Anda di halaman 1dari 12

PERKEMBANGAN

SOSIAL-EMOSI
KELOMPOK 4:

EVA NATASYA PRATIWI (105281104120)

ELINA HARDIANTI MUKHTAR (105281101420)

NURHALISA K (105281101120)

MURSYIDA (105281101220)
PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN
• Ada dua istilah yang sering digunakan dalam Psikologi, yaitu “Pertumbuhan” (Growth)
dan “Perkembangan” (Development). Dalam penggunaan bahasa Indonesia atau
percakapan sehari-hari, pengertian kedua istilah tersebut sering dihiraukan perbedaannya,
namun dalam Psikologi bahwa kedua istilah tersebut mengandung perbedaan, persamaan
dan keterkaitan, atau dengan kata lain kedua istilah tersebut dapat dibedakan meskipun
hampir tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam satu kesatuan diri individu manusia.
Menurut Desmita (2012), pertumbuhan fisik bersifat meningkat, menetap, dan kemudian
mengalami kemunduran sejalan dengan bertambahnya usia. Hal itu berarti pertumbuhan fisik
ada puncaknya. Sesudah suatu masa tertentu, fisik mulai mengalami kemunduran dan berakhir
pada keruntuhan di hari tua, di mana kekuatan dan kesehatan manusia berkurang, panca indera
menjadi lemah atau lumpuh sama sekal Hal itu seperti yang difirmankan oleh Allah SWT:
• Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan
(kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah
kuat itu lemah (kembali) dan berubah. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan
Dialah yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa (QS Al-Rum [30]: 54).
Firman Allah tersebut menunjukkan empat kondisi fisik pada manusia, yaitu :
• Tahap lemah yang ditafsirkan terjadi pada bayi dan kanak-kanak.
• Tahap menjadi kuat, uang terjadi pada masa dewasa.
• Masa menjadi lemah kembali, di mana terjadi penurunan dari masa penuh kekuatan.
• Masa ketika orang sudah beruban atau masa tua (Novan, 2014: 16).
• Berdasarkan pengertian di atas jelaslah bahwa istilah “pertumbuhan” dalampsikologi
digunakan untuk menyatakan berbagai perubahan ukuran fisik yang secara kuantitatif, di mana
semakin lama semakin membesar atau memanjang.Istilah “perkembangan” (development)
dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang rumit dalam kompleks. Di dalamnya
terkandung banyak dimensi. Oleh karena itu, untuk memahami konsep perkembangan, terlebih
dahulu perlu memahami beberapa konsep lain yang terkandung pada pertumbuhan. Pengertian
“perkembangan” lebih merujuk kepada kemajuan mental atau perkembangan rohani (gejala-
gejala kejiwaan) yang melaju terus sampai akhir hayat. Menurut Oding (2010), “Perkembangan
rohani tidak terhambat walaupun keadaan jasmani sudah mencapai puncak pertumbuhannya”
PENGETIAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN
EMOSI
• Mengembangkan hubungan emosi-sosial merupakan tonggak penting bagi anak-anak.
Bagi banyak anak, bersosialisasi adalah pengalaman pertama kali harus membicarakan
kesepakatan dengan teman sebayanya. Meskipun anak-anak seusia mereka masih terlibat
dalam permainan paralel, tetapi mereka semakin tertarik untuk bermain dengan anak-
anak yang lain. Menurut Nurjannah (2017) perkembangan sosial emosional anak usia dini
merupakan proses belajar pada diri anak tentang berinteraksi dengan orang disekitarnya
yang sesuai dengan aturan sosial dan anak lebih mampu dalam mengandalikan
perasaannya yang sesuai dengan kemampuannya dalam mengidentifikasi dan
mengungkapkan perasaannya yang diperoleh secara bertahap dan melalui proses
penguatan dan modeling.
• Perkembangan sosial emosional anak merupakan perkembangan tingkah laku pada anak
untuk dapat menyesuaikan diri dengan aturan yang berlaku dalam lingkungan
masyarakat. pada masa ini proses anak belajar dalam menyesuaikan diri dengan norma,
moral dan tradisi dalam masyarakat. Piaget dalam teorinya menyebutkan adanya sifat
egosentris yang tinggi pada anak karena anak belum dapat memahami perbedaan
perspektif pikiran orang lain. Pada tahap ini anak hanya mementingkan dirinya sendiri
dan belum mampu bersosialisasi dengan baik dengan orang lain.
• Sebagian besar penelitian yang berkaitan pada dengan hubungan sosial manusia, menunjukkan, bahwa
pengalaman sosial awal (keluarga) dan dimulai pada masa kanak-kanak dan akan menetap pada diri
seseorang dan berpengaruh untuk kehidupan orang tersebut. Wulan dalam Mulyani 2014 Ada beberapa hal
yang mempengaruhi pengalaman sosial pada anak usia dini, sebagai berikut:
• Penyesuaian sosial, jika perilaku menyesuaikan diri pada anak berkembang dengan baik, maka akan menetap
pada diri anak hingga ia dewasa.
• Keterampilan sosial, sikap yang tertanam pada diri anak akan berpengaruh pada keterampilannya dalam
bergaul.
• Partisipasi aktif, pengalaman sosial sejak dini pada diri anak akan mempengaruhi keaktifan seorang anak
dalam berpartispasi di masyarakat hingga ia dewasa.
• Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri individu. Emosi dapat berupa perasaan
senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Dalam World Book Dictionary,
emosi didefinisikan sebagai “berbagai perasaan yang kuat”. Perasaan benci, takut, marah,
cinta, senang, dan kesedihan. Macam-macam tersebut adalah gambaran dari emosi.
Goleman menyatakan bahwa “emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran- pikiran
khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk
bertindak”.
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL DAN
EMOSI
• Karakteristik Perkembangan Sosia

1. Periode bayiUsia

• 1-2 bulan, anak belum mampu untuk membereskan objek dan benda.

• Usia 3-4 bulan, mata sudah kuat melihat orang/objek, tersenyum kepada orang lain.

• Usia 5-6 bulan, bereaksi berbeda terhadap suara, terkadang agresif, memegang,melihat, mengikuti suara dan tingkah laku yang sederhana.

• Usia 12 bulan, mengenal larangan.

• Usia 24 bulan, anak sudah membantu melakukan aktivitas sederhana.

2. Periode Prasekolah

• Membuat kontak sosial dengan orang di luar rumahnya.

• Mulai dapat bermain bersama

• Mulai menujukkan tingkat laku sosial


KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN EMOSI

• Anak lebih sering terjadi perselisihan dengan teman sebaya, menunjukkan sikap suka- tidak suka (walaupun rentang
benci pendek), suka merajuk (menangis dan bersembunyi sendiri bila dimarahi), sedih bila barang kesayangannya
hilang/mati.
• Kegiatan berteman lebih intens, bermain bersama di rumah maupun diluar rumah, hubungan anggota keluarga seperti
kaka lebih sering terjadi bentrokan, karena anak berusaha menunjukkan “kekuatannya” dihadapan anggota keluarga. Ia
mau diakui sebagai salah satu anggota keluarga dengan hak yang sama.
• Perilaku yang mencolok adalah perilaku marah/tidak senang dengan menyembunyikan diri sambil menangis, anak
harus diakui sebagai bagian dari kelompok/keluarga, kegiatan pertemuan lebih intens, perselisihan mulai berkurang,
• Interaksi anak dengan teman sebaya sangat intens, sudah jarang bertengkar atau bisa bekerjasama lebih lama, respons
positif dari orang dewasa membuat anak dekat.
STRATEGI PENGEMBANGAN SOSIAL

• Sikap sosial dalam proses cara bermain mendorong anak untuk meningkatkan pola berfikir
egosentrisnya.
• Belajar berkomunikasi agar anak dapar bermain dengan baik bersama orang lain, anak harus
bisa mengerti sifat dan pergaulan teman-temannya.
• Belajar mengorganisasi pada waktu anak bermain bersama orang lain, anak juga
berkesempatan belajar berorganisasi.
• Lebih menghargai orang lain dari pada perbedaan-perbedaan.
• Menghargai harmoni dan kompromi.

Anda mungkin juga menyukai