Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN FISIK PADA REMAJA


DOSEN PENGAMPUH
Ana Fitriani. S. Psi., M. Psi.

Disusun Oleh :
Nurul Syamsurya (105281100220)
Elina Hardiyanti Mukhtar (105281101420)
Putri Ramadhani (105281104320)

BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Dengan Menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih serta mari sama- sama kita
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Penyebab Terjadinya Perubahan Fisik pada Remaja”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada Allah S.W.T.yang telah memberi kemudahan untuk
menyelesaikan makalah dengan tepat waktu.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Penyebab Terjadinya
Perubahan Fisik pada Remaja, untuk ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasit
terhadap pembaca.

Makassar, 13 Oktober 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
2.1 Periode Pubertas...............................................................................................................5
2.2 Karakteristik Pubertas.......................................................................................................5
2.3 Kondisi Penyebab Pubertas...............................................................................................7
2.4 Kerawanan Fase Pubertas.................................................................................................9
2.5 Tugas Perkembangan Pubertas.........................................................................................9
2.6 Kerawanan-kerawanan Periode Remaja..........................................................................10
BAB III..........................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Remaja merupakan transisi antara masa kanak-kanak menuju masa


dewasa,masa setengah baya dan masa tua.Dimana masa remaja memiliki kematangan
emosi, sosial, pisik dan psikis. Remaja juga merupakan tahapan perkembangan yang
harus dilewati dengan berbagai kesulitan.Remaja dalam tugas perkembangannya
memiliki beberapa fase, dengan melihat semakin rumit permasalahanya sehingga
dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang
ditimbulkan oleh remaja dalam keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat, agar
tidak salah persepsi dalam menangani permasalahan tersebut.
Ada hal yang diharapkan dimiliki oleh remaja dalam mempersiapkan diri
memasuki alam kehidupan masa dewasa, serta memiliki kebutuhan pribadi dalam arti
luas. Dari segi individu dikaitkan dengan perkembangan pikir, sikap, perasaan,
kemauan dan perlakuan nyata.dari segi lingkungan ada semacam ”tuntutan” dari
faktor sosial, religius, nilai-nilai dan norma yang hidup didalamnya.Tuntutan itu
“dikenakan” bagi individu sebagai bagian dari lingkungan itu juga.
Dalam tugas perkembangannya, remaja akan melewati beberapa fase dengan
berbagai tingkat kesulitan permasalahannya sehingga dengan mengetahui tugas-tugas
perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam
keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat, agar tidak salah persepsi dalam
menangani permasalahan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah

1. Periode Pubertas
2. Karakteristik Pubertas
3. Kondisi Penyebab pubertas
4. Kerawanan Fase Pubertas
5. Tugas Perkembangan Pubertas
6. Kerawanan – Kerawanan Periode Remaja

1.3 Tujuan

1) Untuk Mengetahui Periode Pubertas


2) Untuk Mengetahui apa saja Karakteristik Pubertas
3) Untuk Mengetahui kondisi penyebab pubertas
4) Untuk mengetahui apa saja kerawanan fase pubertas
5) Untuk mengetahui apa tugas perkembangan pubertas
6) Dan supaya mahasiswa mengerti apa saja kerawanan-kerawanan periode pubertas.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Periode Pubertas

Pubertas (Puberty) ialah suatu periode atau suatu tahap perkembangan


terjadinya perubahan fisik, fisiologis, serta kematangan seksual secara pesat terutama
pada awal masa remaja. Pada perempuan, pubertas terjadi pada rentang usia 10−14
tahun. Sementara pada laki-laki, pubertas terjadi pada kisaran usia 12−16 tahun.

Dalam masa pubertas, remaja perempuan maupun laki-laki akan merasakan adanya
perubahan dalam tubuh mereka. Perubahan tubuh ini terjadi karena pengaruh dari
perubahan hormon semasa pubertas. Di masa pubertas, baik remaja pria maupun
wanita juga bisa mengalami peningkatan tinggi badan.

Pada kasus tertentu, pubertas bisa datang terlalu cepat. Pubertas dini bisa terjadi
ketika tanda-tanda pubertas muncul pada saat anak perempuan berusia kurang dari 8
tahun, sedangkan pada laki-laki muncul di bawah usia 9 tahun.

Anak-anak yang memasuki masa pubertas mungkin akan merasa bingung ketika
mengalami perubahan di tubuhnya. Oleh karena itu, penting bagi para orang tua untuk
mengedukasi anaknya yang sudah remaja mengenai pubertas.

2.2 Karakteristik Pubertas

a. Karakteristik Seks Primer

Tanda Pubertas pada Perempuan


Pada remaja perempuan, pubertas akan menyebabkan berbagai macam
perubahan pada tubuh, seperti:

 Payudara mulai tumbuh


Hal pertama yang umumnya dijadikan tanda bahwa remaja perempuan sudah
memasuki masa pubertas adalah payudara yang mulai tumbuh, diawali dari area
sekitar puting. Ini biasanya terjadi pada saat anak perempuan memasuki usia 8–13
tahun.

Pada remaja perempuan yang baru pubertas, bentuk payudara yang berubah mungkin
bisa berbeda antara payudara yang satu dan yang lainnya, tergantung sisi mana yang
lebih dulu tumbuh.

Selain terlihat besar sebelah, payudara juga akan terasa sakit atau nyeri, terutama saat
disentuh. Rasa nyeri ini akan menghilang seiring dengan berjalannya waktu.
 Tumbuhnya rambut di kemaluan dan ketiak
Sekitar 15 persen remaja perempuan mengalami perubahan ini lebih dulu sebelum
payudara mulai tumbuh.

Tumbuhnya bulu halus di area kemaluan dan ketiak terkadang membuat remaja
perempuan malu, sehingga para orang tua harus mengedukasi remaja perempuannya
bahwa ini merupakan bagian dari pubertas, dan setiap remaja perempuan akan
mengalaminya.

 Menstruasi
Tanda pubertas pada remaja perempuan selanjutnya adalah menstruasi. Kebanyakan
remaja perempuan akan mendapatkan menstruasi pertamanya ketika usianya
menginjak 12–13 tahun, diawali dengan munculnya bercak darah dari vagina yang
biasa terlihat melalui noda di celana dalam.

Namun, menstruasi pertama setiap perempuan bisa berbeda, ada yang sudah mulai
menstruasi sejak berusia 9 tahun, ada pula yang baru menstruasi ketika usianya 16
tahun.

Biasanya tanda pubertas ini terjadi dalam waktu kurang lebih 2 atau 2,5 tahun setelah
payudara mulai tumbuh.

Remaja perempuan yang mengalami menstruasi untuk pertama kali mungkin akan
merasa takut dan panik. Oleh karena itu, orang tua perlu menenangkan anaknya yang
menstruasi untuk pertama kali dan menjelaskan bahwa kondisi tersebut adalah
normal.

Tanda Pubertas pada Laki-laki


Pada remaja laki-laki, pubertas juga membawa perubahan pada tubuh, seperti:

 Ukuran testikel dan penis yang membesar


Pada remaja laki-laki, pubertas ditandai dengan bertambahnya ukuran testis dan penis.
Namun, tidak ada patokan yang baku mengenai kapan perubahan ini muncul, tapi
diperkirakan dapat terjadi sejak usia 9−18 tahun.

Mengenai perubahan ini, orang tua harus mengedukasi anak laki-lakinya bahwa setiap
laki-laki bisa mengalami perkembangan fisik yang berbeda-beda, ada yang muncul
lebih cepat dan ada yang sedikit terlambat. Oleh karena itu, anak tidak perlu
memusingkan atau membandingkan ukuran penisnya dengan penis orang lain.

 Mengalami mimpi basah


Selama pubertas, remaja laki-laki juga akan mengalami mimpi basah, yaitu ejakulasi
yang terjadi saat sedang tidur. Mimpi basah dapat terjadi karena adanya peningkatan
kadar hormon testosteron dalam tubuh. Seiring bertambahnya usia, intensitas mimpi
basah akan berkurang.
 Tumbuh rambut pada daerah kemaluan dan ketiak
Seperti juga remaja perempuan, remaja laki-laki akan mengalami tumbuhnya rambut-
rambut halus di sekitar kemaluan dan ketiak.

 Suara menjadi lebih berat


Pembesaran ukuran laring, yaitu organ di mana pita suara terletak, akan membuat
suara remaja laki-laki terdengar lebih berat. Kondisi ini sering dikenal sebagai
pecahnya suara laki-laki. Hal ini normal terjadi karena tubuh sedang beradaptasi
dengan ukuran laring yang baru.

Suara pecah ini akan terjadi selama beberapa bulan, dan biasanya terjadi pada rentan
usia 12–16 tahun. Setelah itu, suara akan terus berkembang hingga sempurna dan
biasanya menetap pada usia 17 tahun.

Setelah memasuki masa pubertas, remaja perempuan sudah bisa hamil pada
masa subur dan remaja laki-laki sudah mampu membuahi. Pada masa-masa ini pula,
seorang remaja akan mengalami peningkatan hormon seksual sebagai perkembangan
alami tubuh.

Penting bagi remaja dan orang tua untuk mengenali tanda-tanda pubertas. Kemudian,
khusus bagi orang tua, berikanlah pendidikan seks yang tepat pada anak remajanya
agar terhindar dari bahaya pergaulan bebas.

b. Karakteristik Pubertas Pada Psikis


a. Pencarian identitas
Dalam pencarian identitas, remaja sering menentang pembentukan karena
merasa belenggu kebebasan. Meskipun cara dewasa berpikir, tetapi remaja
tidak ingin mengatakan sebagai anak-anak. Remaja sering mencoba karena
rasa ingin tahu yang sangat besar.
b. Mulai tertarik dengan lawan jenis
Masa remaja adalah masa persiapan untuk dewasa. Tentu, ketika remaja
memiliki afinitas dengan lawan jenis. Namun, pernikahan selama masa remaja
tidak diperbolehkan karena secara mental belum siap. Kehamilan remaja
negatif dapat berdampak baik pada diri mereka sendiri dan bayi.
2.3 Kondisi Penyebab Pubertas

Pubertas normal terjadi saat awal masa remaja, ketika anak sudah berusia 10 tahun ke
atas. Pubertas ini dipicu oleh hormon gonadotropin (GnRH), yaitu hormon yang
merangsang produksi hormon esterogen pada anak perempuan dan hormon testoteron
pada anak laki-laki.
Pada pubertas dini, pubertas terjadi lebih awal. Ada 2 jenis pubertas dini, yaitu yang
disebabkan oleh pelepasan hormon gonadotropin sama seperti pubertas normal
(central precocious puberty) dan yang tidak disebabkan hormon GnRH (peripheral
precocious puberty).
Kedua jenis pubertas dini ini sama-sama meningkatkan produksi homon estrogen dan
testoteron dalam tubuh.
Penyebab pubertas dini dikenal dengan dua perkembangan sekaligus penyebabnya,
yaitu:
1. Pubertas prekoks sentral
Pubertas prekoks sentral adalah jenis pubertas yang ditandai sekresi hormon dari
kelenjar pituitari di otak yang terlalu cepat.
Hal ini membuat ovarium atau testis memproduksi hormon seks dan menyebabkan
proses pubertas terjadi lebih cepat.
Penyebab pubertas prekoks sentral menyangkut peran otak. Di mana peran otak
memicu organ reproduksi menghasilkan hormon, di antaranya:
 Tumor otak atau saraf tulang belakang
 Efek paparan radiasi pada otak atau tulang belakang
 Luka pada otak atau tulang belakang
 Gangguan hipotiroid, kondisi kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon yang
cukup

2. Pubertas prekoks perifer


Pubertas prekoks perifer jarang terjadi. Biasanya ditandai dengan produksi
hormon seks oleh organ reproduksi tanpa aktivitas kelenjar otak.
Jika tidak ada aktivitas kelenjar otak, ini pertanda bahwa ada masalah di organ
reproduksi, kelenjar adrenal, atau kelenjar tiroid yang tidak aktif.
Penyebab pubertas prekoks perifer di antaranya:
 Tumor pada kelenjar adrenal
 Paparan hormon esterogen atau testoteron dari obat-obatan
 Kista atau tumor pada ovarium anak perempuan
 Tumor pada sel dari organ penghasil sperma
 Mutasi genetik pada kelenjar gonad bayi laku-laki

Dampak pubertas dini


Tubuh yang tidak siap pada perubahan masa pubertas menyebabkan
pertumbuhan anak tidak seimbang.

Berikut beberapa dampak pubertas dini, yaitu:


 Mengalami tekanan psikologis akibat perubahan fisik dan hormon yang terlalu
dini.
 Anak perempuan mengalami menstruasi sebelum usia 9-10 tahun biasanya
kesulitan menggunakan tampon atau pembalut.
 Peningkatan libido
 Percepatan maturasi usia tulang dan penutupan cakram pertumbuhan lebih
cepat.
2.4 Kerawanan Fase Pubertas

1. Ingin menyendiri
2. Labil
3. Cepat Bosan
4. Inkoordinasi
5. Antagonisme Sosial
6. Emosi yang tidak stabil
7. Hilangnya Kepercayaan diri
8. Memperhatikan penampilan

2.5 Tugas Perkembangan Pubertas

Menurut Karl C. Garrisonada 6 kelompok pembagian tugas perkembangan yang


berbeda yaitu:
1) Menerima Keadaan Jasmani
Pada periode pra-remaja (periode pubertas), anak tumbuh cepat yang mengarahkannya
padabentuk orang dewasa. Pertumbuhan ini diiringi juga oleh perkembangan sikap dan
citra diri.Mereka memiliki gambaran diri seolah-olah sebagai model
pujaannya. Mereka seringmembandingkan dirinya dengan teman-teman sebayanya,
sehingga akan cemas bila kondisinyatidak seperti model pujaannya atau teman-teman
sebayanya. Pada masa remaja, hal itu semakinberkurang, dan mereka mulai
menerima kondisi jasmaninya, serta memelihara danmemanfaatkannya
seoptimal mungkin.
2) Memperoleh Hubungan Baru Lebih Matang dengan Teman Sebaya Lawan
Jenis
Kematangan seksual yang dicapai sejak awal masa remaja mendorong remaja untuk
menjalinhubungan sosial, terutama dengan lawan jenis. Remaja diharapkan
bisa mencari danmendapatkan teman baru yang berlainan jenis. Mereka
ingin mendapat penerimaan darikelompok teman sebaya lawan jenis ataupun
sesama jenis agar merasa dibutuhkan dan dihargai.Kematangan fisik dan psikis
banyak mempengaruhi penerimaan teman-teman sekelompokremaja dalam
pergaulannya. Tanpa penerimaan teman sebaya, dia akan mengalami
berbagaigangguan perkembangan psikis dan social, seperti membentuk geng sendiri
yang berperilakumengganggu orang lain.
3) Menerima kondisi dan belajar hidup sesuai jenis kelaminnya
Sejak masa puber, apabila bentuk tubuhnya tidak memuaskan, mereka menyesali diri
sebagailaki-laki atau wanita. Padahal, mereka seharusnya menerima kondisinya
dengan penuh tanggungjawab. Remaja laki-laki harus bersifat maskulin, lebih
banyak memikirkan soal pekerjaansedangkan remaja wanita harus bersifat
feminine, memikirkan pekerjaan yang berkaitan denganurusan rumah tangga dan pola
asuh anak.
4) Mendapatkan kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
Bebas dari kebergantungan emosional merupakan tugas perkembangan penting yang
dihadapiremaja. Apabila tidak memiliki kebebasan emosional, mereka akan menemui
berbagai kesukarandalam masa dewasa, tidak bisa membuat keputusan sendiri dan
bertanggung jawab atas pilihanyang ditempuhnya.
5) Mendapatkan kesanggupan berdiri sendiri dalam hal-hal yang berkaitan
denganmasalah ekonomi
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa masalah yang berkaitan dengan kehidupan
dan falsafahhidup seperti tujuan hidup, perilaku dirinya, keluarganya dan orang lain,
serta soal keagamaanmenjadi daya tarik tersendiri bagi remaja. Para remaja memang
diharapkan memiliki pola pikir,sikap perasaan, dan perilaku yang menuntun dan
mewarnai berbagai aspek kehidupannya dimasa dewasa kelak. Dengan demikian
mereka memiliki kepastian diri, tidak mudah bingung,tidak mudah terbawaa arus
kehidupan yang terus berubah yang pada akhirnya tidak mendapatkankebahagiaan.
6) Memperoleh nilai-nilai falsafah hidup
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa masalah yang berkaitan dengan kehidupan
dan falsafahhidup seperti tujuan hidup, perilaku dirinya, keluarganya dan orang lain,
serta soal keagamaanmenjadi daya tarik tersendiri bagi remaja. Para remaja memang
diharapkan memiliki pola pikir,sikap perasaan, dan perilaku yang menuntun dan
mewarnai berbagai aspek kehidupannya dimasa dewasa kelak. Dengan demikian
mereka memiliki kepastian diri, tidak mudah bingung,tidak mudah terbawaa arus
kehidupan yang terus berubah yang pada akhirnya tidak mendapatkankebahagiaan.
2.6 Kerawanan-kerawanan Periode Remaja

Dokter Petrin Redayani Lukman, dari divisi Psikoterapi, departemen Psikiatri, RSCM,
menjabarkan bagaimana proses remaja berubah menjadi dewasa dalam kegiatan
Mental Health Among the Youth, Jumat (12/10/2018).
1. Penyesuaian terhadap Sense of Self dalam bentuk fisik yang baru
Pada Fase ini, remaja akan mengalami masa yang umum disebut pubertas. Pubertas
adalah perubahan secara fisik pada anak memasuki masa remaja menuju ke dewasa.
Tidak hanya itu, pada masa pubertas, psikoogis mengalami perubahan.
“Mereka pada saat remaja akan sangat memperhatikan perubahan fisik di tubuh
mereka. Mereka ingin tampil terbaik. Namun Ketika memasuki masa dewasa, mereka
lebih dapat menerima penampilan fisik mereka,” ujar Petrin.
2. Penyesuaian terhadap tubuh dan perasaan yang mulai matang secara seksual
Pada fase remaja, kebanyakn dari mereka masih beradaptasi terhadap seksualitas.
Remaja juga menjadi fase dalam penetapan identitas seksual yang berujung pada
pengembangan kemampuaan untuk berhubungan romantis.
3. Mengembangkan dan menerapkan kemampuan berpikir abstrak
Pada masa kanak-kanak, pola pikirnya adalah berpikir konkrit. Artinya kita percaya
aka napa yang kita lihat dan melihat suatu masalah dari satu sudut pandang.
Pemikiran ini berkembang seiring berjalannya waktu menjadi berpikir lebih abstrak
pada masa remaja.
4. Menetukan identitas personal
Pada masa remaja, manusia mengenal diri mereka sebagai perpanjangan dari orang
tua merka. Kemudian seiring berjalannya waktu, individu akan menyadarai bahwa
mereka tidaklah sama dengan orang tua mereka. Dari sinilah remaja akan mencari
jati diri mereka yang sesungguhnya.
5. Negosiasi Kembali hubungan dengan orang tua
Pada masa remaja, ada jarak antara orang tua dan anak. Pada masa ini, remaja lebih
mendengarakan saran sebayanya ketimbang orangtua. Namun ini berubah Ketika
beranjak dewasa.
6. Memenuhi tuntunan dan tanggung jawab sebagai orang yang semakin dewasa
Ketika ada anak remaja yang berkata mereka sudah dewasa, itu belum tentu.
Mereka mungkin masih pada tahap mempelajari keterampilan yang diperlukan
untuk peran-peran mereka Ketika dewasa.
Remaja adalah masa yang rentan akan masuknya banyak informasi dari berbagai
tempat.
Oleh karena itu, orang tua tidak boleh serta merta menolah perubahan yang terjadi
pada anak remajanya. Bisa jadi ini adalah masa pencarian jati dirinya mereka.
Seblaiknya, orang tua perlu melakukan pendekatan dan diskusi intim dengan
remajanya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pubertas (Puberty) ialah suatu periode atau suatu tahap perkembangan terjadinya
perubahan fisik, fisiologis, serta kematangan seksual secara pesat terutama pada awal
masa remaja. Pada perempuan, pubertas terjadi pada rentang usia 10−14 tahun.
Sementara pada laki-laki, pubertas terjadi pada kisaran usia 12−16 tahun.
Pubertas normal terjadi saat awal masa remaja, ketika anak sudah berusia 10
tahun ke atas. Pubertas ini dipicu oleh hormon gonadotropin (GnRH), yaitu hormon
yang merangsang produksi hormon esterogen pada anak perempuan dan hormon
testoteron pada anak laki-laki.
Pada pubertas dini, pubertas terjadi lebih awal. Ada 2 jenis pubertas dini, yaitu yang
disebabkan oleh pelepasan hormon gonadotropin sama seperti pubertas normal
(central precocious puberty) dan yang tidak disebabkan hormon GnRH (peripheral
precocious puberty).
Dalam tugas perkembangannya, remaja akan melewati beberapa fase dengan
berbagai tingkat kesulitan permasalahannya sehingga dengan mengetahui tugas-tugas
perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam
keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat, agar tidak salah persepsi dalam
menangani permasalahan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/pubertas-dini

https://123dok.com/document/y86rvn2q-makalah-tugas-tugas-perkembangan-remaja.html

https://www.slideshare.net/AndhikaFrancisco/pubertas-remaja-ppt

https://sains.kompas.com/read/2018/10/13/173300023/inilah-5-fase-perubahan-psikologis-saat-
remaja-berubah-jadi-dewasa?page=all

Anda mungkin juga menyukai