Anda di halaman 1dari 7

Tugas 2 Statistika Ekonomi

ESPA4123.310

Nama : Yogi Surya Ramadhan


NIM ` : 044255908

1. Berikut adalah data pertumbuhan ekonomi negara Indonesia dan salah satu Negara Maju dari
tahun 2018-2021. Hitunglah simpangan baku sampel (s) dan koefisien variasi dari masing-masing
negara tersebut.
Tahun Petumbuhan Ekonomi (%)
Negara Maju Indonesia
2018 2,6 8,2
2019 3,2 4,9
2020 2,0 4,8
2021 2,1 3,2

2. Hitunglah Kuartil 1, Kuartil 2 dan Kuartil 3 dari data yang sudah dikelompokkan pada kasus 20
saham pilihan bulan Juni 2021 di BEJ!

Interval Frekuensi
160-303 2
304-447 5
448-591 9
592-735 3
736-878 1

3. Perhatikan data berikut!

x y
1 1
a. 3 2 Buatlah persamaan regresi dari data di atas
4 4
6 4
b. Tentukan nilai koefisien korelasi dan koefisien
8 5
determinasinya
9 7
11 8
14 9
4. Hitunglah indeks Laspeyres dari kelompok pangan berikut ini dengan menggunakan tahun dasar
2010!
Lalu interpretasikan (jelaskan) maksud dari hasil angka indeks tersebut!

Komoditas Tahun 2010 Tahun 2015


Harga Kuantitas Harga Kuantitas
Beras 1112 48,2 2777 46,6
Jagung 662 7,9 1650 6,8
Kedelai 1257 1,9 1840 1,6
Kacang 1928 0,5 3990 0,3
Hijau
Kacang 2233 0,8 3100 0,6
Tanah
Ketela 243 16,5 650 15,7
Pohon
Ketela 351 2,2 980 1,8
Rambat
Kentang 1219 0,5 2450 0,5

Jawaban

1. Untuk menghitung simpangan baku sampel (s) dan koefisien variasi dari masing-masing negara,
kita perlu menggunakan rumus sebagai berikut:

Simpangan Baku Sampel (s) = √(Σ( x i- x )²/n-1)

Koefisien Variasi (%) = (s/ x ) x 100%

Berikut adalah hasil perhitungan untuk masing-masing negara:

Negara Maju:

Rata-rata = (2.6 + 3.2 + 2.0 + 2.1) / 4 = 2.475


Simpangan Baku Sampel (s) = √[(0.125 + 0.3056 + 0.4225 + 0.2025) / 3] = 0.405

Koefisien Variasi (%) = (0.405 / 2.475) x 100% = 16.36%

Indonesia:

Rata-rata = (8.2 + 4.9 + 4.8 + 3.2) / 4 = 5.525

Simpangan Baku Sampel (s) = √[(5.235625 + 0.2025 + 0.0225 + 5.985625) / 3] = 2.474

Koefisien Variasi (%) = (2.474 / 5.525) x 100% = 44.72%

Dengan demikian, simpangan baku sampel (s) untuk negara maju adalah 0.405 dan untuk
Indonesia adalah 2.474. Sedangkan koefisien variasi (%) untuk negara maju adalah 16.36%
dan untuk Indonesia adalah 44.72%.

2. Diketahui :

N : 2 + 5 + 9 + 3 + 1 = 20

- Q1 terletak pada data ke-5, yaitu interval 304-447

Q1 = L1 + ((N/4 - CF)/f) × i

L1 = batas bawah interval yang mengandung data ke-5 = 304

N = jumlah total data = 20

CF = jumlah frekuensi kumulatif sebelum interval yang mengandung data ke-5 = 2

f = frekuensi interval yang mengandung data ke-5 = 5

i = panjang interval = 143 (447 - 304)

Q1 = 304 + ((20/4 - 2)/5) × 143 = 375.4


- Q2 terletak pada data ke-10, yaitu interval 448-591

Q2 = L2 + ((N/4 - CF)/f) × i

L2 = batas bawah interval yang mengandung data ke-10 = 448

N = jumlah total data = 20

CF = jumlah frekuensi kumulatif sebelum interval yang mengandung data ke-10 = 7

f = frekuensi interval yang mengandung data ke-10 = 9

i = panjang interval = 143 (591 - 448)

Q2 = 448 + ((2x20/4 - 7)/9) × 143 = 487,07

- Q3 = L3 + ((3N/4 - CF)/f) × i

L3 = batas bawah interval yang mengandung data ke-15 = 448

N = jumlah total data = 20

CF = jumlah frekuensi kumulatif sebelum interval yang mengandung data ke-15 = 7

f = frekuensi interval yang mengandung data ke-15 = 9

i = panjang interval = 143 (591 - 448)

Q3 = 448 + ((3x20/4 - 7)/9) × 143 = 575.11

Jadi, Kuartil 1 (Q1) = 375.4, Kuartil 2 (Q2) = 487,07, dan Kuartil 3 (Q3) = 575.11.

3.
a. Persamaan Regresi

x y x2 xy
1 1 1 2
3 2 9 5
4 4 16 8
6 4 36 10
8 5 64 13
9 7 81 16
11 8 121 19
14 9 196 23
∑ x=55 ∑ y=40 ∑x2=524 ∑ xy=96

a. Hitung SSxy
( ∑ x ) (∑ y)
SSxy = ∑ xy –
n
55.40
SSxy = 96 –
8
SSxy = 96 – 275 = -179

b. Hitung SSx
2
(∑ x )
SSx = ∑x2-
n
2
55
SSx = 524 -
8
SSx = 524 – 378,125 = 145,875

c. Hitung b
SS xy −179
B= = = - 1,227
SS x 145,875

d. Hitung y
∑ y 40
y= = =5
n 8

e. Hitung x
∑ x 55
x= = = 6,875
n 8

f. Hitung a
a = y - bx
a = 5 – (-1,227)(6,875) = 13,436

g. Masukkan a dan b ke persamaan linier


y=a+b
y = 13,436 – 1,227 = 12,209
b. Nilai Koefisien Korelasi & Determinasi

x Y x2 y2 xy
1 1 1 1 2
3 2 9 4 5
4 4 16 16 8
6 4 36 16 10
8 5 64 25 13
9 7 81 49 16
11 8 121 64 19
14 9 196 81 23
∑ x=55 ∑ y=40 ∑x2=524 ∑y2 = 256 ∑ xy=96

a. Hitung SSxy
( ∑ x ) (∑ y)
SSxy = ∑ xy –
n
55. 40
SSxy = 96 –
8
SSxy = 96 – 275 = -179

b. Hitung SSx
(∑ x )2
SSx = ∑x2-
n
552
SSx = 524 -
8
SSx = 524 – 378,125 = 145,875

c. Hitung SSy
2
(∑ y )
SSy = ∑y2-
n
402
SSy = 256 -
8
SSy = 256 – 200 = 56

Koefisien Korelasi
SS xy −1 79 −179
r= = = = -1,98
√ ssx ss y √( 145,875 ) .(56) 8169

Diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar -1,98. Karena bertanda negatif, maka menandakan
bahwa antara permintaan dan harga memiliki korelasi negatif. Artinya saat permintaan semakin
tinggi maka harga akan semakin turun dan sebaliknya.
Nilai koefisien determinasi diperoleh r 2 = (−1,98)2 = 3,92 Diperoleh nilai koefisien determinasi
sebesar 3,92.

4. Indeks Laspeyre

Kuantita
Komoditas Harga Kuantitas Harga Po.Qo Pt.Qo
s
Beras 1112 48,2 2777 46,6 53598,4 133851,4
Jagung 662 7,9 1650 6,8 5229,8 13035
Kedelai 1257 1,9 1840 1,6 2388,3 3496
Kacang Hijau 1928 0,5 3990 0,3 964 1995
Kacang Tanah 2233 0,8 3100 0,6 1786,4 2480
Ketela Pohon 243 16,5 650 15,7 4009,5 10725
Ketela Rambat 351 2,2 980 1,8 772,2 2156
Kentang 1219 0,5 2450 0,5 609,5 1225
∑ 69358,1 168963,4

PL = 168963,4/69358,1 x100 = 243,6. Hasil indeks Laspayre sebesar 243,6% yang artinya harga
kebutuhan 8 kebutuhan pokok naik sebesar 143,6% dibandingkan kebutuhan pokok 5 tahun yang
lalu.

Sumber Referensi
BMP ESPA4123/Modul 4 hal 4.7-4.23
BMP ESPA4123/Modul 4 hal 4.21-4.23
BMP ESPA4123/Modul 5 hal 5.11-5.13 & 5.27-5.29
BMP ESPA4123 Modul 6 hal 6.16-6.18

Anda mungkin juga menyukai