Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA

Dosen Pengampu :
Tsalitsatul maulidah,S,Pd.,M,Pd,

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:

1. ALYCIA VARREL SAYYIDINA


2. DINAR AMAMY

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


SEKOLAH TINGGI UNIVERSITAS BILLFATH
SIMAN SEKARAN LAMONGAN
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah pendidikan bahasa Indonesia mengenai
“PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA”

Sholawat dan salam semoga tercurahkan selalu kepada junjungan kita Nabi
Muhammad saw. Beserta keluarga, sahabat, kerabat, dan pengikut-pengikut beliau
hingga akhir zaman.Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan
baik dari segi penulisan maupun bahasa yang digunakan. Untuk itu penulis mohon
maaf dan kami mengharapkan saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun.
Semoga sebuah makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan penulis pada
khususnya.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah pendidikan bahasa


Indonesia ini kita dapat mengambil hikmah dan manfaatnya bagi para pembaca.

Lamongan, 24 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Judul

Kata Pengantar …………………………………………………………… i

Daftar Isi …………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1

A. Latar Belakang ………………………………………………... 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………... 2

C. Tujuan …………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………. 3

A. Pengertian Remaja ………………………………………….... 3

B. Karakeristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja …......... 5

C. Tugas-Tugas Pertumbuhan Remaja ………………………....... 13

D. Problem Remaja ………………………………………………. 14

BAB III PENUTUP ……………………………………………………. 16

A. Kesimpulan ……………………………………………………. 16

B. Saran ………………………………………………………….. 17

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia memiliki fase perkembangannya masing-masing. Dari

fase perkembangan prenatal, fase perkembangan masa bayi, fase

perkembangan masa kanak-kanak, pase perkembangan masa kanak-kanak

akhir, fase remaja, fase dewasa dan awal madya, hingga fase lanjut usia.

Semua fase-fase tersebut memiliki karakteristik yang pasti berbeda-beda.

Seperti halnya fase remaja. Pada fase ini setring disebut dengan masa

transisi. Karena dalam fase ini terjadi masa peralihan dari masa kanak-kanak

ke masa dewasa. Salain itu, pada fase ini pula banyak perubahan-perubahan

yang terjadi pada seseorang baik dari fisik maupun dari psikisnya.

Sifar-sifar remaja sebagian sudah tidak menunjukkan sifat-sifat masa

kanak-kanaknya, tetapi juga belum menunjukkan sifat-sifat sebagai orang

dewasa. Masa remaja ini mempunyai cirri yang berbeda dengan masa

sebelumnya atau sesudahnya karena berbagai hal yang mempengaruhinya,

sehingga selalu menarik untuk dibicarakan.

Tetapi dari banyaknya perubahan-perubahan yang ada di diri seseorang

yang sudah memasuki masa remaja, tetapi tidak bisa menafikan adanya

masalah-masalah yang timbul dari perubahan tersebut. Banyak remaja yang

terjerumus dalam hal-hal yang negative

Untuk dari latar belakan tersebut, kami mencoba memaparkan masalah

mengenai pertumbuhan dan perkembangna remaja.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, kami merumuskan beberapa rumsusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik pertumbuhan dan perkembangan masa remaja?

2. Apa saja tugas-tugas perkembangan pada remaja?

3. Apa saja problem pada masa remaja?

C. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini sebagai berikut :

1. Agar dapat mengetahui apa saja karakteristik partumbuhan dan

perkembangan remaja

2. Agar dapat lebih mengetahui dan memahami tugas-tugas perkembangan

pada remaja

3. Agar dapat mengetahui masalah-masalah yang terjadi pada fase remaja

2
BAB 1

PEMBAHASAN

A. KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA

1. Pengertian Remaja

Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat

penting, yang di awali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga

mampu berproduksi. Kata remaja diterjemahkan dalam bahasa inggris

adolescende atau adoleceré (bahasa latin) yang berarti tumbuh atau tumbuh

untuk masak, menjadi dewasa. Dalam pemakaiannya istilah remaja dengan

adolecen disamakan. Adolecen maupun remaja menggambarkan seluruh

perkembangan remaja baik perkembangan fisik, intelektual, emosi dan social.

Istilah lain untuk menunjukkan pengertian remaja yaitu pubertas.

Pubertas berasal dari kata pubes (dalam bahasa latin) yang berarti rambut

kelamin, yaitu yang merupakan tanda kelamin sekunder yang menekankan

pada perkembangan seksual. Dengan kata lain pemakaian kata pubertas sama

dengan remaja tetapi lebih menunjukkan remaja dalam perkembangan

seksualnya atau pubertas hanya dipakai dalam hubungannya dengan

perkembangan bioseksualnya.

Masa remaja di tinjau dari rentang kehidupan manusia merupakan masa

peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Jika melihat dari rentang

usia remaja, Menurut Hurlock (1964) menyatakan rentangan usia remaja itu

3
antara 13-21 tahun, yang di bagi pula dalam usia masa remaja awal 13/14

tahun sampai 17 tahun dan remaja akhir 17 sampai 21 tahun.

WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja.

WHO menyatakan walaupun definisi di atas terutama di dasarkan pada usia

kesuburan (fertilitas) wanita, batasan tersebut berlaku juga untuk remaja pria

dan WHO membagi kurung usia dalam dua bagian, yaitu remaja awal 10-14

tahun dan remaja akhir 15-20 tahun.

Selain itu, ada juga membagi usia remaja menjadi tiga fase

perkembangan, seperti dikemukakan oleh Monks, dkk (2002) membagi fase-

fase masa remaja ke dalam tiga tahap, yaitu:

a. Remaja awal (12-15 tahun)

b. Remaja pertengahan (15-18 tahun)

c. Masa remaja akhir (18-21 tahun)

Mengingat saat mulainya masa remaja yang sangat dipengaruhi oleh

perbedaan-perbedaan perorangan, maka penentuan umur saja belum cukup

untuk mengetahui apakah suatu tahap perkembangan baru telah atau belum

mulai. Penggolongan remaja yang semata-mata berdasarkan usia saja, tidak

membedakan remaja dengan keadaan sosial psikologinya yang berlain-lainan.

4
2. Karakteristik Perkembangan Remaja

a. Perkembangan fisik

Masa remaja merupakan masa transisi perkembangan antara

masa anak dan masa dewasa, dimulai dengan pubertas, ditandai

dengan perubahan yang pesat dalam berbagai aspek perkembangan,

baik fisik maupun psikis. Perubahan fisik yang terjadi pada remaja

terlihat pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat

badan serta kematangan sosial. Diantara perubahan fisik itu, yang

terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah

pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin panjang dan

tinggi).Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai

dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-

tanda seksual sekunder yang tumbuh (Sarwono, 2006: 52).

Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang terkait, remaja

dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik di mana alat-alat

kelamin manusia mencapai kematangannya. Pada akhir dari

perkembangannya fisik ini akan terjadi seorang pria yang berotot dan

berkumis yang menghasilkan beberapa ratus juta sel mani

(spermatozoa) setiap kali ia berejakulasi (memancarkan air mani), atau

seorang wanita yang berpayudara dan berpinggul besar yang setiap

bulannya mengeluarkan sel telur dari indung telurnya yang disebut

menstruasi atau haid.

5
Perubahan fisik pada pada remaja pria meliputi

1. Membesarnya ukuran penis dan buah pelir

2. Tumbuhnya bulu kapuk disekitar kemaluan, ketiak, dan diwajah.

3. Perubahan suara menjadi agak membesar

4. Terjadnya ejakulasi pertama biasanya melalui maturbasi atau onani

atau “web dream” (mimpi basah).

Sementara perubahan fisik pada remaja wanita ditandai dengan

1. Menstruasi pertama

2. Mulai membesarnya payudara

3. Tumbuhnya bulu kapuk di sekitar ketiak dan kelamin.

4. Membesarnya/ atau melebarnya ukuran pinggul. Puncak

pertumbuhan fisik masa pubertas adalah pada usia 11,5 tahun pada

remaja wanita, dan usia 13,5 tahun bagi remaja pria.

b. Perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif adalah perkembangan kemampuan

(kapasitas) individu untuk memanipulasi dan menyimak informasi.

Menurut Jean Piaget, perkembangan kognitif remaja berada pada tahap

“formal operation stage” yaitu tahap ke empat atau terakhir dari tahapan

perkembangan kognitif. Tahapan berpikir formal ini terdiri atas 2

periode (Broughton dalam John W. Santrock, 2010:97), yaitu:

1. Early formal operation thought, yaitu kemampuan remaja untuk

berpikir dengan cara hipotetif yang menghasilkan pikiran-pikiran

sukarela (bebas) tentang berbagai kemungkinan yang tidak terbatas.

6
Dalam priode awal ini remaja mempersepsi dunia sangat bersifat

subjektif dan idealistik.

2. Late Formal Opreration Thought, yaitu remaja mulai menguji

pikirannya yang berlawanan dengan pengalamanya dan

mengembalikan keseimbangan intelektualnya. Melalui akomendasi

(penyesuaian terhadap informasi atau hal baru), remaja mulai

menyesuaikan terhadap bencana atau kondisi pancaroba yang telah

dialaminya.

Remaja, secara mental telah dapat berpikir secara logis tentang

berbagai gagasan yang abstrak. Dengan kata lain berpikir operasi

formal lebih bersifat hipotesis dan abstrak, serta sistematis dan ilmiah

dalam memecahkan masalah daripada berpikir konkret.

c. Perkembangan emosi

Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu

perkembangan emosional yang tinggi. Pertumbuhan fisik, terutama

organ-organ seksual mempengaruhi berkembangnya emosi atau

perasaan-perasaan dan dorongan-dorongan baru yang dialami

sebelumnya, seperti perasaan cinta, rindu, dan keinginan untuk

berkenalan lebih intim dengan lawan jenis.

Gesel dkk. (Elizabeth B. Hurlock, 1980, terjemahan istiwidayanti

dan Soedjarwo, 1991) mengemukakan bahwa remaja empat belas tahun

sering kali mudah marah, mudah terangsang, dan emosinya cenderung

“meledak”, tidak berusaha mengendalikan perasaannya. Sebaliknya,

7
remaja enam belas tahun mengatakan bahwa mereka “tidak mempunyai

keprihatinan”. Jadi, adanya badai dan tekanan dalam periode ini

berkurang menjelang akhirnya awal masa remaja.

Meskipun pada usia remaja kemampuan kognitif telah berkembang

dengan baik, yang mungkin dapat mengatasi sters atau fluktuasi emosi

secara efektif tetapi masih banyak remaja yang belum mampu

mengelolah emosinya sehingga mereka mengalami depresi marah-

marah, dan kurang mampu meregulasi emosi. Kondisi ini dapat memicu

masalah seperti kesulitan belajar menyalahgunakan obat dan perilaku

menyimpang, dalam suatu penelitian dikemukakan bahwa regulasi

emosi sangat penting bagi keberhasilan akademik. Remaja yang sering

mengalami emosi yang negatif cenderung memiliki prestasi belajar

yang rendah.

d. Perkembangan Sosial

Pada masa remaja berkembang “social cognition” yaitu

kemampuan untuk memahami orang lain. Remaja memahami orang lain

sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat-sifat peribadi, minat

nilai-nilai maupun perasaan. Pemahamannya ini, mendorong remaja

untuk menjalin hubungan sosial yang lebih akrap dengan mereka

(terutama teman sebaya),baik melalui jalinan persahabatan maupun

percintan (pacaran). Dalam hubungan persahabatan, remaja memilih

teman yang memiliki kualitas psikologis yang relatif sama dengan

dirinya, baik menyangkut interes, sikap, nilai, dan kepribadian.

8
Pada masa ini juga berkembang sikap „conformity” yaitu

kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai,

kebiasaan, kegemaran (hobby) atau keinginan orang lain (teman

sebaya). Perkembangan sikap konformitas pada remaja dapat

memberikan dampak yang positif maupun yang negatif bagi dirinya.

Penyesesuaian sosial ini dapat diartikan sebagai “kemampuan

untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi, dan relasi.

Remaja dituntut untuk memiliki kemampuan penyesuaian sosial ini,

baik dalam lingkungan keluarga, sosia, dan masyarakat.

e. Perkembangan Moral

Malalui pengalaman atau berinteraksi sosial dengan orang tua,

guru, teman sebaya, atau orang dewasa lainnya, tingkat moralitas

remaja sudah lebih matang jika dibandingkan dengan usia anak. Mereka

sudah lebih mengenal tentang nilai-nilai moral atau konsep-konsep

moralitas seperti kejujuran, keadilan, kesopanan, dan kedisiplinan.

Pada masa ini muncul dorongan untuk melakukan perbuatan-

perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain. Remaja berprilaku

bukan hanya untuk memenuhi kepuasaan fisiknya, tetapi psikologis

(rasa puas dengan adannya penerimaan dan peneliaian positif dari

orang lain tentang perbuatannya).

f. Perkembangan kepribadian

Sifat-sifat kepribadian mencerminkan perkembangan fisik, seksual,

emosional, sosial, kognitif, dan nilai-nilai. Masa remaja merupakan saat

9
berkembangnya identity (jati diri). Perkembangan “identity” merupakan

isu sentral pada masa remaja yang memberikan dasar bagi masa

dewasa. Dapat juga dikatakan sebagai aspek sentral bagi kepribadian

yag sehat yang mereflesikan kesadaran diri. Kemampuan

mengidetifikasi orang lain dan mempelajari tujuan-tujuan agar dapat

berpartisipasi dalam kebudayaannya. Erikson menyakini bahwa

perkembangan identity pada masa remaja berkaitan erat dengan

komitmennya terhadap okupasi masa depan, peran-peran masa dewasa

dan sistem keyakinan pribadi (Nancy J. Cobb, 1992: 75). Sejak masa

anak, sudah berkembang kesadaran akan diri dan masa remaja

merupakan saat berkembang usahany yang sadar untuk menjawab

pertanyaan “who am I?” (Siapa saya?).

Menurut Erikson, identity diri individu berkembang pada usia

remaja pada tahap perkembangan kelima yaitu , identiti vs identiti

confusion (kebingungan identitas/peran). Erison mendifinisikan

identitas sebagai consepsi konsep diri penentuan tujuan, nilai dan

keyakinan yang dipegang teguh oleh seseorang.

Krisis, apabila remaja tidak mampu memilih diantara berbagai

alternatif yang bermakna remaja dikatakan telah menemuakan identitas

dirinya (self-identity) ketika berhasil memecahakan tiga masalah utama

yaitu , pilihan pekerjaan, adopsi nilai yang diyakinin dan dijalanin dan

perkembangan identitas yang memuaskan.

10
Remaja yang gagal menemukan identitas dirinya, atau mengalami

kebingungan identitas, cenderung menampilkan perilaku menyimpang

atau aneh-aneh. Perilaku menyimpang seperti menampikan diri dan cara

bepakaian kata-kata kasar, senang mengonsumsi makanan keras dan

melalukan tindakan kriminal.

g. Perkembangan Kesadaran Beragama

a) Masa remaja awal (usia 13-16 tahun),

Pada masa ini terjadi perubahan jasmanih yang cepat,

Pertumbuhan fisik yang terkait dengan seksual mengakibatkan

terjadinya kegoncangan emosi, kecemasan dan kekhawatiran pada

diri remaja. Bahkan, kepercayaan agama yang telah tumbuh pada

umur sebelumnya, mungkin pula mengalami kegoncangan.

Kepercayaan kepada Tuhan kadang-kadang sangat kuat, akan tetapi

kadang-kadang menjadi berkurang yang terlihat pada cara

ibadahnya yang kadang-kadang rajin dan kadang-kadang malas.

Penghayatan rohaninya cenderung skeptis (was-was) sehingga

muncul keengganan dan kemalasan untuk melakukan berbagai

ibadah ritual (seperti ibadah salat) yang selama ini dilakukannya

dengan penuh kepatuhan.

b) Masa remaja akhir (usia 17-21 tahun),

secara psikologis, pada masa ini remaja sudah mulai stabil dan

pemikirannya mulai matang. Dalam kehidupan beragama remaja

sudah melibatkan diri kedalam kegiatan-kegiatan keagamaan.

11
Remaja sudah dapat membedakan agama sebagai ajaran dengan

manusia sebagai penganutnya (ada yang taat dan ada yang tidak

taat). Kemampuan ini memungkinkan remaja untuk tidak

terpengaruh oleh orang –orang yang mengaku beragama, namun

tidak melaksanakan ajaran agama. Remaja dapat menilai bahwa

ajaran agamanya yang salah, tetapi orangnya yang salah.

3. Ciri-ciri (karakteristik) Umum Masa Remaja

Pada remaja sering terlihat adanya :

a. Kegelisahan, keadaan yang tidak tenang menguasai ciri remaja. Mereka

mempunyai banyak keinginan yang tidak dapat selalu dipenuhi.

b. Pertentangan, pertentangan-pertentangan yang terjadi di dalam diri juga

menimbulkan kebingungan baik bagi dari mereka maupun orang lain.

Pertentangan dapat menyebabkan timbulnya keinginan yang hebat

untuk melepaskan diri dari orang tua, tambah pula keinginan

melepaskan diri secara ekonomis tidak memperoleh lagi bantuan dari

keluarga dalam hal keuangan.

c. Keinginan besar untuk mencoba segala hal yang belum diketahui.

d. Keinginan menjelajah kealam sekitar yang lebih luas, misalnya

melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan pramuka, kelompok atau

himpunan pencinta alam (Himapala).

e. Menghayal dan berfantansi, hayalan dan fantasi remaja banyak berkisar

mengenai prestasi dan tangga karir.

12
f. Aktivitas kelompok. Kebanyakan remaja-remaja menemukan jalan

keluar dari kesulitan-kesulitannya dengan berkumpul-berkumpul

melakuakan kegiatan bersama, mengadakan penjelajahan secara

berkelompok.

B. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PADA REMAJA

Perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan prilaku

kehidupan sosial psikologi manusia pada posisi yang harmonis di dalam

lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Oleh Havighurst

perkembangan tersebut dinyatakan sebagai tugas yang harus diperlajari, dan

dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya. Pada jenjang

kehidupan remaja, seseorang telah banyak menyelesaikan tugas-tugas

perkembangannya, seperti misalnya mengatasi sifat-sifat tergantung pada

orang lain, memahami norma sepergaulan dengan teman sebaya, dan lain-lain,

memahami norma sepergaulan dengan teman sebaya, dan lain-lain.

Berkaitan dengan tugas perkembangan remaja Menurut Hurlock (1990),

seluruh tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada

penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan

mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa

Menurut Havighurst, tugas-tugas perkembangan remaja adalah sebagai

berikut:

1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya

baik pria maupun wanita.

13
2. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.

3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan secara efektif

4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa

lainnya

5. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.

6. Memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan)

7. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga

8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang

diperlukan bagi warga negara.

9. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial

10. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etika sebagai

petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku.

11. Beriman dan bertakwah kepada tuhan yang Maha Esa

Dari beberapa tugas-tugas perkembangna remaja tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa jenis perkembangan remaja itu pada dasarnya mencakup

segala persiapan diri untuk memasuki jenjang dewasa, yang intinya bertolak

dari tugas perkembangan fisik dan tugas perkembangan sosio-psikologis.

C. PROBLEM REMAJA

Remaja sebagai individu sedang berada dalam proses berkembangan atau

menjadi (becoming) yaitu berkembang kearah kematangan atau kemandirian.

Untuk mencapai kematangan tersebut, remaja memerlukan bimbingan karena

mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan

14
lingkungannya. Disamping terdapat suatu keniscayaan bahwa proses

perkembangan individu tidak selalu berlangsung secara mulus atau sterill dan

masalah. Dengan kata lain proses perkembangan itu selalu berjalan dalam alur

yang linier, lurus/searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut,

karena bayak faktor yang menghambatnya.

Faktor penghambat ini bersifat internal dan eksternal. Faktor penghambat

yang bersifat eksternal adalah yang berasal dari lingkungan. Iklim lingkungan

yang tidak kondusif itu seperti ketidakstabilan dalam kehidupan sosial politik,

krisis ekonomi, peceraian orang tua, sikap dan perilaku orang tua yang

otoritera atau kurang memberikan kasih sayang dan pelecehan nilai-nilai

moral atau agama dalam kehidupan keluarga atau masyarakat.

Iklim lingkungan yang tidak sehat tersebut, cenderung memberikan

dampak yang kurang baik bagi perkembangan remaja dan sangat mungkin

mereka akan mengalami kehidupan yang tidak nyaman, stres atau depresi.

Dalam kondisi seperti inilah, banyak remaja yang meresponnya dengan sikap

dan perilaku kurang wajar dan bahkan amoral, seperti kriminallitas,

meminum-minuman keras, penyalahgunaan obat terlarang, tawuran dan

pergaulan bebas.

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa

remaja. Pada masa ini banyak perubahan-perubahan yang terjadi baik dari

fisik maupun psikis dari seorang yang sudah memasuki masa remaja ini.

Perubahan fisik yang terjadi di diri seorang yang remaja yaitu pertumbuhan

tubuh (badan menjadi semakin panjang dan tinggi).Selanjutnya, mulai

berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan

mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh.

Selain dari pada itu dari segi psikisnya juga mulai berkembang baik dari

perkembangan kognitif, emosi, sosial, moral, kepribadian, dan kesadaran

agamanya. Dari perkembangan tersebut, remaja menjadi diri yang akan

membawanya ke masa remaja.

Oleh Havighurst perkembangan tersebut dinyatakan sebagai tugas

yang harus diperlajari, dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan

hidupnya. Oleh karena itu, setiap remaja harus menuntaskan setiap tugas

yang ada di fase remaja. Karena pada hakikatnya tugas perkembangang ini

berkaitan dengan sikap, perilaku, atau ketrampilan yang seyogyianya

dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau fase perkembangannya.

16
Remaja sebagai individu sedang berada dalam proses berkembangan

atau menjadi (becoming) yaitu berkembang kearah kematangan atau

kemandirian. Disamping terdapat suatu keniscayaan bahwa proses

perkembangan individu tidak selalu berlangsung secara mulus atau sterill

dan masalah. Dengan kata lain proses perkembangan itu selalu berjalan

dalam alur yang linier, lurus/searah degan potensi, harapan dan nilai-nilai

yang dianut, karena bayak faktor yang menghambatnya.

B. SARAN

Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja menimbulkan

berbagai konflik batin maupun psikis.Orang tua harus benar-benar memahami

konsekuensi perubahan pada remaja.Sementara itu, perawat dapat dijadikan

tempat konseling untuk remaja sebagaimana peran perawat dan sebagai

perawat yang menghadapi permasalahan remaja senantiasa memberikan

bimbingan atau konseling yang baik atau yang tidak memojokkan remaja

tersebut dalam masalah yang dihadapinya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sunarto, Agung Hartono, 2013. Perkembangan peserta didik. Jakarta:Rineka

Cipta

Yusuf, Syamsu, 2012. Psikologi Perkembangan AnaK & Remaja. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu,2012. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.%20Rita%20Eka%20Izzaty,

%20S.Psi.,%20M.Si./Buku%20PPD-revisi%20akhir.pdf (diakses : Senin, 6

oktober 2014, pukul 11.49 wita)

http://dianmutiarach.wordpress.com/2012/12/12/makalah-pertumbuhan-dan-
perkembangan-remaja/ (Diakses: Jum’at, 03 Oktober 20141, pukul 9.16 wita)

18

Anda mungkin juga menyukai