Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENYEBAB PERUBAHAN PADA MASA PUBERTAS

Dosen : Wa Ode Sri Kamba Wuna, SST.,M.Keb


Mata Kuliah : ASUHAN KEBIDANAN REMAJA DAN
PRAKONSEPSI

OLEH

ASRIANTI BASRIN
PBD23026

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA IBU

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan

hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

"Penyebab Perubahan Pada Masa Pubertas" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan

Kebidanan Remaja dan Prakonsepsi selain itu, makalah ini bertujuan

menambah wawasan tentang Masa Pubertasbagi para pembaca dan juga

penulis.

Penulis mengucapkan terimah kasih kepada Ibu Wa Ode Sri Kamba

Muna, S.ST.,M.Keb selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Remaja

dan Prakonsepsi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua

pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab

itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan

makalah ini.

Kendari, 19 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

1. Latar Belakang.....................................................................................1
2. Rumusan Masalah...............................................................................2
3. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................3
A. Pengertian Pubertas ...........................................................................3
B. Tanda-Tanda Pubertas.........................................................................4
C. Penyebab Pubertas..............................................................................4
D. Faktor Resiko Gangguan Pada Pubertas........................................................5
E. Cara Menyikapi Masa Pubertas.....................................................................6
BAB III PENUTUP........................................................................................9

1. Kesimpulan....................................................................................................9
2. Saran.............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Remaja mengalami masa puber yang dianggap sebagai periode

tumpang tindih karena mencakup masa akhir kanak-kanak dan masa awal

remaja. Pubertas dialami pada masa remaja. Menurut World Health

Organization (WHO), masa pubertas terjadi pada rentang usia 10 sampai

19 tahun. Pubertas merupakan transisi yang dialami oleh individu dari

periode kanak-kanak menuju periode remaja, yang ditandai oleh

perubahan-perubahan fisik umum serta perkembangan kognitif dan sosial

(Santrock dalam Suryani 2013). Remaja mulai mengalami berbagai

perubahan penting salah satunya adalah perubahan fisik (Feldman, 2012).

Perubahan fisik yang terjadi membuat remaja menjadi lebih

memperhatikan dirinya dan melakukan penilaian tentang penampilan

fisiknya. Perhatian remaja terhadap tubuh ini merupakan salah satu aspek

psikologis yang disebut dengan istilah citra tubuh (McCabe & Ricciardelli

dalam Santrock 2012).

Citra tubuh merupakan persepsi pikiran dan perasaan seseorang

tentang tubuhnya sendiri (Grogan, 2008). Penilaian mengenai fisiknya

sendiri seperti ukuran tubuh, berat badan, dan aspek tubuh lainnya, yang

berkaitan dengan penampilan (Thompson & Altabe dalam Wiranatha,

2015).

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Pubertas?

2. Bagaimana tanda-tanda pubertas?

3. Apa penyebab pubertas?

4. Bagaimana Faktor Resiko Gangguan Pada Pubertas?

5. Bagaimana Cara Menyikapi Masa Pubertas?

C. TUJUAN

Berdasarkan dengan latar belakang dan rumusan masalah dalam makalah ini

penulis menyampaikan tujuan dalam pembuatan makalah ini dengan tujuan:

1. Memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Remaja dan

Prakonsepsi

2. Memahami pengertian Pubertas

3. Dapat mengetahui Tanda-tanda pubertas

4. Dapat memahami penyebab pubertas

5. Dapat memahami Faktor Resiko Gangguan Pada Pubertas

6. Dapat memehami cara menyikapi masa pubertas

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PUBERTAS

Pubertas adalah fase pertumbuhan di mana akhirnya anak

mengalami ataupun mencapai kematangan reproduksinya. Pada masa

pubertas, sistem tubuh lain juga matang selama periode ini.

Masa pubertas merupakan masa transisi dan tumpang tindih.

Dikatakan transisi kerana pubertas berada dalam peralihan antara masa

kanak-kanak dengan masa remaja dan dikatakan tumpang tindih karena

beberapa ciri biologis dan psikologis kanak-kanak masih dimilikinya. Setiap

anak dapat dipastikan akan melewati fase yang dinamakan dengan masa

pubertas. Pubertas adalah proses perubahan atau perkembangan seorang dari

segi fisik menjadi dewasa secara seksual.

Pubertas yang terjadi antara anak laki-laki dengan perempuan

berbeda waktunya.Secara umum, pubertas pada anak perempuan terjadi

lebih cepat dibandingkan dengan laki-laki. Pubertas pada anak perempuan

terjadi pada rentang usia 10-14 tahun. Sedangkan laki-laki pada usia 12-16

tahun. Namun memang seiring dengan berbeda-bedanya kondisi tubuh

manusia, proses itu terjadinya bisa berbeda-beda waktunya. Sesuai dengan

definisinya, remaja yang sedang mengalami pubertas akan mengalami

perubahan fisik. Hal itu disebabkan karena adanya pengaruh dari perubahan

hormon saat pubertas. Salah satu ciri perubahan pubertas secara umum yang

3
terlihat kasat mata adalah peningkatan tinggi badan, untuk laki-laki

tumbuhnya kumis, serta perubahan suara.

B. TANDA-TANDA PUBERTAS

Tanda pubertas pada anak perempuan dan laki-laki berbeda. Kalau

pubertas pada anak perempuan ditandai dengan:

 Bentuk Tubuh

 Tinggi

 Kemunculan Jerawat

 Pertumbuhan Payudara

 Pertumbahan Rambut

 Keputihan

 Periode Mestruasi

 Kertidakaturan periode

Perubahan fisik yang menjadi fase pubertas pada anak laki-laki

akan ditandai dengan kondisi:

 Pertumbuhan tinggi dan masa otot

 Jerawat

 Perubahan suara

 Pertumbuhan rambut

 Pertumbuhan alat kelamin

 Mimpi basa

 Ereksi

4
C. PENYEBAB PUBERTAS

Pubertas adalah waktu ketika semua organ utama dan sistem tubuh

menjadi matang. Pada akhir pubertas, seorang remaja sudah matang secara

seksual dan reproduktif. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi

selama masa pubertas disebabkan oleh perubahan kadar hormon tertentu

dalam tubuh.

Perubahan hormon dimulai pada pertengahan tahun sekolah dasar,

tetapi pubertas dimulai sekitar 10 tahun untuk anak perempuan dan 11

tahun untuk anak laki-laki. Meski standarnya begitu, namun setiap anak

bisa jadi berbeda. Ada yang memulai pubertas lebih awal atau justru malah

lebih lambat.

Anak perempuan biasanya memulai pubertas jauh sebelum anak

laki-laki. Ketika memasuki pubertas, baik anak laki-laki maupun

perempuan mengalami banyak perubahan emosi, sehingga menimbulkan

pertentangan internal dan konflik eksternal.

D. FAKTOR RESIKO GANGGUAN PADA PUBERTAS

Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan seseorang berisiko

mengalami gangguan pada pubertas, yaitu:

 Genetik

 Gangguan hormonal, termasuk sindrom ovarium polikistik (POS)

5
 Masalah pada kelenjar hipofisis atau tiroid yang menghasilkan

hormon yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan

tubuh.

 Gangguan kromosom yang mengganggu proses pertumbuhan

normal.

 Gangguan makan

 Olahraga berlebihan

 Tumor

 Infeksi

 Kemoterapi

 Kondisi atau cedera medis lain yang mendasarinya.

E. CARA MENYIKAPI MASA PUBERTAS

Pada masa pubertas, organ reproduksi para remaja sudah mulai

matang. Hal ini menunjukkan baik laki-laki maupun perempuan telah siap

untuk melangsungkan keturunan mereka. Oleh karena itu, sebagai seorang

remaja harus menerima dan menyikapi pubertas dengan baik.

Kesehatan Reproduksi pada Laki-Laki dan Perempuan

Kesehatan organ reproduksi juga perlu mendapatkan perhatian, karena

kesehatan reproduksi dapat menjadi penentu kualitas hidup dan kesehatan

seorang manusia. Adapun cara dalam menjaga kesehatan reproduksi di

antaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengganti pakaian dalam dan celana dalam dalam dua kali sehari.

6
2. Menggunakan celana dalam berbahan menyerap keringat dan air.

Air dan keringat dapat menyebabkan daerah di sekitar kemaluan

menjadi lembab yang disukai oleh jamur dan kuman.

3. Memakai handuk yang bersih, kering, tidak lembab, dan bau

4. Melakukan sunat atau khitan. Khitan bermanfaat bagi kesehatan

karena membuat kulit kemaluan lebih bersih. Khitan akan

mengurangi risiko infeksi pada kemaluan akibat tumpukan

kotoran, sisa air seni, dan cairan lain.

5. Untuk perempuan, pada saat haid, gunakan pembalut dengan daya

serap tinggi. Gantilah 4 - 5 kali sehari, setelah mandi atau buang

air kecil. Jika menggunakan pembalut sekali pakai, sebaiknya cuci

dulu sebelum dibungkus dan dibuang ke tempat sampah. Jika

menggunakan pembalut dari kain, rendam pembalut dengan air

sabun dalam wadah tertutup, lalu cuci.

6. Membasuh daerah kemaluan dengan air bersih atau bisa juga tisu

maupun sejenisnya. Setelah buang air besar dan buang air kecil

dengan cara membasuh kemaluan dimulai dari arah depan ke

belakang agar kuman dari anus tidak masuk ke saluran

kencing dan organ reproduksi.

7. Berolahraga secara teratur, mengurangi makanan yang banyak

mengandung garam, dan banyak minum air putih atau jus buah

8. Bergaul dengan baik dan wajar serta menghindari pergaulan bebas.

Untuk mengurangi pengaruh sikap pada masa pubertas tersebut,

7
remaja perlu mengembangkan sikap-sikap positif. Contohnya

sebagai berikut:

1. Perbanyak bergaul dengan teman-teman yang baik. Sikap ini

akan menjauhkan seorang remaja dari sikap bosan, ingin

menyendiri, tidak mau bekerja sama, dan tidak percaya diri

2. Bersikap baik kepada orang tua, saudara, teman sebaya, dan

teman yang lebih muda. Sikap ini akan menciptakan

hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitar

lingkungan remaja.

3. Melaksanakan ajaran agama dengan baik. Jika dilakukan,

maka akan terbiasa berbuat baik dan jauh dari perbuatan

yang dilarang agama.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Masa pubertas merupakan masa transisi dan tumpang tindih.

Dikatakan transisi kerana pubertas berada dalam peralihan antara masa

kanak-kanak dengan masa remaja dan dikatakan tumpang tindih karena

beberapa ciri biologis dan psikologis kanak-kanak masih dimilikinya.

Setiap anak dapat dipastikan akan melewati fase yang dinamakan dengan

masa pubertas. Pubertas adalah proses perubahan atau perkembangan

seorang dari segi fisik menjadi dewasa secara seksual. Perubahan hormon

dimulai pada pertengahan tahun sekolah dasar, tetapi pubertas dimulai

sekitar 10 tahun untuk anak perempuan dan 11 tahun untuk anak laki-laki.

Meski standarnya begitu, namun setiap anak bisa jadi berbeda. Ada yang

memulai pubertas lebih awal atau justru malah lebih lambat.

B. SARAN

Untuk pengembangan lebih lanjut, penulis masih menyadari bahwa

makalah ini masih memiliki kekurangan. Penulis menyarankan untuk

melakukan pengembangan yang lebih lanjut guna memaksimalkan potensi

atau pesan positif dari makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6509816/pubertas-pengertian-ciri-dan-

cara-menyikapinya.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/08/190000469/masa-pubertas-dan-ciri-

cirinya?page=all.

10

Anda mungkin juga menyukai