangan
– Membandingkan rata-rata bobot sapih sapi Bali
hasil kawin suntik dengan kawin alam
Bobot badan sapi bali umur 205 hari hasil
perkawinan dengan metode alami dan buatan

IB 50 49 39 44 24 50 41 43
Alam 46 40 32 23 54 51
1. df = n1+n2-2 = 8+6-2 = 12
2. Hitung nilai t untuk tidak berpasangan
3. Bandingkan nilai t hitung dengan t tabel

df Level signifikan
0,1 0.05 0,025 0,01
1 . . . .
2 . . . .
3 . . . .
. . . . .
9 . 1,833 2,262 .
. . . . .
12 . 1,782 2,179 .
(X1  X 2 )
T Sx1  x2

(  X1 ) 2
ss1   X  2
1 n1

(  X2 )2
ss 2   X  2
2 n2

SS1  SS 2
s x1  x2  n1 n2  2 ( n11  1
n2 )
2 2
X1 X1 X2 X2
50 2500 46 2114
49 2401 40 1600
39 1521 32 1024
44 1936 23 529
24 578 54 2916
50 2500 51 2601
41 1681
43 1849
340 14961 246 10786
 X 1  340;  X 12  14961;  X 2  246;  X 22  10786
n1  8; n 2  6; X 1  42,5; X 2  41
(  X1 ) 2 ( 340 ) 2
ss1   X  2
1 n1  14961  8  511
(  X2 )2 ( 246 ) 2
ss 2   X  2
2 n2  10786  6  700
SS1  SS 2
s x1  x2  n1 n2  2 ( n11  1
n2 ) 511 700
8 6  2 ( 18  16 )  5,4
(X1  X 2 ) 42 , 5  41
T Sx1  x2  5, 4  0,277
1. H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2

2.Taraf nyata α 5%,df = n1+n2-2


t0,025 = ± 2,179

3. Daerah kritik penerimaan : – 2,179 ≤ t0 ≤ 2,179


Daerah kritik penolakkan : t0 < - 2,179 dan : t0 >
2,179

4. t0 atau t hitung = 0,277

5. Maka H0 diterima H1 ditolak…… hipotesa ditolak,


dengan perkataan lain data menunjukkan bahwa sistem
pekawinan tidak mempengaruhi bobot badan sapi umur
205 hari
Statistik Parametris
• Contoh :
– Rumusan masalah : apakah penerapan
menejemen baru disebuah perusahaan akan
meningkatkan unit output karyawan?
– Hipotesis : menejemen baru akan meningkatkan
unit output/minggu karyawan
– Uji hipotesis : t-test berpasangan
– Membandingkan rata-rata output/minggu
karyawan sebelum dan sesudah diterapkan
menejemen baru
Pasangan Output/minggu
Menejemen Menej lama
baru
1 14 10
2 7 9
3 13 10
4 8 8
5 10 7
6 7 8
7 7 5
8 10 6
9 9 4
10 3 4
T  ( SBB )
d2 (  B) 2
SB  n(n 1)  d  B 
2 2
n

SB  standar error dua mean yang berhubungan


B  beda pengamatan tiap pasang
B  mean dari beda pengamatan
df  n  1
n  jumlah pasangan
2
X1 X2 B B
14 10 4 16
7 9 -2 4
13 10 3 9
8 8 0 0
10 7 -3 9
7 8 -1 1
7 5 -2 4
10 6 4 16
9 4 5 25
3 4 -1 1
17 85
(  B) 2 (17 ) 2
d  B 
2 2
n  85  10  56,1
B  17
10  1,7

d2
SB  n(n 1)  56 ,1
10 (10 1)  0,62  0,79
T  ( SBB )  1,7
0,79  2,15

Bandingkan nilai T hitung dengan t tabel (0,05)


df = 10-1= 9 , T tab = 1,833
Thit >Ttab maka disimpulkan bahwa dengan menejemen
baru maka dapat meningkatkan output/minggu
1. H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 > μ2

2.Taraf nyata α 5%,df = n-1


T0,05 = 1,883

3. Daerah kritik penerimaan : T > 1,883


Daerah kritik penolakkan : T < 1,883

4. T atau t hitung = 2,15

5. Maka H0 ditolak atau H1 diterima…… hipotesa


diterima, dengan perkataan lain data menunjukkan bahwa
menejemen baru produktivitas karyawati meningkatkan
yang ditunjukkan dengan meningkatnya output/minggu
1. Formula uji adalah sebagai berikut:
a. H0 : µ = µ0
Ha : µ ≠ µ0
b. H0 : µ = µ0
Ha : µ ˃ µ0
Gambarkan dengan kurva daerah penolakan H0 dengan t tabel 0.05

2. Pihak menejemen mewajibkan karyawati untuk mengikuti kursus dan


peltihan setiap 6 bulan sekali untuk meningkatkan produktivitas . Hasil
pengamatan terhadap 8 orang karyawati yang diplih secara acak
memperlihatkan
karyawati Tkat produktivitas kerja (unit ouput/mg)

sebelum sesudah

Erna 95 99
Astrid 84 90
Tika 65 65
Widi 65 55
Indah 75 70
Heni 70 70
murni 81 90

Apakah dapat dikatakan bahwa kursus dan pelatihan dapat


meningkatkan produktivitas karyawati. Uji dengan taraf 5 %
dan produktivitas kerja diasumsikan terdistribusi normal

Anda mungkin juga menyukai