Anda di halaman 1dari 46

Anakku Aku Bangga Padamu

Anakku,
Aku Bangga Padamu

Oleh :
Muhammad bin Abdullah Ad Duwaisy

Anakku Aku Bangga Padamu

PENGANTAR PENERJEMAH

Segala puji bagi Allah, yang tak seorang pun mendapat hidayah kecuali karena hidayahnya, yang
tak seorang pun selamat dan mendapat nimat kecuali karena keselamatan dan kenimatanNya. Semoga
shalawat dan salam Allah limpahkan kepada kekasih dan pilihanNya, Muhammad shallallahu alaihi
wasallam, juga kepada keluarga, dan sahabat dan orang-orang yang mengikutinya hingga akhir zaman.
Remaja adalah aset masyarakat dan bangsa. Tetapi, bila tidak di bimbing dan diarahkan remaja
justru akan menjadi kekuatan perusak yang sangat membahayakan; merusak dirinya sendiri, orang lain
serta lingkungan sekitarnya. Seorang ahli hikmah berkata : Sesungguhnya remaja, kekosongan dan
kekayaan berpotensi merusak dengan berbagai bentuk kerusakan. Terbukiti; tawuran antar pelajar,
bahkan belakangan antar mahasiswa, bentrok antar gang hingga pembakaran dan penjarahan, minumminuman keras, pil penenang dan sebagainya kebanyakan pelakunya adalah kaum remaja. Sisi inilah
yang sesungguhnya harus menjadi perhatian serius setiap orang tua.
Seorang remaja yang tidak dibimbing dan diarahkan adalah laksana musafir di tengah gurun
sahara yang kehabisan bekal, kehausan, kelaparan dan tak tahu arah jalan. Betapa tidak, ketika masa
kanak-kanak, ia sama sekali tidak tahu makna hidup kecuali sekedar untuk bermain dan berteman. Ia
juga tidak begitu mempedulikan kondisi fisiknya, yang penting baginya adalah senang. Tetapi begitu ia
menginjak usia baligh, semuanya berubah. Ia yang dahulunya tak mengenal tanggung jawab, kini harus
bertanggung jawab atas segalanya, atas dirinya sendiri dan segenap amal perbuatan yang dilakukannya.
Ia dahulunya tak dikenakan sangsi dosa, kini harus menanggung dosa dan hukuman bila melakukan
perbuatan mungkar atau kesalahan. Belum lagi ia harus mengenali lebih jauh perkembangan jiwanya,
keinginan-keinginan dan harapan-harapannya, yang jika ia tidak berhati-hati akan terperangkap pada
jerat hawa nafsu serta keinginan rendah duniawi. Lalu, ia harus pula memahami perubahan fisiknya,
kemudian hukum-hukum yang berkaitan dengannya, baik sebagai remaja putera maupun puteri.
Hal-hal di atas itulah diantara problem besar remaja. Ironisnya, problem besar remaja itu malah
ditambah dan didukung oleh banyaknya buku-buku, majalah dan tabloid yang menghambur keinginankeinginan tak mendidik kepada remaja, menawarkan pola hidup konsumtif dan hedonis, penuh hura-hura
dan foya-foya. Sedang para penerbit buku dan pengelola berbagai majalah dan tabloid itu, tidak ada yang
dipikirkan kecuali keuntungan material dan memanjakan remaja dengan hawa nafsu. Akhirnya
terbentuklah suatu image yang umum di kalangan remaja, masa remaja adalah masa untuk bersenangsenang, bercinta dan berpacaran. Padahal seorang remaja, sejalan dengan perkembangan nafsu
biologisnya maka bertambah pula orientasinya kepada agama. Dan demikianlah, Allah meletakkan fitrah
ini sejalan dengan masuknya masa puber di kalangan remaja. Dan seandainya kita buka lembaran
sejarah kehidupan remaja para sahabat dan salafus shaleh, kita akan dapati kenyataan kongkrit dalam
hal tersebut. (Baca, PUBERTAS BEBERAPA TELADAN DARI KEHIDUPAN PEMUDA).

Anakku Aku Bangga Padamu


Tetapi, bagaimanapun, dakwah ahlul bait itu telah sangat berhasil. Bahkan meski begitu, mereka
tak puas diri. Berbagai metode dan terobosan baru terus mereka tawarkan untuk memanjakan,
malalaikan dan merusak hidup para remaja. Sementara di sisi lain, sangat jarang didapatkan bacaan

Islami yang bisa mengarahkan kehidupan para remaja yang memang mereka masih sedang
mencari eksistensi dirinya itu.
Buku di hadapan pembaca ini adalah di antara buku bacaan yang sangat jarang itu. Buku ini
sepanjang pengetahuan penerjemah wallahu alam- adalah di antara bacaan kontemporer terbaik
tentang kehidupan dan masa remaja. Berbagai sisi kehidupan remaja diperbincangkan dengan sangat
terbuka dan apa adanya, baik yang menyangkut masalah perubahan fisik, kejiwaan dan berbagai
dampaknya, hubungannya dengan orang tua sampai tentang hukum-hukum yang berkaitan dengannya.
Lebih menarik lagi, buku ini ditulis dalam bentuk dialog antara anak dengan orang tuanya. Dialogdialognya begitu mengalir, sehingga sama sekali tak ada kesan menggurui, suatu sikap yang sangat
disukai oleh para remaja. Dan tampaknya, pengarang secara kongkrit ingin menunjukkan kepada
pembaca tentang pentingnya perhatian orang tua terhadap anaknya, yang di antaranya dengan sering
melakukan komunikasi dan dialog.
Paling tidak, dengan hadirnya edisi Indonesia buku ini di tangan pembaca, penerjemah dapat
berharap semoga ia ikut memberi arah kehidupan para remaja. Tidak saja untuk meraih prestasi dunia,
tetapi dan ini yang lebih asasi- untuk meraih prestasi akhirat. Dan semoga pula ia menjadi pemberat
timbangan kebaikan penulisnya, juga penerjemahnya pada suatu hari yang tiada berguna harta dan
anak-anak kecuali yang datang kepada Tuhannya dengan hati yang bersih.
Akhirnya, tiada gading yang tak retak, tegur sapa dari para pembaca sangat kami harapkan demi
perbaikan buku ini pada cetakan-cetakan selanjutnya.
Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wasallam, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia. Amin.

Penerjemah

Anakku Aku Bangga Padamu

DAFTAR ISI

Pengantar Penerjemah
Daftar Isi
Mukaddimah
Masa Taklif Syari
Taklif dan Hukum-hukum Syariat
Renungkan Kembali Hidupmu
Meninggal Dunia di Usia Muda
Pertemanan dan Persaudaraan
Problem Nafsu Biologis
Bercinta dan Pacaran
Pubertas
Pemuda dan Orang tua
Emosi
Beberapa Teladan dari Kehidupan Pemuda

Anakku Aku Bangga Padamu

Anakku Aku Bangga Padamu

MUKADDIMAH
Segala puji bagi Allah. Kita memuji, memohon pertolongan, meminta ampun dan bertaubat
kepadaNya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan hawa nafsu dan kejelekan perilaku kita. Siapa
yang diberi petunjuk oleh Allah maka tak seorang pun bisa menyesatkannya. Dan siapa yang disesatkan
Allah maka tak seorang pun bisa memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang
berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu baginya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah hamba dan Rasulnya.
Amma badu.
Setiap kita, dahulunya adalah anak kecil yang hidup pada alam anak-anak dengan segala
problematikanya. Saat itu kita bertanya, kapan kita beranjak ke alam dewasa? Apa faktor yang
membedakan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa? Kapan seorang disebut anak-anak dan
kapan pula disebut dewasa?
Jawabannya, masa dewasa yaitu masa baligh dan masa pembebanan kewajiban-kewajiban
syariat. Ketika seorang telah sampai pada masa itu maka saat itu pula ia telah pindah ke alam lain
dengan segala konsekwensinya. Ia akan melayangkan pandangan perpisahan kepada alam anak-anak,
dan ia tak akan pernah kembali lagi. Selanjutnya, kehidupan kanak-kanaknya hanya tinggal sebagai
kenangan dalam hidupnya.
Karena berbagai hikmah yang dikehendaki Allah, masa peralihan tersebut diiringi dengan banyak
perubahan. Dalam hal jasmaniah, suara seorang pemuda akan kedengaran berat dan besar, sedang
pemudinya suaranya akan kedengaran lembut. Lalu, juga akan terjadi perubahan dalam perawakan dan
tinggi badan, dan mungkin pertumbuhannya tidak seimbang dengan usianya.
Ia juga akan berubah cara berfikirya. Seorang yang baligh akan berfikir dengan cara yang tidak
dilakukan oleh anak-anak. Ia juga akan berubah perasaannya, intuisinya dan sebagainya.
Semua perubahan ini, bahkan revolusi besar dalam hidup seseorang ini merupakan persiapan
baginya untuk memasuki masa baru, bahkan untuk memulai hidup yang sesungguhnya. Dan ia telah
diciptakan untuk beribadah kepada Allah Tabaraka wataala. Dan sekarang, taklif (pembebanan syariat)
itu telah sampai pada dirinya. Karena itu, ia sudah bertanggung jawab dan akan dihisab pelaksanaannya
terhadap kewajiban tersebut. Dan semua yang terjadi sebelum itu merupakan persiapan untuk masa
tersebut.
Seorang pemuda atau pemudi, dengan masuknya mereka ke masa tersebut akan merasa bahwa
mereka mamasuki alam lain, alam yang asing dari mereka dan karenanya mereka berusaha untuk
mengenalinya. Mungkin mereka tidak bisa membaca buku-buku yang khusus membahas tema tersebut,
sedang untuk bertanya seputar masalah yang mereka anggap penting, mereka diliputi rasa malu. Atau
mungkin tak mendapatkan orang yang mau membuka hatinya untuk mendengarkan kegelisahan dan
berbagai persoalan mereka untuk selanjutnya didiskusikan.
Buku ini adalah salah satu upaya untuk menjawab kehidupan anak-anak yang beranjak ke alam
dewasa. Saya tulis risalah ini dengan maksud untuk mengajak berdialog kepada anak-anak muda yang
memasuki masa ini. Mudah-mudahan ia bisa menambah pengetahuan mereka tentang masa yang

Anakku Aku Bangga Padamu


mereka hadapi. Risalah ini saya tulis dalam bentuk dialog antara anak dengan ayahnya, sebagai bentuk
kepercayaan tentang pentingnya peran ayah dalam hal pendidikan dan tanggung jawabnya untuk
membimbing anak-anaknya, khususnya dalam masa ini, yang ia merupakan masa sulit dalam hidup
mereka.
Saya merasa, ketika penulis memaparkan perihal tingkat kehidupan yang lebih muda usianya
darinya dan yang dalamnya terdapat perbedaan-perbedaan dengan kehidupannya maka mungkin ia tidak
bisa mengungkapnya dengan ungkapan yang baik dan sesuai. Atau mungkin dirasa, sebagian persoalanpersoalannya telah dipahami oleh mereka, sehingga ia tidak perlu menjelaskan atau memerincikannya.
Atau sebaliknya, mungkin ia menjelaskan dengan segala kemampuannya beberapa perkara yang
sebetulnya telah jelas bagi mereka. Atau mungkin ia berbicara tentang sesuatu yang sangat transparan
bagi mereka, tetapi ia mengira mereka tidak mengetahuinya.
Tetapi yang jelas, inilah upaya yang bisa saya berikan sesuai dengan kemampuan saya. Dalam
menulis risalah ini, saya banyak merujuk kepada pengalaman-pengalaman pribadi saya dalam melewati
masa ini, juga pengalaman saya dalam bergaul dengan para pemuda saat saya mengajar mereka,
disamping saya juga membaca buku-buku yang khusus membahas tentang masa tersebut. Mudahmudahan itu semua bisa menyempitkan lobang kekurangan sebagaimana disebutkan di atas. Dan hanya
dari Allah lah taufik itu. Semoga shalawat dan salam disampaikan kepada Nabi Muhammad, keluarga
dan para sahabatnya. Amin.

Muhammad bin Abdullah Ad Duwaisy


Po. Box 52960 Riyadh 11573
Riyadh, 20/4/1418 H.

Anakku Aku Bangga Padamu


MASA TAKLIF SYARI

Ayah yang kami hormati, kemarin telah kita sepakati untuk membicarakan masalah taklif
syari (pembebanan hukum syariat) dan masa baligh. Saya kira masalah terpenting untuk
kita beri batasan yang jelas adalah tentang kapan berawalnya masa tersebut, dan kapan
seorang menjadi baligh dan mukallaf (dibebani hukum syariat) menurut pandangan agama?

Banar wahai anakku, menjawab soal di atas merupakan awal langkah dalam pembahasan ini.
Jadi, sebelum membahas persoalan apapun yang berkaitan dengan taklif dan baligh maka kita harus
memberikan batasan yang jelas tentang kapan masa itu terjadi.
Dan karena masa ini merupakan masa awal dari taklif syari, serta merupakan masa yang
memisahkan antara anak-anak dan dewasa dalam pandangan syariat, maka syariat membuat beberapa
tanda yang jelas dan pasti, di mana dengan itu tidak mungkin bercampur antara masa itu dengan masa
yang sebelunmya.
Tanda-tanda baligh yang pertama adalah keluar mani, baik ketika jaga maupun tidur. Kedua,
tumbuhnya rambut kemaluan, yaitu rambut yang tumbuh seputar kemaluan laki-laki atau seputar
kemaluan wanita. Tanda ketiga, telah masuk umur 15 tahun menurut perhitungan tahun Qamariyah.
Karena itu, sebagian orang yang mencatat umurnya dengan tahun Miladiyah akan melakukan kesalahan
dalam hal ini, sebab mereka mengira bahwa baligh itu berdasarkan tahun tersebut.
Adapun anak gadis maka ada dua tanda lain, yaitu haid dan hamil. Maka jika seorang pemuda
atau gadis mendapati salah satu dari tanda-tanda ini berarti ia telah masuk baligh, dan setelah itu tidak
disyaratkan adanya tanda-tanda lain.

Alangkah baiknya jika ayah menyebutkan beberapa hukum yang berkaitan degan
keluarnya mani?

Ini adalah pertanyaan yang penting, wahai anakku. Banyak pemuda ketika sudah masuk masa
baligh, ia dikagetkan dengan beberapa keadaan yang tidak dia ketahui hukumnya, atau persoalannya
secara rinci. Dan karena malu, ia pun enggan bertanya. Akibatnya, ia terjebak pada berbagai kesalahan
syariat. Padahal, tidak ada alasan baginya untuk itu, selama ada orang tempat ia bertanya atau meminta
fatwa dari para guru atau ustadznya.
Ketahuilah wahai anakku, apa yang keluar disebabkan oleh syahwat itu ada dua macam :
Pertama : madzi. Yaitu cairan encer yang keluar (dari kemaluan) setelah adanya syahwat
dengan tanpa memancar dan tak terasa keluarnya. Cairan tersebut najis, dan kemaluannya wajib ia
basuh kemudian berwudhu, tetapi ia tidak wajib mandi.

Anakku Aku Bangga Padamu


Kedua

: mani. Ia adalah cairan putih yang kental, keluar dengan memancar dan nikmat,

hukumnya suci, demikian menurut pendapat yang benar. Kelurnya mani mewajibkan mandi, baik itu
keluar dalam keadaan tidur maupun jaga.Jika mani itu keluar degan secara sengaja, yang dilakukan oleh
orang berpuasa maka batallah puasanya. Tetapi jika mani itu keluar dari orang yang berpuasa saat ia
tidur, atau tanpa sengaja maka puasanya tetap sah.

Wahai ayah, sebagian pemuda mendapati waktu shalat Dhuhur di sekolahan mereka,
padahal ia dalam keadaan wajib mandi, tapi ia tetap shalat dengan tanpa mandi.

Ini adalah masalah yang berbahaya. Seorang muslim tidak boleh shalat sedang ia dalam
keadaan janabat sampai ia mandi. Jika ia dalam keadaan janabat, ia tidak boleh malu meminta izin. Jika
ia tidak diizinkan maka jika ia bisa sampai ke rumahnya sebelum habis waktu shalat dan biasanya
memang demikian- maka ia bisa mengakhirkan shalat hingga sampai di rumahnya, lalu mandi dan shalat.

Masa ini merupakan masa permulaan taklif, apa maksud taklif itu, wahai ayah?

Maksudnya, sebelum masa ini, kawajiban agama belum dibebankan kepadamu. Dan sekarang,
saat engkau telah baligh maka engkau telah masuk masa taklif syari. Dan saat itu wajib bagimu segala
kewajiban yang diwajibkan atas orang-orang dewasa. Engkau wajib bersuci dari dua hadats; kecil dan
besar. Engkau juga wajib shalat, puasa dan haji. Engkau juga wajib berjihad di jalan Allah, beramar
maruf dan nahi mungkar.
Lalu, segala kesalahan dan dosamu akan ditulis. Maka, dusta, ghibah, mengadu domba,
durhaka, melihat kepada yang haram dan hal lain yang diharamkan Allah, semua itu jika kamu lakukan
akan ditulis sebagai kejahatan, dan engkau akan mendapatkan balasannya pada hari Kiamat. Adapun
sebelum masa taklif, maka tidak demikian halnya, tetapi engkau hendaknya mentaati perintah dan
menjauhi larangan sebagai latihan dan persiapan bagimu untuk menghadapi masa yang penting
tersebut.

Saya memahami hal tersebut secara baik, tetapi ketika seorang pemuda diuji dengan ayah
yang tidak taat kepada Allah, sehingga ia mendidiknya tidak atas apa yang diridhai Tuhan,
apakah hal itu termasuk udzur (alasan) baginya?

Tidak mungkin hal itu bisa menjadi udzur (alasan) baginya, wahai anakku. Sebab ia kini
membawa tanggung jawab penuh atas dirinya. Tidak seorang pun, bahkan hingga bapaknya, yang akan
memikul dosanya. Karena itu, jika orang tuamu menyuruh berbuat maksiat dan mencegahmu dari
ketaatan maka engkau tidak boleh menurutinya. Jika engkau mentaatinya atau mengikutinya dalam
perbuatan yang engkau sendiri memandangnya buruk maka engkau akan memikul dosa tersebut secara
penuh, dan ia tidak akan membawakan sedikit pun dosamu. Memang benar, ia bisa membawa dosa
ajakannya terhadapmu kepada maksiat, tetapi hal itu sama dengan sabda Nabi Shallallahu alaihi
Wasallam :

Anakku Aku Bangga Padamu


siapa yang mengajak kepada kesesatan, maka ia menanggung dosa seperti dosa-dosa orang
yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.(1).

Dari situ saya memahami bahwa seorang pemuda yang tidak dibangunkan oleh ayahnya
atau ibunya untuk shalat shubuh, maka hal itu bukan merupakan alasan baginya.

Betul wahai anakku, ia wajib memikul tanggung jawab itu sendiri. Karena itu ia harus meminta
ayah, ibu atau orang lain agar membangunkannya. Jijka hal itu tidak mungkin maka hendaknya ia
berusaha sendiri. Pada zaman sekarang, hal itu akan mudah diatasi. Ia misalnya bisa menyimpan jam
beker, atau meminta salah seorang temannya menghubungi lewat telpon atau sarana-sarana lain.

Tetapi wahai ayah, sebagian pemuda beralasan bahwa Allah memberi udzur syari bagi
orang yang tidur hingga ia bangun, bagaimana tentang kebenaran alasan ini?

Hal ini wahai anakku, hanya khusus untuk mereka yang telah berusaha bangun. Ia tidur pada
waktu yang tepat, dan ia memiliki seseorang atau sesuatu yang membangunkannya. Jika hal itu
dilakukan tetap belum juga bangun maka saat itulah ia disebut orang yang memiliki udzur. Dan ini hanya
terjadi pada kondisi-kondisi tertentu saja. Adapun jika hal itu merupakan kebiasaannya setiap hari, atau
tidak bangunnya itu merupakan sesuatu yang paling sering terjadi maka ini merupakan bukti bahwa dia
memang meremehkan dan menggampangkan persoalan.

Saya pahami apa yang ayah utarakan, tetapi sebagian pemuda ada yang menganggap
dirinya tidak mampu melakukan sebagian beban syariat, dan ia menganggap dirinya masih
kecil?

Engkau mengetahui secara yakin bahwa Allah lah yang menciptakan dirimu, kekuatanmu,
keinginan-keinginan hawa nafsumu. Allah berfirman :

(14: )







Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan
rahasiakan), dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui? (Al-Mulk : 14).
Allah memilih masa itu sebagai awal taklif. Dan ini artinya engkau telah mampu mengembannya,
mampu menjalankan apa yang diwajibkan Allah atasmu, dan bahwa engkau mampu menjauhi setiap
yang diharamkan dan dilarang atasmu.

)Hadits riwayat Muslim (2674).

Anakku Aku Bangga Padamu

TAKLIF DAN HUKUM-HUKUM SYARIAT

Berdasarkan penjelasan di atas, apakah syariat memberlakukan kepada setiap pemuda


yang mencapai usia taklif

hukum-hukum yang berlaku untuk orang-orang dewasa, dan

bahwa keadaannya tidak lagi seperti sedia kala?


Benar, setiap pemuda yang mencapai usia taklif berarti berlaku untuknya semua hukum (syariat)
yang berlaku untuk orang-orang dewasa, tanpa ada perbedaan. Di antara ketentuan syariat dalam
masalah tersebut yaitu :

1.

pemuda itu berhak memiliki hartanya secara penuh dan telah lepas daripadanya hukumhukum yang berkaitan dengan keyatiman (jika sebelumnya ia anak yatim). Ketika masih
kecil, harta warisan yang merupakan haknya tidak langsung diberikan padanya. Baru
kemudian saat ia mencapai usia taklif, ia diuji. Bila bisa menggunakan harta tersebut secara
baik maka harta itu diberikan kepadanya. Allah berfirman :





: )












(6
Dan ujilah

(1)

anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika

menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah
kepada mereka harta-hartanya. (An-Nisa : 6).
2. Jika ia melakukan tindak kejahatan maka wajib diberlakukan had (hukum tertentu) atasnya.
Misalnya mencuri, membunuh, berzina atau sejenisnya. Hal itu berbeda dengan ketika ia
masih kecil.
3. Syahadahnya diterima, baik dalam kaitannya dengan hak-hak, had serta pemberlakuan
hukum-hukum berdasarkan kesaksian tersebut. Keadaannya sebagaimana keadaan orangorang dewasa. Maka misalnya ia menyaksikan hilal (awal bulan) pada bulan Ramadhan atau
syawal maka kesaksiannya diterima, dan karenanya segenap umat Islam harus berpuasa
atau berbuka.

Bagaimana Nabi Shallallahu alaihi Wasallam memperlakukan anak-anak yang mencapai


usia baligh?

Anakku, ini adalah pertanyaan fokus. Nabi Shallallahu alaihi Wasallam adalah sebaik-baik
manusia dalam hal pengajaran dan pendidikan. Beliau Shallallahu alaihi Wasallam memperlakukan para
1

)Yakni mengadakan penyelidikan terhadap mereka tentang agama, usaha-usaha dan kelakuan mereka dan hal-hal
lainnya sampai diketahui bahwa mereka benar-benar dapat dipercaya, (pent).

10

Anakku Aku Bangga Padamu


pemuda yang mencapai usia baligh sebagaimana orang-orang dewasa lainnya. Dalam jihad misalnya,
yang di dalamnya terdapat pembunuhan dan penumpahan darah, dan yang tidak menyertakan kecuali
orang-orang kuat dari kalangan laki-laki, beliau Shallallahu alaihi Wasallam mengizinkan para pemuda
yang mampu untuk berjihad bersama-sama kaum muslimin lainnya. Keadaan mereka sama dengan
keadaan orang-orang dewasa pada umumnya. Bila Nabi Shallallahu alaihi Wasallam hendak keluar
berperang, beliau melakukan inspeksi kepada tentara. Bila ada anak yang masih kecil beliau
menyuruhnya kembali, sedang selainnya maka beliau mengizinkannya.
Adapun ukuran untuk membedakan antara yang masih kecil dengan yang sudah dewasa adalah
usia baligh. Hal itu sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma, beliau berkata :


...
Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam menginspeksi diriku (memeriksaku) saat perang Uhud,
dan saya ketika itu berusia empat belas tahun maka beliau tidak mengizinkanku. Lalu beliau
menginspeksi diriku pada saat perang khandaq dan saya ketika itu berusia lima belas tahun maka beliau
mengizinkanku (1)
Imam Syafii berkata : Nabi Shallallahu alaihi Wasallam mengembalikan tujuh belas orang
sahabat, mereka semua anak-anak usia empat belas tahun, sebab beliau Shallallahu alaihi Wasallam
belum melihat mereka telah baligh. Kemudian mereka diperlihatkan kepada Nabi Shallallahu alaihi
Wasallam saat mereka berusia lima belas tahun maka beliau memperbolehkan. Di antara para pemuda
itu adalah Zaid bin Tsabit, Rafi bin Khadij dan Ibnu Umar(2).

Apakah usia taklif memiliki pengaruh dalam masalah pergaulan dengan orang-orang kafir?
Maksud saya, apakah ada perbedaan antara orang yang sudah baligh dengan yang belum
dari orang-orang kafir?

Benar, jika umat Islam memerangi orang-orang kafir sehingga menang dan menawan sebagian
dari mereka maka jika dari tawanan itu ada pemuda yang telah baligh maka berlaku untuknya hukum
sebagaimana orang-orang dewasa pada umumnya. Artinya, ia boleh dibunuh atau menjadi budak orangorang Islam atau dibebaskan begitu saja. Adapun anak yang belum baligh maka ia tidak boleh dibunuh.

Tetapi bagaimana nasib pemuda yang dibunuh dari tawanan orang-orang kafir?

Nasibnya sama dengan orang-orang kafir yang dibunuh pada umumya. Mereka akan masuk
neraka. Hal itu pernah beliau Shallallahu alaihi Wasallam lakukan terhadap orang-orang yahudi bani
Quraizhah. Ketika beliau memerangi bani tersebut sehingga mereka mengumumkan ketundukan mereka
kepada hukum beliau Shallallahu alaihi Wasallam maka Nabi Shallallahu alaihi Wasallam memerintah
salah seorang sahabatnya utuk memberi putusan hukum. Sahabat yang dimaksud adalah Saad bin
Muadz. Beliau lalu memutuskan untuk membunuh setiap orang yang ikut berperang dari mereka.
Selanjutnya Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda tentang putusan hukum tersebut :
.

) Hadits riwayat Al-Bukhari (2664), Muslim (1868).


) Mughnil Muhtaj (2/166).

11

Anakku Aku Bangga Padamu


Engkau telah memberlakukan hukum atas mereka sesuai dengan hukum Allah Azza wa Jalla.
Tidakkah engkau mengetahui, wahai anakku, bagaimana mereka hidup bersama ayah dan ibu
mereka yang yahudi. Mereka didik oleh tangan-tangan mereka dan ada dalam pangkuan mereka. Dan itu
semua tidak merupakan alasan di sisi Allah, sebab mereka telah sampai pada usia orang-orang dewasa.
Mereka telah bertanggung jawab atas diri mereka sendiri.

Apakah ada hal lain lagi tentang muamalah (pergaulan) dengan orang-orang kafir yang
sifatnya khusus bagi yang sudah baligh dan tidak bagi mereka yang masih kecil?

Benar, ketika umat Islam memerangi ahli Kitab maka mereka diberi pilihan masuk Islam,
membayar jizyah (upeti) atau perang.
Allah berfirman :











(29:)
Perangilah orang-orang

yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) beriman

kepada Hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah
dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orangorang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh
sedang mereka dalam keadaan tunduk. (At-Taubah : 29).
Jizyah tersebut hanya diambil dari mereka yang sudah baligh dan mukallaf.



.
Dari Muadz Radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam
mengutusnya ke Yaman dan memerintahkan agar mengambil dari setiap pemuda yang sudah
baligh satu dinar atau senilainya berupa pakaian maafir (1), dan dari tiga puluh ekor sapi seekor
tabi atau tabiah, dan dari setiap empat puluh sapi seekor musinnah (2).(3).

1
2

)Maafir adalah jenis pakaian yang dinisbatkan kepada Maafir yaitu suatu kabilah yang ada di Yaman.
)Tabi atau tabiah adalah anak sapi yang berumur satu tahun, sedang musinnah adalah anak sapi yang berumur
dua tahun.
)Hadits riwayat An-NasaI (2450), At-Tirmidzi dan Ahmad.

12

Anakku Aku Bangga Padamu

RENUNGKAN KEMBALI HIDUPMU

Wahai ayah, apa nasihat yang pertama-tama ingin engkau sampaikan kepada pemuda yang
telah sampai pada umur baligh ini?

Berpindahnya dirimu pada masa ini mengharuskanmu untuk berfikir banyak tentang dirimu
sendiri. Hendaknya engkau evaluasi seluruh hidupmu. Bila telah berlalu suatu hari maka ia tidak akan
kembali lagi kepada dirimu.
Kemudian mulailah dengan beribadah kepada Allah. Dan sesuatu yang terpenting adalah shalat.
Ia, sebagaimana disabdakan Nabi Shallallahu alaihi Wasallam adalah :


:
.
Sesungguhnya yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat dari
amalnya adalah shalatnya. Jika shalatnya baik maka ia beruntung dan berhasil. Jika shalatnya
rusak maka ia benar-benar merugi. Jika dari kewajibannya (shalat) terdapat suatu kekurangan
maka Tuhan Azza wa Jalla berfirman : lihatlah, apakah hambaku memiliki (shalat) sunnah? Lalu
disempurnakanlah dengannya apa yang kurang dari (shalat) wajib, lalu seluruh amalnya seperti
demkian.(1).
Ketika saya wasiatkan kepadamu untuk menjaga masalah shalat itu tidak berarti saya
menuduhmu telah meninggalkan shalat sama sekali, tetapi bagaimana halnya dengan shalat jamaahmu?
Apakah engkau memperhatikan kekhusyuaan dalam shalatmu? Apakah engkau menjalankannya dengan
penuh thumaninah? Apakah engkau menjaga semua adabnya?
Selanjutnya, lihatlah bagaimana keadaanmu dengan kedua orang tuamu, apakah engkau telah
berbuat baik kepada keduanya? Allah telah mengiringkan hak keduanya dengan hak Allah Tabaraka
wataala, dan Nabi Shallallahu alaihi Wasallam mengelompokkan durhaka kepada kedua orang tua
termasuk dosa terbesar. Anas Radhiyallahu anhu berkata : Nabi Shallallahu alaihi Wasallam ditanya
tentang dosa besar, maka beliau menjawab :
.

Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh jiwa dan bersaksi
secara dusta.(2).
1

)Hadits riwayat Ahmad (9210), At-Tirmidzi, An-NasaI (465) dan Ibnu Majah (1425).
)Hadits riwayat Al-Bukhari (2653), Muslim (89).

13

Anakku Aku Bangga Padamu


Lalu perhatikan kembali lisanmu dan segenap anggota tubuhmu, lalu perhatikan pula siapa
kawan-kawanmu. Dan ketahuilah, pada

hari kiamat, setiap manusia akan dikumpulkan oleh Allah

berama orang yang dicintainya, dan bahwa ia akan mengikuti agama kekasihnya.
Selanjutnya apa yang menjadi pusat perhatianmu? Apakah kamu masih hidup dengan keinginankeinginan seperti anak-anak dan masih berfikir dengan cara berfikir mereka? Engkau telah meninggalkan
masa kanak-kanak dan mulai masuk pada dunia orang-orang dewasa dengan segala konsekwensi yang
dikandung oleh makna kalimat tersebut. Kemudian apa saja harapan-harapan dan impian-impianmu?
Harapan-harapan dan impian-impianmu itu hendaknya tidak berhenti pada kehidupan dunia ini saja,
tetapi hendaknya melampauinya.
Ya, karena itu, engkau sangat memperhatikan dan berfikir banyak tentang keadaan dirimu. Lalu
hendaknya engkau memperbaikinya, sehingga Tuhan dan Penguasa dirimu menjadi ridha.

Tetapi wahai ayah, sebagian pemuda mengatakan, nikmatilah masa mudamu, dan nanti
ketika tua kamu bisa mencarikan ganti apa yang hilang darimu.

Anakku, logika tersebut sangat jauh dari realita Karena beberapa hal :
Pertama : kenikmatan yang sesungguhnya adalah dalam mentaati Allah dan dalam beristiqamah
dalam syariatNya, tetapi orang-orang yang berpaling tidak mengetahui akan hal tersebut.
Kedua

: masa muda adalah masa yang tak mungkin ada gantinya, Nabi Shallallahu alaihi

Wasallam mengabarkan bahwa pada hari kiamat, saat kepanikan manusia yang luar biasa, dan ketika
matahari mendekat hingga sekitar satu mil, pada hari itu Allah memuliakan sekelompok hambanya
dengan memberikan perlindungan kepada mereka. Di antara kelompok itu adalah pemuda yang tumbuh
dalam ketaatan kepada Allah. Lalu, apakah mungkin kenikmatan dunia yang sesaat ini bisa dibandingkan
dengan kenikmatan dan kemuliaan rabbani?
Ketiga

: setiap orang akan ditanya pada hari kiamat tentang beberapa perkara. Di antaranya

tentang umur, kemudian ditanya pula tentang masa mudanya, karena itu ia akan ditanya tentang masa
muda sebanyak dua kali. Demi Allah, apa yang bakal dikatakan oleh orang yang suka melakukan
perbuatan sia-sia dan lengah?
Keempat : masa muda adalah masa kekuatan, dinamis dan penuh semangat. Masa itu akan
habis bila sampai kepada masa penurunan usia. Pada saat itu manusia akan berada pada kondisi
sebagaimana disebutkan Allah dalam firmannya :


























(54: )






Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan
kamu sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah kuat
itu menjadi lemah kembali dan beruban. Dia menciptakan apa saja yang dikehendakinya dan
Dialah yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (Ar-Rum : 54).

14

Anakku Aku Bangga Padamu


Apakah boleh orang yang berakal mengatakan: Saya akan tunda kesungguhan dalam mentaati
Allah dan beribadah kepadaNya, sampai berlalu masa muda, masa yang penuh kehidupan, semangat
dan kekuatan?, sampai kemudian datang masa tua lemah dan tak berdaya?
Kelima : dan ini yang terpenting, siapa yang bisa menjamin bahwa pemuda itu umurnya akan
panjang sampai mencapai usia tua? Bisa jadi ia keduluan ajal saat masih muda, dan kalau lah ada yang
manjamin bahwa ia bisa sampai tua, siapakah yang menjamin ia akan bisa istiqamah dan bertaubat?

MENINGGAL DUNIA DI USIA MUDA

Benar ayah, persoalan ini sering dilupakan oleh banyak pemuda. Bisakah ayah
menyebutkan kepada saya contoh-contoh mereka

yang meninggal dunia ketika masih

muda?
Baiklah anakku, Umair bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhu misalnya, beliau meninggal syahid
pada waktu perang Badar, sedang waktu itu umurnya baru enam belas tahun. Pemuda lain yang syahid
dalam peperangan itu adalah Haritsah bin An-Numan dan Muawwidh bin Al-Harits.
Adapun contoh kontemporer maka saya mengetahui beberapa pemuda. Di antaranya tiga
pemuda semoga Allah merahmati mereka- semuanya masih di tingkat sekolah Lanjutan Atas, mereka
meninggal dunia secara bersamaan. Salah seorang dari mereka bertanya kepadaku sekitar seminggu
sebelum kematiannya. Dia bertanya : Orang yang meningal dunia, tetapi penguburannya terlambat,
apakah dia juga ditanya tentang Tuhannya, agama dan nabinya sebelum ia dikuburkan?
Maka saya katakan kepadanya : Anakku, yang penting untuk engkau camkan adalah engkau
pasti akan ditanya setelah kematianmu. Adapun kapan dan bagaimananya maka hal itu tidak akan
dimajukan atau diakhirkan. Yang terpenting adalah engkau siap menjawab soal-soal itu. Anak itu tidak
mengetahui tentang sisa hudupku atau sisa hidupnya sendiri. Padahal, setelah pertemuan itu, ia hanya
hidup beberapa hari saja. (Dan sekarang, setelah engkau ditimbun tanah, apa yang dikatakan padamu
wahai Muhammad, dan apa yang engkau katakan. Mudah-mudahan Allah merahmatimu dan
memberikan cahaya pada kuburmu dan kuburan teman-temanmu).
Pemuda lain, ia seorang anak yang memiliki kecerdasan dan mobilitas tinggi. Semua orang di
sekelilingnya manaruh harapan padanya untuk masa depan. Dan, setiap kali bayangannya melintas
dalam benakku, aku mengambil perumpamaan ungkapan penyair :

wahai bintang, alangkah pendek umurnya,


demikian pula dengan umur bintang-bintang di pagi hari.
Lainnya lagi, seorang pemuda yang baru saja menyelesaikan ujian di sekolah Lanjutan Atas. Ia
bepergian sebelum mengetahui nilainya. Akan tetapi, ajal mendahuluinya. Seorang pemuda lain, ia telah
menyelesaikan studi di sebuah perguruan tinggi. Ia datang dari umrah dan sebentar lagi menunggu masa
pernikahan dan dinas kerja. Ia tidak tahu semoga Allah merahmatinya- bahwasanya ajal mendahului
dirinya. Ia baru melihat mercusuar kotanya, kemudaian masuk kota itu sudah ditandu di keranda mayat.

15

Anakku Aku Bangga Padamu


Juga, dua pemuda shalih aku mengira demikian, dan Allah lah yang akan menghisab keduanya secara
benar, dan sungguh aku tidak menyucikan seseorang atas nama Allah. Salah seorang darinya baru
mengajar seminggu di sebuah universitas, sedang lainnya hampir menyelesaikan studi s2nya. Tetapi, ajal
keduanya telah habis saat datang dari Makkah.
Anakku, potret para pemuda shalih seperti mereka masih terus membayang dalam benak saya.
Mudah-mudahan Allah merahmati mereka dan mengumpulkan kita bersama mereka di surgaNya.
Mungkin mereka telah berfikir banyak tentang masa depan mereka. Juga, mungkin keluarga
mereka menggantungkan harapan kepada mereka dalam kehidupan di dunia ini. Tetapi mereka telah
pergi dan meninggalkan dunia beserta isinya. Kita berdoa, semoga mereka mendahului kita dalam
kebaikan.
Lalu wahai anakku, adakah salah seorang dari pemuda menganggap bahwa ajal akan salah
menjemputnnya? Dan dia menjamin, ia akan sampai pada usia tua?

Bagaimana halnya dengan para pemuda yang tidak shalih wahai ayah?

Cukuplah untukmu wahai anakku, contoh berikut ini. Seorang pemuda dibesarkan di lingkungan
keluarga shalih, tetapi ia memilih jalan hidup selain yang ditempuh oleh keluarganya. Ia senantiasa
kecanduan obat-obatan sehingga ia tewas akibat kelebihan dosis, padahal umurnya belum sampai dua
puluh tahun. Semoga Allah mengampuni dan memaafkan kesalahan-kesalahannya. Dan ada puluhan
lagi musibah dan bencana yang terjadi pada zaman sekarang ini, sedang mereka masih di usia muda
belia.

PERTEMANAN DAN PERSAUDARAAN

Wahai ayah, engkau memintaku melihat ulang tentang pertemananku, apakah itu berarti
engkau melarangku berteman dengan orang lain lalu engkau memintaku menyendiri dan
mengasingkan dari mereka?

Tidak begitu anakku. Aku tidak melarangmu berteman dengan orang lain, juga tidak memintamu
agar mengasingkan diri dari mereka. Tetapi yang kuperintahkan dan kutegaskan kepadamu yaitu
hendaknya engkau berteman dengan orang-orang baik dan shalih. Bersama mereka dengan izin Allahengkau akan mendapatkan apa yang engkau cari dari manusia berupa kenikmatan, kasih sayang dan
hilangnya kesedihan. Lebih dari itu, ada beberapa keutamaan berteman dengan orang-orang shalih serta
pahala besar yang diberikan Allah karenanya.

Apa di antara keutamaan-keutamaan itu?


Di antaranya :

1. bahwasanya setiap hamba sebagaimana diberitakan Nabi Shallallahu alaihi Wasallam- akan
dikumpulkan pada hari kiamat bersama orang yang dicintainya. Jika ia mencintai orang-orang
shalih maka ia akan dikumpulkan bersama mereka pada hari kiamat, meskipun amalnya lebih
sedikit dari amal mereka.

16

Anakku Aku Bangga Padamu

2. Teman yang baik sebagaimana disabdakan Nabi Shallallahu alaihi Wasallam- adalah laksana
pembawa minyak kasturi. Mungkin ia akan memberimu atau engkau membelinya atau engkau
dapati bau harum daripadanya.

3. Allah memberikan anugerah pada hari kiamat kepada orang-orang yang saling mencintai karena
Allah berupa naungan kepada mereka saat tak ada lagi naungan selain naunganNya, saat
matahari mendekat kepada makhluk sehingga manusia kelelahan dan bersimbah keringat,
sebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi Wasallam :

:

:
.
Ada tujuh golongan yang dinaungi Allah saat tak ada lagi naungan selain naunganNya;
imam yang adil, pemuda yang tumbuh dewasa dengan senantiasa beribadah kepada Tuhannya,
laki-laki yang hatinya senantiasa bertaut dengan masjid, dua orang yang mencintai karena Allah
yang berkumpul dan berpisah karenaNya, laki-laki yang diajak wanita yang memiliki kedudukan
dan kecantikan (untuk berbuat mesum) lalu ia berkata : Sesungguhnya aku takut kepada Allah,
dan laki-laki yang bersedekah dan menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak
mengetahui apa yang di infakkan oleh tangan kanannya, serta laki-laki yang mengingat Allah
sendirian sehingga meneteskan air matanya.(1).

4. Allah mengaruniakan kepada mereka pada hari kiamat kedudukan yang tinggi. Nabi Shallallahu
alaihi Wasallam bersabda :

. :
Allah berfirman : orang-orang yang saling mencintai karena keagunganku, mereka akan
mendapatkan mimbar-mimbar dari cahaya sehingga para Nabi dan syuhada berkeinginan
mendapatkan seperti mereka. (2)

5. Orang-orang yang saling mencintai karena Allah, kecintaaan dan hubungan mereka tetap
langgeng pada Hari Kiamat, saat setiap kekasih berlepas diri dari kekasihnya, saat setiap orang
berlari dari ayah, ibu dan anak-anaknya, sebagaimana firman Allah :

(67: )








Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain,
kecuali orang-orang yang bertakwa. (Az-Zukruf : 67).

6. Orang-orang yang saling mencintai karena Allah itu wahai anakku adalah dicintai Allah,
sebagaimana disebutkan dalam hadits : (Suatu kali) Abu Idris Al-Khaulani datang kepada Muadz
1
2

)Hadits riwayat Al-Bukhari (660), (Muslim (1031).


)Hadits riwayat At-Tirmidzi (2390) dan Ahmad (21575).

17

Anakku Aku Bangga Padamu


Radhiyallahu anhu, lalu ia berkata : Sesungguhnya aku mencintaimu. Maka Muadz berkata :
Bergembiralah!, karena sesungguhnya aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam
bersabda :

:
.

Allah Azza wajalla berfirman : sudah tentu mendapatkan kecintaanku orang-orang yang
saling mencintai karena Aku, orang-orang yang berada di suatu majlis karena Aku, orang-orang
yang saling mengunjungi karena Aku, serta orang-orang yang saling mengeluarkan hartanya
karena Aku.(1).

Semoga Allah membalas kebaikan kepada ayah. Betapa agung keutamaan-keutamaan itu.
Saya merasa satu saja daripadanya cukup menjadikan para pemuda untuk berteman,
bersatu majlis dan bersaudara dengan mereka (orang-orang shalih). Tetapi ayahku,
terkadang antara mereka di dunia terdapat perselisihan-perselisihan dalam sebagian perkara
atau kasus, bukankah hal tersebut bisa menghalangi mereka dari kenikmatan pada hari
kiamat?

Anakku, sesungguhnya manusia itu tidaklah maksum (bersih dari dosa). Terkadang ada saja
antara teman atau saudara beberapa perselisihan, tetapi hendaknya itu tidak berlangsung lama. Dan
semestinya setiap orang berusaha demi kebersihan dirinya terhadap saudara-saudaranya. Dan kelak
pada hari kiamat Allah akan memberikan kenikmatan kepada mereka sebagaimana difirmankan Allah
Azza wajalla :


(47: )











Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, dalam
kondisi bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. (Al-Hijr : 47).

Tetapi ayah, ketika bersama mereka ada pemuda yang melihat pada dirinya terdapat
kekurangan

dan

kelemahan,

maka

serta

merta

ia

akan

berkata

dalam

dirinya :Sesungguhnya aku munafik saat berteman dengan orang-orang shalih. Dengan
demikian ia berfikir untuk memisahkan diri dari mereka. Apakah sikap demikian itu benar?
Tidak benar anakku. Itu adalah godaan setan dan suatu bentuk kegigihan setan dalam
menyesatkan hamba. Setan itu mengetahui, berteman dengan orang-orang shalih akan mendatangkan
kebaikan. Karena itu, ia ingin memisahkan antara orang itu dengan kebaikan tersebut.
Abu Musa Al-Asyari radhiyallahu anhu mengabarkan, seorang laki-laki bertanya kepada Nabi
shallallahu alaihi wasallam :

. :
(Bagaiman halnya jika) seorang laki-laki mencintai suatu kaum, tetapi ia belum bisa
mencapai derajat mereka? Maka beliau menjawab : setiap orang akan bersama orang yang
dicintainya. .

)Hadits riwayat Ahmad (21525), Malik (1779).

18

Anakku Aku Bangga Padamu


Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda
:


: :
: : : ... :
. :
Sesungguhnya Allah memiliki malaikat yang berkeliling di jalan-jalan untuk mencari para
ahli dzikir. Jika mereka mendapatkan kaum yang ahli dzikir kepada Allah mereka saling
menyeru : marilah kepada hajat kalian. Beliau bersabda : lalu para malaikat itu menaungi
mereka dengan sayap-sayap mereka hingga ke langit dunia. Beliau bersabda : Lalu Robb
mereka bertanya kepada mereka dan Dia lebih mengetahui dari mereka : Apa yang diucapkan
oleh hamba-hambaKu? beliau bersabda : Maka satu diantara Malaikat menjawab : Di
dalam (majlis) mereka terdapat orang yang tidak termasuk golongan mereka, tetapi Ia datang
untuk suatu keperluan. Allah berfirman : Mereka adalah satu majlis, tidak celaka orang yang
satu majlis dengan mereka.
Jika orang yang datang untuk suatu keperluan lalu ikut duduk dianggap demikian, bagaimana
pula dengan orang yang mencintai mereka dan memang bermaksud datang kepada mereka serta
menghadiri majlis-majlis mereka. Ia menghindari majlis-majlis senda gurau dan permainan untuk bisa
berteman dengan orang-orang shalih, berharap bisa seperti mereka dan ia senantiasa mencela dirinya
karena kekurangan-kekurangannya?

Demikian itu keadaan orang-orang shalih, lalu bagaimana halnya dengan orang-orang yang
buruk?

Wahai anakku, sedikit sekali aku menyaksikan pemuda yang keadaannya berubah dari
keshalihan menjadi buruk kecuali karena di belakangnya terdapat kawan-kawan yang buruk.
Karena itu, Nabi shallallahu alaihi wasallam memperingatkan dari teman yang buruk. Beliau
memberi perumpamaan yang amat jelas, beliau bersabda :



.
Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah
seumpama pembawa minyak kasturi dan tukang pandai besi. Orang yang membawa minyak
kasturi mungkin akan memberimu atau engkau akan membelinya atau engkau akan
mendapatkan bau harum daripadanya. Adapun tukang pandai besi mungkin akan membakar
pakaianmu atau engkau mendapati bau busuk daripadanya.
Adapun akibat negatif dari teman-teman yang buruk, di antaranya tampak pada hal-hal berikut :

19

Anakku Aku Bangga Padamu


1. Mereka tak segan-segan menceritakan kepada kawan-kawan mereka perbuatan dan
kebiasaan buruk mereka. Bahkan di antaranya mungkin mereka mengada-ada. Dan untuk itu
mereka bangga di hadapan kawan-kawan mereka.
2. Mereka mengajarkan kepada orang-orang yang bergaul dengan mereka langkah-langkah,
jalan dan pintu menuju kerusakan, serta mempermudah jalan yang mengarah kepada
kerusakan.
3. Bergaulnya seorang dengan mereka akan melemahkan iman serta agamanya. Dan ia akan
lebih banyak terjerumus kepada apa yang diharamkan Allah Taala.
4. Ketika melihat orang yang taat mereka serta merta mencelanya. Dengan demikian ia
berperan dalam menghalang-halangi dan melarang mereka pada ketaatan.

Tetapi sebagian pemuda wahai ayah, ketika ada seseorang yang menasihatinya agar
meninggalkan teman pergaulannya yang buruk ia berkata, sesungguhnya yang saya bergaul
dengannya itu adalah anak pamanku atau saudara dekatku atau tetanggaku.

Wahai anakku, banyak orang yang salah dalam memberi batasan makna teman yang buruk.
Padahal teman yang buruk adalah setiap orang yang mengajak manusia kepada kemaksiatan atau
mempermudah kepadanya, baik dengan ucapan maupun perbuatan. Atau ia menjauhkannya dari
ketaatan, baik secara langsung maupun tidak. Dan ia bisa dari keluarga dekat atau jauh, tetangga,
saudara atau selainnya. Semua itu tidak dapat menolongnya dan tidak dapat mengeluarkannya dari
wilayah teman-teman buruk yang setiap orang wajib menjauhi mereka.
Sebaliknya, teman yang baik adalah setiap orang yang menolong pada ketaatan dan yang
mendorong pada kebaikan, baik dengan perbuatan maupun ucapan.

Sebagian pemuda wahai ayah berkata, ia berteman dan bergaul dengan mereka tetapi ia
bisa mengetahui antara yang baik dengan yang buruk, atau ia hanya berteman dengan
mereka di sekolah saja untuk sekedar beramah tamah dan bergaul dengan tanpa
terpengaruh oleh mereka.

Tidak anakku, sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam seorang pemberi nasihat yang
terpercaya. Beliau telah memperingatkan kita dari teman yang buruk dan mengabarkan bahwa mereka
seperti tukang pandai besi. Karena itu orang yang bergaul dengan mereka pasti terpengaruh, baik
dengan mengikuti mereka atau mendengarkan sesuatu yang buruk atau mereka akan mengakibatkan
cobaan baginya, baik dalam agama maupun dunianya. Berbagai alasan di atas wahai anakku adalah
cara-cara setan untuk memperdaya manusia sehingga membuatnya terjerumus ke dalam kerusakan dan
keburukan.
Seandainya pun selamanya ia tidak terpengaruh dan ia jauh sekali maka hal itu sudah cukup
sebagai sebab kecintaannya kepada mereka. Dan ketika ia mencintai mereka maka Allah akan
menghimpunnya kelak bersama mereka. Sebab seandainya ia tidak mencintai mereka, tentu ia tidak
akan bergaul dengan mereka.

20

Anakku Aku Bangga Padamu

PROBLEM NAFSU BIOLOGIS


Ayah, engkau telah memberitahukan tentang beberapa sisi terang dan keistimewaan masa
muda. Tetapi bukankah di dalamnya terdapat beberapa persoalan dan masalah ?
Benar, ini adalah pertanyaan penting. Engkau mengetahui bahwa setan sangat berusaha untuk
menyesatkan anak Adam. Setan itu telah bersumpah di hadapan Tuhannya :




(17: )










Iblis menjawab : Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar
akan (mengahalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan
mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan
engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (Al-Araf: 16-17).
Karena itu, peperangan mulai berkecamuk hebat antara setan denan pemuda saat ia sampai
pada masa baligh dan taklif.
Lalu di antara hikmah Allah taala adalah ia menjadikan jalan menuju syurga penuh dengan
halangan dan kesukaran. Sedangkan jalan ke neraka dipenuhi dengan hawa nafsu, sebagaimana
disabdakan Nabi Shallallahu alaihi Wasallam :
.

Neraka itu dikelilingi dengan berbagai syahwat (keinginan yang menyenangkan) dan
syurga itu dikelilingi dengan berbagai hal yang dibenci.(1).
Karena itu, berbagai syahwat ini mulai muncul dan tampak pada masa muda, sehingga menjadi
jelas antara orang yang taat dari orang yang durhaka. Dan seandainya jalan ketaatan itu mudah dan
lempang, terhampar penuh bunga, niscaya akan dijalani semua orang dan tentu tak akan ada
keistimewaan bagi orang-orang yang taat.

Lebih jauh tentang syahwat ini, apakah syahwat itu hanya satu macam ataukah bermacammacam, lalu apakah ia hanya satu tingkatan saja atau memiliki tingkatan yang berbedabeda?

Ya wahai anakku, syahwat itu ada bermacam-macam sebagaimana disebutkan Allah dalam
kitabnya :



















)
















(14:
Dijadikan indah (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang1

)Hadits riwayat Al-Bukhari (6487).

21

Anakku Aku Bangga Padamu


binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah lah tempat
kembali yang baik (syurga). (Ali-Imran : 14).
Adapun tingkat dan perbedaannya maka hal itu berbeda antara satu orang dengan lainnya,
antara satu lingkungan dengan lingkungan lainnya. Tetapi secara umum, syahwat kemaluan atau dalam
istilah modern disebut dengan nafsu biologis- adalah syahwat yang paling besar dan paling berbahaya
bagi pemuda, terutama di zaman modern ini. Dan Nabi Shallallahu alaihi Wasallam telah
memperingatkan hal tersebut dengan sabdanya :
.

Tidaklah aku tinggalkan sesudahku suatu fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki
daripada fitnah wanita.(1).

.
siapa yang bisa memberikan jaminan kapadaku apa yang ada antara dua janggutnya
dan apa yang ada antara dua kakinya maka aku menjaminkan surga untuknya. (2).
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam ditanya
tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan manusia ke surga maka beliau menjawab :

. :
Bertakwa kepada Allah dan akhlak yang baik. Lalu beliau ditanya tentang sesuatu yang paling
banyak memasukkan manusia ke neraka, beliau menjawab : Mulut dan kemaluan. (3).

Saya merasakan ada luka dan ayah meletakkan tangan pada posisi lukaku yang sakit saat
ayah berbicara tentang nafsu syahwat. Apakah ayah masih mengizinkanku bertanya lagi
tentang masalah itu?

Ya, silakan bertanya tentang apa saja yang ada dalam benakmu, insyaallah saya akan
menerimanya dengan segala kelapangan.

Mungkin sebagian pemuda suatu ketika bertanya: Kita mengetahui bahwa Allah Maha
Bijaksana dan Maha Mengetahui, apakah ada hikmah yang tampak pada diri seorang
muslim di balik adanya ujian syahwat ini?

Ketahuilah anakku, setiap muslim tidak boleh menentang perintah dan syariat Allah. Sebaliknya,
ia wajib menyerah terhadap apa yang datang dari Allah, baik itu diketahui hikmahnya atau belum
diketahui. Dan setelah diketahui hikmahnya ia harus lebih bertambah iman dan keyakinannya.
Adapun di antara hikmah adanya nafsu syahwat tersebut adalah ia menjadi sebab bagi
langgengnya keberadaan manusia dan tidak menjadikannya punah. Karena itu, manusia dibuat cinta
kepada para wanita dan anak-anak sehingga mereka berusaha untuk mendapatkannya.

)Hadits riwayat Al-Bukhari (5096), Muslim (2740).


)Hadits riwayat Al-Bukhari (6474).
3
() Hadits riwayat At-Tirmidzi (2004).
2

22

Anakku Aku Bangga Padamu


Sedang hikmahnya yang terbesar yaitu ia merupakan ujian dan cobaan sebagaimana
sebelumnya telah saya sebutkan kepadamu. Jika jalan menuju ketaatan penuh dengan kesulitan dan
memerlukan upaya keras dari setiap manusia maka ia tidak akan dilakukan kecuali oleh orang-orang
yang benar-benar jujur. Jika tidak demikian, tentu semua orang akan melaluinya.

Saya kira langkah pertama yang harus diambil seorang yang berakal dalam hal tersebut
adalah mencari tahu tentang sebab-sebab yang menjerumuskan kepada nafsu syahwat yang
diharamkan, sehingga ia bisa menjauhinya. Degan demikian, makin sedikit faktor yang
mempengaruhi dirinya, bukankah demikian wahai ayah?

Benar, memang seharusnya demikian. Sesuatu terpenting yang seyogyanya dilakukan setiap
orang yaitu hendaknya ia memperingan pengaruh syahwat dan menekannya semaksimal mungkin.

Apakah sesuatu yang paling penting dan berbahaya dalam hal tersebut?

Sesuatu yang paling penting dan berbahaya dalam hal tersebut adalah memandang hal-hal yang
haram. Pandangan adalah utusan hati. Dan itu merupakan langkah awal bagi seseorang sehingga
terjerumus kepada yang haram. Karena itu, Allah memperingatkan hamba-hambaNya dari yang demikian
dengan firmannya :
















(30: )
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman; Hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (An-Nur : 30).
Dan karena saking bahayanya masalah pandangan, dan pengetahuan Nabi Shallallahu alaihi
Wasallam tentang besarnya pengaruh pandangan maka beliau memperingatkan para sahabatnya seraya
bersabda :

: :
: :
. ,
Jauhilah oleh kalian duduk-duduk di jalanan. Mereka berkata : Kami tidak punya jalan lain, ia
adalah tempat duduk dimana kami berbincang-bincang di sana. Beliau bersabda : jika kalian enggan
dan tetap dudu-duduk di sana maka berikanlah hak jalan. Mereka bertanya : apakah hak jalan itu?
beliau menjawab : Menundukkan pandangan (dari orang yang lewat), menahan gangguan, menjawab
salam serta memerintahkan yang maruf dan melarang yang mungkar. (1).

karena itu, seorang penyair berkata :

Setiap peristiwa awalnya adalah pandangan.


1

() Hadits riwayat Al-Bukhari (2465), Muslim (1211).

23

Anakku Aku Bangga Padamu


Dan sebagian besar api itu awalnya dari percikan api yang dianggap remeh.
Betapa banyak pandangan menikam hati pemiliknya, sebagaimana tikaman anak panah tanpa
busur dan tali.

Dari hadits di atas saya memahami bahwa setiap muslim hemdaknya berhati-hati dan
waspada. Ia harus menjauhi tempat-tempat yang mengakibatkan pandangan yang
diharamkan, bukankah demikian wahai ayah?

Benara anakku, Nabi Shallallahu alaihi Wasallam dalam hadits di atas tidak saja melarang
mereka dari pandangan yang diharamkan, tetapi juga melarang mereka dari duduk-duduk di jalan yang
terkadang bisa menyebabkan pandangan tersebut. Padahal jalan-jalan Madinah saat itu belum seperti
jalan-jalan umat Islam pada saat ini yang penuh dengan tabarruj dan sufur

(1)

. Perempuan-perempuan

pada saat itu sangat pemalu dan menutup diri, sampai-sampai mereka menempel di tembok saat mereka
berjalan di jalan-jalan.

Kenapa memandang dengan tingkat tersebut dianggap berbahaya?

Karena pandangan itu diikuti oleh tindakan berikutnya. Ketika seseorang melihat suatu yang
diharamkan maka tergambarlah yang dipandangnya itu dalam hatinya dan setan menampakkannya
sebagai suatu yang indah, sehingga ia akan mempengaruhinya sebagai suatu yang indah, sehingga ia
akan mempengaruhinya pada setiap kesempatan. Lalu ketika ia menyadari dan akan berbaring ke
tempat tidurnya, setan kembali membayangkan gambar tersebut dalam benaknya, sehingga ia
mengingatnya dan terus memikirkannya. Pikirannya akan terus menerawang tentangnya. Bahkan
mungkin engkau ketahui sebagian pemuda memikirkan masalah syahwat terebut hingga saat mereka
shalat. Lalu apa yang bisa dipersembahkan kepada Allah setelah itu?
Dan ketika pikiran itu terus menerus membalut dan menguasai dirinya maka masalahnya
mungkin meningkat untuk befikir melakukan dan mencobanya. Sehingga dari hanya sekedar pikiran
berubah menjadi niat lalu menyusun langkah dan kemauan. Selanjutnya mungkin terjerumus ke dalam
perbuatan zina dan kerusakan. Jika tidak demikian maka mungkin akan medorongnya melakukan onani.

Wahai ayah, saya mempunyai soal penting seputar onani, tetapi untuk sementara saya tunda
dulu karena saya masih memiliki pertanyaan seputar pandangan. Sebagian pemuda
memandang sesuatu yang diharamkan lalu mengikutinya dengan pandangan-pandangan
lain, baik melalui majalah, film atau mengikutinya dengan pandangan langsung, tetapi ia
berdalih bahwa dirinya hanya melakukan sebatas itu dan tanpa melakukan perbuatan zina
atau sesuatu yang mengawali perbuatan keji tersebut.

Apa yang kamu katakana adalah benar. Tetapi sekedar memandang itu sendiri sudah merupakan
sesuatu yang buruk dan perkara yang diharamkan. Jadi, selama ia telah memandang sesuatu yang tidak
halal untuk dipandang berarti ia telah terjerumus ke dalam maksiat, dengan tanpa melihat akibat
selanjutnya.
Jika kita umpamakan dia tidak terjerumus ke dalam kemaksiatan maka kesibukan hatinya
dengan berbagai syahwat sudah merupakan bahaya besar baginya, serta akan melengahkannya dari
1

()Tabarruj yaitu mempertontonkan dandanan, perhiasan dan kecantikannya pada orang lain. (pent).
Sufur yaitu tidak menutup aurat secara sempurna. (pent).

24

Anakku Aku Bangga Padamu


masalah agama dan dunianya. Dan selama itu pula, orang-orang semacam itu akan diharamkan dari
kenikmatan merenungkan Al-Quran Karim dan dari kenikmatan bermunajat serta berhubungan dengan
Allah Azza wajalla.
Dan mungkin pada pertama kalinya ia tidak terjerumus pada perbuatan zina, tetapi setan akan
terus mendorongnya agar ia larut. Setan itu akan terus menerus mempengaruhinya sehingga ia akan
terjerumus kedalam kemaksiatan tersebut meski entah kapan, yakni ketika nafsu menguasai dirinya
sehingga tak ada yang mampu menolaknya.

Jadi, faktor pertama sebagaimana yang saya dengar dari pembicaraan ayah adalah
pandangan yang diharamkan, serta yang membimbing untuk berfikir ke arah maksiat. Lalu,
apakah berfikir untuk melakukan maksiat merupakan perkara yang diharamkan?

Di antara rahmat Allah Ta'ala yaitu ia tidak menghukum hambaNya kecuali dari apa yang
dilakukan oleh kedua tangannya. Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda :

.
Sesungguhnya Allah mengampuni umatku atas apa yang dibisikkan oleh nafsunya
selama ia belum melakukan atau membicarakannya

(1)

Tetapi pikiran itu terkadang berkembang dan melantur jauh, sehingga membuat lengah hati dan
jiwanya. Bahkan mungkin setelah itu bisa menjadi jalan dan tangga untuk terjerumus kepada yang
diharamkan. Karena itu, saya nasehatkan kepadamu dan kepada setiap pemuda agar tidak menyibukkan
dirinya dengan pikiran-pikiran (yang mengarah pada kemaksiatan), tetapi hendaknya ia berfikir tentang
apa yang bermanfaat baginya di dunia maupun di akhirat. Itu lebih baik dan lebih utama bagi dirinya.
Hendaknya pula ia berusaha mengusir pikiran-pikiran sejenis itu saat menyerang jiwanya dan
menggantinya dengan yang lebih baik daripadanya.

Lalu faktor apalagi yang bisa mendorong terbakarnya syahwat? Apakah bisa juga kita
katakan karena teman pergaulan yang buruk?

Benar anakku. Teman-teman pergaulan yang buruk mempunyai pengaruh dan bahaya yang
besar bagi setiap pemuda, sebagaimana telah kita bicarakan di muka.

Ayah, sekarang saya mengetahui beberapa sebab dan pendorong kepada maksiat tersebut,
karena itu saya harus menjauhinya. Saya kira, setiap pemuda memiliki sebab-sebab lain
selain apa yang telah disebutkan. Karena itu, ia harus berfikir bagaimana menjauhi hal-hal
yang bisa menjerumuskannya kepada yang diharamkan.
Sekarang, setelah kita mengetahui isi penting dari pemecahan dalam menjauhi sebab-sebab
yang membakar syahwat sehingga mengakibatkan maksiat, lalu adakah pemecahanpemecahan lainnya?

Ya anakku, ada jalan pemecahan lain, yaitu melakukan hal-hal yang meguatkan terhalangnya
syahwat. Dan yang paling penting yaitu kekuatan iman kepada Allah. Iman adalah senjata setiap mukmin
dalam nenghadapi apa yang menyesatkannya, baik syahwat maupun syubhat (kerancuan antara

()Hadits riwayat Al-Bukhari (5269), Muslim (127).

25

Anakku Aku Bangga Padamu


kebenaran dan kebatilan). Karena itu, ia harus berjanji dengan imannya dan benar-benar
memperhatikannya. Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda :
.

Sesungguhna iman itu bisa lusuh dalam dada salah seorang dari kalian sebagaimana lusuhnya
pakaian. Karena itu, mintalah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman kalian (1).
Dan Muadz Radhiyallahu anhu menyeru salah seorang sahabatnya seraya berkata : Marilah
duduk bersama kami, kita beriman sesaat.

Tetapi, apa saja hal-hal yang bisa menambah imam?

Iman itu wahai anakku, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.
Sedang di antara faktor yang bisa menambah iman yaitu melakukan ketaatan dengan segala macamnya.
Seperti membaca Al-Quranu Karim dan merenungkan maknanya atau senantiasa berdzikir kepada Allah
dengan berbagai macamnya, atau memikirkan tentang makhluk-makhluk Allah dan berbagai tanda-tanda
keagunganNya.

Apa faktor kedua untuk menguatkan iman wahai ayahku?

Faktor kedua wahai anakku, yaitu takut kepada Allah, senantiasa merasa diawasi olehNya, baik
dalam keadaan sunyi maupun ramai. Maka, ketika seorang mukmin mengetahui Allah meliputi segala
sesuatu dan bahwa tidak sesuatu pun tersembunyi bagiNya serta tidak sesuatu pun sebesar dzarrah
yang terlewatkan olehNya, sebagaimana firman Allah :


















(59: )







Dan pada sisi Allah lah kunci-kunci semua yang ghaib, tak ada yang mengetahuinya
kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai
daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam
kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering melainkan tertulis dalam kitab
yang nyata (Lauh Mahfudz). (Al-Anam : 59).





.
















.















(10-8: )





Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim
yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisinya ada ukurannya.
Yang mengetahui segala yang ghaib dan yang nampak, Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi.
Sama saja (bagi Tuhan), siapa diantaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa di yang
berterus terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang
berjalan (menampakkan diri) di siang hari. (Ar-Rad : 8-10).

()Hadits riwayat At-Thabrani dan Al-Hakim.

26

Anakku Aku Bangga Padamu


Dalam ilmu Allah adalah sama saja, antara orang yang melakukan perbuatan haram secara
terang-terangan di tengah-tengah manusia di siang bolong dengan orang yang menutup pintunya di
kegelapan malam.
Maka, ketika seorang muslim mengetahui yang demikian, niscaya ia akan takut kepada
Tuhannya dan berhenti dari melakukan kemaksiatan.
Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, menyebutkan tujuh golongan yang dilindungi Allah pada hari
dimana tidak ada perlindungan kacuali lindunganNya.

. :
Dan laki-laki yang diajak berbuat mesum oleh wanita yang memiliki kedudukan dan
kecantikan tetapi ia menjawab, sesungguhnya aku takut kepada Allah.

Lalu, apa faktor ketiga wahai ayah?

Yaitu hendaknya ia mengingat hari dimana ia akan berdiri di hadapan Allah dan bahwa ia akan
berjumpa dengan Allah pada hari disingkapnya segala rahasia. Pada hari dimana tidak ada sesuatu pun
yang tersembunyi dari manusia. Dan hendaknya ia mengingat siksaan Allah yang diberikan kepada
orang-orang ahli maksiat saat mereka mendapatkannya, ketika Allah menutup lisan-lisan mereka
sehingga anggota tubuh mereka berbicara tentang apa yang mereka perbuat. Allah berfirman :




(20: )















Sehingga apabila mereka sempat ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka
menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. (Fushilat : 20).
Dan mungkinkan seseorang melakukan suatu maksiat sedang anggota badannya ghaib
daripadanya? Allah berfirman :









(22: )





Kamu sekali-kali tidak dapat besembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu
terhadapmu, bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu
kerjakan. (Fushilat : 22).
Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam menjelaskan situasi pada hari kiamat tersebut
sebagaimana diterangkan dalam hadits Anas Radhiyallahu anhu, bahwasanya ia berkata :

: : :
: : : :
: : : : :
: : :
: : :
.

27

Anakku Aku Bangga Padamu


Kami berada di sisi Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, tiba-tiba beliau Shallallahu alaihi
Wasallam tertawa, lalu beliau bersabda : Tahukah kalian mengapa aku tertawa? ia berkata,
kami mejawab : Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui. Beliau bersabda : Dari percakapan
antara hamba dengan Tuhannya yaitu ia berkata : Wahai tuhan, tidakkah Engkau
membebaskanku dari kedzaliman? Beliau bersabda, Allah berfirman : Tentu. Beliau bersabda,
hamba itu berkata : Sesungguhnya aku tidak menerima kesaksian atas diriku kecuali saksi
diriku. Beliau bersabda, Allah berfirman : Cukuplah dirimu sendiri pada hari ini menjadi saksi
atas dirimu, juga para malaikat yang mencatat amal sebagai saksi. Beliau bersabda : Lalu
mulutnya ditutup, kemudian dikatakan kepada anggota badannya : Bicaralah! maka ia berbicara
tentang amal perbuatannya. Beliau bersabda : Lalu ia dibiarkan antara dirinya dan kesaksian
anggota tubuhnya. Beliau bersabda, ia berkata : Binasa dan celakalah kalian (anggota tubuh),
padahal sebelumnya aku membela kalian.(1).
Ketika seorang pemuda berfikir tentang suasana tersebut wahai anakku, maka ia akan takut
kepada Allah dan tidak akan berani melakukan apa yang diharamkan Allah Ta'ala.

Apakah ada faktor lain, wahai ayah?

Ya anakku, faktor keempat yaitu hendaknya setiap mukmin mengingat ganti yang disediakan
Allah pada hari kiamat bagi orang yang mentaatinya dan yang menahan diri dari apa yang diharamkan
Allah, tahukah engkau wahai anakku?

Tampaknya yang ayah maksudkan bidadari?

Benar anakku, dia adalah bidadari yang ciri-cirinya disebutkan Allah dalam firmannya :


(38: )




. .


Sesungguhnya kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan
kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya. (kami ciptakan
mereka) untuk golongan kanan. (Al-Waqiah : 35-38).
Dan Nabi Shallallahu alaihi Wasallam menyifati mereka dengan sabdanya :
.
Masing-masing dari mereka memiliki dua isteri yang sumsum betis keduanya tampak
dari balik dagingnya karena sangat eloknya.(2).

Selanjutnya apa wahai ayah?

Setelah itu adalah doa dan mengahadap kepada Allah taala, wahai anakku. Allah telah
menyebutkan kepada kita kisah Yusuf alaihis salam saat para wanita berusaha membuat fitnah untuk
dirinya dan mengajaknya pada kekejian.
1

() Hadits riwayat Muslim (2969).


() Hadits riwayat Al-Bukhari (3245), Muslim (2834).

28

Anakku Aku Bangga Padamu


Allah berfirman :
















(33: )




Yusuf berkata : Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan
mereka kepadaku. Dan jika tidak engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan
cenderung untuk memenuhi keinginan mereka dan tentulah aku termasuk orang-orang yang
bodoh. (Yusuf : 33).
Karena itu wahai anakku, kembalilah kepada Tuhanmu, angkatlah kedua telapak tanganmu
penuh ketundukan kepadaNya. Dan ketahuilah, Allah tidak akan mengecewakan orang yang bersangka
baik terhadapNya. Ia juga tidak akan menolak orang yang memintaNya, dan bahwa Dia Maha Dekat lagi
Maha Mengabulkan doa.
Faktor keenam, wahai anakku dan ini adalah faktor yang sangat penting- yaitu menguatkan
keinginan dan kemauan. Yakni hendaknya seseorang membiasakan dirinya berdisiplin. Tidak
menyerahkan dirinya pada setiap keinginan dan ajakan nafsunya. Hendaknya ia tidak memenuhii
berbagai keinginan dan ajakan itu kecuali setelah mengetahui di dalamnya terdapat kebaikan bagii
dirinya, kebaikan agama maupun dunianya. Dan untuk mendisiplin diri memerlukan upaya keras dani
pembiasaan. Hendaknya pula ia sadari, dirinya tengah berada dalam perang yang sesungguhnya dengan
hawa nafsunya, yang senantiasa memerintahkan pada keburukan yang dikendalikan oleh setan terkutuk.
Dan tanpa kemauan keras, tak mungkin ia bisa menang atas musuh bebuyutannya tersebut.

Setelah itu, apa lagi wahai ayah?

Masih ada faktor penting lain yang sengaja tidak saya sebutkan, karena mungkin engkau telah
mengetahuinya, apalagi Nabi Shallallahu alaihi Wasallam telah mengisyaratkan hal itu dalam sabdanya.

Ya ayah, faktor itu adalah menikah dan berpuasa. Bukankah itu yang ayah maksud?

Benar anakku, semoga Allah memberimu taufik. Menikah itulah yang membolehkan seseorang
agar memuaskan nafsunya dengan apa yang dihalalkan Allah, sehingga ia bisa memalingkannya dari
yang haram.
Jika pada saat ini pemuda seumurmu tak mampu menikah maka hendaknya ia berpuasa.
Seyogyanya ia membiasakan diri berpuasa sunat, puasa senin kamis, atau puasa senin saja atau tiga
hari pada setiap bulan. Kerena itu hendaknya ia memilihkan untuk dirinya puasa yang bisa menjaga
dirinya. Puasa adalah sebab dengan izin Allah- untuk merealisasikan takwa. Allah berfirman :

: )

















(183
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Al-Baqarah : 183).

29

Anakku Aku Bangga Padamu


Puasa itu bisa menguatkan kemauan dan keinginan, serta bisa membiasakan seseorang
memenangkan atas hawa nafsunya.

Lalu, bagaimana halnya dengan onani yang banyak dipertanyakan oleh para pemuda, wahai
ayah?

Onani, wahai anakku, adalah perbuatan tercela, hina dan diharamkan. Keharaman onani itu
ditunjukkan oleh kitabullah dan sunnah RasulNya. Adapun dari kitabullah Al-Qur'an adalah firman Allah :



















(6-5:)
Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau
budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. (Al-Muminun
: 5-6).
Dalam ayat di atas, Allah memberitahukan bahwa mereka menjaga kemaluan mereka kecuali
dari dua jalan terebut. Ini menunjukkan, selain keduanya adalah haram. Kemudian Allah befirman dalam
ayat berikutnya, menyebutkan tentang orang-orang yang memuaskan nafsunya dengan selain istri dan
budak :



(7: )





Barangsiapa mencari yang dibalik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui
batas. (Al-Mukminun : 7).
Kebiasaan onani menyebabkan beberapa bahaya kesehatan. Di antaranya, menyebabkan
lemahnya alat reproduksi, bahkan terkadang pelakunya tak mampu melaksanakan kewajiban suamiisteri. Lalu, mengakibatkan ketidak beresan alat pencernaan, membuat encer air mani orang yang biasa
melakukannya, sehingga terkadang mempengaruhi reproduksinya (mandul), dan menyebabkan
lemahnya sel-sel saraf.
Onani juga membahayakan secara kejiwaan. Di antaranya, selalu sedih dan murung. Mungkin
pelakunya merasa berdosa sehingga ia mencela dirinya sendiri, hal yang kemudian mengakibatkan
kesedihan tak tertanggungkan. Onani juga menyibukkan dirinya, sehingga menghalanginya dari berbagai
bentuk amal shalih dan kebajikan. Atau ia malah akan menghilangkan perasaan berdosanya. Dan ini
tentu lebih berat dan berbahaya, karena menghilangkan kepribadian dan rasa malunya.
Mungkin seorang pemuda melakukannya di tempat yang di situ ia tidak bisa mandi, sehingga
terpaksa ia mengakhirkan shalat, atau shalat dalam keadaan junub. Padahal kedua duanya merupakan
perkara yang buruk.
Adakah jalan keluar daripadanya?
Pengobatannya wahai anakku, adalah sebagaimana disebutkan dimuka. Saya ringkaskan
beberapa poin.
1. Menguatkan iman dan rasa takut kepada Allah.
2. Menguatkan keinginan untuk meninggalkannya.
3. Menundukkan pandangan.
4. Mejauhi berfikir tentang syahwat.
5. Menjauhi dari menyendiri dan menyibukkan diri dengan sesuatu yang bermanfaat.

30

Anakku Aku Bangga Padamu


6. memperhatikan masalah ilmu, membaca dan memanfaatkan waktu. Ini akan menyibukkan
pemuda dengan perkara-perkara yang serius.
Selanjutnya saya nasihatkan agar engkau membaca kitab Al-Adah As-Sayyiah, karya
Muhammad Al-Munajjid. Kitab ini, menurut pandangan saya adalah kitab terbaik dalam tema ini.

BERCINTA DAN PACARAN

Sebagai pemuda, wahai ayah diuji dengan percintaan yang diharamkan. Apakah ayah
berkenan memberi nasehat dalam masalah ini?

Termasuk hal yang membahayakan pemuda, wahai anakku yaitu bila ia terjerumus dalam
percintaan yang diharamkan. Beberapa hal buruk akibat percintaan yang diharamkan itu adalah :
Pertama : jika ia mendapatkan apa yang diinginkannya dari percintaan tersebut maka ia akan
mendapatkan keburukan dan sialnya dosa, sedang jiwanya akan merana jika kehilangan yang
dicintainya.
Kedua

: orang yang bercinta akan sibuk memikirkannya dan senantiasa gundah, sehingga

melengahkannya dari maslahat agama dan dunianya. Demikian terus berlanjut sehingga ia tidak
memikirkan kecuali kekasihnya. Selanjutnya hal itu semakin membuatnya tersiksa dan merana. Dan itu
termasuk hukuman yang disegerakan.
Ketiga

: akan memalingkannya dari kecintaan kepada Allah. Bahkan bisa saja mengakibatkan

dirinya lebih mendahulukan kesenangan kekasihnya daripada keridhaan Allah. Dengan demikian ia bisa
terjerumus ke dalam kemusyirikan yang mengeluarkannya dari wilayah Islam.
Salah seorang dari mereka mencintai perempuan bernama izzah. Ia bersyair menyenandungkan
ketergantungan dirinya dengan sang kekasih.
Para rahib yang kesehariannya menangis sambil berdiri karena takut siksa, seandainya mereka
mendengar sebagaimana yang kudengar dari untaian kata kekasihku, niscaya mereka tersungkur ruku
dan sujud kepada Izzah.
Keempat : hal itu bisa saja mengakibatkan kepada suul khatimah (kesudahan yang buruk)
mudah-mudahan Allah menlindungi kita daripadanya. Sebab setiap orang yang akan meninggal dunia
hatinya akan disibukkan dan dikuasai oleh yang dicintainya.
Salah seorang dari mereka mencintai kekasihnya yang bernama Aslam. Begitu berat
persoalannya yang menimpanya hingga ia ditimpa sakit. Saat sakaratul maut, kepadanya diajarkan :
Katakanlah, laa ilaaha illallah, tatapi ia malah mengatakan :

Wahai Aslam, penenang jiwa yang gundah,


wahai kekasih, penawar sakit yang sedang parah,
kerelaanmu lebih kudamba,
daripada rahmat Sang Pencipta Yang Maha Perkasa.

31

Anakku Aku Bangga Padamu


Lalu ia meninggal dunia dengan kalimat ini. Mudah-mudahan Allah melindungi kita dari yang
demikian dan melimpahkan khusnul khatimah kepada kita.
Inilah pengaruh buruk yang terpenting dari percintaan yang diharamkan. Dan masih ada lagi
beberapa pengaruh buruk lainnya.
Mungkin engkau bertanya tentang cara pengobatannya. Obat terpenting dalam hal tersebut,
wahai anakku adalah hendaknya setiap orang mengisi hatinya dengan kecintaan kepada Allah,
senantiasa mengingatnya, membaca Al-Qur'an serta merenungkan maknanya. Lalu hendaknya ia
bergaul dan mencintai orang-orang shalih, memutuskan sebab-sebab pandangan dan pikiran yang
diharamkan. Ia juga harus menghilangkan pengaruh percintaan yang masih ada dalam hatinya.
Daripadanya lah hatinya pertama kali harus dibersihkan. Sebab jika ia telah menguasai hati maka akan
sulit mengeluarkannya.

PUBERTAS

Benarkah jika dikatakan, masa puber adalah masa senang-senang dan penyimpangan?

Tidak benar anakku. Jika seorang pemuda telah sampai pada masa ini maka sebagaimana nafsu
biologis dan keinginannya bertambah maka bertambah

pula orientasinya kepada agama dan

konsentrasinya kepada Allah. Allah meletakkan fitrah ini kepadanya seiring dengan permulaan masa
puber ini. Seandainya engkau merenungkan riwayat hidup para sahabat Nabi Shallallahu alaihi
Wasallam saat mereka berada pada usia ini, niscaya secara sesungguhnya engkau akan dapat
kenyataan ini.
Adapun mereka yang gaya hidupnya selalu senang-senang dan menyimpang maka mereka
adalah orang-orang yang berpaling dari agama Allah dan senantiasa menuruti hawa nafsunya.

Wahai ayah, kenapa pada saat ini kita banyak melihat pemuda-pemuda dalam usia puber
hidup dalam keadaan menyimpang?

Pemuda itu, wahai anakku adalah kekuatan dan dinamis. Jika kekuatan itu tidak disalurkan pada
yang bermanfaat maka mereka akan menyalurkannya pada kesia-siaan dan permainan, tanpa
memikirkan apa akibat-akibat selanjutnya. Dan jika hawa nafsu itu tidak kamu sibukkan dengan ketaatan
maka ia akan menyibukkanmu dengan kemaksiatan.
Para pemuda zaman dulu, wahai anakku, sibuk dengan urusan-urusan besar seperti jihad fi
sabilillah, mancari ilmu dan berbagai hal lain yang bermanfaat. Bahkan hingga dalam masyarakat desa
yang sangat tergantung pada kekuatan kerja para penghuninya, para pemuda bersama keluarga mereka
sibuk bekerja di bidang pertanian, peternakan dan pekerjaan-pekerjaan lainnya. Dalam masyarakatmasyarakat seperti ini, tidak banyak ditemukan berbagai persoalan sebagaimana yang kita singgung.

Sebagian pemuda, wahai ayah ada yang bersikap keras dan menentang orang tuanya,
bahkan jarang mereka tunduk atau menyetujui pendapat orang tuanya, mengapa bisa
demikian? Apakah itu ada kaitannya dengan masa yang sedang kami jalani?

32

Anakku Aku Bangga Padamu


Ya anakku, banyak pemuda yang hanya memperhitungkan pendapatnya sendiri sebagaimana
telah engkau sebutkan. Mereka yang tengah berada pada masa ini terkadang menentang kedua orang
tua atau guru-gurunya. Di antara sebabnya yang terpenting adalah perasaan pemuda tersebut bahwa
dirinya telah dewasa dan tak bisa lagi digolongkan anak-anak seperti sebelumnya. Karena itu semua
orang, menurutnya harus mendengarkan dan menghormati pendapatnya, juga agar mereka
memperlakukannya sebagai orang dewasa.
Ada dua hal yang semakin menambah problem tersebut :
Pertama : meskipun dalam masa itu sang pemuda dengan tak diragukan lagi- telah mencapai
usia dewasa, tetapi ia masih memiliki banyak kekurangan, terutama dalam hal pengalaman, yang itu
telah dimiliki oleh orang-orang yang lebih dahulu dewasa darinya. Meskipun demikian, ia masih tetap
berpegang teguh dengan pendapat-pendapatnya, walaupun tidak benar.
Kedua : sebagian orang tua memperlakukan anak-anak mereka yang ada dalam usia ini seperti
perlakuannya terhadap anak-anak kecil. Karena itu, ia merasa tidak diletakkan pada proporsi yang
sebenarnya. Akibatnya, dia memaksakan pendapatnya terhadap mereka sebagai bentuk kompensasi
(pelarian) dari perlakuan tersebut.

Penentangan yang dilakukan sebagian siswa terhadap guru-guru mereka, apakah ada
kaitannya dengan apa yang ayah sebutkan?

Ada. Karena hawa nafsunya lah yang menjadikan pemuda itu menentang guru-gurunya dan
menolak menuruti mereka.

Ayah telah menyebutkan, di antara sebab-sebab kenyataan ini adalah karena sebagian
orang tua melihat anak-anak mereka masih sebagai anak-anak kecil. Apa sebab adanya
pandanagan tersebut?

Ada sebab-sebab yang kembalinya kepada anak-anak dan sebab-sebab yang kembalinya
kepada orang tua. Adapun yang kembali kepada anak maka yang terpenting adalah bahwa sebagian
anak-anak memasuki masa ini, tetapi ia masih saja belum meninggalkan sikap kekanak-kanaknya.
Perhatian-perhatiannya masih sama dengan perhatian anak-anak, mainan dan tingkah lakunya di rumah
masih menunjukkan dia kanak-kanak. Padahal setiap orang, seperti disebutkan dalam ungkapan, akan
diperlakukan sesuai dengan bagaimana ia menempatkan diri.
Sebab kedua,

ketika seorang pemuda melihat tanda-tanda baligh pada dirinya, ia begitu

berlebihan dalam memandang kemampuan dan skilnya. Padahal ia masih memiliki banyak kekurangan
dari sisi pengalaman dibanding orang yang lebih tua darinya. Karena itu, orang-orang dewasa melihat
pendapat dan pemikirannya masih sempit. Dan untuk itu, ia memperlakukannya berdasarkan asas ini.
Ketiga, pada masa tersebut, para pemuda banyak mendengarkan nasihat dan arahan temantemannya daripada mendengarkan nasihat orang tua atau guru-gurunya. Padahal nasihat temantemannya kebanyakan masih belum matang dan berpengalaman, lebih banyak menentang dan berusaha
agar eksistensinya diakui oleh orang lain.

Kenapa sikap-sikap pemuda identik dengan pemberontakan dan pembangkangan?

Sebab dia memandang dengan besikap seperti itu eksistensinya akan diakui dan tampak. Juga
sebagai pemberitahuan kepada yang lain bahwa dirinya tak lagi sebagai anak kecil seperti yang mereka
sangka.

33

Anakku Aku Bangga Padamu

Tetapi cara ini kebanyakan tidak berhasil, bahkan mungkin akan membahayakan dirinya,
bukankah demikian, wahai ayah?

Benar anakku, ketika seorang pemuda melakukan langkah-langkah dan cara-cara tersebut,
justeru jarang bisa mewujudkan tujuan-tujuannya. Bahkan mungkin hal itu malah mendorong orang lain
menolak berbagai tuntutannya, meskipun mereka meyakini itu benar. Sebab rata-rata orang tidak suka
jika dipaksa memenuhi berbagai tuntutan. Mereka merasa bahwa cara-cara tersebut tidak sejalan
dengan akhlak dan adab yang semestinya.

Tetapi saya melihat sebagian pemuda mewujudkan sebagian tuntutan-tuntutannya dengan


menggunakan cara pambangkangan dan konfrontasi dengan para orang tua.

Ya, sebagian pemuda kadang berhasil dalam hal tersebut. Tetapi mereka yang memenuhi
tuntutan-tuntutannya dengan cara tersebut memenuhinya terpaksa dan perasaan benci, sehingga
membuahkan pandangan yang buruk terhadap pemuda tersebut. Ia memang bisa mewujudkan
tuntutannya yang terbatas itu, tetapi ia merugikan orang banyak, belum lagi ia harus kehilangan nama
baik dalam pandangan mereka, padahal ini jauh lebih mahal daripada tuntutan-tuntutannya yang sifatnya
sementara.

Jadi, cara mana yang paling sesuai bagi pemuda dalam hal ini?

Yang paling sesuai yaitu hendaknya ia pertama kali meyakinkan orang lain bahwa dia benarbenar telah dewasa. Dan itu dimulai dari perubahan sikap hidup. Yaitu dengan meninggalkan hal-hal
yang merupakan perhatian anak-anak, menjauhi berbagai kesia-siaan dan permainan mereka.
Selanjutnya hidup dengan akhlak, ketenangan serta pembawaan orang-orang dewasa. Dan hal ini perlu
dibiasakan.
Termasuk masalah penting yaitu hendaknya ia memperbaiki akhlaknya terhadap orang tua,
memuliakan serta menghormati mereka sesuai dengan kedudukan dan status masing-masing.
Ia juga harus menunjukkan keberhasilan dan peningkatan dirinya sehingga masuk hitungan
sebagai orang terpandang, dengan cara penyelesaian tugas dan suksesnya pekerjaan, bukan ucapan.
Dan itu akan terwujud jika ia betul-betul melakukan pekerjaan yang dipikulkan kepadanya dengan
sungguh-sungguh. Lalu, hendaknya ia senantiasa melakukan pembaharuan dan kreasi-kreasi baru. Ia
tidak boleh puas hanya sebagai pelaksana dari berbagai pekerjaan yang dibebankan atasnya. Dan
termasuk hal yang menolongnya dalam masalah ini adalah bahwa orang-orang akan senang meski
sedikit keberhasilan yang dicapainya. Mereka juga tidak akan menuntutnya bisa melakukan tugas
sebagaimana orang-orang dewasa pada umumnya.
Setelah melakukan beberapa langkah tersebut, baru kemudian ia bisa menyampaikan pendapatpendapat dan tuntutan-tuntutannya dengan tenang, lebih mendasarkan pada dialog logis tanpa emosi.
Selain itu, ia juga harus memperhitungkan faktor waktu. Ia masih perlu waktu sampai benarbenar tampak pengaruh perubahan kepribadiannya di tengah-tengah manusia.
Terakhir, saya katakan kepadamu, anakku, terkadang sebagian orang kurang memperhatikan
hak pemuda. Karena itu hendaknya ia tabah dan sabar. Hendaknya perhatiannya lebih tertuju pada
terwujudnya tuntutan-tuntutannya. Dan sebelumnya itu hanya soal waktu saja, sehingga kemudian ia bisa
merelisasikan apa yang diinginkannya dengan izin Allah.

34

Anakku Aku Bangga Padamu

PEMUDA DAN ORANG TUA

Ayah, saya banyak menyaksikan kenyataan yang membuat saya sedih dan pilu. Yaitu
sebagian pemuda memperlakukan kedua orang tuanya secara buruk, dengan alasan
keduanya tidak mau mewujudkan sebagian tuntutan-tuntutannya, atau karena keduanya
masih memperlakukannya sebagai anak kecil. Saya memahami, sikap semacam itu sama
sekali tidak ada alasan membenarkannya. Karena itu, alangkah baiknya jika ayah berbicara
masalah ini.

Semoga Allah memberkahimu anakku, sungguh sangat disayangkan jika engkau melihat ada
pemuda muslim, bahkan mungkin pemuda shalih terkadang mengeraskan suara dan bersikap buruk di
hadapan kedua orang tuanya. Ia lupa hak agung keduanya, di mana Allah menyandingkan hakNya
dengan hak kedua orang tua dalam banyak ayat Al-Quran. Allah berfirman :



(23: )






Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (AlIsra : 23).
Dan Allah memerintahkan kepada setiap mukmin agar merendahkan diri di hadapan orang
tuanya. Allah berfirman :


24: )










Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan. (Al-Isra : 24).
Bahkan wahai anakku, sesungguhnya jihad di jalan Allah yang merupakan puncak mercusuar
Islam, dan termasuk amal hamba yang paling agung untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya, ketika ia
merupakan amalan sunat ia disyaratkan adanya keridhaan orang tua.

:
. :
Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu alaihi Wasallam meminta agar ia bisa
berjihad bersama beliau. Maka Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bertanya : Apakah kedua
orang tuamu masih hidup? Ia menjawab : Ya, beliau bersabda : Berjihadlah untuk (merawat)
keduanya.(1).

:
. :
1

() Hadits riwayat Al-Bukhari (3004).

35

Anakku Aku Bangga Padamu


Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu alaihi WasallamNabi Shallallahu
alaihi Wasallam

seraya berkata : Aku datang berbaiat kepadamu untuk berhijrah dan

aku tinggalkan kedua orang tuaku menangis (karena kepergianku). Maka Nabi Shallallahu alaihi
Wasallam bersabda kepadanya : kembalilah kepada keduanya dan buatlah keduanya tertawa
sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis.(1).

Jika kebaikan kepada kedua orang tua memiliki kedudukan yang demikian tinggi, ayah maka
tentu syariat menyediakan pahala yang agung atasnya?

Ya wahai anakku, syariat telah menyediakan pahala yang agung atas perbuatan tersebut.
Pertama : mentaati orang tua berarti mentaati Allah. Maka ketika seseorang memenuhi perintah
kedua orang tuanya, baik urusan kecil maupun urusan besar, berarti ia telah mentaati Allah Azza wajalla.
Kedua

: keridhaan keduanya menyebabkan keridhaan Tuhan. Jika seorang hamba membuat

ridha kedua orang tuanya berarti ia juga membuat ridha Allah Azza wa jalla. Sebaliknya, jika ia membuat
murka keduanya, berarti ia juga membuat murka Tuhannya. Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda :

.
Keridhaan Tuhan tergantung keridhaan orang tua dan kemurkaan Tuhan tergantung
kemurkaan orang tua.(2).
Ketiga : berbakti kepada keduanya merupakan sebab masuk surga. Nabi Shallallahu alaihi
Wasallam bersabda :

: :
.
Celaka, celaka, dan celaka!, lalu ditanyakan : Siapa wahai Rasulullah? beliau
menjawab : Yaitu orang yang mendapati kedua orang tuanya saat sudah tua, salah seorang
daripadanya atau keduanya, tetapi ia tidak masuk surga.(3).
Keempat : Allah mengabulkan doa orang yang berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Nabi
Shallallahu alaihi Wasallam menceritakan kepada para sahabatnya tentang seorang laki-laki bernama
Uweis Al-Qarni. Ia memiliki seorang ibu dan ia begitu baik kepadanya. Dan sungguh kalau seandainya ia
besumpah atas nama Allah, niscaya Allah membenarkannya. Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam
memerintahkan agar mereka meminta doa kepadanya.(4).
Mungkin engkau juga mengetahui kisah tentang tiga orang yang menginap di dalam gua. Tibatiba sebuah batu besar menutup pintu gua. Maka sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain :
Sungguh tidak akan menyelamatkan kalian dari situasi ini kecuali dengan berdoa kepada Allah melalui
wasilah amal shalih kalian. Yang pertama dari mereka adalah seorang laki-laki yang senantiasa berbuat

() Hadits riwayat At-tirmidzi (2528), Ibnu Majah (2782).


() Hadits riwayat At-Tirmidzi (1899).
3
()Hadits riwayat Muslim (2551).
4
()Hadits riwayat Muslim (2542)/
2

36

Anakku Aku Bangga Padamu


baik kepada kedua orang tuanya. Dan mereka pun berdoa kepada Allah, sehingga batu besar itu
menggelinding dan mereka pun berjalan keluar.(1).

Jika demikian keadaan para ahli kebajikan kepada orang tua, lalu bagaimana halnya dengan
orang-orang yang durhaka kepada orang tuanya?

Sesungguhnya durhaka kepada orang tua, wahai anakku keburukan dan bencana sangat besar.
Bagaimana tidak, Nabi Shallallahu alaihi Wasallam menyebutkannya beriringan dengan syirik kepada
Allah.

:
.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu ia berkata, Nabi Shallallahu alaihi Wasallam
ditanya tentang dosa-dosa besar. Maka beliau menjawab : Berbuat syirik kepada Allah, durhaka
kepada kedua orang tua, membunuh jiwa dan bersaksi palsu.(2).
Durhaka kepada orang tua, wahai anakku membuat disegerakannya siksa bagi pelakunya sejak
di dunia.

:
.

Dari Abu Huarairah Radhiyallahu anhu ia berkata : rasulullah Shallallahu alaihi


Wasallam bersabda : Dua hal yang siksanya disegerakan Allah sejak di dunia : berbuat aniaya
dan durhaka kepada kedua orang tua.(3).
Akibat durhaka yang ketiga, wahai anakku begitu amat berat bagi pelakunya. Sebab ketika
seorang anak durhaka kepada ayahnya maka mungkin hal itu mendorong sang ayah mendoakan buruk
atasnya. Sedangkan doa buruk orang tua kepada anaknya akan dikabulkan. Rasulullah Shallallahu
alaihi Wasallam bersabda :

:
.
Ada tiga jenis doa yang dikabulkan, tak ada keraguan di dalamnya : doa buruk orang
tua kepada anaknya, doa orang musafir dan doa orang yang dianiaya. (4).
Ketika itu berkumpullah pada anak tersebut amal yang hanya sedikit, lalu kedurhakaannya segera
dibalas, baik sebagai bencana atau hukuman, dan setelah itu datang doa buruk orang tua yang tidak
ditolak.

Apakah pintu terburuk dalam hal durhaka kepada orang tua, wahai ayah?

Pintu terburuk dalam hal durhaka kepada orang tua, wahai anakku adalah durhaka dalam
manhaj dan pemikiran. Yakni ketika seorang ayah shalih mengajak anaknya pada ketaatan dan kebaikan,
1

()Hadits riwayat Al-Bukhari (2215), Muslim (2743).


()Hadits riwayat Al-Bukhari 92653), Muslim (89).
3
()Hadits riwayat Aht-Thabrani.
4
() Hadits riwayat Ahmad, Abu Daud dan At-Tirmidzi.
2

37

Anakku Aku Bangga Padamu


tetapi sang anak menyelisihi dan menempuh jalan selain yang diridhai Allah dan yang diserukan oleh
orang tuanya. Ketika sang ayah bersegera pada kebajikan dan shalat, tetapi sang anak menempuh hal
yang sebaliknya.

Tetapi sebagian pemuda, wahai ayah berdalih bahwa orang tuanya kurang memenuhi
haknya, sehingga membuatnya meninggikan suara dan bersikap keras terhadapnya.

Wahai anakku, apakah ada kesalahan dan keburukan yang lebih besar daripada syirik kepada
Allah? Tetapi meskipun demikian, dalam kitabnya, Allah memerintahkan agar kita berbuat baik kepada
kedua orang tua, meski mereka berbuat syirik kepada Allah. Bukankah engkau telah mengetahui ayat
yang menunjukkan hal tersebut?

Benar ayah, ayat itu adalah firman Allah :


















(15 :)

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik. (Luqman : 15).
Engkau benar anakku, karena itu Allah mengakhiri ayat tersebut dengan firmannya :


( :)

(


Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu. (Luqman : 15).
Maksudnya, jangan taati keduanya, tetapi taatilah orang yang menyerumu taat kepada Allah. Meskipun
demikian, engkau masih tetap harus berbaut baik kepada keduanya.

Ayah, sekarang saya memahami, para pemuda yang diuji memiliki orang tua kurang taat dan
suka tergelincir pada kemaksiatan, tidaklah mereka digugurkan dari kewajiban syariat untuk
berbuat baik kepada orang tua.

Benar anakku, Allah memerintahkan agar anak berbuat baik kepada kedua orang tua meskipun
mereka memaksa dan mengajaknya berbuat syirik, bagaimana jika keduanya muslim? Maka ia wajib
berbuat baik kepada keduanya, mentaati dan mengajak dengan keduanya dengan lemah lembut serta
dengan cara yang baik dan pantas.
Lebih dari itu, jika salah seorang daripadanya melakukan kesalahan padanya maka hendaknya ia
sabar. Dan hendaknya setiap pemuda menyadari bahwa hak kedua orang tua atas dirinya adalah
sesuatu yang mesti ia dahulukan. Dan itu bukan merupakan balasan atas kebaikan keduanya kepada
dirinya. Lalu, sesungguhnya sebagian besar kesalahan para orang tua kepada anak-anak mereka pada
dasarnya berasal dari keinginan mereka agar anak-anak mereka mendapatkan sesuatu yang terbaik.

EMOSI

38

Anakku Aku Bangga Padamu

Ayah, sekarang mari kita membicarakan persoalan lain. Ananda melihat sebagian pemuda
jika sedang marah, kemarahannya memuncak, sampai mereka tak mampu menguasai diri.
Apakah ini ada kaitannya dengan masa puber ini?

Ya, ciri pemuda pada masa puber adalah memiliki rasa emosional yang tinggi. Jika sedang
marah, kemarahan itu bisa memuncak disertai suara tinggi. Mungkin ia juga akan membanting apa saja
yang ada di tangannya. Bisa pula ia berkata tidak sopan terhadap orang yang lebih tua atau lebih tinggi
kedudukannya.
Marah, wahai anakku adalah sifat yang tercela. Ia lebih banyak membawa seseorang pada
kondisi yang membuatnya menyesal. Bukankah engkau sendiri melihat sebagian pemuda gigit jari karena
situasi yang diakibatkan oleh kemarahannya, atau dikarenakan kelepasan ucapan yang tanpa ditimbang
dan dipikirkan terlebih dahulu?
Karena itu, ketika seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu alaihi Wasallam dan meminta
agar diberi nasihat, Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda kepadanya : jangan marah orang itu
masih mengulangi pertanyaannya, dan Nabi Shallallahu alaihi Wasallam mengulangi nasihat yang
sama : jangan marah demikian Nabi Shallallahu alaihi Wasallam mengulang-ulanginya.(1).
Lalu orang itu berkata : maka aku berfikir saat Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda
sebagaimana yang beliau sabdakan, ternyata marah memang menghimpun semua bentuk kejahatan. (2).
Hal itu wahai anakku menunjukkan, marah akan menggiring pelakunya pada situasi yang ia
sesali dalam waktu yang lama.
Allah memuji orang-orang yang bisa menekan perasaan mereka, mampu menguasai nafsu
mereka saat marah, sebagaimana firmannya :



(134 :)












Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali-Imran : 134).


(37 :)





Dan apabila mereka marah, mereka memberi maaf. (Asy-Syura : 37).

Pembicaraan tentang cepat marah dan emosionalnya pemuda pada masa puber ini
mengingatkan saya pada banyak kenyataan yang saya saksikan pada sebagian kawankawan. Yakni ketika mereka mencintai seseorang mereka mencintai dan memujinya secara
berlebihan. Sebaliknya, demikian pula saat mereka mencela seseorang. Apakah ini juga ada
hubungannya dengan masa puber itu?

Ya anakku, termasuk tingginya emosional para pemuda pada masa ini adalah dia begitu berlebihlebihan dalam mencintai dan membenci. Karena itu, ia amat kagum terhadap masalah kepahlawanan.
Tetapi masing-masing orang memiliki ukuran yang berbeda tentang kepahlawanan. Ada yang
menurutnya kepahlawanan adalah di bidang olah raga, ada pula yang menganggapnya di bidang seni
dan drama, tetapi ada pula yang berpendapat ia ada dalam kejahatan dan perusakan.

()Hadits riwayat Al-Bukhari (6116).


()Hadits riwayat Ahmad (22660).

39

Anakku Aku Bangga Padamu


Karena itu, ketika ia mengagumi salah seorang dari mereka maka ia begitu tertarik dengan
keperibadiannya,

mengikuti

pola

hidupnya

dan

terlalu

melebih-lebihkan

dalam

memuji

dan

mengandalkannya.

Ayah, menurut pandangan saya, para musuh Islam sudah mengetahui sifat khusus pemuda
dengan baik. Karena itu, mereka menyibukkan para pemuda dan pemudi dengan berbagai
bentuk kesenian dan olah raga sampai pada tingkat melampaui batas. Bahkan mungkin hal
itu menjerumuskan mereka pada berbagai pintu penyimpangan dan kerusakan.

Ya, wahai anakku persoalannya seperti yang kamu katakan. Para musuh Islam berupaya
menampilkan berbagai panutan dan contoh yang buruk kepada pemuda dan pemudi Islam. Mereka
menampakkan contoh-contoh tersebut malalui berbagai bentuk media massa. Mereka memanfaatkan
kemajuan ilmu pengetahuan modern dalam menampilkan apa yang mereka inginkan, yakni melalui
berbagai macam sarana untuk mempengaruhi dengan cara yang membuat kagum para pemuda dari apa
yang mereka lihat dan saksikan.

Tetapi, adakah pemecahan persoalan ini dari sisi pendidikan Islam?

Ya, wahai anakku saran penting untuk pemecahan persoalan tersebut, bahkan termasuk sarana
pengembangan bagi sifat khusus pemuda pada masa tersebut adalah dengan memberikan contoh dan
teladan yang baik.
Dalam Al-Quran banyak dikisahkan perjalanan hidup orang-orang shalih, baik dari kalangan
nabi-nabi maupun pengikutnya. Di sana dikisahkan tentang keberanian dan kepahlawanan mereka, juga
keteguhan mereka di medan perjuangan antara kebenaran dan kebatilan. Dalam sejarah Islam terdapat
banyak contoh dalam banyak sisi; keilmuan, ibadah, jihad, kepahlawanan, dakwah dan keteguhan
memegang prinsip. Berbagai contoh tersebut akan membuat pemuda muslim kagum, sehingga
membuatnya mencintai orang-orang seperti mereka serta perhatian terhadap berita dan biografi mereka.
Dalam hal di atas membuahkan banyak hal penting.
Pertama : membuat pemuda cinta kepada mereka, sehingga Allah memberikan pahala karena
kecintaan mereka. Dan barangsiapa mencintai suatu kaum maka ia akan dihimpunkan bersama mereka
pula pada hari kiamat, meskipun amalnya belum mencapai seperti amal mereka. Demikian seperti telah
saya kemukakan dalam pembicaraan terdahulu.
Kedua

: ia akan mengikuti pola hidup mereka, meneladani sisi-sisi baik mereka, serta akan

menjadikannya panutan yang selalu diikuti. Dan barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk
golongan mereka. Dengan demikian hal itu akan ikut andil dalam mendidiknya dengan didikan, adab dan
akhlak Islam.
Ketiga : ia tak lagi memperdulikan kisah hidup orang-orang yang rusak dan terjerumus. Bahkan
ia akan merasa begitu rendah dan hinanya jika mempedulikan berita atau kisah hidup mereka. Dan
bagaimana mungkin ia berpaling kepada orang-orang tersebut, sementara hatinya telah tertambat untuk
mencintai orang-orang shalih yang ia baca dalam kitabullah, sunnah rasulNya shallallahu alaihi
wasallam dan apa yang dituliskan oleh para ulama Islam dalam buku-buku tarikh umatnya?

40

Anakku Aku Bangga Padamu

BEBERAPA TELADAN DARI KEHIDUPAN PEMUDA

Ayah, pembicaraan ini membuat saya rindu untuk menguak perjalanan hidup orang-orang
shalih dari kalangan orang-orang beriman. Apakah ayah berkenan menyampaikan contohcontoh dari perjalanan hidup orang-orang shalih shalih saat mereka masih di usia muda?

Ya, wahai anakku Allah telah mengisahkan kepada kita dalam kitabnya tentang Yusuf alaihis
salam. Beliau adalah contoh dan teladan dalam hal iffah (menahan diri dari yang dilarang). Ketika itu
beliau seorang pemuda bujangan. Tinggal jauh dari kampung halamannya. Lalu di sana ada seorang
wanita berkedudukan serta cantik. Wanita itu mengajaknya berbuat mesum, ia kunci seluruh pintu dan
mengancam Yusuf (jika menolak). Tetapi meskipun demikian besar godaannya, ia tetap kembali kepada
Tuhannya seraya berkata :


(2 :)











Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.
Sesungguhnya orang-orang zhalim tiada akan beruntung. (Yusuf : 23).
Akhirnya Yusuf lebih menerima penjara daripada terjerumus pada kehinaan dan kerusakan.
Wahai anakku seorang pemuda muslim saat ini, ketika ia membaca kisah ini dan melihat
keagungan peribadi Nabi yang mulia tersebut, serta kemengannya atas berbagai dorongan pada
keburukan dan kehinaan, apakah engkau mengira setelah itu ia masih kagum dengan kisah pacaran dan
percintaan? Ataukan ia melihat orang-orang tersebut dari kedudukannya yang tinggi, sedang lisan
faktanya mengatakan, duhai alangkah kasihan orang-orang yang rendah dan tak berdaya itu. Sungguh
kasihan, kenistaan membuat mereka senang, bahkan mereka malah bergelimang dalam lumpurnya,
sehingga mereka tak mampu melepaskan diri mereka daripadanya.
Dalam hal kejujuran dan keteguhan memegang agama dan kesabaran kita bisa meneladani
sahabat Khabbab bin Al-Art Radhiyallahu anhu. Ia disakiti oleh orang-orang kafir dengan berbagai
bentuk penyiksaan yang tak tertahankan. Di atas punggungnya diletakkan bara panas, sehingga bekas
siksaan itu masih tetap menempel pada tubuhnya selama bertahun-tahun, sebagai saksi yang berbicara
tentang keteguhan memegang agama serta kesabarannya. Ia perlihatkan punggungya kepada Umar saat
ia menjabat khalifah, dan Umar pun melihat bekas penyiksaan di tubuhnya.
Karena itu, ketika Ali Radhiyallahu anhu kembali dari Shiffin dan melewati kuburannya, ia tidak
kuasa kecuali mengatakan :

Semoga Allah merahmati Khabab. Ia masuk Islam karena cintanya pada Islam, berhijrah karena
ketaatan, hidup sebagai mujahid, dan tubuhnya diuji dengan berbagai keadaan, dan Allah tidak akan
menyia-nyiakan pahala untuknya.(1).

()Hadits riwayat Ath-Thabrani, seperti disebutkan dalam Al-Ishabah (2/221).

41

Anakku Aku Bangga Padamu


Demikianlah, wahai anakku ketika ia sebagai pemuda seumurmu, ia memilih jalan agama dan
mengikuti Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, sehingga beliau Radhiyallahu anhu tetap teguh dan tabah
menghadapi sisaan.
Adapun masalah cita-cita yang tinggi tampak pada para pemuda dari sahabat Nabi Shallallahu
alaihi Wasallam dalam soal jihad dan mati syahid di jalan Allah.
Dari Anas Radhiyallahu anhu, ia berkata : Ketika perang Badar Haritsah terkena sasaran hingga
tewas, dan ia adalah seorang pemuda. Lalu datanglah ibunya kepada Nabi Shallallahu alaihi Wasallam
seraya berkata : Wahai Rasulullah, baginda telah mengetahui tentang kedudukan Haritsah di sisiku. Jika
ia berada di surga maka aku sabar dan mengharap pahala dari Allah. Tetapi jika berada di selainnya,
tahukah baginda apa yang harus kuperbuat? maka beliau bersabda :
.

Kasihanilah dirimu, apakah engkau telah kematian anakmu? Apakah ia hanya satu
surga? Sesungguhnya ia adalah surga yang banyak, dan ia di dalam surga firdaus.(1).
Dan Saad bin Abi Waqqash mengisahkan tentang saudaranya Umair bin Abi Waqqash
Radhiyallahu anhum, ia berkata : Aku melihat saudaraku Umair bin Abi Waqqash mundur ke belakang
sebelum kami diperiksa oleh Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam saat perang Badar. Maka aku
tanyakan padanya : Apa yang terjadi denganmu wahai saudaraku? Ia menjawab : Sesungguhnya aku
takut jika Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam melihatku, lalu menganggapku masih kecil sehingga
menolakku pergi berperang, padahal aku ingin keluar berjihad, mudah-mudahan Allah mengaruniaku
kesyahidan. Ia berkata : Lalu ia diperlihatkan kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam dan beliau
menganggapnya masih kecil, sehingga menolaknya. Tetapi ia kemudian menangis, sehingga beliau
membolehkannya. Saad berkata : Aku mengikatkan gantungan pedangnya, karena ia begitu masih kecil,
dan ia pun terbunuh, sedang ia pemuda berusia enam belas tahun. (2).
Para pemuda dari kalangan sahabat menjadi teladan dalam hal jihad bersama Nabi Shallallahu
alaihi Wasallam. Sahabat Al-Barra bin Azib ikut berperang sebanyak lima belas kali, Zaid bin Arqam
tujuh belas kali, Abu Said Al-Khudri dua belas kali, Salamah bin Al-Akwa sembilan kali dan Ibnu Abi Aufa
ikut berperang sebanyak tujuh kali. Semua peperangan itu bersama Rasulullah Shallallahu alaihi
Wasallam, sedang mereka masih pada masa remaja, bahkan sebagian besar mereka beursia di bawah
20 tahun.
Dalam hal mengahafal Al-Qur'anu, mereka juga merupakan sebuah fenomena. Amr bin Salamah
Radhiyallahu anhu misalnya, beliau mengungguli kaumnya, sehingga menjadi orang yang paling baik
hafalannya, sehingga ia lebih pantas untuk dikedepankan daripada mereka. Dan semua itu tanpa adanya
fasilitas atau sarana sebagaimana yang ada sekarang. Waktu itu belum ada halaqah untuk mengahafal
Al-Qur'anu, juga tidak ada tape recorder dan muqri (ahli baca) Al-Qur'an yang intensif. Sebaliknya,
ketika itu Al-Qur'an masih belum dikodifikasikan dalam satu mushaf, sehingga bisa dibaca atau
dihafalkan dari padanya. Tetapi meskipun demikian, ia bisa mencapai tingkat itu.

()Hadits riwayat Al-Bukhari (3982).


()Dikeluarkan oleh Ibnu Saad (1/110-111).

42

Anakku Aku Bangga Padamu


Dalam hal menuntut ilmu dan

perhatian terhadapnya, Nabi Shallallahu alaihi Wasallam

memberikan kesaksian terhadap Muadz bin Jabal Radhiyallahu anhu bahwasanya ia adalah sahabat
terpandai dalam hal halal dan haram. Padahal ketika masuk Islam, umurnya masih di bawah 20 tahun.
Dalam hal ibadah, adalah Ibnu Umar Radhiyallahu anhu, beliau tidak tidur pada malam hari
kecuali sebentar saja. Dan Muhammad bin Thalhah Radhiyallahu anhu sampai dijuluki Assajjad (ahli
sujud) karena saking banyaknya beliau shalat dan karena kesungguhannya dalam beribadah.
Dalam hal olahraga, yang ia merupakan latihan dalam jihad fi sabilillah, Nabi Shallallahu alaihi
Wasallam mengadakan lomba berkuda. Dan di antara pesertanya adalah Abdullah bin Umar dan Abu
Juhaifah Radhiyallahu anhum. Ketika ditanyakan umur Abu Juhaifah ketika itu, maka dikatakan, ketika
itu aku sedang meruncingkan anak panah dan memasangkan bulu-bulunya. (1).
Dan tidaklah engkau dapati satu pintu kebaikan kecuali engkau lihat para pemuda shalih dari
shahabat Nabi Shallallahu alaihi Wasallam telah mendahuluinya. Dan cukuplah engkau ketahui bahwa
separuh dari sepuluh orang yang dikabarkan masuk surga yang berarti mereka adalah para sahabat
yang paling utama umur mereka saat masuk Islam kurang dari 20 tahun Masing-masing adalah Ali,
Zaid, sad, Thalhah dan Said bin Zaid.(2).

Ayah, apakah Nabi Shallallahu alaihi Wasallam dalam memdidik para pemuda dari kalangan
sahabat memeperhatikan masalah teladan dan contoh yang baik?

Benar anakku. Di antaranya, ada seorang pemuda dari sahabat Nabi Shallallahu alaihi
Wasallam, ia adalah Kabbab bin Al-Art Radhiyallahu anhu. Ia mengalami berbagai bentuk siksaan dan
kekerasan. Maka ia datang kepada Nabi Shallallahu alaihi Wasallam mengadukan hal yang
menimpannya. Ketika itu umurnya tidak lebih dari 20 tahun. Ia mengisahkan : Aku datang kepada Nabi
Shallallahu alaihi Wasallam, saat itu beliau sedang rebahan dengan berbantalkan selendang beliau, di
bawah naungan Kabah dan kami telah mendapatkan berbagai kekerasan dari orang-orang musyrikmaka aku berkata : Mengapa engkau tidak berdoa kepada Allah? lalu beliau duduk, sementara
wajahnya memerah dan bersabda :



.
Orang-orang sebelum kalian, benar-benar disisir dengan sisir dari besi, hingga
mengenai tulang dari daging atau urat syarafnya. Tetapi hal itu tidak memalingkannya dari
agamanya. Dan diletakkan pula gergaji di tengah kepalanya, sehingga kepalanya dibelah
menjadi dua. Tetapi hal itu tidak memalingkannya dari agamanya. Dan sungguh Allah akan
menuntaskan perkara ini sampai orang yang berkendaraan dari Shana ke Hadramaut tidak takut
kecuali kepada Allah.(3).

()Ini menunjukkan dia masih kanak-kanak, karena pekerjaan tersebut biasanya dilakukan oleh anak-anak. (pent).
()Untuk lebih menambah pengetahuan dalam masalah ini, lihat kitab Syababausy Shababah (Para pemuda
sahabat) oleh pengarang yang sama.
3
()Hadits riwayat Al-Bukhari (3852).
2

43

Anakku Aku Bangga Padamu

Sungguh hal tersebut meupakan teladan yang istimewa dan mengagumkan. Tetapi mereka
adalah generasi masa lalu dan telah lewat. Lalu bagaimana halnya dengan kondisi generasi
sekarang? Apakah mereka sanggup mencapai apa yang dicapai oleh mereka?

Ketika seseorang melihat keteladanan seperti tersebut di atas, itu bukan berarti ia harus melihat
dirinya bisa menjadi seperti mereka atau sampai pada kedudukan mereka. Hanya saja ia bisa dijadikan
sebagai puncak teladan, di mana ia berusaha semaksimal mungkin mendekati keadaan mereka,
meskipun tidak sama dengan mereka. Saya pun tidak memintamu agar kamu bisa seperti mereka, tetapi
hendaknya engkau meneladani dan mengikuti sisi-sisi kebaikan mereka.
Dan hal lain, wahai anakku sesungguhnya Nabi Shallallahu alaihi Wasallam telah menjanjikan
orang-orang yang berpegang teguh pada agamanya di masa penuh ujian dan kesulitan dengan
sabdanya :
.

Akan datang kepada manusia masa dimana orang-orang yang berpegang teguh pada
agamanya seperti orang yang memegang bara api.
Maka, ketika di suatu masa yang penuh dengan fitnah dan hal-hal yang memalingkan ada
pemuda yang lurus mentaati Allah, berarti dengan- izin Allah- ia juga berhak menyandang sifat dan
pujian ini.
Hal ketiga, pada saat ini, -alhamdulillah- kita menyaksikan keteladanan para pemuda dan pemudi
shalih, di seluruh penjuru dunia Islam. Kita menyaksikan mereka meniti jalan lurus pada saat dunia
dipenuhi dengan gelombang godaan serta hal-hal yang melalaikan. Mereka alhamdulillah- mampu
menunjukkan puncak keteladanan serta mewujudkan keberhasilan gemilang. Di samping mereka taat
beragama, sabar atas berbagai fitnah dan syahwat, serius dalam menghafalkan Al-Qur'an dan
mempelajari ilmu-ilmu syari, di samping itu semua mereka juga tetap mengungguli kawan-kawan mereka
dalam studi dan hal lain, bahkan hingga dalam disiplin-disiplin selain ilmu syari.
Semua itu, wahai anakku menunjukkan, ketika pemuda meminta pertolongan kepada Tuhannya,
mereka akan mampu melampaui berbagai rintangan dan kesulitan.

Ayah, percakapan ini sungguh baik dan menyenangkan, tetapi saya merasa telah mengambil
sebagian waktu ayah yang amat berharga, juga telah memberatkan ayah. Karena itu saya
mohon diri, sehingga ayah bisa beristirahat. Mudah-mudahan Allah memberikan berkah
kepada ayah, mengaruniakan pahala yang besar dan meninggikan derajat ayah.

Silahkan anakku. Ambillah beberapa kitab ini, mudah-mudahan di dalamnya banyak contohcontoh keteladanan serta kisah-kisah yang bermanfaat untukmu. Dan ini, wahai anakku hanya sekedar
contoh, bukan untuk membatasi. Dan mungkin jika engkau meminta nasihat kepada orang yang engkau
percaya, misalnya guru-gurumu, engkau akan dapati pendapat yang bermanfaat tentang hal yang sesuai
sebagai bahan bacaanmu.
Akhirnya sang putra segera pergi dan menelaah kitab-kitab yang bermanfaat tersebut. Ternyata
di dalamnya adalah Shira Bainal Fadhilah war Radzilah (perang antara keutamaan dan kenistaan),

44

Anakku Aku Bangga Padamu


Mahdhul Buhtulat (kepahlawanan sejati), keduanya karya Muhammad Hasan Al Hamshi, Silsilah Shuwar
min Hayatis Shahabah (kisah berseri tentang kehidupan para sahabat), Shuwarun min Hayatit Tabiin
(kisah tentang kehidupan para Tabiin) karya Abdurrahman Rafat Al-Basya, serta Qishash min Hikayatir
Rasul wa Ashhabuhu (kisah-kisah dan para Sahabatnya), oleh Muhammad Ali Daulah.

45

Anda mungkin juga menyukai