Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN OBSERVASI KARAKTERISTIK DAN TUGAS

PERKEMBANGAN PADA MASA PUBERTAS

Disusun Oleh:
Mestika Dyah Ayu K.
J91218100

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
2018

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama, dipanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang maha
pengasih lagi maha penyayang, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita
semua, sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan lancar.
Laporan ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu saya menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, saya sangat menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, saya
sangat menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar saya dapat lebih baik kedepannya.
Akhir kata, saya saya berharap semoga laporan observasi karakteristik dan tugas
perkembangan pada masa pubertas ini dapat memberikan manfaat maupun pandangan terhadap
pembaca.

Surabaya, 26 November 2018

Mestika Dyah Ayu Kemalasari

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar ………………………………...………………………………………………..2


Daftar isi…………………………………………………………………………………………..3
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………………...4

A. Latar Belakang……………………………………………....................................4

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….4

C. Maksud dan Tujuan…………………………………………………………………………..4

Bab II Kajian Pustaka…………………………….……………………………………………….6

A. Karakteristik Perkembangan pada Masa Pubertas…………...……………………6

B. Tugas-Tugas Perkembangan pada Masa Pubertas..……..………………………...7

Bab III Hasil Observasi………………..…………………………………………………………..8

C. Waktu Pelaksanaan…………………………………………………………………………8

D. Identitas Narasumber……………………………………………………………………….8

E. Hasil Observasi………………………………………………………………………………...8

F. Significant Other………………………………………………………………………………9

Bab IV Pembahasan………………………...………………........................................................10

G. Permasalahan………………………………………………………………………………10

H. Solusi……………………………………………………………………………………………..10

Bab V Penutup…………………………………………………………………………………………………………………………..11

3
I. Kesimpulan…………………………………………………………………………………….11

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………12

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Manusia sebagai makhluk hidup pada hakikatnya mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Dalam proses menjalani pertumbuhan dan perkembangan tersebut, terdapat
berbagai fase yang mana pada tiap fasenya memiliki karakteristik serta tugas-tugas
perkembangan yang berbeda-beda.
Salah satu periode terpenting dalam rentang kehidupan seorang individu, yaitu masa
remaja. Secara psikologis, masa remaja merupakan usia dimana anak tidak lagi merasa di
bawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan berada pada tingkatan yang sama,
(Hurlock, 1980). Namun sebelum memasuki periode remaja secara menyeluruh, individu
akan terlebih dahulu melalui masa pubertas.
Masa pubertas adalah suatu tahap dalam perkembangan di mana terjadi ematangan alat-
alat seksual dan mencapai kemampuan reproduksi. Tahap ini disertai dengan perubahan-
perubahan dalam pertumbuhan somatis dan perpekif psikologi, (Root, 1973).
Masa pubertas merupakan periode yang unik dan khusus yang ditandai dengan
perubahan-perubahan tertentu yang tidak terjadi di tahap-tahap lain dalam rentang
kehidupan. Pubertas sendiri pun dapat terjadi pada berbagai usia. Pada anak perempuan
umumnya terjadi antara rentang usia 11 – 15 tahun. Sedangkan pada anak laki-laki usia 12 –
16 tahun.
Variasi pada usia terjadinya pubertas menimbulkan banyak masalah pribadi maupun
sosial. Perbedaan dimulainya asa puber inilah yang membuat periode ini merupakan periode
yang sangat sulit namun sekalius singkat.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana karakteristik perkembangan pada subjek?
1.2.2 Bagaimana pemenuhan tugas-tugas perkembangan pada subjek?
1.3 Maksud dan Tujuan

5
1.3.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi perkembangan.
1.3.2 Untuk mengetahui karakteristik perkembangan pada subjek.
1.3.3 Untuk mengetahui proses pemenuhan tugas-tugas perkembangan pada subjek.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Perkembangan pada Masa Pubertas


Kematangan seksual pada anak beranjak remaja ditandai dengan munculnya ciri-ciri seks
primer dan ciri-ciri seks sekunder.
a) Ciri-Ciri Seks Primer

Ciri-ciri seks primer merujuk pada bagian organ reproduksi. Pada anak laki-laki,
ciri tersebut ditunjukan dengan adanya pertumbuhan pada batang kemaluan dan
kantung kemaluan atau skrotum. Hal tersebut umumnya mulai terjadi pada usia 12
tahun dan baru akan sepenuhnya mengalami kematangan pada usia 20 – 21 tahun
(Santrock, 1997).

Sementara pada anak perempuan, ciri seks primer ditandai dengan terjadinya
menstruasi. Menstruasi merupakan keluarnya darah dan jaringan sel yang hancur dari
uterus, yang mana menandakan bahwa mekanisme reproduksi anak perempua
tersebut telah sepenuhnya matang, sehingga memungkinkan individu untuk
mengandung dan melahirkan anak. (dalam Desmita, 2005:193).

b) Ciri-Ciri Seks Sekunder

Ciri seks sekunder mencakup tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung


berhubungan dengan proses reproduksi, namun merupakan tanda-tanda pembeda
antara laki-laki dan perempuan. Tanda-tanda ini muncul disebabkan oleh faktor
hormonal yang didapat seiring munculnya ciri seks primer.

6
Pada anak laki-laki, umumnya terjadi penumbuhan rambut pada kemaluan, ketiak,
kulit tangan dan kaki, bahkan wajah. Kulit bertambah kasar dan pori-pori meluas
sehingga mudah timbul jerawat. Membesarnya otot-oto tangan, kaki, dada, bahu, dan
lengan. Serta suara berubah semakin berat.

Sedangkan pada anak perempuan, pinggul mulai melebar dan payudara mulai
membesar. Tumbuhnya rambut halus pada kemaluan dan ketiak. Kulit menjadi lebih
halus. Serta suara berubah melembut.

2.2 Tugas-Tugas Perkembangan pada Masa Remaja

Berikut ini merupakan tugas-tugas perkembangan pada masa pubertas


(Soetjiningsih, 2004) :

a. Memperluas hubungan antar pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa


b. Memperoleh peranan sosial
c. Menerima keadaan tubuhnya dan menggunakannya secara efektif
d. Memperoleh kebebasan emosional dari orangtua
e. Mencari kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri
f. Memiliki dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan
g. Mempersiapkan diri untuk perkawinan dan kehidupan berkeluarga
h. Mengembangkan dan membentuk konsep-konsep moral

7
BAB III

HASIL OBSERVASI

3.1. Waktu Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Sabtu, 24 November 2018

Pukul : 13.00 WIB

Narasumber : Anak usia puber

3.2. Identitas Narasumber

Nama : Abrizam

Usia : 13 tahun

Jenjang pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)

3.4. Hasil Observasi

Dari observasi yang telah dilakukan pada subjek (Abrizam, 13), terlihat bahwa
subjek telah mengalami perubahan tinggi dan berat badan yang cukup signifikan dari saat
sebelum memasuki SMP hingga saat ini. Juga dalam setahun terakhir, wajahnya mulai
sedikit-sedikit ditumbuhi jerawat. Subjek mengatakan bahwa ia masih belum mengalami
tumbuh rambut pada organ kemaluan, ketiak, serta tangan dan kaki. Subjek juga
mengatakan bahwa ia masih belum mengalami mimpi basah.

Perubahan-perubahan tersebut lalu memengaruhi timbulnya kebiasaan baru yang


dulunya tidak pernah dilakukan, seperti memakai sabun cuci muka secara rutin,
mengkonsumsi obat kumur, rajin menggunakan parfum saat bepergian, serta

8
menggunakan pomade. Subjek juga sudah mulai ‘pilih-pilih’ dalam membeli pakaian dan
sepatu. Ia mulai terbawa ingin memiliki barang yang sama jenisnya (modell, brand, dll)
seperti teman-temannya.

Pada masa pubertas ini, subjek mulai mengalami sedikit perubahan sikap. Saat
masih duduk di sekolah dasar, subjek merupakan pribadi yang pendiam dan tertutup.
Hanya membicarakan sesuatu yang menurutnya penting dan perlu dibicarakan, serta
jarang sekali bisa terbawa candaan dengan orang selain keluarga dan teman-teman
dekatnya. Sedangkan saat ini, subjek sudah mulai sedikit terbuka terhadap
lingkungannya.

Subjek juga sudah mulai berani membicarakan hal-hal lain kepada kakak
perempuannya yang berusia 17 tahun. Hal-hal seperti masalah pribadi, masalah sosial,
pendapat tentang keputusan orangtua, pertanyaan-pertanyan seputar gaya hidup, serta
obrolan-obrolan ringan yang dulunya tidak pernah ia bicarakan.

Menurut sudut pandang pengobservasi, hal ini dikarenakan subjek telah


memasuki usia yang satu lingkup dengan sang kakak, sehingga dapat dikatakan mereka
dalam usia sebaya. Oleh sebab itu, subjek lebih merasa nyaman berbicara dengan sang
kakak dibandingkan anggota keluarga lainnya.

Keterampilan khusus yang dimilikinya adalah bermain sepakbola. Subjek


tampaknya memiliki keterampilan yang sangat lemah di sisi kognitif, namun sangat kuat
di sisi motorik. Hal ini dapat dibuktikan dengan kemampuan bermain sepakbolanya yang
dapat dikatakan diatas rata-rata anak seusianya, berdasarkan pendapat teman-teman tim
sepak bola serta pelatihnya.

Untuk interaksinya dengan lawan jenis, subjek belum mengalami perkembangan


yang signifikan. Dikarenakan subjek saat ini bersekolah dan tinggal di asrama putra.
Subjek juga sangat menggemari game. Menurut sudut pandang pengobservasi, subjek
terlalu disibukkan dengan game, kegiatan olahraga, serta teman-teman lelakinya sehingga
ia masih belum sempat mulai memikirkan berinteraksi dengan lawan jenis.

3.4. Significant Other

9
Dari wawancara yang dilakukan pengobservasi pada orangtua subjek, dikatakan
bahwa subjek memang memiliki pribadi yang agak acuh terhadap sekitar. Namun sejak
memasuki jenjang SMP, subjek mulai memiliki kesadaran untuk merawat dirinya.
Terlebih dikarenakan subjek saat ini tinggal di sebuah asrama, subjek sudah mulai belajar
untuk mandiri.

Dari segi pertumbuhan fisik, orangtua subjek mengatakan bahwa tinggi badan
subjek dipengaruhi oleh keturunan. Begitu juga dengan sedikitnya intensitas rambut yang
tumbuh pada kaki dan tangan subjek, hal itu dikarenakan bawaan orangtua yang memang
hanya memiliki sedikit rambut pada tangan dan kaki.

Namun orangtua subjek juga mengatakan bahwa setahun terakhir ini subjek
sangat sering meminta dibelikan barang yang harganya agak lebih mahal dari barang-
barang yang biasa dipakai subjek dulunya. Dan permintaan-permintaan tersebut tidak
pernah dituruti oleh orangtua sehingga seringkali menyebabkan subjek merajuk selama
beberapa waktu.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Permasalahan
Subjek mulai terbawa oleh arus gaya hidup masa kini, yang menyebabkan ia selalu
meminta barang-barang dengan harga di atas rata-rata kepada orang tua.
4.2. Solusi

Subjek harus belajar untuk memahami keadaan orang lain, terutama orangtuanya. Jika
orangtuanya tidak menyukai ia membeli barang-barang mahal, maka jangan meminta barang-
barang tersebut. Jika subjek ingin mengikuti trend yang ada, maka sama sekali tidak ada yang

10
salah dengan itu. Yang menjadi masalah adalah jika keinginan subjek akan menjadi beban
untuk orang lain. Hal itulah yang akhirnya membuat stigma ‘mengikuti trend’ terdengar
buruk.

Sebenarnya, ia boleh saja menginginkan barang-barang mahal seperti yang dimiliki


teman-temannya, nmun tidak dengan meminta. Ia harus belajar mengumpulkan uang sedikit
demi sedikit. Agar ia dapat merasakan perjuangan mencari uang dengan usaha sendiri.
Sehingga ia tidak terbiasa merepotkan orang lain. Hal itu sekaligus juga dapat melatih sikap
kedewasaannya dalam menyelesaikan masalah.

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari laporan observasi diatas, dapat disimpulkan bahwa subjek (Abrizam, 13) masih
belum memenuhi karakteristik perkembangan masa pubertas secara keseluruhan. Hal ini
dapat dilihat dari masih banyak ciri seks primer maupun sekunder yang belum nampak pada
diri subjek.

Begitu juga dengan tugas-tugas perkembangan. Beberapa dari tugas-tugas tersebut


mungkin sudah terpenuhi, seperti tugas yang berkaitan dengan sosialisasi dan pembentukan
peran serta self acceptance dan penggunaannya secara efektif. Namun, dalam menjalankan
tugas-tugas lainnya subjek masih lalai dan masih terbawa sikap kekanak-kanakan.

Menurut sudut pandang pengobservasi, tugas-tugas tersebut akan terpenuhi seiring


berjalannya waktu. Mengingat masa pubertas anak laki-laki berada pada rentang usia 13 – 16
tahun, itu berarti subjek masi memiliki banyak waktu untuk membangun dirinya.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Desmita, 2013, Psikologi Perkembangan, Bandung : Remaja Rosdakarya


2. Hurlock, Elizabeth W., 1980, Psikologi Perkembangan, Jakarta : Erlangga
3. Santrock, John W., 2011, Life Span Development, Jakarta : Erlangga
4. Soetjiningsih, 2004, Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya,
Jakarta : Sagung Seto.

12

Anda mungkin juga menyukai