Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH PERKEMBANGAN HADIS

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Hadis Wa Ulumuhu yang dibina oleh
Dr. Abdul Fattah,S.Th.I.,M.Th.I

Oleh Kelompok 3
Nurintan 105281100320
Elina Hardiyanti Mukhtar 105281101420
Muh. Ayyub Darwis 105281104220

BIMBINGAN & KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Sejarah Perkembangan Hadis tepat waktu.
Makalah Sejarah Perkembangan Hadis disusun guna memenuhi tugas dari Bpk.
Mahlani, S.Th, I., MA pada mata kuliah Hadis wa Ulumuhu di kampus Universitas
Muhammadiyah Makassar. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang Sejarah Perkembangan Hadis.
kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bpk. Mahlani, S.Th, I.,
MA. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni kami. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.
kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
Makassar, 09 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
2.1 Hadis Pada Masa Rasulullah saw................................................................................2
2.2 Hadis Pada Masa Sahabat............................................................................................4
2.3 Hadis Pada Masa Tabi’in.............................................................................................5
2.4 Fungsi Hadis Terhadap Al-Quran...............................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................7
PENUTUP..................................................................................................................................7
3.1 KESIMPULAN...........................................................................................................7
3.2 SARAN........................................................................................................................7
3.3 KRITIK........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hadis adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari
Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam.Hadis
dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Qur'an, Ijma dan Qiyas, dimana,
kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an.
Sejarah perkembangan hadis merupakan masa atau periode yang telah dilalui oleh hadis
dari masa lahirnya dan tumbuh dalam pengenalan, penghayatan, dan pengamalan umat dari
generasi ke generasi. Mengetahui perkembangan hadis, baik dari perkembangan riwayat-
riwayatnya maupun pembukuannya, sangat diperlukan karena dipandang menjadi satu
kesatuan dengan studi hadis.
Di samping sebagai utusan Allah SWT, Rasulullah SAW adalah panutan dan tokoh
masyarakat. Beliau sadar sepenuhnya bahwa agama yang dibawanya harus disampaikan dan
terwujud secara konkrit dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, setiap kali ada kesempatan
Rasulullah SAW memanfaatkannya berdialog dengan para sahabat dengan berbagai media.
Hadis Rasulullah SAW yang sudah diterima oleh para sahabat, ada yang dihafal dan dicatat.
Dengan demikian, ada beberapa periode dalam sejarah perkembangan hadis.. dari Periode
Rasulullah SAW sampai periode sekarang.
Oleh karena itu, dalam pembahasan makalah ini, kami akan menyajikan bahan seminar
kelas yang berjudul “Sejarah Perkembangan Hadis Dari Masa Rasulullah Hingga Sahabat”.
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana sejarah perkembangan hadis pada masa Rasulullah Saw. ?
2) Bagaimana sejarah perkembangan hadis pada masa sahabat ?
3) Bagaimana sejarah perkembangan hadis pada masa tabi’in ?
4) Bagaimana fungsi hadis bagi Al-Qur’an ?
1.3 Tujuan Masalah
Dalam setiap penelitian apapun bentuknya senantiasa di barengi dengan tujuan
tertentu,oleh karena itu sebagai kelengkapan penjelasan penulis mengenai tujuan dan
kegunaan penelitian yaitu untuk mengetahui Sejarah Hadis baik dari zaman Rasulullah
hingga zaman Sahabat dan Tabi'in.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2 Hadis Pada Masa Rasulullah saw.


Periode ini disebut `Ashr Al-Wahyi wa At-Taqwin' (masa turunnya wahyu dan
pembentukan masyarakat Islam). Pada periode inilah, hadis lahir berupa sabda (aqwal),
aaf’al, dan taqrir Nabi yang berfungsi menerangkan AI-Quran untuk menegakkan syariat.
Para sahabat menerima hadis secara langsung dan tidak langsung. Penerimaan secara
langsung misalnya saat Nabi SAW. memberi ceramah, pengajian, khotbah, atau penjelasan
terhadap pertanyaan para sahabat. Adapun penerimaan secara tidak langsung adalah
mendengar dari sahabat yang lain atau dari utusan-utusan, baik dari utusan yang dikirim oleh
nabi ke daerah daerah atau utusan daerah yang datang kepada nabi.
Penerimaan Hadis dimasa Nabi SAW dilakukan oleh Sahabat dekat beliau, seperti
Khulafa' al-Rasyidin dan dari kalangan Sahabat utama lainnya. Para Sahabat di masa Nabi
mempunyai minat yang besar untuk memperoleh Hadits Nabi SAW, oleh karenanya mereka
berusaha keras mengikuti Nabi SAW agar ucapan, perbuatan, atau taqrir beliau dapat mereka
terima atau lihat secara langsung.
Para sahabat menerima hadis secara langsung dan tidak langsung. Penerimaan secara
langsung misalnya saat Nabi SAW.
1) Cara Rasulullah Menyampaikan Hadis :
Allah menurunkan al-Qur’an sebagai pedoman dan mengutus Rasul-Nya merupakan hal
yang tak dapat dipisahkan. Segala yang Rasulullah ucapkan, lakukan dan keadaannya serta
taqrir beliau merupakan perwujudan dari al-Qur’an. Sebagaimana firman Allah yang tertuang
pada surat an Najm: 3-4
َ ‫ اِ ْن هُ َو اِاَل َوحْ ُي ي‬,‫ق َع ِن ْالهَ َوى‬
‫ُوحى‬ ُ ‫َو َما يَن ِط‬
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”. (QS an-Najm: 3-4)
Ada beberapa cara Rasulullah menyampaikan hadis pada para sahabat yaitu:
Pertama, melalui ceramah terbuka yang beliau berikan. Rasulullah Saw. Selalu
menyediakan waktu khusus untuk para sahabat. melalui majlis ini para sahabat banyak
memperoleh hadis sehingga mereka selalu berusaha untuk berkonsentrasi guna mengikuti
kegiatan dan ajaran yang diberikan kepada Rasulullah. Sehingga para sahabat rela untuk

2
bergantian hadir untuk dapat menerima hadis, bahkan terkadang kepala suku yang jauh dari
madinah mengirimkan utusannya ke majlis ini, untuk kemudian mengajarkanya kepada suku
mereka sekembalinya dari menerima hadis.
Kedua, dalam banyak kesempatan Rasulullah juga menyampaikan hadis melalui sahabat
tertentu, yang kemudian disampaikan kepada sahabat yang lain, hal ini disebabkan karena
terkadang ketika Rasulullah Saw menyampaikan hadis para sahabat yang hadir hanya
beberapa saja.
Ketiga, Untuk hal-hal yang sensitif, seperti yang berkaitan dengan keluarga dan
kebutuhan biologis, disampaikan melalui istri-istrinya, begitu pula para sahabat jika ada hal
yang berkaitan dengan hal itu segan bertanya kepada Rasulullah maka para sahabat
menanyakan kepada istri-istri Rasul.
Keempat, cara lain yang dilakukan Rasulullah Saw adalah melalui praktek langsung.
Sahabat melihat secara langsung Rasulullah melakukan perbuatan terkait dengan ibadah,
misalnya sholat dan berwudhu. Sebagai contoh peristiwa yang terjadi antara Rasulullah Saw
dengan malaikat Jibril mengenai iman, islam, ikhsan dan tanda-tanda hari kiamat2.
2) Perintah dan Larangan Menulis Hadits
Para sahabat yang pada umumnya memiliki kelebihan berupa ingatan atau penghafalan
yang sangat kuat, sehingga dalam rangka memelihara hadis Rasulullah Saw Muhammad
SAW. menyuruh untuk menyimpan dalam ingatan atau dalam dada para sahabat.
Larangan menulis Hadits di karena kan ntuk memelihara kemurnian dan mencapai
kemaslahatan al-Qur’an dan hadis, sebagai sumber ajaran Islam, Rasulullah Saw menempuh
jalan yang berbeda. Terhadap al-Qur’an Rasulullah Saw secara resmi menginstruksikan
kepada sahabat disamping menghafal supaya untuk ditulis juga, sedangkan untuk hadis beliau
menyuruh hanya untuk menghafal saja, sebagaimana Rasulullah Saw bersabda:

َ ‫ َعنِّى َو َم ْن َكت‬g‫ قَا َل « الَ تَ ْكتُبُوا‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫ع َْن أَبِى َس ِعي ٍد ْال ُخ ْد ِرىِّ أَ َّن َرسُو َل هللا‬
‫َب َعنِّى َغي َْر‬
ْ ْ
ِ َّ‫أ ُمتَ َع ِّمدًا فَ ْليَتَبَ َّوأ َم ْق َع َدهُ ِمنَ الن‬g‫ى فَ ْليَتَبَ َّو‬
‫ار‬ َ ‫ َعنِّى َوالَ َح َر َج َو َم ْن َك َذ‬g‫ْالقُرْ آ ِن فَ ْليَ ْم ُحهُ َو َح ِّدثُوا‬
َّ َ‫ب َعل‬

Dari Abu Sa'id al-Khudri ra. Rasulullah saw bersabda: Janganlah kalian menulis dariku,
dan barang siapa yang menulis dariku selain al-Qur'an maka hendaklah dia menghapusnya.
Dan bicarakanlah tentangku tanpa masalah, dan barang siapa yang berbohong atas namaku
maka dia sudah mendudukkan kursinya di Neraka. (HR. Muslim).

3
Larangan penulisan hadis setiap Rasulullah menyampaikannya ialah untuk menghindari
kemungkinan adanya ketercampuran penulisan antara hadis dan wahyu, karena sahabat
menganggap semua yang disampaikan Rasulullah merupakan wahyu.

Dibalik larangan Rasulullah Saw tentang penulisan hadis, ternyata ditemukan sejumlah
sahabat yang memiliki catatan dan melakukan penulisan diantaranya adalah Abdullah Ibn
‘Amr al-‘Ash, ia memiliki catatan hadis yang menurut pengakuannya dibenarkan oleh
Rasulullah Saw. Menurut suatu riwayat diceritakan bahwa orang-orang Qurash mengeritik
sikap Abdullah ibn ‘Amr karena sikapnya yang selalu menulis apa yang datang dari
Rasulullah Saw, kritikan ini disampaikan kepada Rasulullah Saw, dan Rasulullah Saw
menjawab dengan mengatakan :

‫ا ْكتُبُوا ألَبِى َشا ٍه‬

Rasulullah saw pun berkata kepada beberapa orang sahabat: Kalian tuliskan untuk Abu
Syah.
Nash-nash yang melarang menulis hadis di satu pihak dan memerintahkan di pihak lain,
bukanlah hal yang patut dipertentangkan. Akan tetapi, keduanya dapat dikompromikan
sebagai berikut:
1) Larangan penulisan hadis pada masa Rasulullah dikarenakan adanya kekhawatiran
bahwa hadis akan bercampur dengan al-Qur’an yang masih berada dalam tahap proses
penurunan.
2) Larangan menulis hadis itu bersifat umum, sedangkan izin menuliskannya bersifat
khusus bagi orang yang memilili keahlian tulis menulis sehingga terjaga dari
kekeliruan. Seperti pada Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash.

3 Hadis Pada Masa Sahabat


Periode kedua sejarah perkembangan hadis adalah masa sahabat, khususnya masa
khulafa ar-Rasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi
Thalib) sekitar 11 H sampai dengan 40 H, masa ini disebut juga dengan masa sahabat besar.
1. Menjaga pesan Rasulullah SAW.
Pada masa menjelang akhir kerasulannya, Rasulullah SAW. berpesan kepada para
sahabat agar berpegang teguh kepada al-Qur’an dan Hadis serta mengajarkannya kepada
orang lain. Sebagaimana sabda-Nya Yang Artinya;
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat”

4
2. Berhati-hati dalam meriwayatkan dan menerima hadis
Perhatian para sahabat pada masa ini masih terfokus pada usaha memelihara dan
menyebarkan al-Qur’an, ini terlihat bagaimana al-Qur’an dibukukan oleh sahabat.
Kehati-hatian dan usaha membatasi periwayatan yang dilakukan para sahabat,
disebabkan karena mereka khawatir terjadi kekeliruan, dimana mereka sadari hadis
merupakan sumber tashri’ yang kedua setelah al-Qur’an, yang harus terjaga dari
kekeliruan sebagaimana al-Qur’an. Oleh karenanya para sahabat khususnya khulafa al-
Rashidin berusaha memperketat periwayatan hadis.

4 Hadis Pada Masa Tabi’in


Tabi’in adalah orang islam yang bertemu dengan sahabat, berguru dengan sahabat, tetapi
tidak bertemu dengan Rasulullah SAW. dan tidak pula semasa dengan beliau.Periode ini
disebut ‘Ashr Intisyar al-Riwayah ila Al-Amslaar’ (masa berkembang dan meluasnya
periwayatan hadis). Pada masa ini, daerah Islam sudah meluas, yakni ke negeri Syam, Irak,
Mesir, Samarkand, bahkan pada tahun 93 H, meluas sampai ke Spanyol. Hal ini bersamaan
dengan berangkatnya para sahabat ke daerah-daerah tersebut, terutama dalam rangka tugas
memangku jabatan pemerintahan dan penyebaran ilmu hadis.
Terdapat juga beberapa kota yang menjadi pusat pembinaan dalam periwayatan hadis
sebagai tempat tujuan para tabi’in dalam mencari hadis yaitu Madinah, Mekah, Kufah,
Basrah, Syam, Mesir, Yaman dan Khurasan. Pusat pembinaan pertama adalah Madinah
karena di sinilah tempat Rasulullah SAW. menetap dan hijrah serta membina masyarakat
islam.
Pergelokan politik yang terjadi pada masa sahabat mengakibatkan umat Islam mulai
terpecah-pecah menjadi beberapa golongan seperti golongan ‘Ali Ibn Abi Thalib, yang
kemudian dinamakan golongan Syi'ah, kemudian golongan khawarij, yang menentang ‘Ali,
dan golongan Mu'awiyah, dan terakhir golongan jumhur (golongan pemerintah pada masa
itu). Peristiwa ini secara tidak langsung memberikan pengaruh negatif dan positif terhadap
perkembangan Hadis yaitu:
a. Pengaruh negatifnya adalah munculnya hadis-hadis palsu untuk mendukung kepentingan
politik masing-masing kelompok.
b. Pengaruh positifnya adalah terciptanya rencana dan usaha yang mendorong diadakannya
kodifikasi atau tadwin hadis sebagai penyelamatan pemalsuan hadis.

5
5 Fungsi Hadis Terhadap Al-Quran
1. Bayan At-Taqrir
Bayan At Taqrir adalah menetapkan juga memperkuat dari apa yang sudah
diterangkan dalam Al-Quran. Hadis ini berfungsi untuk membuat kandungan Al-Quran
semakin kokoh dengan adanya  penjelasan Hadis tersebut.
Contoh fungsi ini seperti Hadis yang menjelaskan QS Al Baqarah 185 (“… maka
barang siapa yang mempersaksikan pada waktu itu bulan, hendaklah ia
berpuasa….” (Q.S. Al-Baqarah: 185), mengenai masalah puasa. : “Apabila kalian melihat
(ru’yah) bulan, maka berpuasalah, juga apabila melihat (ru’yah) itu maka berbukalah.”
(HR Muslim)
2. Bayan At-Tafsir
Bayan At Tafsir memiliki arti sebagai fungsi perincian dan penafsiran Al-Quran.
Mungkin di Al-Quran masih bersifat umum, sedangkan dalam Hadis diperinci dan
didetailkan serta mentekniskan apa yang tidak dijelaskan dalam Al-Quran.
Misalnya saja Allah memerintahkan manusia beriman untuk melaksanakan shalat.
Mengenai teknis detail dan caranya, hal ini diperjelas dengan Hadis sebagaimana yang
telah Rasulullah lakukan.
3. Bayan At-Tasyri’
Bayan At Tasyri memiliki maksud untuk mewudukan hukum atau aturan yang tidak
didapat dalam Al-Quran secara eksplist. Hal ini berfungsi untuk menunjukkan suatu
kepastian hukum dengan berbagai persoalan yang ada di kehidupan namun tidak
dijelaskan Al-Quran.
Hal ini misalnya tentang Hukum merajam wanita yang masih perawan, tentang hak
waris anak, tentang masalah hukum ekonomi, dan sebagainya.
4. Bayan An-Nasakh
Bayan Nasakh memiliki maksud untuk menghapus ketentuan yang ada dengan
ketentuan yang lain karena datangnya suatu permasalahan yang baru. Namun tentunya
bukan menghapus isi dan substansi dari Al-Quran hanya saja masalah teknisnya yang
berbeda.
5.

6
BAB III
PENUTUP

3 KESIMPULAN
Pada masa Nabi SAW. Ada beberapa cara yang ditempuh oleh Rasulullah SAW. Dalam
menyampaikan suatu hadits yaitu, melalui ceramah terbuka yang beliau berikan, melalui
sahabat sahabat tertentu, melaui praktek langsung yang dilihat para sahabat, terkait hal-hal
yang sensitif seperti yang berkaitan dengan keluarga dan kebutuhan biologis disampaikan
melalui istri-istri Rasul.
Cara sahabat khulafa al-Rashidin misalnya, menerima hadis berbeda dengan cara yang
dialami generasi setelahnya. Pada masa itu, para sahabat memiliki semangat yang sangat
besar untuk mendapat hadis secara langsung, melihat perbuatan, mendengar perkataan
bahkan taqrir Rasulullah. Oleh karena itu, mereka berusaha keras untuk selalu dapat
mengikuti Rasul.

4 SARAN
Diakhir tulisan ini penulis ingin menyampaikan beberapa saran kepada pembaca:
1. Dalam memahami Islam hendaknya kita bersifat inklusif terhadap beberapa hasanah
pemikiran tentang segala hal. Sehingga ajaran Islam dapat menjadi dinamis dan dapat
menjawab berbagai tuntunan perubahan zaman.
2. Hendaknya setiap orang tetap bersifat terbuka terhadap berbagai pendekatan dan sistem
pendidikan yang ada. Karena hal itu akan menambah kekayaan khasanah intelektual dan
wawasan kependidikan bagi semua.

5 KRITIK
Berkaitan dengan sejarah perkembangan hadis, kami menyadari bahwa dari
berbagai referensi yang ada masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam segi penulisan,
sehingga terjadi kesalahpahamman dalam konsep sejarah perkembangan hadis. Dan kami
berharap dari refisian makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan barokah.
Amin.

7
DAFTAR PUSTAKA

Agus Solahudin, Ulumul Hadits (Bandung: Pustaka Setia, 2008), 33

M. Syuhudi Ismail, Kaedah-Kaedah Keshahehan Sanad Haits (Jakarta: Bulan Bintang, 1995),
41

Ibid, 46
https://knowledgeisfreee.blogspot.com/2015/11/makalah-sejarah-perkembangan-Hadis.html

http://makalahpendidikanislamlengkap.blogspot.com/2015/07/sejarah-perkembangan-hadis-
pada-masa.html

https://www.researchgate.net/publication/328018764_SEJARAH_PERKEMBANGAN_HAD
IS_PADA_MASA_PRAKODIFIKASI_DAN_KODIFIKASI

http://makalahmahasiwa.blogspot.com/2016/06/sejarah-perkembangan-hadits-pada-
masa.html

Anda mungkin juga menyukai