Dengan rahmat Allah Yang Maha, penulis telah dapat membuat karya ilmiah ini yang
mmembahas tentang “Masa Remaja”.
Karya ilmiah ini sangat berguna untuk meningkatkan mutu dan karakter yang baik
terutama bagi saya sendiri selaku penulis dengan karya ilmiah ini pula Siswa/I
SMAN 10 Geragai diajak berpikir secara ilmiah guna untuk mendidik generasi muda
agar mengetahui apa itu masa remaja.
Untuk itu dengan penuh semangat penulis berusaha supaya menyelesaikan karya
ilmiah ini agar dapat terselesaikan dengan baik dan benar, dan tak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing yang telah membimbing
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini, serta kepada Allah
SWT karna atas rahmatnya penulis diberi kesehatan sehingga dapat menyelesaikan
karya ilmiah ini dengan sebaik-baiknya.
Walaupun demikian sebagai seorang pelajar penulis masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis hanya mampu mengharap kritikan yang
sifatnya membangun dari pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
MOTTO………………………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….
Bab 4 Pembahasan………………………………………………………………..
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………
5.2 saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini fenomena yang sangat memprihatinkan dikalangan remaja, seperti sikap
arogan, dengan menjadikan terminologi “babe gue” sebagai senjata, suka berhura-
hura, chatting, bergerombol, memberontak prang tua dan guru, mengkonsumsi
miras dan narkoba, dan lain-lain.
Fenomena mengerikan ini ternyata banyak terjadi pada kalangan remaja..? secara
psikologis, masa remaja merupakan masa yang begitu unik, penuh teka-teki,
dilematis dan sangat rentan. Penuh teka-teki karena kepribadian mereka susah
ditebak. Dilematis karena masanya merupakan peralihan dari masa anak-anak
menuju usia dewasa sehingga cenderung coba-coba.
Bila fenomena mengerikan itu tidak segera disikapi dengan cepat dan tepat, dan
remaja dibiarkan berkembang sendiri tanpa arahan yang benar, apa jadinya masa
deepan mereka kelak? Tentunya berbagai generasi timpang akan bermunculan,
pejabat korup, penindas, penipu, bandar judi, germo, pengedar miras dan narkoba,
pemimpin perusahaan yang kejam, anggota masyarakat tak bermoral, dan potensi
lain yang merugikan publik.
Orangtua atau guru manapun pasti mengiginkan anaknya menjadi saleh, tidak
berperilaku dan berpotensi seperti diatas. Sebab, pada hakikatnya anak adalah
invetasi masa depan, baik di dunia maupun di akhirat.
B. Rumusan masalah
Sebagai mana telah dituliskan pada tema tersebut, karya ilmiah ini berjudul :
”MASA REMAJA”
‘Dari judul tersebut diatas penulis memandang perlu untuk menjelaskan hal
tersebuut, adapun hal-hal yang dibahas yaitu :
1. Masa Puber
2. Tumbuh kembang remaja
C. Batasan Masalah
Agar tidak menyimpang terlalu jauh dari tujuan yang diinginkan, maka penulis
membuat batasan masalah. Adapun batasan masalah tersebut adalah :
Masa puber
Masa remaja perlu dipahami dengan benar
Pertumbuhan dan perkembangan remaja
Batasan usia dan ciri-ciri remaja
Remaja memiliki kebutuhan tersendiri
D. Tujuan penulisan
Dalam karya ilmiah ini, penulis ingin menyampaikan beberapa hal tujuan
pembuatan karya ilmiah ini yaitu :
E. Manfaat penelitian
Diharapkan menjadi masukan produktif dan korektif bagi pemegang kebijakan dan
praktisi pada usia remaja. Karya ilmiah ini berisi tentang fenomena perkembangan
remaja, berbagai problema yang menimpanya.
BAB II
PEMBAHASAN
Landasan Teori
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata
bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti ”tumbuh” atau ”tumbuh
menjadi dewasa”. Istilah adolescence juga mempunyai arti yang lebih luas,
mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
Dalam bahasa inggris, murahaqoh adalah adolescence yang berarti at-
tadarruj (berangsur-angsur). jadi, artinya adalah berangsur-angsur menuju
kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Hal ini
mengisyaratkan kepada hakikat umum, yaitu bahwa pertumbuhan tidak berpindah
dari satu fase ke fase lainnya secara tiba-tiba, tetapi pertumbuhan itu berlangsung
swtahap desi setahap. Ia juga bukan pertumbuhan pemuda atau
pemulaan adolescence yang memungkinkannya untuk dijadikan sandaran.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan waktu penelitian
Dalam menulis karya ilmiah ini dikerjakan di SMA Negeri 10 Geragai di gedung kelas
XI IPA, pada hari selasa tanggal 29 September 2009.
Secara etimologis, pubertas berasal dari bahasa latin yang berarti ”usia kedewasaan”.
Kata ini lebih mengindikasikan pada perubahan fisik daripada perubahan perilaku
yang terjadi katika individu secara seksual menjadi matang dan mampu memberikan
keturunan.
Menurut orang Yunani kuno, masa puber adalah masa munculnya perubahan-
perubahan fisik dan perilaku. Aristoteles berkata, ”Sebagian besar laki-laki mulai
memproduksi sperma setelah usia 14 tahun. Pada saat yang sama rambut kemaluan
milai tumbuh. Pada saat yang sama payudara wanita mulai membesar dan haid
menyerupai darah segar. Pada umumnya haid terjadi bilamana payudara sudah
tumbuh setinggi dua jari.
Masa ini disebut masa yang sulit karena anak memasuki tahap baru dalam
kehidupannya. Di sinilah peran orang tua dan guru sangat penting untuk memahami
mereka.
Anak yang pesat matang mempunyai kecepatan pertumbuhan yang lebih pesat,
periode pertumbuhan dan periode berhentinya pertumbuhan pun lebih cepat, ia
mencapai kedewasaan dengan sangat cepat. Perkembangan organ seks dan ciri-ciri
seks sekunder yang dini dan perkembangan tulang pun lebih cepat dari rata-rata.
Usia dan tingkat kematangan seorang individu tidak selalu sama meskipun dalam
satu keluarga, sebagaimana dijelaskan oleh johnston, ”Waktu yang menguasai proses
perkembangan anak-anak adalah waktu individual.
Pengaruh perugahan fisik yang semakin berkurang. Kecanggungan pada masa puber
dan awal masa remaja menghilang. Pada masa ini, remaja sudah mempunyai waktu
tertentu untuk menguasai tubuhnya yang bertambah besar. Dia juga termotivasi
untukm memanfaatkan apa yang baru diperolehnya, kemudian menjadi
penolongnya dalam mengatasi setiap kecanggungan yang muncul.
Tumbuhnya bentuk otot mendatangkan kekuatan baru. Anak Laki-laki menunjukan
kekuatan terbesar setelah usia 14 tahun, sedangkan anak perempuan menunjukan
kemajuan sampai usia ini dan kemudian melambat. Umumnya, anak laki-laki belum
mencapai kekuatan maksimum sebelum usia 21 atau 22 tahun, sedangkan anak
perempuan sudah mencapai kekuatan maksimum pada usia 17 tahun.