Anda di halaman 1dari 17

MASA PUBERTAS

Dosen Pengampu Dra. Wahyu Murti Utami, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 12:

1. Niken Yusnia Kinanti 23012016


2. Hera Arta Safitrianti 23012017

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI WATES
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan terhadap Kehadirat Allah SWT , yang senantiasa
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya , sehingga kita masih dapat menikmati dunia ciptaan-
Nya. Shalawat serta salam marilah kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW , yang telah
membimbing kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang. Sehingga kami di
sini sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah “PERKEMBANGAN
ANAK DAN REMAJA” dengan judul “ MASA PUBERTAS”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Wahyu Murti Utami,M.Pd selaku
Dosen Pengajar Mata Kuliah Perkembangan Anak dan Remaja, teman-teman , serta berbagai
pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Kami berusaha semaksimal mungkin
dalam penyusunan makalah ini. Tetapi, kami sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami memohon maaf atas segala kesalahan
penulisan ,dan kami menerima kritik serta saran yang sifatnya membangun bagi kebaikan
selanjutnya.

Pengasih, 25 September 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................II
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................III
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Pengertian Masa Pubertas..........................................................................................................3
B. Akibat perubahan pada masa pubertas.......................................................................................3
1. Akibat terhadap Keadaan Fisik..............................................................................................3
2. Akibat pada Sikap dan Perilaku.............................................................................................4
C. Akibat kematangan yang menyimpang......................................................................................4
1. Matang Lebih Awal versus Matang Terlambat......................................................................4
2. Cepat Matang versus Lamban Matang...................................................................................5
D. Sumber keprihatinan..................................................................................................................6
1. Keprihatinan pada Kenormalan.............................................................................................6
2. Keprihatinan akan Kepatutan Seks........................................................................................6
E. Bahaya pada masa pubertas.......................................................................................................7
1. Bahaya Fisik..........................................................................................................................7
2. Bahaya Psikologis..................................................................................................................7
F. Ketidakbahagiaan pada masa pubertas.....................................................................................10
1. Keragaman ketidakbahagiaan pada masa puber...................................................................10
2. Keseriusan dalam ketidakbahagiaan masa puber.................................................................11
G. Pokok-pokok penting...............................................................................................................11
BAB III...............................................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak lahir hingga menemui ajal , manusia selalu mengalami perubahan.
Dalam Psikologi , perubahan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan, diartikan sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif
(Soemantri, 2005). Dan perkembangan, diartikan sebagai suatu proses ke arah yang
lebih sempurna, dan tidak begitu saja dapat diulang kembali (Monks, dkk, 1998).

Tahap-tahap perkembangan manusia yaitu mulai dari periode prenatal, yaitu


periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yaitu ketika
ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang
individu. Pada periode ini terjadi perkembangan yang relative singkat, namun pada
periode inilah terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu.Masa
prenatal merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan awal dalam kehidupan
manusia. Selanjutnya adalah masa bayi baru lahir, masa bayi , masa kanak-kanak,
masa pubertas , masa remaja , masa dewasa dan masa lanjut usia. Masa pubertas
adalah waktu ketika semua organ utama dan sistem tubuh menjadi matang. Pada
akhir pubertas, seorang remaja sudah matang secara seksual dan reproduktif.
Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama masa pubertas disebabkan oleh
perubahan kadar hormon tertentu dalam tubuh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja akibat perubahan pada masa pubertas?
2. Apa saja akibat kematangan yang menyimpang?
3. Apa saja sumber kepribadian?
4. Apa saja bahaya pada masa pubertas?
5. Apa saja ketidakbahagiaan pada masa pubertas?
6. Apa saja pokok-pokok penting dalam masa pubertas?

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, makalah ini akan
mengetahui:

1. Mengetahui apa saja akibat perubahan pada masa pubertas.

IV
2. Mengetahui apa saja akibat kematangan yang menyimpang.
3. Mengetahui apa saja sumber kepribadian .
4. Mengetahui bahaya pada masa pubertas.
5. Mengetahui ketidakbahagiaan pada masa pubertas.
6. Mengetahui apa saja pokok-pokok penting dalam masa pubertas.

V
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Pubertas


Pubertas adalah waktu ketika semua organ utama dan sistem tubuh menjadi
matang. Pada akhir pubertas, seorang remaja sudah matang secara seksual dan
reproduktif. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama masa pubertas
disebabkan oleh perubahan kadar hormon tertentu dalam tubuh.

Pada perempuan, pubertas terjadi pada rentang usia 10−14 tahun. Sementara
pada laki-laki, pubertas terjadi pada kisaran usia 12−16 tahun. Dalam masa pubertas,
remaja perempuan maupun laki-laki akan merasakan adanya perubahan dalam tubuh
mereka.

B. Akibat perubahan pada masa pubertas


Perubahan fisik pada masa puber mempengaruhi semua bagian tubuh, baik
eksternal maupun internal, sehingga juga mempengaruhi keadaan fisik dan psikologis
remaja. Meskipun akibatnya biasanya sementara, namun cukup menimbulkan
perubahan dalam pola perilaku, sikap dan kepribadian.

1. Akibat terhadap Keadaan Fisik


Sering terjadi gangguan pencernaan dan nafsu makan kurang baik. Anak
prapuber sering terganggu oleh perubahan-perubahan kelenjar, besarnya, dan
posisi organ-organ internal. Perubahan-perubahan ini mengganggu fungsi
pencernaan yang normal. Anemia sering terjadi pada masa ini, bukan karena
adanya perubahan dalam kimiawi darah tetapi kebiasaan makan yang tidak
menentu yang semakin menambah kelelahan dan kelesuan.
Selama awal periode haid, anak perempuan sering mengalami sakit kepala,
sakit punggung, kejang, dan sakit perut yang diiringi dengan pingsan. muntah-
muntah, gangguan kulit, dan pembengkakan tungkai kaki dan pergelangan kaki.
Karena itu timbullah rasa lelah, tertekan dan mudah marah. Kalau haid datang
lebih teratur, gangguan fisik dan psikologis yang pada mulanya ada cenderung
menghilang.
Sakit kepala, sakit punggung dan perasaan- perasaan sakit pada umumnya
terjadi pada saat lain selama masa haid. Anak laki-laki dan perempuan dari waktu

VI
ke waktu mengalami keadaan tidak enak ini, sering dan kerasnya penderitaan ini
sebagian besar bergantung pada pesatnya perubahan yang terjadi dan keadaan
kesehatan pada saat masa puber dimulai.

2. Akibat pada Sikap dan Perilaku


Dapat dimengerti bahwa akibat yang luas dari masa puber pada keadaan fisik
anak juga mempengaruhi sikap dan perilaku. Namun ada bukti yang
menunjukkan bahwa perubahan dalam sikap dan perilaku yang terjadi pada saat
ini lebih merupakan akibat dari perubahan sosial daripada akibat perubahan
kelenjar yang berpengaruh pada keseimbangan tubuh. Semakin sedikit simpati
dan pengertian yang diterima anak puber dari orang tua, kakak-adik, guru-guru,
dan teman-teman dan semakin besar harapan-harapan sosial pada periode ini,
semakin besar akibat psikologis dari perubahan-perubahan fisik.

C. Akibat kematangan yang menyimpang


Perubahan perubahan fisik yang paling banyak pengaruhnya pada anak-anak
biasanya terjadi pada masa puber, khususnya pada anak yang kematangannya
menyimpang. Anak puber yang kematangannya menyimpang mengalami bahwa
proses: kematangan organ-organ seksnya menyimpang selama satu tahun atau lebih
dari yang normal. Anak yang kematangan seksualnya lebih cepat daripada kelompok
seksnya dinamakan "matang lebih awal (early maturers), sedangkan anak yang
kematang an seksualnya lebih lambat dari kelompok seksnya dinamakan "matang
terlambat" (late maturers). Kalau anak memerlukan waktu labih sedikit dari waktu
yang normal untuk menyelesaikan proses kematangannya, anak itu disebut sebagai
anak vang "cepat matang" (rapid maturers), sedangkan anak yang memerlukan waktu
lebih lama dari wak- tu yang normal disebut "lamban matang" (slow maturers).

1. Matang Lebih Awal versus Matang Terlambat


Bagi anak laki-laki, matang lebih awal menguntungkan, terutama di bidang
olah raga di mana anak memperoleh status dan martabat dalam ke lompok teman-
temannya. Sebagian besar pemimpin kelompok anak laki-laki adalah yang
matang lebih awal, dan hal ini juga menambah martabatnya di mata anak
perempuan.
Sebaliknya, anak laki-laki yang matang terlambat cenderung gelisah, tegang,
memberontak dan menarik perhatian. Karena pola-pola perilaku tidak sosial ini,
anak kurang populer di antara teman:

VII
Matang lebih awal kurang menguntungkan bagi anak perempuan daripada
anak laki-laki. Anak perempuan yang matang lebih awal berperilaku lebih dewasa
dan lebih berpengalaman, namun penampilan dan tindakannya dapat
menimbulkan reputasi "kegenitan seksual." Di samping itu, anak perempuan yang
matang lebih awal banyak mengalami salah langkah dengan teman-temannya
dibandingkan dengan anak laki-laki yang matang lebih awal.
Anak perempuan yang matang terlambat tidak mengalami gangguan
psikologis sebanyak anak laki-laki yang matang terlambat .Perempuan tidak
terlampau terlibat dalam perilaku mencari status dibandingkan dengan laki-laki,
walaupun perempuan berpikir tentang abnormalitasnya, yang dicerminkan dalam
perilaku malu dan enggan. Karena perilaku ini dianggap sesuai dengan peran
seksnya maka hal ini tidak mengganggu reputasinya seperti halnya pada anak
laki-laki.

2. Cepat Matang versus Lamban Matang


Anak yang cepat matang menghadapi berbagai masalah tertentu yang tidak
pernah dihadapi oleh anak lamban matang. Sebaliknya, perubuhan tubuh pada
anak yang lamban matangnya berjalan sangat lamban sehingga anak mempunyai
cukup waktu untuk belajar mengendalikan tubuh nya dan dengan demikian ia
tidak menunjukkan kekakuan atau kecanggungan dalam berperilaku.

Demikian pula halnya, karena perubahan yang dialami anak yang cepat
matang cenderung melemahkan tenaga, maka anak menjadi lesu dan
menampilkan prestasi di bawah kemampuannya dalam segala bidang Akibatnya,
anak cenderung berprestasi rendah-kecenderungan yang dapat dan memang
sering menjadi kebiasaan selama tahun- tahun masa puber .

Tingkat kecepatan dari kematangan seksual memberi pengaruh buruk terutama


pada anak yang lamban matangnya. Meskipun anak yang cepat matang kadang-
kadang secara emosional terganggu oleh kekakuan dan kejanggalannya dan
walaupun periode meningginya emosi lebih sering terjadi dengan intensitas yang
lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang lamban matang, tetapi anak tidak
pernah merasa khawatir apakah ia akan menjadi dewasa, Dari hari ke hari ia dapat
melihat diri sen diri menjadi dewasa.

VIII
Sebaliknya anak yang lambat matangnya sering dihantu oleh ketakutan bahwa
ia tidak akan pernah menjadi dewasa apalagi kalau teman-taman nya sudah
mendekati dewasa to mengalami masalah yang sama dengan anak yang matang
terlambat Karena tertinggal oleh teman-teman sebayanya, sehingga diperlakukan
seperti anak kecil, baik oleh orang-orang dewasa maupun oleh teman-teman
sebaya.

D. Sumber keprihatinan
Sebagian besar anak-anak memasuki masa puber tanpa memiliki pengetahuan
mengenal lamanya waktu yang diperlukan untuk menjadi matang atau tentang pola
kematangan yang terjadi. Akibatnya, anak sangat prihatin bila melihat perubahan
tubuhnya yang kadang-kadang begitu lambat, bahkan sampai meragukan apakah ia
kelak dapat menjadi seorang yang dewasa Keprihatinan akan tubuh yang sedang
berkembang semakin diperbesar dengan berkembangnya kesadaran akan pentingnya
penampilan diri dalam kehidupan sosial.

1. Keprihatinan pada Kenormalan


Anak laki-laki dan anak perempuan mengalami perubahan dalam penampilan
yang sangat berbeda Oleh karena itu, perbedaan itu menimbulkan keprihatinan
tentang kenormalan ciri-ciri fisk yang berbeda.

2. Keprihatinan akan Kepatutan Seks


Dari awal masa kanak-kanak, anak laki-laki dan anak perempuan telah
digolongkan secara sek sual sedemikian rupa sehingga masing-masing
mempunyai stereotip yang pasti mengenai orang "maskulin" dan "feminin."

Keprihatinan akan Ukuran Peningkatan ukuran yang tiba-tiba yang terjadi


selama pertumbuhan pesat masa puber cenderung mengganggu anak perempuan
karena takut kalau ukurannya akan tidak menarik bagi anak laki-laki.
Sebaliknya,anak laki-laki menjadi tergaanggu jika melihat anak perempuan
seusianya lebih tinggi.

Keprihatinan akan Ciri-ciri Seks Sekunder. Setiap ciri seks sekunder yang
tidak berkembang dengan baik pasti menjadi sumber keprihatinan.Ciri-ciri seks
sekunder yang lambat berkembang cenderung merupakan sumber kegelisahan yang
besar, terutama ciri-ciri yang membedakan kedua seks secara jelas. Dalam hal anak

IX
laki-laki, jenggot dan kumis, perkembangan otot-otot bahu dan daerah lengan, dan
perubahan suara terjadi pada akhir masa puber. Secara khas, wanita yang feminin
diharapkan mempunyai corak kulit yang indah. Dengan berlangsungnya masa puber,
jerawat biasanya semakin bertambah dan bulu-bulu di wajah semakin gelap dan
semakin banyak dibandingkan ketika dalam tahap awal masa puber, yang semakin
menakutkan anak perempuan.

E. Bahaya pada masa pubertas


Bahaya pada masa puber pada umumnya gawat, terutama karena berakibat
jangka panjang. Bahaya ini bertentangan dengan tahap perkembangan yang terdahulu,
di mana bahayanya sendiri yang lebih penting dibandingkan dengan akibat jangka
panjangnya.

1. Bahaya Fisik
Meskipun sebagian besar anak puber secara fisik tidak merasa normal, namun
penyakit yang aktual tidak banyak dialami anak dalam periode ini dibandingkan
dengan periode-periode sebelum- nya. Tingkat kematian juga rendah pada anak
puber. Bahaya fisik utama masa puber disebabkan kesalahan fungsi kelenjar
endokrin yang mengendalikan pertumbuhan pesat dan perubahan seksual yang
terjadi pada periode ini.

2. Bahaya Psikologis
Beberapa bahaya psikologis yang terpenting dibahas berikut ini.

a) Konsep Diri yang Kurang Baik


Ada banyak hal yang menyebabkan perkembangan konsep diri kurang
baik selama masa puber, beberapa di antaranya disebabkan alasan pribadi
dan alasan lingkungan. Hampir semua anak puber mempunyai konsep diri
yang tidak realistik mengenai penampilan dan kemampuannya kelak bila
sudah dewasa, konsep-konsep yang seringkali berasal dari masa kanak-kanak
pada saat konsep diri ideal terbentuk. Anak puber cenderung tidak sosial
bahkan mungkin berperilaku antisosial, sehingga mempengaruhi perlakuan
orang-orang lain terhadap dirinya. Akibatnya, anak puber tidak menikmati
du- kungan sosial yang pada waktu-waktu lalu diperoleh, dan hal ini juga
tidak diharapkan. Perlakuan orang lain sangat mempengaruhi konsep diri,
yang menimbulkan sikap negatif terhadap diri sendiri. Kalau anak
mengembangkan konsep diri yang kurang baik, hal itu segera tampak dalarn

X
perilaku.. Anak menarik diri, sedikit melibatkan diri dalam Kegiatan atau
pembicaraan kelompok, atau menjadi agresif dan bersikap bertahan,
membalas dendam perlakuan yang dianggap tidak adil. Anak yang
mengembangkan konsep diri kurang baik pada masa remaja cenderung
menguatkan konsep tersebut dengan perilaku yang tidak sosial, dan bukan
memperbaikinya. Akibat nya, dasar dasar untuk kompleks rendah diri
semakin tertanam dan, kecuali dilakukan langkah langkah perbaikan, maka
cenderung akan menetap dan mewarnai mutu perilaku individu sepanjang
hidupnya.
b) Prestasi Rendah
Prestasi rendah yang biasanya mulai di sekitar kelas empat atau kelas
lima, pada saat gairah bersekolah berubah menjadi tidak bergairah, pada
umumnya mencapai puncaknya selama masa puber .
Sekali kecenderungan untuk bekerja di bawah kemampuan
berkembang, maka keadaan ini cenderung menjadi kebiasaan karena
diperkuat bulan demi bulan, oleh melemahnya kekuatan fisik dan tekanan
tekanan budaya pada anak perempuan untuk tidak melebihi prestasi anak
laki-laki, Akibatnya, banyak anak puber menjadi dewasa dengan berprestasi
rendah, tidak hanya di bidang akademis tetapi juga dalam pekerjaan. Anak
mengembangkan sikap kepada diri sendiri dan kemampuan yang mendorong
kecilnya motivasi untuk berusaha melakukan apa yang dapat mereka
lakukan. Banyak yang memasuki kehidupan dewasa sebagai orang yang
berprestasi rendah, suatu ke cenderungan bekerja di bawah kemampuan rata
rata karena anak mempelajari pola-pala perilaku dan sikap-sikap dalam masa
remaja yang menjadi kebiasaan,
c) Kurangnya Persiapan untuk Menghadapi Perubahan
Apa pun alasan dari kurangnya persiapan anak dalam menghadapi
masa puber, hal ini merupakan bahaya psikologis yang serius, terutama pada
anak yang matangnya lebih awal dan lambat Hal ini disebabkan perubahan
perubahan yang terjadi mendorong anak untuk berpikir bahwa ada sesuatu
yang salah atau bahwa perkembangannya sedemikian abnormalnya sehingga
tidak mungkin sama seperti teman-teman yang lain.
d) Menerima Tubuh yang Berubah

XI
Salah satu tugas perkembangan masa puber yang penting adalah
menerima kenyataan bahwa tubuhnya mengalami perubahan. Hanya sedikit
anak puber yang mampu menerima kenyataan ini, sehingga mereka tidak
puas dengan penampilannya. Karena mengerti betapa pentingnya penampilan
untuk memperoleh dukungan sosial, mereka sering menyalahkan penampilan
sebagai penyebab kurang sesuainya dukungan yang mereka peroleh dengan
apa yang mereka harapkan.
e) Menerima Peran Seks, yang Didukung secara Sosial
Seperti halnya menerima tubuh yang berubah, menerima peran seks
anak puber yang diharapkan mendekati peran seks orang dewasa merupakan
tu.gas perkembangan utama pada tingkat usia ini .Karena peran seks
tradisional pria dihubungkan dengan keunggulan dan martabat, sebagian
besar anak laki-laki ingin sekali memerankannya. Tetapi tidak demikian
halnya dengan anak perempuan .Selama masa kanak-kanak perempuan
mengalami penggolongan peran-seks yang tidak terlampau ketat, dan peran
seks yang diharapkan menurut konsep orang dewasa juga tidak
terlampaujelas, Sekarang anak perempuan menghadapi masalah dalam
menerima stereotip wanita tradhisional dan berperilaku dalam cara-cara yang
sesual dengannya.
f) Penyimpangan dalam Pematangan Seksual
Salah satu bahaya psikologis selama masa puber yang paling serius
adalah penyimpangan dalam usia terjadinya kematangan seksual atau waktu
yang diperlukan untuk pematangan. Tentu saja bahaya ini hanya
mempengaruhi anak yang mengalami penyimpangan dalam kedua aspek
perkembangan tersebut yang dianggap sebagai "berbeda." Penyimpangan
dalam proses kematangan sek sual apa pun bentuknya merupakan bahaya
psikologis yang potensial. Anak yang menyimpang dari teman-teman
sebayanya dalam hal kematangan seksual merasa bahwa dalam dirinya pasti
ada sesuatu yang salah, Anak menjadi cemas akan kenormalannya di masa
depan. Spekulasi tentang akibat jangka panjang dari penyimpangan
kematangan pada anak perempuan menimbulkan anggapan bahwa anak yang
matang lebih awal, yang merasa malu karena lebih besar dari teman-
temannya dan sering mengembangkan pola-pola perilaku yang agresif untuk
menarik perhatian anak laki laki, akan terus menunjukkan pola perilaku yang
XII
sama dengan wanita dewasa. Sebalik nya, anak perempuan yang matangnya
terlambat yang penyesuaian pribadi dan sosialnya lebih baik dalam masa
remaja cenderung meneruskan perilakunya selama masa dewasa kecuali
kalau ada kondisi kondisi yang tidak berhubungan dengan kematangan yang
menganggu pola ini.

F. Ketidakbahagiaan pada masa pubertas


Yang penting dalam kebahagiaan adalah penerimaan, baik penerimaan diri
sendiri maupun penerimaan/dukungan sosial. Agar merasa puas dengan kehidupannya
sehingga dapat menganggap dirinya bahagia , anak puber tidak hanya menyukai dan
menerima diri sendiri tetapi juga merasa bahwa ia diterima oleh orang lain. Sejumlah
telaah tentang anak-anak puber yang merasa tidak puas dengan penampilan dirinya
memberikan petunjuk tentang bidang-bidang yang sangat butuh perhatian.

Keprihatinan akan peran penampilan diri dalam dukungan sosial bukanlah


satu-satunya penyebab ketidakbahagiaan selama masa puber. Perilaku kebanyakan
anak puber biasanya sangat tidak sosial sehingga orang tua, guru-guru saudara-
saudara kandung dan teman-teman – orang-orang yang paling berarti dalam
kehidupannya akan menunjukkan sikap menolak. Lebih buruk lagi, ledakan amarah
dan kegelisahan anak menimbulkan kesan bahwa ia tidak berperilaku sesuai dengan
usianya, suatu kesan yang selanjutnya membahayakan dukungan sosial dan dengan
sendirinya, membahayakan penerimaan diri sendiri.

Hal kedua yang penting dalam kebahagiaan adalah kasih sayang dari orang
lain. Karena kasih sayang dan dukungan dari orang lain berjalan beriringan , anak
puber yang bersikap kritis dan merendahkan orang lain akan mempunyai perilaku
egosenetris dan tidak sosial dalam situasi sosial, tidak lagi menerima kasih sayang
seperti sebelumnya.

Hal ketiga yang penting dalam kebahagiaan adalah prestasi. Pada usia ini
prestasi berada pada tingkat yang rendah sehingga sedikit menimbulkan kebahagiaan
pada anak. Bila prestsai anak di bawah kemampuannya, Sebagian anak puber
menyadarinya dan merasa bersalah serta malu.

XIII
1. Keragaman ketidakbahagiaan pada masa puber
Tingkat ketidakbahagiaan tidak sama dalam setiap tahap masa puber. Bagian
pertama, yang disebut “fase negatif” merupakan tahap yang paling tidak Bahagia.
Setelah kematangan seksual terjadi dan pertumbuhan menurun, anak puber
mempunyai lebih banyak tenaga. Hal ini mengakibatkan prestasi dan hubungan
sosial lebih baik sehingga memungkinkan dukungan sosial menjadi lebih baik dan
kasih sayang yang lebih besar dari orang lain. Lebih lanjut, anak puber kurang
memperhatikan penampilan diri karena ia menyadari bahwa banyak dari kondisi
yang menggelisahkan hanyalah bersifat sementara.

2. Keseriusan dalam ketidakbahagiaan masa puber


Karena masa puber merupakan periode yang singkat dalam seluruh rentang
kehidupan, ketidakbahagiaan pada masa ini tampaknya relative tidak penting.
Namun sesungguhnya tidak demikian halnya, karena pertama, pola tidak Bahagia
yang terbentuk pada saat ini dapat diperkuat sedemikian rupa sehingga menjadi
kebiasaan dan menetap terus setekah masa puber berakhir. Karena
ketidakbahagiaan pada setiap usia merupakan hal yang serius, terutama bila
berlangsung lama sehingga menjadi kebiasaan, maka pentinglah untuk
mempertahankan ketidakbahagiaan pada batas minimum.

G. Pokok-pokok penting
1. Periode ini merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat meskipun
masa puber merupakan periode singkat yang bertumpang tindih dengan masa
akhir kanak-kanak dan permulaan masa remaja. Masa ini terjadi pada usia yang
berbeda bagi anak laki-laki dan anak perempuan dan bagi individu-individu di da
lam tiap kelompok seks.
2. Masa puber terdiri dari tiga tahap-tahap pra- puber, tahap puber, dan tahap
pascapuber.
3. Kriteria yang paling sering digunakan untuk menentukan permulaan masa puber
adalah haid yang pertama kali pada anak perempuan dan basah malam pada anak
laki-laki.
4. Masa puber disebabkan oleh perubahan-perubahan hormonal yang kejadiannya
berbeda karena sulit diawasi. Usia rata-rata perubahan yang dialami pada puber
bagi anak perempuan adalah tiga belas tahun dan bagi anak laki-laki empat belas

XIV
tahun sampai empat belas sete- ngah tahun. Waktu yang diperlukan untuk
mengakhiri perubahan masa puber berkisar dari dua sampai empat tahun.
5. Pertumbuhan pesat pada masa puber saat dimana perubahan masa puber
berlangsung sa-ngat cepat-berbeda-beda, karena dipengaruhi oleh faktor
keturunan dan faktor lingkungan seperti gizi, kesehatan dan tekanan emosional.
6. Ada empat perubahan tubuh yang utama, yaitu perubahan besarnya tubuh,
perubahan pro- porsi tubuh, pertumbuhan ciri-ciri seks primer dan perkembangan
ciri-ciri seks sekunder.
7. Pertumbuhan badan yang paling pesat terjadi setahun atau dua tahun sebelum
organ-organ seks mulai berfungsi dan kemudian berangsur- angsur berkurang.
8. Perubahan proporsi tubuh dipengaruhi oleh usia kematangan seksual.
9. Ciri-ciri seks primer-organ-organ seks-tumbuh dan berkembang pesat selama
masa puber dan secara fungsional menjadi matang di sekitar pertengahan masa
puber.
10. Ciri-ciri seks sekunder-ciri-ciri fisik yang membedakan pria dari wanita-
berkembang menurut pola yang dapat diramalkan, tetapi pada akhir masa puber
semua pola ini sudah matang atau mendekati tingkat kematangan.
11. Perubahan pada masa puber mempengaruhi keadaan fisik, sikap dan perilaku.
Karena aki batnya cenderung buruk, terutama selama awal masa puber, maka
masa puber kadang- kadang disebut "fase negatif."
12. Penyimpangan pematangan seksual, baik penyimpangan proses kematangan
seksual atau penyimpangan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
perubahan seksual dan peru- bahan tubuh, sangat mempengaruhi sikap, pola
perilaku dan konsep diri anak puber. Dari berbagai bentuk penyimpangan
pematangan, matang lebih awal atau kematangan terlambat mempunyai akibat
yang lebih buruk diban- dingkan dengan anak yang cepat matang dan yang
lamban matang.
13. Dua keprihatinan yang merupakan ciri masa puber berhubungan dengan masalah
kenormal- an dan kepatutan-seks.
14. Bahaya fisik tampaknya lebih ringan dibandingkan dengan bahaya psikologis.
Bahaya psi- kologis yang paling umum terjadi adalah ke- cenderungan untuk
mengembangkan konsep diri yang kurang baik; berprestasi rendah; ti- dak mau
menerima perubahan jasmani atau peran-seks yang memperoleh dukungan sosial;
dan penyimpangan pematangan seksual.
XV
15. Karena ketiga elemen kebahagiaan-penerima- an/dukungan, kasih sayang dan
prestasi-se- ring terganggu selama tahun-tahun masa pu- ber, masa puber
cenderung merupakan salah satu periode rentang kehidupan yang paling tidak
bahagia. Ini merupakan hal yang serius karena ketidakbahagiaan dapat dan sering
menjadi kebiasaan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pubertas adalah waktu ketika semua organ utama dan sistem tubuh menjadi
matang. Pada akhir pubertas, seorang remaja sudah matang secara seksual dan
reproduktif. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama masa pubertas
disebabkan oleh perubahan kadar hormon tertentu dalam tubuh. Setiap anak
mengalami masa pubertas yang berbeda. Sebagian besar anak perempuan mengalami
masa pubertas pada usia 8 sampai 13 tahun. Sementara anak laki-laki mengalami
masa pubertas pada usia 10 hingga 16tahun.

Masa pubertas dapat mengakibatkan perubahan fisik dan juga perubahan pada
sikap dan perilaku. Selain itu, ada beberapa bahaya yang ditimbulkan oleh masa
pubertas, yaitu bahaya fisik dan psikologis. Masa pubertas juga menimbulkan
keprihatinan dan juga ketidak-bahagiaan pada anak.

XVI
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, B. Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta:Erlangga


Kompas. 2022. Pengertian Pubertas, CIri-ciri, dan Cara Menyikapinya (diakses pada 20
Desember 2023 pukul 12.58)
https://www.kompas.com/skola/read/2022/08/04/150000169/pengertian-pubertas-ciri-
ciri-dan-cara-menyikapinya?page=all
Garuda. 2018. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN EMOSIONAL SERTA
INTELEKTUAL DI MASA PRENATAL. Jurnal Pendidikan dan Studi Islam; Vol
4 No.2
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/877817
Pemerintah Kabupaten Bantul. 2022. Pubertas dan Perubahan yang Terjadi pada
Tubuh
(diakses pada 20 Desember 2023 pukul 13.06)
https://dp3appkb.bantulkab.go.id/news/pubertas-dan-perubahan-yang-terjadi-pada-
tubuh#:~:text=Pada%20perempuan%2C%20pubertas%20terjadi%20pada,adanya
%20perubahan%20dalam%20tubuh%20mereka.
Rizal Makarim, Fadhli. PUBERTAS (diakses pada 20 Desember 2023 pukul 13.04)
https://www.halodoc.com/kesehatan/pubertas

XVII

Anda mungkin juga menyukai