KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat waktu yang telah di tentukan.
Salawat dan salam kepada Rasulullah SAW yang telah menyelamatkan umat
manusia dari alam kegelapan kealam yang diridohi oleh Allah SWT dan berilmu
pendidikan seperti yang kita rasakan saat ini.
Daftar isi
Kata
Pengantar.....................................................................................................................I
Daftar
Isi..............................................................................................................................II
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah........................................................................................................ 1
1.3
Tujuan..........................................................................................................................
1
1.4 Manfaat
Penulisan........................................................................................................ 2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Remaja....................................................................................................... 2
2.5 Permasalahan
Remaja.................................................................................................. 7
2.6 Peran
Orangtua............................................................................................................. 9
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis
Penelitian............................................................................................................. 9
BAB 4
HASIL
PENELITIAN....................................................................................................... 10
BAB 5
PENUTUP
5.1
Kesimpulan..................................................................................................................
10
5.2
Saran............................................................................................................................
11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak. Masa ini merupakan
masa yang labil. Perkembangan dari masa kanak-kakak menuju masa remaja
melewati garis-garis yang berganda. Manusia adalah organisme yang pada waktu
lahir adalah makhluk biologis, akan berubah atau berkembang menjadi individu yang
egonya selalu berkembang. Didalam perkembangan ini, peranan orang tua dan
lingkungan tempat anak tumbuh akan sangat berpengaruh pada perkembangan
kepribadian dimasa mendatang. Tingkah laku individu secara bertahap menjadi
semakin kurang memadai sampai dengan berkembanganya kesadaran tentang diri.
Status masa remaja dalam kisaran umur 17-25 tahun merupakan status yang
memerlukan pembinaan dan pemupukan jati diri, sebagai wahana untuk
menumbuhkan nilai, persepsi, dan sikap yang positif serta produktif dalam menjalani
lintasan kehidupan selanjutnya. Bagi sebagian besar remaja, selama mengalami
status ini dinamika kehidupan modernitas telah mewarnai mereka dengan gaya
hidup, atribut kelompok yang menjadi panutan, dan perilaku konsumsi produksi /
jasa yang menjadi ikon ekspresi diri.
Selama masa remaja ini berlangsung, di kalangan remaja akan muncul banyak
masalah yang mengincar kehidupan para remaja.Permasalahan remaja itu tergolong
permasalahan yang paling kompleks di dunia. Mulai dari masalah pacar, masalah
sekolah, masalah pergaulan, masalah penampilan dan lain sebagainya. Namun,
permasalahan tersebut sebenarnya adalah sebuah proses pencarian jati diri yang
nantinya bakal menjadi sebuah sebab dari kedewasaan.Pada masa pencarian jati
diri, setiap individu berusaha menemukan dan menanyakan identitas dirinya.
Seorang remaja harus berkaca pada dirinya sendiri. Selain itu, remaja diusia ini
harus belajar dan memilih ideologi yang benar dari berbagai ideologi yang telah
disodorkan padanya. Selain untuk proses mengenal diri, masa remaja juga
merupakan proses untuk mengenal Sang Pencipta. Di masa remaja, seseorang
dapat mengarungi tangga kehidupan dengan mudah dan energik, maka perlu
berpikir sebelum bertindak dan bermusyawarah orang penyayang serta
berpandangan luas hingga ia tidak tergelincir dalam pencarian jati dirinya. Karena
remaja yang tidak berhasil menemukan jati dirinya dengan baik, maka pada masa
dewasa kelak tidak semua orang dewasa mencapai kematangan penuh. Ada orang
yang sudah dewasa, namun tingkah lakunya masih bersifat kekanak-kanakan. Tidak
semua orang dewasa bertingkah laku mengikuti prinsip hidup yang jelas dan
rasional.
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penulisan
2.Masalah remaja yang berkaitan dengan adanya keingintahuan remaja akan hal-hal
yang baru.
3.memberi pengetahuan dan informasi kepada para pembaca, khususnya remaja
mengenai proses pencarian jati diri, agar mereka menemukan jati diri yang baik.
1.4.Manfaat Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada remaja
bahwa jati diri itu penting untuk dibangun karena remaja memerlukan pemahaman
tentang sosok dirinya. Selain itu, karya ilmiah ini juga memberikan pengetahuan,
peran orangtua sangat penting dalam proses pencarian jati diri remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Remaja
Dalam psikologi perkembangan remaja dikenal sedang dalam fase pencarian jati diri
yang penuh dengan kesukaran dan persoalan.
Fase perkembangan remaja ini berlangsung cukup lama kurang lebih 11 tahun,
mulai usia 11-19 tahun pada wanita dan 12-20 tahun pada pria. Fase perkebangan
remaja ini dikatakan fase pencarian jati diri yang penuh dengan kesukaran dan
persoalan adalah karena dalam fase ini remaja sedang berada di antara dua
persimpangan antara dunia anak-anak dan dunia orang-orang dewasa.Dari sudut
pandang manusia remaja merujuk kepada suatu peringkat perkembangan manusia,
remaja merujuk kepada satu peringkat perkembangan manusia, yaitu periode
transisisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pada masa ini seseorng
mengalami beberapa kejadian-kejadian yang tidak mereka alami sejak mereka kecil.
Masa remaja adalah masa dimana mereka melalui proses pencarian jati diri, kerap
diartikan sebagai identitas diri, Pada masa ini remaja bertanya-tanya pada dirinya
sendiri, “siapakah sebenarnya diriku.?” “akan kemanakah hidupku masa depan.?”
Dan sebagainya.pada masa itu para remaja dituntut untuk memiliki rasa percaya diri.
Masa pencarian identitas adalah masalah yang sangat penting, dan dalam masa ini
melibatkan peran dari banyak orang.Identitas diri sangatlah penting bagi seseorang
terutama bagi kaum remaja, karena banyak dari remaja yang belum mengetahui
identitas dirinya. Identitas diri disini tidak hanya tahu akan nama, tempat tanggal
lahir, alamat rumah, nomor telepon, dan lain sebagainya. Identitas disini bermaksud
tentang diri seseorang yang mencakup atas kehidupannya baik tentang masa depan
remaja ataupun yang lainnya.
Secara singkat, arti jati diri adalah kamu yang sebenarnya. Ada beberapa pengertian
secara luas, yaitu sebagai berikut :
1.Jati diri adalah kepribadian yang muncul pada diri seseorang secara alami dengan
kronologi tertentu.
2.Jati diri adalah suatu proses penumbuhan dan pengembangan nilai-nilai luhur
yang terpancar dari hati nurani melalui mata hati.
4.Jati diri adalah ciri-ciri atau gambaran seseorang yang dilihat dari jiwa dan daya
gerak dari dalam.
Menurut psikologi anak dan remaja dari Empati Development Center,Dra. Roslina
Verauli, MPsi, “Identitas diri sebetulnya cara bagaimana seseorang melihat dirinya,
identitas diri juga dikenal dengan istilah konsep diri.”
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa, jati diri adalah ekspresi
batin mengenai tempat dan peran kita di dunia ini, guna menemukan arti kehidupan
yang hakiki, sebagai tuntunan hidup dalam menemukan kebahagiaan sejati di hidup
kita.
Kesulitan dan persoalan yang muncul pada fase remaja ini bukan hanya muncul
pada diri remaja itu sendiri melainkan juga pada orangtua, guru dan masyarakat.
Dimana dapat kita lihat seringkali terjadi pertentangan antara remaja dengan
orangtua, remaja dengan guru bahkan dikalangan remaja itu sendiri.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Secara singkat dapat dijelaskan bahwa keberadaan
remaja yang ada di antara dua persimpangan fase perkembanganlah (fase interim)
yang membuat fase remaja penuh dengan kesukaran dan persoalan. Dapat
dipastikan bahwa seseorang yang sedang dalam keadaan transisi atau peralihan
dari suatu keadaan ke keadaan yang lain seringkali mengalami gejolak dan
goncangan yang terkadang dapat berakibat buruk bahkan fatal (menyebabkan
kematian).
Perkembangan Fisik
2.Perkembangan Seksual
3.Perkembangan Kognisi
Ketika masa remaja cara berpikir mereka ialah cara berpikir kausalitas, yaitu
menyangkut hubungan sebab dan akibat. Misalnya remaja duduk didepan pintu,
kemudian orang tua melarangnya sambil berkata “pantang” (suatu alasan yang bisa
diberikan orang tua di Sumatera secara turun-temurun). Anadaikan yang dilarang itu
anak kecil, pastia dia akan menurut perintah dari orang tuanya, tetapi lain halnya jika
remaja maka ia akan mempertanyakan mengapa ia tidak boleh duduk di depan
pintu. Namun jika orang tua tidak mampu menjawab pertanyaan anaknya itu, dan
menganggap anak yang dinasehati itu melawan, lalu orang tua itu marah padanya,
maka anak yang sedang menginjak remaja itu pasti akan melawannya. Sebab anak
itu merasa dirinya sudah berstatus remaja, sedangkan orang tua itu
memperlakukanya seperti anak-anak yang bisa dibodoh-bodohi.
4.Konsep Kecerdasan
Kemampuan berpikir termasuk dalam aspek kognitif yang sering disebut dengan
kecerdasan atau intelegensi. Charles Spearman, mengatakan bahwa intelegensi
adalah suatu kemampuan yang
merupakan kemampuan tunggal artinya semua tugas dan prestasi mental hanya
menuntut dua macam koalitas saja, yaitu intelegensi umum dan ketrampilan individu
dalam hal tertentu.
5.Pengukuran Kecerdasan
Kecerdaasan dapat diukur melalui tes kecerdasan, orang pertama yang melakukan
tes kecerdasan ini adalah Binet yang mengukur fungsi kognitif, tes tersebut
kemudian disempurnakan oleh Theodore Simon, sehingga dikenal tes inteligensi
Binet-Simon, hasil tes dikenal Inteligency Quotien (IQ) yang menunjukan tingkat
inteligensi seseorang. Adapun rumus untuk menghitung sekor IQ adalah:
IQ=MA/CAX100%.
6.Perkembangan Emosi
Keadaan emosi pada remaja masih labil karena erat kaitannya dengan keadaan
hormon. Suatu saat ia bisa sedih sekali, dan dilain waktu ia bisa marah sekali. Hal ini
dapat terlihat pada remaja yang sedang putus cinta atau remaja yang tersinggung
perasaannya, misalnya ia dipelototi atau dihina-hina. Kalau sedang senang-
senangnya mereka kadang mudah lupa diri karena mereka belum mampu menahan
emosi yang meluap-luap itu, bahkan remaja ada yang terjerumus dalam tindakan
yang tidak bermoral
Supaya remaja dapat memahami jati dirinya dengan benar maka perlu melakukan
hal hal berikut ini:
1.Belajar
Menuntut ilmu merupakan kewajiban mutlak bagi setiap remaja. Ilmu yang luas
merupakan mutiara yang paling berharga bagi pemuda yang dapat membantunya
dalam mengarungi kehidupan yang benar. Pengetahuan adalah instrumen penting
dalam kehidupan. Oleh karena itu, membaca kitab-kitab agama adalah jalan untuk
menambah dan memantapkan akidah. Manusia yang kurang pengetahuan tidak
akan mampu mengetahui tugas dan kewajiban yang Tuhan bebankan padanya dan
pada akhirnya ia tidak dapat memahami makna kehidupan yang hakiki.
2.Berfikir
Ilmu adalah alat untuk memahami banyak hal, baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis. Kemampuan memahami dan menjawab problematika kehidupan sangat
tergantung kepada kadar pemikiran seseorang. Dengan kata lain, kekuatan dan
keluasan berpikir seseorang akan menempatkannya pada posisi yang mulia. Jadi,
berpikir secara sehat adalah pembimbing ideal dalam mengatasi setiap kejadian dan
problematika kehidupan.
3.Iman
Yang dimaksud dengan iman adalah keyakinan hati terhadap keberadaan pencipta
alam semesta dan menerima serta mentaati segala perintah dan firman-Nya.
Semakin kuat keimanan seseorang, maka manifestasinya semakin jelas dalam
berbagai dimensi wujud manusia. Oleh karena itu, barangsiapa yang dalam
kehidupannya menempatkan Tuhan sebagai pengawasnya maka ia semakin
percaya diri, termotivasi dan memiliki pelindung.
4.Berbuat baik
Berbuat baik menjadikan manusia mudah dalam meraih tujuan dan cita-citanya
sebagaimana disinggung dalam Al Qur’an bahwa perbuatan baik menyebabkan
perkembangan dan penyempurnaan berbagai potensi orang mukmin yang
terpendam. Kita mengetahui dengan baik bahwa pendidikan agama memiliki
pengaruh kuat terhadap perbuatan baik dan juga terhadap ilmu serta iman. Karena
untuk itu, perbuatan yang terbaik adalah mengamalkan kewajiban agama kita, dan
hendaknya kita memotivasi orang lain untuk berbuat baik dan mencegah dari
perbuatan amoral.
Dengan meningkatkan dasar iman, kiranya dapat menjadi modal penting bagi
seseorang untuk mendapatkan jalan yang benar dalam menghadapi berbagai
perubahan penting kehidupan dengan tawakal kepada Allah sehingga ia berhasil
meraih tujuannya.
2.Jati diri remaja selaku insan muda yang sepatutnya memiliki percaya diri untuk
membangun masa depan yang gemilang. Kegamangan dan kegelisahan remaja
yang muncul sebagai akibat mengikuti arus gaya hidup, kelompok panutan, dan
konsumerisme harus dapat digantikan dengan kesadaran mempersiapkan dan
menumbuhkan kompetensi diri sehingga timbul keyakinan diri mampu dan
membentuk kehidupan masa depan bangsa yang lebih baik.
3.Jati diri remaja selaku insan muda yang sepatutnya memiliki kepekaan sosial dan
gagasan untuk melakukan rekayasa sosial masyarakat di lingkungannya. Kepekaan
sosial merupakan elemen jati diri yang penting untuk dibina dan dikembangkan bagi
remaja, bahkan sepatutnya kepekaan sosial ini harus diasah dan ditumbuhkan sejak
dini, dalam membentuk tatanan hidup bermasyarakat dan berbangsa yang
bermartabat.
Dunia psikologi sangatlah luas dan menarik dikaji dan dikembangkan, melihat dari
sisi psikologi perkembangan remaja. Psikologi perkembangan remaja dapat
dipisahkan dengan pengkategorian melalui kesulitan-kesulitan yang sering dialami
oleh remaja, tuntutan psikologi untuk remaja serta periode pada saat kita remaja.
Penjabarannya sebagai berikut :
1.Sejumlah kesulitan yang dialami kaum remaja merupakan bagian yang normal dari
perkembangan ini. Beberapa kesulitan atau bahaya yang mungkin dialami kaum
remaja, antara lain :
a.Variasi kondisi kejiwaan, suatu saat mungkin ia akan terlihat perdiam, cemberut,
dan mengasingkan diri tetapi pada saat yang lain ia terlihat sebaliknya, yaitu periang
dan berseri-seri.
b.Rasa ingin tahu seksual dan coba-coba, hal ini normal dan sehat.
c.Membolos.
d.Perilaku anti sosial, seperti suka mengganggu, berbohong, kejam, dan agresif.
e.Penyalahgunaan obat bius.
f.Psikosis.
Pada umumnya masa remaja dapat dibagi dalam dua periode yaitu :
1)Masa pra pubertas = peralihan dari masa kanak-kanak ke masa awal pubertas
Cirinya :
Cirinya :
-Memperhatikan penampilan.
3)Masa akhir pubertas usia 17-18 tahun + peralihan dari masa pubertas ke masa
adolesen
Cirinya :
-Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum
tercapai sepenuhnya.
-Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal daripada remaja pria.
4)Periode masa remaja adolesen usia 19-20 tahun (merupakan masa akhir remaja)
Cirinya :
Dengan kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa masa remaja, merupakan masa
dimana seseorang atau manusia dalam proses menuju pencarian jati diri di masa
awal kehidupan yang sebenarnya pada akhirnya serta masa remaja merupakan
masa yang sangat penting dalam pembentukan jati diri seseorang, oleh karenanya
psikologi perkembangan remaja dapat dikatakan faktor yang sangat berperan di
dalamnya.
Saat ini, banyak sekali para remaja yang mengalami krisis jati diri. Mereka tidak tahu
harus bersikap, berprinsip, berharap dan berbuat apa di tengah arus kehidupan yang
mewarnai mereka dengan keragaman pola pikir yang menawarkan sebuah
kebenaran mereka masing-masing. Banyak sekali para remaja hanyut dalam apa
yang mereka sebut pencarian jati diri, tanpa memahami benuk jati diri itu sendiri
dalam kehidupan.Hasilnya, beberapa dari mereka malah kehilangan jati diri mereka
dan terus tersesat didalamnya.Krisis jati diri seringkali disebabkan oleh :
Seringkali kita merasa hidup kita selalu dijalani dengan aturan yang dibuat oleh
orang lain, entah itu orang tua kita, guru kita, norma masyarakat dan agama.
Hasilnya, yang tumbuh malah pembangkangan terhadap semua aturan tersebut,
dengan alasan mencari jati diri. Kita beranggapan bahwa jati diri kita mengatakan
“tidak” pada semua aturan itu. Padahal hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi, yang
perlu kita lakukan adalah mencari nilai kebenaran dari aturan yang ada, sembari
menimbang kembali proporsi antara hak dan kewajiban kita dalam sistem kehidupan
yang kita jalani sekarang.
2.Mengejar penghargaan dari lingkungan
Pendapat bahwa jati diri seringkali dibentuk oleh lingkungan bisa jadi bumerang bagi
yang mengutarakannya.Karena lingkungan kita juga belum tentu menemukan jati diri
mereka. Yang benar, lingkungan menawarkan sebentuk pola pikir yang sering hadir
dikehidupan seseorang, sosial jati diri seseorang, itu menolaknya atau mengikuti
pola pikir lingkungan. Itulah yang mengubah pola pikir seseorang. Jadi, lebih tepat
untuk dikatakan bahwa lingkungan memberikan sebuah pertanyaan untuk dijawab
oleh jati diri seseorang. Bila seseorang gagal menjawabnya dengan cara yang baik,
maka orang tersebut akan mengalami krisis jati diri dan hanya mengejar pengakuan
atas nilai-nilai dari orang lain yang belum tentu telah menemukan jati dirinya seumur
hidupnya.
Ini adalah penyebab krisis jati diri paling krusial untuk diberantas. Tidak jarang kita
hanya menerima kehidupan dalam 3 golongan, yaitu hidup enak, tidak enak dan
biasa-biasa saja. Sekalipun penggolongan tersebut tidaklah sepenuhnya salah, akan
tetapi perameter yang digunakannya sering kali menyesatkan, yaitu harta. Jadi, cara
paling cepat untuk menemukan jati diri adalah dengan mencari kebenaran yang
tanpa cacat, bukan hanya terlihat baik saat ini, tapi juga nanti, sampai kita keliang
lahat sekalipun. Dan kunci untuk menuntun kita pada jati diri adalah dengan
membiarkan nurani kita hidup, dan jangan pernah berhenti mempertanyakan
kebermanfaatan hidup kita.
Beberapa permasalahan utama yang sering dialami oleh remaja, yaitu sebagai
berikut.1. Permasalahan Fisik dan Kesehatan
Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika
mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya
(remaja tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan
ketidakpuasan atau keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang
biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering
membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola mereka.
Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri. Levine
dan Smolak menyatakan bahwa 40-70% remaja perempuan merasakan ketidak
puasan pada dua atau lebih dari bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul,
dada,peart, dan paha. Dalam sebuah penelitian survei pun ditemukan hampir 80%
remaja ini mengalami ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya. Ketidakpuasan akan
diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran yang berlebihan tentang
penampilan, depresi, rendahnya harga diri, dan perilaku makan yang maladaptive.
Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body image ini dapat sebagai pertanda awal
munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia.
Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis.
Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun
penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian pada
remaja penyebab terbesarnya adalah karakteristik mereka yang suka
bereksperimentasi dan bereksplorasi.
a. Karena ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi
dengan lingkungan,
kontrol dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah,
perceraian dan
c. Pengaruh budaya dan tata krama: memandang penggunaan alkohol dan obat-
obatan sebagai
lokus kontrol eksternal, rendahnya harga diri, kemampuan koping yang buruk, dan
Iain-Iain.
Lain halnya dengan pendapat Smith dan Anderson, menurutnya kebanyakan remaja
melakukan perilaku berisiko dianggap sebagai bagian dari proses perkembangan
yang normal. Perilaku berisiko yang paling sering dilakukan oleh remaja adalah
penggunaan rokok, alkohol, dan narkoba.
Salah satu akibat dari berfungsinya hormon gonadotrofik yang diproduksi oleh
kelenjar hypothalamus adalah munculnya perasaan saling tertarik antara remaja pria
dan wanita. Perasaan tertarik frii bisa meningkat pada perasaan yang lebih tinggi
yaitu cinta romantis (romantic love) yaitu luapan hasrat kepada seseorang atau
orang yang sering menyebutnya “jatuh cinta”. Santrock (2003) mengatakan bahwa
cinta romatis menandai kehidupan percintaan para remaja dan juga merupakan hal
yang penting bagi para siswa. Cinta romantis meliputi sekumpulan emosi yang
saling bercampur seperti rasa takut, marah, hasrat seksual, kesenangan, dan rasa
cemburu. Tidak semua emosi ini positif. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh
Bercheid dan Feiditemukan bahwa cinta romantis merupakan salah satu penyebab
seseorang mengalami depresi dibandingkan dengan permasalahan dengan teman.
Tipe cinta yang lain adalah cinta kasih sayang (affectionate love) atau yang sering
disebut cinta kebersamaan yaitu saat muncul keinginan individu untuk memiliki
individu lain secara dekat dan mendalam, dan memberikan kasih sayang untuk
orang tersebut. Cinta kasih sayang ini lebih menandai masa percintaan orang
dewasa daripada percintaan remaja.
Beberapa konflik yang biasa terjadi antara remaja dengan orang tua hanya berkisar
masalah kehidupan sehari-hari seperti jam pulang ke rumah, cara berpakaian,
merapikan kamar tidur. Konflik-konflik seperti ini jarang menimbulkan dilema utama
dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan terlarang maupun kenakaian remaja.
Beberapa remaja juga mengeluhkan cara-cara orang tua memperlakukan mereka
yang otoriter, atau sikap-sikap orang tua yang terlalu kaku atau tidak memahami
kepentingan remaja.
Akhir-akhir ini, banyak orang tua maupun pendidik yang merasa khawatir bahwa
anak-anak mereka terutama remaja mengalami degradasi moral. Sementara remaja
sendiri juga sering dihadapkan pada dilema-dilema moral sehingga remaja merasa
bingung terhadap keputusan-keputusan moral yang harus diambilnya. Walaupun di
dalam keluarga mereka sudah ditanamkan nilai-nilai, tetapi remaja akan merasa
bingung ketika menghadapi kenyataan ternyata nilai-nilai tersebut sangat berbeda
dengan nilai-nilai yang dihadapi bersama teman-temannya maupun di lingkungan
yang berbeda.
Pengawasan terhadap tingkah laku oleh orang dewasa sudah sulit dilakukan
terhadap remaja karena lingkungan remaja sudah sangat luas. Pengasahan
terhadap hati nurani sebagai pengendali internal perilaku remaja menjadi sangat
penting agar remaja bisa mengendalikan perilakunya sendiri ketika tidak ada orang
tua maupun guru dan segera menyadari serta memperbaiki diri ketika dia berbuat
salah.
Dari beberapa bukti dan fakta tentang remaja, karakteristik dan permasalahan yang
menyertainya, semoga dapat menjadi wacana bagi orang tua untuk lebih memahami
karakteristik anak remaja mereka dan perubahan perilaku mereka. Perilaku mereka
kini tentunya berbeda dari masa kanak-kanak. Hal ini terkadang yang menjadi
stressor tersendiri bagi orang tua. Oleh karenanya, butuh tenaga dan kesabaran
ekstra untuk benar-benarmempersiapkan remaja kita kelak menghadapi masa
dewasanya.
2.7.Peran Orangtua
Masa remaja adalah masa di mana mereka melalui proses pencarian jati diri, kerap
diartikan sebagai identitas diri, pada masa itu para remaja dituntut untuk memiliki
rasa percaya diri. Masa pencarian identitas diri adalah masa yang sangat penting.
Untuk itu peran orangtua sangat penting membantu mereka menghadapi masa-
masa ini dengan membantu mereka mengenali dirinya secara mendalam.
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, kami mengambil sampel siswa kelas XI IPA1, XI IPA 2, XI IPA
3, XI IPS 2.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kuisioner, yaitu dengan
daftar pertanyaan berupa angket.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada proses pencarian jati diri ini, para remaja dituntut untuk memiliki rasa percaya
diri. Namun, berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan pencarian jati diri
pada remaja, kebanyakan remaja tidak memiliki rasa percaya diri saat berada di
depan umum. Ini dikarenakan para remaja belum mengetahui dan menerima
kemampuan diri sendiri. Dengan rasa yang tidak percaya diri ini, para remaja akan
merasa bahwa dirinya tidak ada artinya dimata orang lain. Padahal, sesungguhnya
dalam diri mereka mempunyai bakat yang sangat dibutuhkan oleh orang lain.Hanya
saja para remaja masih dalam proses untuk mengetahui apa sebenarnya bakat yang
ia miliki. Karena semua orang itu pasti punya bakat-bakat tertentu. Mulai dari
sekarang para remaja harus belajar meyakini diri sendiri bahwa mereka mampu dan
bisa menjadi orang yang lebih berguna. Selain itu, peningkatan rasa percaya diri ini
bertujuan agar para remaja tidak mudah terpengaruh oleh orang-orang yang ada di
sekitarnya, terutama terhadap hal-hal buruk. Karena kunci untuk menuntun kita pada
jati diri yang baik adalah dengan membiarkan nurani kita hidup dan jangan pernah
berhenti mempertanyakan kebermanfaatan hidup kita.
Masa remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Mulai masalah pacar,
sekolah sampai dengan masalah pergaulan. Namun, pada umumya para remaja
tidak mau cerita kepada orangtuanya ketika mereka mempunyai suatu masalah, baik
masalah pacar ataupun sekolah. Akibatnya, para remaja berusaha mencari solusi
sendiri untuk memecahkan masalahnya, tanpa tahu yang dilakukannya itu benar
ataukah masih salah. Selain itu, para remaja lebih memilih memendam masalahnya
rapat-rapat dalam hati. Padahal, cara yang seperti itu malah akan membuat
hidupnya terasa tidak nyaman dan gelisah. Pada masa remaja ini, pertumbuhan fisik
memang sudah mulai matang, akan tetapi kedewasaan psikologinya masih belum
tercapai sepenuhnya. Oleh karena itu, diperlukan saran orangtua untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi remaja. Namun, kebanyakan remaja
malu dan gengsi untuk bercerita tentang masalah asmara. Padahal, orangtua
disamping sebagai ayah dan ibu kita, mereka juga bisa dijadikan sebagai sahabat
yang baik untuk bercerita.
Para remaja juga masih memiliki pemikiran yang masih tidak stabil sehingga itu bisa
membuat dia tidak bisa menentukan jati dirinya dan hanya mengikuti teman-
temannya tanpa bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah
walaupun tidak semua remaja seperti itu. Remaja juga biasanya melakukan hal hal
yang bersifat negatif untuk meluapkan rasa kekesalannya karna dia tidak
mempunyai bekal yang cukup untuk mengatasi dengan benar masalah yang dia
hadapi dan kebanyakan remaja merasa tidak suka saat hidupnya salau diatur orang
tua tanpa memikirkan orang tua melakukan itu demi kebaikan mereka.
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Jati diri adalah suatu proses untuk menemukan siapa dirinya yang sebenarnya.
Pada masa ini, para remaja ditutut untuk memiliki percaya diri agar mereka tidak
terpengaruh oleh prinsip orang-orang di sekitar mereka. Masa remaja adalah masa
penuh pergolakan pemikiran, namun Karena pondasi dasar pemikiran disaat itu
belum begitu kuat, maka ia rentan menghadapi banyak ancaman dan maslah. Masa
remaja merupakan masa-masa yang sangat sensitif dan penuh gelora yang disertai
perubahan serta perkembangan jasmani, pemikiran, kejiwaan, pengalaman baru,
suka menyendiri dan juga ingin bebas.Masa remaja adalah masa dimana seorang
manusia mesih mencoba mencari jati dirinya sehingga apabila tidak dibimbing
dengan benar maka mereka bisa terlibat kedlam hal hal yang negatif.
Jati diri remaja adalah hal penting untuk dibangun, karena remaja memerlukan
pemahaman tentang sosok dirinya yang dilahirkan dan dibesarkan sebagai generasi
penerus bangsa. Dan rasa percaya diri itu faktor penting untuk membangun masa
depan yang gemilang.
5.2.Saran
Membentuk dan membangun jati diri merupakan hal yang sangat sulit dan penuh
resiko.Untuk itu peran orang tua sangat diperlukan untuk pembentukan jati diri
remaja yang baik. Pemahaman yang diberikan orangtua di masa pengembangan diri
ini, kelak akan membantu anak mengenali dirinya, beradaptasi dengan lingkungan
serta menghadapi tantangan kehidupan berupa tantangan karier dan lain
sebagainya. Selain itu, orangtua harus berperan sebagai pendukung dan pemberi
motivasi.