Karakter
adalah perilaku relatif permanen yang bersifat baik atau kurang baik. Generasi 2045 disebut
“berkarakter generasi emas” haruslah memiliki sikap positif, pola pikir esensial, komitmen
normatif dan kompetensi abilitas, dan berlandasan IESQ. Sikap positif adalah representasi
perilaku tentang nilai Pancasila dan nilai kemanusiaan. Pola pikir esensial adalah perilaku tidak
hanya berlandaskan pertimbangan rasional dan pembuktian empirik, melainkan juga
suprarasional. Komitmen normatif adalah kesetiaan atau loyalitas berbasis spirit internal.
Kompetensi abilitas adalah profesionalitas pada tingkat seni. Landasan IESQ adalah fokus
pendidikan pada kecerdasan komprehensif. Karakter Generasi Emas 2045 adalah kekuatan utama
membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju, jaya dan bermartabat.
Kata Kunci: karakter generasi emas, sikap positif, pola pikir ssensial, komitmen normatif,
kompetensi abilitas, IESQ
DATA 2
DATA 3
May
22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka turut serta mencer-daskan kehidupan bangsa, peranan guru sangat
penting sekali untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan berakhlak mulia. Kita
sadari, bahwa peran guru sampai saat ini masih eksis, sebab sampai kapanpun posisi atau peran guru
tersebut tidak akan bisa digantikan sekalipun dengan mesin sehebat apapun, mengapa? Karena, guru
sebagai seorang pendidik juga membina sikap mental yang menyangkut aspek-aspek manusiawi dengan
karakteristik yang beragam dalam arti berbeda antara satu siswa dengan lainnya. Banyak pengorbanan
yang telah diberikan oleh seorang guru semata-mata ingin melihat anak didiknya bisa berhasil dan
sukses kelak. Tetapi perjuangan guru tersebut tidak berhenti sampai disitu, guru juga merasa masih
perlu meningkatkan kompetensinya agar benar-benar menjadi guru yang lebih baik dan lebih
profesional terutama dalam proses belajar mengajar sehari-hari. Pada dasarnya terdapat seperangkat
tugas yang harus dilaksanakan oleh guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar, tugas guru
ini sangat berkaitan dengan kompetensi profesionalnya. Hakikat profesi guru merupakan suatu profesi,
yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan
oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Guru berprestasi adalah guru yang memiliki kinerja
melampaui standar yang telah ditetapkan oleh satuan pendidikan, yang mencakup kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan mampu
menghasilkan karya inofatif yang diakui baik pada tingkat daerah, nasional dan/atau internasional; dan
secara langsung membimbing peserta didik hingga mencapai prestasi di bidang intrakurikuler dan/atau
ekstrakurikuler. Untuk mengembangkan kualitas dunia pendidikan dibutuhkan guru berkualitas dan
terakreditas serta potensi yang tinggi maupun berwawasan luas, berprestasi serta tenaga pengajar
terkreditasi akan mendorong siswa berprestasi. Guru yang berprestasi dan berdedikasi tinggi perlu
dikembangan pemerintah dan di masyara-katkan untuk mengangkat kualitas murid dari daya saing
dikancah nasional maupun internasional, guru berprestasi dan ber-dedikasi tinggi harus terus
dikembangan pemerintah dan masyarakat yang telah dicanangkan guru profesi yang bermartabat.
Fokus utama kurikulum baru yang segera diberlakukan terletak pada penciptaan pendidikan
karakter, yang diharapkan dapat menjadikan anak didik lebih memiliki kepribadian dan menjadi manusia
yang berkualitas. Sehingga kelak tidak ada lagi tawuran antarpelajar, pergaulan bebas, serta narkoba,
karena telah tercipta anak didik yang berkarakter dan memiliki moral yang baik, dan menjadi Generasi
Emas pada 2045. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. (UU No.20 Tahun 2003, Pasal 39 (2)). Hal ini erat kaitannya dikala adanya keoptimisan
dari bangsa Indonesia, manakala mereka sangat berharap dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia
terutama para pemuda yang pertumbuhan-nya pada saat ini berkembang begitu pesat dan diperkirakan
pada tahun 2045 menjadikan Indonesia menjadi negara yang unggul dan maju. Sebaliknya jika persiapan
ini tidak dilakukan dengan baik dan yang akan terjadi ialah semua ini menjadi boomerang bagi
Indonesia. Maka dari itu penting kaitannya dalam menyongsong dan menetaskan “generasi Indonesia
emas 2045” peran pendidikan menjadi sangat penting. Dalam mewujudkan semua itu erat kaitannya
peningkatan karakter dan inovasi dalam bentuk keprofesionalitasan tenaga kependidikan itu sendiri.
Gambaran sosok manusia Indonesia generasi emas 2045, harus menjadi tolak ukur dan cantolan upaya
pengembangan dan peningkatan pendidikan, dan lebih lanjut daripada itu pendidikan akan memainkan
peran baru dalam sudut pandang pengembangan sosok generasi 2045. Dari pengertian tersebut dapat
kita tarik ulur bahwa peran guru profesional secara umum ialah menyiapkan peserta didik menjadi
warga negara yang baik. Menjadi Keoptimisan Generasi tua bilamana Masa depan bangsa terletak dalam
tangan generasi muda. Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses
pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Makalah ini mengambil judul “Guru
Berprestasi dan Berdedikasi yang Profesional dan Bermartabat Siap Mensukseskan Pelaksanaan
Kurikulum 2013 dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah arti guru berprestasi?
2. Apa arti guru berdedikasi yang professional?
3. Strategi apa agar menjadi guru yang professional?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, di antaranya :
1. Untuk mengetahui arti guru berprestasi
2. Untuk mengetahui arti guru berdedikasi yang professional
3. Untuk mengetahui strategi menjadi guru yang professional.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Guru Berprestasi
Guru Berprestasi adalah guru yang memiliki kinerja melampaui standar yang telah
ditetapkan oleh satuan pendidikan, yang mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional, kompetensi sosial dan mampu menghasilkan karya inofatif yang diakui baik
pada tingkat daerah, nasional dan/atau internasional; dan secara langsung membimbing peserta didik
hingga mencapai prestasi di bidang intrakurikuler dan/atau ekstrakurikuler. Guru berprestasi , adalah:
pertama, unggul/mumpuni dilihat dari kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional;
kedua, menghasilkan karya kreatif dan inovatif; dan ketiga secara langsung membimbing peserta didik
hingga mencapai prestasi di bidang intrakurikuler dan/atau ekstrakurikuler. Kompetensi pedagogik
dinilai dari tingkat pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya. Memahami peserta didik artinya mampu memanfaatkan prinsip-
prinsip perkembangan kognitif dan kepribadian peserta didik, serta mengi-dentifikasi bekal ajar awal
peserta didik. Merancang pembelajaran artinya memahami landasan kependidikan, menerapkan teori
belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karak-teristik peserta didik,
kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan
stra-tegi yang dipilih. Melaksanakan pembe-lajaran artinya menata latar/setting pembelajaran, dan
melaksanakan pembela-jaran yang kondusif. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran
memiliki indikator merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan berbagai metode, menganalisis hasil evaluasi untuk menentukan ketuntasan
belajar (mastery learning), dan meman-faatkan hasil penilaian untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran. Adapun pengem-bangan peserta didik untuk mengak-tualisasikan berbagai potensinya
adalah memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensi akademik dan nonakademik.
Kompetensi kepribadian tercermin dari kemampuan personal, berupa kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, serta berakhlak mulia.
Kepribadian yang mantap dan stabil artinya bertindak sesuai dengan norma hukum dan norma sosial,
bangga sebagai guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak. Dewasa artinya menampilkan
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru. Arif artinya
menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta
menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. Berwibawa artinya memiliki perilaku yang
berpengaruh positif terhadap peserta didik dan disegani. Adapun berakhlak mulia berarti bertindak
sesuai dengan norma religius (iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang
diteladani siswa. Pada penilaian tertulis, soal tes kepribadian antara lain berupa tes potensial akademik
(TPA) yang meliputi kemampuan verbal dan kemampuan matematis. Kompetensi sosial tercermin dari
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. tertulis berupa tes
kompetensi sosial, seperti tes skala sikap.
Kompetensi profesional tercermin dari tingkat penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam, yang mancakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi
keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodolgi keilmuannya.
Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi artinya memahami materi ajar yang ada
dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang manaungi atau
koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait, dan
menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun menguasai struktur dan
metode keilmuan berarti menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam
pengetahuan / materi bidang studi. Guru berprestasi adalah membimbing peserta didik hingga
mencapai prestasi, baik di bidang intrakurikuler maupun ekstrakuri-kuler. Guru berprestasi seperti di
atas, nyatalah bahwa sesungguhnya guru berprestasi itu benar-benar seorang guru yang hebat. Harus
diakui bahwa memang tidak mudah, untuk tidak mengatakan sulit, menjadi guru berprestasi. Oleh
karena itu diperlukan sebuah mekanisme komprehensif untuk menentukan orang-orang yang layak
menjadi assesor bagi guru berprestasi.
1. Mengembangkan visi anak didik tentang apa yang baik untuk pengembangan bakat anak didik.
2. Mengembangkan potensi umum sehingga dapat bertingkah laku secara kritis terhadap pilihan-pilihan.
Anak didik mampu mengambil keputusan untuk menentukan mana yang baik atau tidak baik.
Apabila seorang guru dalam kehidupan pekerjaannya menjadikan pokok satu sebagai tuntutan yang
dipenuhi maka yang terjadi pada anak didik adalah suatu pengembangan konsep manusia terhadap apa
yang baik dan bersifat ekslusif. Maksudnya adalah bahwa konsep manusia terhadap apa yangbaik hanya
dikembangkan dari sudut pandang yang sudah ada pada diri siswa sehingga tak terakomodir konsep baik
secara universal. Dalam hal ini, anak didik tidak diajarkan bahwa untuk mengerti akan apa yang baik
tidak hanya bertitik tolak pada diri siswa sendiri tetapi perlu mengerti konsep inidari orang lain atau
lingkungan sehingga menutup kemungkinan akan timbul nya visi bersama akan hal yang baik.
Di lain pihak guru mempersiapkan anak didik untuk melaksanakan kebebasannya dalam
mengembangkan visi apa yang baik secara konkrit dengan penuh rasa tanggung jawab di tengah
kehidupan bermasyarakat. Komitmen guru dalam mengajar guna pencapaian tujuan mengajar yang
kedua lebih lanjut diuraikan bahwa guru harus memiliki tanggungjawab terhadap apa yang ditentukan
oleh lembaga sekolah. Sekolah selanjutnya akan mengatur guru, pelajaran dan siswa supaya mengalami
proses belajar mengajar yang berlangsung dengan baikdan supaya tidak terjadi penyalah gunaan
jabatan. Namun demikian, sekolah juga perlu memberikan kebebasan bagi guru untuk mengembangkan,
memvariasikan, kreativitas dalam meren-canakan, membuat dan mengevaluasi sesuatu proses yang baik
artinya guru mempunyai kewenangan.
Hal ini menjadi perlu bagi seorang yang profesional dalam pekerjaannya. Masyarakat umum
juga dapat membantu guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Hal ini dimungkinkan karena
masyarakat ikut bertanggung jawab terhadap “proses” anak didik. Masyarakat dapat mengajukan saran,
kritik bagi lembaga sekolah, lembaga sekolah boleh saja mempertimbangkan atau menggunakan
masukan dari masyarakat untuk mengembangkan pendidikan tetapi lembaga sekolah atau guru tidak
boleh bertindak sesuai dengan kehendak masyarakat karena hal ini menyebabkan hilangnya
profesionalitas guru dan otonomi lembaga sekolah atau guru. Dengan demikian, pemahaman akan visi
pekerjaan sesuai dengan etikamoral profesi perlu dipahami agar tuntutan yang diberikan kepada guru
bukan dianggap sebagai beban melainkan visi yang akan dicapai guru melalui prosesbelajar mengajar.
Guru perlu diberikan otonomi untuk mengembangkan dan mencapai tuntutan tersebut.
D. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran
langsung dan proses pembelajaran tidak langsung.
1. Proses Pembelajaran Langsung.
Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan
pengetahuan, kemam-puan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan
sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam
pembela-jaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah
ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect.
2. Proses Pembelajaran Tidak Langsung.
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran
langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan
pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan
dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses
pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan
yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum
2013, semua kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengem-bangkan moral dan perilaku yang terkait
dengan sikap.
E. Kompetensi Guru
Kemampuan melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab guru merupakan sebagian
dari kompetensi profesionalisme guru. Moh Uzer Usman (2000:7) mengemukakan tiga tugas guru
sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. (a) mendidik berarti meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup, (b) mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, (c) melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. DG
Armstrong dalam Nana Sudjana (2000:69) mengemukakan ada lima tugas dan tanggung jawab pengajar,
yakni tanggung jawab dalam (a) pengajaran, (b) bimbingan belajar, (c) pengembangan kurikulum, (d)
pengembangan profesinya, dan (e) pembina-an kerjasama dengan masyarakat.
Mohamad Ali (2000:4-7) menge-mukakan tiga macam tugas utama guru, yakni (a)
merencanakan tujuan proses belajar mengajar, bahan pelajaran, proses belajar mengajar yang efektif
dan efisien, menggunakan alat ukur untuk mencapai tujuan pengajaran tercapai atau tidak, (b)
melaksanakan pengajaran, (c) memberikan balikan (umpan balik).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan tentang tugas guru yaitu
(a) tugas pengajaran, bimbingan dan latihan kepada siswa, (b) pengembangan profesi guru, (c)
pengabdian masyarakat. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab di atas, seorang guru
dituntut memiliki beberapa kemampuan dan keterampilan tertentu. Kemampuan dan keterampilan
tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesi-onalisme guru. Kompetensi merupa-kan suatu
kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana
denganbaik.
Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan. Menurut Mc.
Load dalam Moh Uzer Usman (2000:14) Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai
tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Sedang yang dimaksud dengan
kompetensi guru (teacher competency) merupakan kemam-puan seorang guru dalam melaksanakan
kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
kompetensi guru merupakan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai pengajar yang
dilakukan secara bertanggung jawab dan layak. Glasser dalam Nana Sudjana (2000:69) mengemukakan
empat jenis kompetensi tenaga pengajar, yakni (a) mempunyai pengetahuan belajar dantingkah laku
manusia, (b) menguasai bidang ilmu yang dibinanya, (c) memiliki sikap yang tepat tentang dirinya sendiri
dan teman sejawat serta bidang ilmunya, (d) keterampilan mengajar.
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa
Pancasila,
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan
pembinaan,
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menjunjung berhasilnya proses belajar-mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina
peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan,
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat
profesinya,
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana
perjuangan dan pengabdian,
Yang menjadi masalah bagi kalangan pendidikan bukanlah belum ada nyakode etik guru,
melainkan sudah sejauh mana guru-guru di negeri ini mempelajari, memahami, dan mengaplikasikan
kode etik guru tersebut, baik dalam mendidik anak bangsa ataupun dalam kehidupan sehari-
hari.Sehingga, guru betul-betul menjadi suri teladan bagi seluruh komponen bangsa di manapun berada.
1. Berpartisipasi didalam pelatihan atau in servie training. Bentuk pelatihan yang fokusnya adalah
keterampilan tertentu yang dibutuhkan oleh guru untuk melaksanakan tugasnya secara efektif.
Pelatihan ini cocok dilaksanakan pada salah satu bentuk pelatihan pre-service atau in-service. Model
pelatihan ini berbeda dengan pendekatan pelatihan yang konvensional, karena penekanannya lebih
kepada evaluasi performan nyata suatu kompetensi tertentu dari peserta pelatihan.
2. Membaca dan menulis jurnal atau makalah ilmiah lainnya. Dengan membaca dan memahami banyak
jurnal atau makalah ilmiah lainnya dalam bidang pendidikan yang terkait dengan profesi guru, maka
guru dengan sendirinya dapat mengembangkan profesionalisme dirinya. Selanjutnya untuk dapat
memberikan kontribusi kepada orang lain, guru dapat melakukan dalam bentuk penulisan
artikel/makalah karya ilmiah yang sangat bermanfaat bagi pengembangan profesionalisme guru yang
bersangkutan maupun orang lain.
3. Berpartisipasi di dalam kegiatan pertemuan ilmiah. Pertemuan ilmiah memberikan makna penting untuk
menjaga kemutakhiran (up to date) hal-hal yang berkaitan dengan profesi guru. Tujuan utama dari
kegiatan pertemuan ilmiah adalah menyajikan berbagai informasi dan inovasi terbaru di dalam suatu
bidang tertentu. Partisipasi guru pada kegiatan tersebut akan memberikan kontribusi yang berharga
dalam membangun profesionalisme guru dalam melaksanakan tanggung jawabnya.
4. Melakukan penelitian seperti PTK Penelitian tindakan kelas yang merupakan studi sistematik yang
dilakukan guru melalui kerjasama atau tidak dengan guru lain dalam rangka merefleksikan dan sekaligus
meningkatkan praktek pembelajaran secara terus menerus juga merupakan strategi yang tepat untuk
meningkatkan profesionalisme guru. Berbagai kajian yang bersifat reflektif oleh guru yang dilakukan
untuk meningkatkan kemantapan rasional, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang
dilakukan dalam melaksanakan tugasnya, dan memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran
berlangsung akan bermanfaat sebagai inovasi pendidikan. Dalam hal ini guru diberdayakan untuk
mengambil berbagai prakarsa profesional secara mandiri dengan penuh percaya diri. Jika proses ini
berlangsung secara terus menerus, maka akan berdampak pada peningkatan profesionalisme guru.
5. Partisipasi di dalam organisasi/komunitas profesional. Ikut serta menjadi anggota orgnisasi profesional
juga akan meningkatkan profesionalisme seorang guru. Organisasi profesional biasanya akan melayani
anggotanya untuk selalu mengembangkan dan memelihara profesionalismenya dengan membangun
hubungan yang erat dengan masyarakat. Dalam hal ini yang terpenting adalah guru harus pandai
memilih suatu bentuk organisasi profesional yang dapat memberi manfaat utuh bagi dirinya melalui
bentuk investasi waktu dan tenaga. Pilih secara bijak organisasi yang dapat memberikan kesempatan
bagi guru untuk meningkatkan profesionalismenya.
6. Kerjasama dengan tenaga profesional lainnya di sekolah. Seseorang cenderung untuk berpikir dari pada
keluar untuk memperoleh pertolongan atau informasi mutakhir akan lebih mudah jika berkomunikasi
dengan orang-orang di dalam tempat kerja yang sama. Pertemuan secara formal maupun informal
untuk mendiskusikan berbagai isu atau permasalahan pendidikan termasuk bekerjasama berbagai
kegiatan lain (misalnya merencanakan, melaksa-nakan, dan mengevaluasi program-program sekolah)
dengan kepala sekolah, orang tua peserta didik (komite sekolah), guru dan staf lain yang profesional
dapat menolong guru dalam memutakhirkan pengetahuannnya. Berpartisipasi di dalam berbagai
kegiatan tersebut dapat menjaga keaktifan pikiran dan membuka wawasan yang memungkinkan guru
untuk terusmemperoleh informasi yang diperlukannya dan sekaligus membuat perencanaan untuk
mendapatkannya. Semakin guru terlibat dalam prolehan informasi, maka guru semakin merasakan
akuntabel, dan semakin guru merasakan akuntabel maka ia semakin termotivasi untuk mengembangkan
dirinya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggungjawab terhadap pendidikan murid-
murid, baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah, ini berarti seorang
guru minimal memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan
tugas. Untuk itu seorang guru perlu memiliki kepribadian, menguasai bahan pelajaran dan menguasai
cara-cara mengajar sebagai dasar kompetensi. Bila guru tidak memiliki kepribadian, tidak menguasai
bahan pelajaran dan cara-cara mengajar, maka guru akan gagal menunaikan tugasnya, sebelum berbuat
lebih banyak dalam pendidikan dan pengajaran. Oleh Karena itu, kompetensi mutlak dimiliki guru
sebagai kemampuan, kecakapan atau keterampilan dalam mengelola kegiatan pendidikan. Dengan
demikian kompetensi guru berartipemilikan pengetahuan keguruan, dan pemilikan keterampilan serta
kemampuan sebagai guru dalam melaksanakan tugasnya.”
Guru Berprestasi adalah guru yang memiliki kinerja melampaui standar yang telah ditetapkan
oleh satuan pendidikan, yang mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional, kompetensi sosial dan mampu menghasilkan karya inofatif yang diakui baik pada tingkat
daerah, nasional dan/atau internasional; dan secara langsung membimbing peserta didik hingga
mencapai prestasi di bidang intrakurikuler dan/atau ekstrakurikuler. Guru berprestasi , adalah: pertama,
unggul/mumpuni dilihat dari kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional; kedua,
menghasilkan karya kreatif dan inovatif; dan ketiga secara langsung membimbing peserta didik hingga
mencapai prestasi di bidang intrakurikuler dan/atau ekstrakurikuler.
Guru Professional yaitu seorang guru, yang ahli dalam bidang keilmuan yang
dikuasainya dituntut bukan hanya sekedar mampu mentransfer keilmuan kedalam diri anak didik, tetapi
juga mampu mengem-bangkan potensi yang adadalam diri poserta didik. Dalam meretaskan generasi
Indonesia emas 2045, guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik dan
yang utama ialah mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional secara khususnya dan tujuan
nasional secara umumnya. Dalam rangka pengembangan profesionalisme guru secara berkelanjutan
dapat dilakukan dengan berbagai strategi antara lain :
B. Saran
Guru yang profesional tidak hanya tahu akan tugas, peranan dan kompe-tensinya. Namun dapat
melaksanakan apa-apa yang menjadi tugas dan perannya, dan selalu meningkatkan kompetensinya agar
tercapai kondisi proses belajar mengajar yang efektif dan tercapai tujuan belajar secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Profesi Pendidik, 2008. Pedoman Penilaian Guru Berprestasi. Jakarta: DepdiknasPidarta
Samani, Muchlas, dkk, 2003. Pembinaan Profesi Guru. Jakarta: Depdiknas Sudjana.
Semiawan, C.R. 1991. Strategi Pengem-bangan Diri Untuk Menjadi Pemimpin. Jakarta: Grasindo.
Soetjipto, 2004. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta
Danim, Sudarwan, 2002. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesi-onalisme Tenaga Kependidikan.
Bandung: Pustaka Setia
Malang.http://makalahprofesikependidikan.blogspot.com/2010/07/kompetensi-guru-
profesi.htmleknaeko.blogspot.com
Lihat komentar
eknaeko.blogspot.com
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
1.
Jun
5
POTO GURU SMPN 2 GIRITONTRO
Diposkan 3 weeks ago oleh Eko Sriwibowo, M.Pd.
Lihat komentar
2.
Jun
5
DENAH SMP NEGERI 2 GIRITONTRO 2016
Lihat komentar
3.
Jun
PROFIL SEKOLAH
NPSN : 20311224
Email : smpn2gro@yahoo.com
a. Nomor : 3-011-00776-6
2015/2016 199 197 7 rbl 195 7 rbl 215 7 rbl 607 21 rbl
11. Data Ruang
Jumlah Ruang Kelas Asli ( d ) Jumlah ruang lainnya Jumlah ruang yang
yg digunakan untuk digunakan untuk
Ukuran Ukuran Ukuran Jumlah ( d ) ruang kelas ruang kelas
= (a+b+c)
7 x 9 m2 63m2 < 63 m2 (e) (f)=(d+e)
Ruang 21 - - 21 21
Kelas
Catatan : Rasio jumlah kelas yang ideal 21 ruang kelas untuk menampung siswa sebanyak 671 siswa
Jenis Ruangan Jumlah (buah) Ukuran ( m ) Jenis Ruangan Jumlah (buah) Ukuran ( m )
1. Perpustakaan 1 10 x 13
6. Ruang Olah Raga 1 7 x 12
2. Lab IPA 1 11 x 15
7. Ruang Kasek 1 3.5 x 3.5
3. Keterampilan 1 11 x 21
8. Ruang Guru 1 7 x 18
PENDIDIKAN TERAKHIR
GURU / STAFF SMA PGSMP D1 D2 D3 S1 S2 L P Jumlah
GTT ( Honor ) 1 7 5 2 7
TU ( PNS ) 6 3 3 6
TU ( Honorer ) 3 1 1 3 4
Satpam 1 1 1
Clearning Servis 4 4 4
Kepala Sekolah,
Lihat komentar
4.
May
27
KEPALA SMPN 2 GIRITONTRO DAN SUSUNAN ORGANISASI 2016
Lihat komentar
5.
May
27
GURU SMPN 2 GIRITONTRO MULAI MENJABAT TAHUN 1988 DAN
1989
Diposkan 5 weeks ago oleh Eko Sriwibowo, M.Pd.
Lihat komentar
6.
May
27
Lihat komentar
7.
May
27
1. Datang dan mendaftarkan diri kepada Panitia Pendaftaran Peserta Didik Baru SMP
Negeri 2 Giritontro dengan alamat: SMP Negeri 2 Giritontro Jl. Giritontro – Pracimantoro
Km 3, Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri;
2. Mengisi Formulir Pendaftaran dan Pernyataan;
3. Menyerahkan Foto copy Ijazah/ SD/SDLB/SLB Tingkat Dasar/MI/Program Paket A;
4. Menyerahkan SKHUN Sementara/Asli ;
5. Menyerahkan Foto copy Kartu NISN;
6. Menyerahkan Foto Hitam Putih ukuran 3 x 4 sebanyak 4 lembar;
7. Menyerahkan Piagam Penghargaan/Sertifikat (bila ada).
C. JADWAL KEGIATAN:
D. LAIN-LAIN
1. SMP Negeri 2 Giritontro Tahun Pelajaran 2016/2017 menerima 7 kelas atau 224 calon
siswa/Peserta Didik Baru;
2. Pendaftaran tidak dipungut biaya;
3. SMP Negeri 2 Giritontro Tahun Pelajaran 2016/2017 membebaskan Biaya
Pembangunan;
4. Bantuan Biaya Pendidikan: Bantuan Siswa Miskin (BSM/KIP) bagi siswa yang benar-
benar memenuhi syarat siswa miskin;
5. Berkas Pendaftaran dimasukkan dalam stop map dengan ketentuan: PUTRA berwarna Biru dan
PUTRI berwarna Merah;
6. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi lewat No. Telp. SMP Negeri 2 Giritontro
02734631088, HP. 08112637734, Panitia: 081390718500, 085229613169.
Lihat komentar
8.
May
23
PANCASILA
PANCASILA
Dilambangkan dengan burung garuda: 17 helai bulu pada masing-masing sayap, 8 helai bulu
pada ekor, 19 helai bulu di bawah perisai atau pada pangkal ekor, 45 helai bulu di leher.
GARUDA.
* Garuda Pancasila sendiri adalah burung Garuda yang sudah dikenal melalui mitologi kuno
sejarah bangsa Indonesia sebagai kenderaan whisnu yang menyerupai burung elang rajawali.
Garuda digunakan sebagai lambang negara untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah
negara yang besar dan kuat.
* Warna keemasan pada burung Garuda melambangkan keagungan dan kejayaan.
* Garuda memiliki paruh, sayap, ekor dan cakar yang melambangkan kekuatan dan tenaga
pembangunan.
* Jumlah bulu burung Garuda melambangkan hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945, antara lain :
– 17 helai bulu pada masing-masing sayap.
– 8 helai bulu pada ekor.
– 19 helai bulu dibawah perisai atau pada pangkal ekor.
– 45 helai bulu pada leher.
PERISAI
* Perisai adalah tameng yang merupakan bagian senjata yang melambangkan perjuangan,
pertahanan, dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
* Ditengah perisai terdapat garis hitam tebal yang, melukiskan garis khatulistiwa yang
menggambarkan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu negara tropis yang dilintasi garis
khatulistiwa yang membentang dari timur ke barat.
* Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaan Indonesia “merah putih”.
Sedangkan pada pada bagian tengahnya berwarna dasar hitam.
* Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara Pancasila.
Berikut ini adalah Isi dan Lambang Pancasila Dasar Negara RI beserta Makna Kelima Sila
Tersebut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa : dilambangkan dengan cahaya di bagian tengah perisai
berbentuk bintang yang bersudut lima berlatar hitam.
Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha
Esa. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Membina
kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Mengembangkan sikap
saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab: dilambangkan dengan tali rantai bermata bulatan dan
persegi di bagian kiri bawah perisai berlatar merah.
Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. Mengembangkan sikap saling mencintai
sesama manusia.Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.Mengembangkan
sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.Gemar
melakukan kegiatan kemanusiaan.Berani membela kebenaran dan keadilan.Bangsa Indonesia
merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. Mengembangkan sikap hormat
menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
3. Persatuan Indonesia: dilambangkan dengan pohon beringin di bagian kiri atas perisai
berlatar putih.
Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.Sanggup dan
rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.Mengembangkan rasa
cinta kepada tanah air dan bangsa. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika.Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia: dilambangkan dengan kapas dan padi di
bagian kanan bawah perisai berlatar putih.
Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan kegotongroyongan. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.Menjaga keseimbangan
antara hak dan kewajiban.Menghormati hak orang lain. Suka memberi pertolongan kepada
orang lain agar dapat berdiri sendiri.Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang
bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan
dengan atau merugikan kepentingan umum.Suka bekerja keras.Suka menghargai hasil karya
orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. Suka melakukan
kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Menjelang kekalahannya di akhir Perang Pasifik, tentara pendudukan Jepang berusaha menarik
dukungan rakyat Indonesia dengan membentuk Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasannya
tentang dasar negara Indonesia Merdeka, yang dinamakannya Pancasila. Pidato yang tidak
dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu diterima secara aklamasi oleh segenap anggota
Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai.
Selanjutnya BPUPKI membentuk Panitia Kecil untuk merumuskan dan menyusun Undang-
Undang Dasar dengan berpedoman pada pidato Bung Karno itu. Dibentuklah Panitia Sembilan
(terdiri dari Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikusno Tjokrosujoso,
Abdulkahar Muzakir, HA Salim, Achmad Soebardjo dan Muhammad Yamin) yang bertugas :
Merumuskan kembali Pancasila sebagai Dasar Negara berdasar pidato yang diucapkan Bung
Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Demikianlah, lewat proses persidangan dan lobi-lobi akhirnya Pancasila penggalian Bung Karno
tersebut berhasil dirumuskan untuk dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar
1945, yang disahkan dan dinyatakan sebagai dasar negara Indonesia Merdeka pada tanggal 18
Agustus 1945.
Dalam kedudukan sebagai pemimpin bangsa, Bung Karno tidak pernah melepaskan kesempatan
untuk tetap menyosialisasikan Pancasila. Lewat bebagai kesempatan, baik pidato, ceramah,
kursus, dan kuliah umum, selalu dijelas-jelaskannya asal-usul dan perkembangan historis
masyarakat dan bangsa Indonesia, situasi dan kondisi yang melingkupinya, serta pemikiran-
pemikiran dan filosofi yang menjadi dasar dan latar belakang “lahirnya” Pancasila. Juga selalu
diyakin-yakinkannya tentang benarnya Pancasila itu sebagai satu-satunya dasar yang bisa
dijadikan landasan membangun Indonesia Raya dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke, yang merdeka dan berdaulat penuh,
demokratis, adil-makmur, rukun-bersatu, aman dan damai untuk selama-lamanya.
Lihat komentar
9.
May
23
SMP N 2 GIRITONTRO 2016
Diposkan 23rd May oleh Eko Sriwibowo, M.Pd.
Lihat komentar
10.
May
23
Pada suatu saat terjadi peristiwa yang membuat Raden Mas Said resah,
karena di Keraton terjadi ketidakadilan yang dilakukan oleh Raja (Paku
Buwana II) yang menempatkan Raden Mas Said hanya sebagai Gandhek
Anom (Manteri Anom) atau sejajar dengan Abdi Dalem Manteri. Padahal
sesuai dengan derajat dan kedudukan, Raden Mas Said seharusnya menjadi
Pangeran Sentana.
Melihat hal ini, Raden Mas Said ingin mengadukan ketidakadilan kepada sang
Raja, akan tetapi pada saat di Keraton oleh sang Patih Kartasura ditanggapi
dingin. Dan dengan tidak berkata apa-apa sang Patih memberikan sekantong
emas kepada Raden Mas Said. Perilaku sang Patih ini membuat Raden Mas
Said malu dan sangat marah, karena beliau ingin menuntut keadilan bukan
untuk mengemis.
Kegigihan Raden Mas Said dalam memerangi musuh- musuhnya sudah tidak
diragukan lagi, bahkan hanya dengan prajurit yang jumlahnya sedikit, tidak
akan gentar melawan musuh.Raden Mas Said merupakan panglima perang
yang mumpuni, terbukti selama hidupnya sudah melakukan tidak kurang 250
kali pertempuran dengan tidak menderita kekalahan yang berarti. Dari
sinilah Raden Mas Said mendapat julukan “Pangeran Sambernyawa” karena
dianggap sebagai penebar maut (Penyambar Nyawa) bagi siapa saja
musuhnya pada setiap pertempuran.
Berkat keuletan dan ketangguhan Raden Mas Said dalam taktik pertempuran
dan bergerilya sehingga luas wilayah perjuangannya meluas meliputi
Ponorogo, Madiun dan Rembang bahkan sampai daerah Yogyakarta. Pada
akhirnya atas bujukan Sunan Paku Buwono III, Raden Mas Said bersedia
diajak ke meja perundingan guna mengakhiri pertempuran.Dalam
perundingan yang melibatkan Sunan Paku Buwana III, Sultan
Hamengkubuwana I dan pihak Kompeni Belanda, disepakati bahwa Raden
Mas Said mendapat daerah kekuasaan dan diangkat sebagai Adipati Miji atau
mandiri, bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA)
Mangkunegara I.
Penetapan wilayah kekuasaan Raden Mas Said terjadi pada tanggal 17 Maret
1757 melalui sebuah perjanjian di daerah Salatiga. Kedudukannya sebagai
Adipati Miji sejajar dengan kedudukan Sunan Paku Buwana III dan Sultan
Hamengkubuwana I dengan daerah kekuasaan meliputi wilayah Keduwang
(daerah Wonogiri bagian timur), Honggobayan (daerah timur laut Kota
Wonogiri sampai perbatasan Jatipurno dan Jumapolo Kabupaten
Karanganyar), Sembuyan (daerah sekitar Wuryantoro dan Baturetno),
Matesih, dan Gunung Kidul.
Raden Mas Said memerintah selama kurang lebih 40 tahun dan wafat pada
tanggal 28 Desember 1795. Setelah Raden Mas Said meninggal dunia,
kekuasaan trah Mangkunegaran diteruskan oleh putra- putra beliau. Pada
masa kekuasaan KGPAA Mangkunegara VII terjadi peristiwa penting sekitar
tahun 1923 M yakni perubahan status daerah Wonogiri yang dahulu hanya
berstatus Kawedanan menjadi Kabupaten. Saat itu Wedana Gunung Ngabehi
Warso Adiningrat diangkat menjadi Bupati Wonogiri dengan pangkat
Tumenggung Warso Adiningrat. Akibat perubahan status ini, wilayah
Wonogiri pun dibagi menjadi 5 Kawedanan yaitu Kawedanan Wonogiri,
Wuryantoro, Baturetno, Jatisrono dan Purwantoro.
Pada saat itu di wilayah kekuasaan Mangkunegaran dilakukan penghematan
anggaran keraton dengan menghapuskan sebagian wilayah Kabupaten yaitu
Kabupaten Karanganyar sehingga wilayah Mangkunegaran manjadi dua yaitu
Kabupaten Mangkunegaran dan Kabupaten Wonogiri. Ini berlangsung sampai
tahun 1946. Dalam perkembangannya, rakyat Wonogiri pada masa
pendudukan Jepang dan tentara sekutu, bersama-sama dengan rakyat
Indonesia pada umumnya tidak bisa dilepaskan dari penderitaan dan
kekejaman penjajahan.
Lihat komentar
Memuat
DATA 5
DATA 6
Pengertian Guru.
Dalam proses belajar mengajar guru adalah orang yang memberikan pelajaran. Dalam kamus
Bahasa Indonesia, guru diartikan “orang yang kerjanya mengajar”. (Purwadarminta. 1984: 335).
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan
serta dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.
Menurut pepatah Jawa, guru adalah yang digugu dan yang ditiru, yang berarti bahwa guru
Dalam sebuah artikel yang lain “Guru Harus Menjadi Model bagi Muridnya” (Herni
Fauziah,Analisa, April 2011) .... Kemerosotan mutu pendidikan, tidaklah semata-mata bersumber
dari peserta didik saja. …. Hal ini menunjukkan bahwa kemerosotan dan keberhasilan juga
merupakan andil dan peran besar seorang guru. Guru yang digugu dan ditiru adalah suatu yang
tidak dapat dilepaskan begitu saja. Itu bukanlah sekedar pepatah lama yang menjadi slogan
semata, namun benar-benar harus dilaksanakan.Selanjutnya guru harus menjadi model bagi
muridnya, itu juga merupakan hal penting yang perlu dimaknai oleh guru-guru masa kini.
DATA 7
Peran Kurikulum 2013 dan Profesionalisme Guru dalam Menyiapakan Generasi Indonesia
Emas 2045
Abstract: curriculum has a very important role in the arena of education. Curriculum 2013, which
is currently being implemented in Indonesia with two modes of learning that is hands-on learning
process and the learning process is not immediate. The main focus of the new curriculum to be
implemented in every educational institution lies in character education, which is expected to
make more students have the human personality and be qualified and competitive advantage.
Besides the curriculum focus in 2013 is running, then the professionalism of teachers is very
important in shaping the quality of human resources and personality in the hope of education
outcomes superior character, intelligent and capable of carrying a nation’s competitive advantage
Indonesian Indonesian prepare the next generation of Gold in 2045 and has a national and
international competitiveness.
PENDAHULUAN
Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, peranan guru sangat penting dalam membentuk
sumber daya manusia yang berkualitas dan berkepribadian unggul. Peran baru dalam dunia
pendidikan harus diikuti dengan profesionalisme guru, yang kunci utamanya terletak pada guru
dan pendidikan guru yang bermutu. Guru bermutu menjadi variabel penting dalam terwujudnya
pendidikan yang bermutu. Oleh sebab itu perguruan tinggi memiliki peranan penting dalam
mencetak lulusan guru yang cerdas, inovatif, kreatif , berkompeten dan memiliki kepribadian
baik yang nantinya turut mencerdaskan bangsa ini. Dalam kenyaatannya hal tersebut masih harus
perlu diperhatikan oleh perguruan tinggi dalam menerima mahasiswa yang masuk dalam fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan. Perlu kita sadari bahwa peran guru sangat penting dalam dunia
pendidikan, tanpa guru bangsa ini tidak mungkin bisa seperti sekarang. Oleh sebab itu semakin
berkembangnya zaman dan teknologi yang begitu pesat yang tidak pernah padam, ada sebuah
tuntutan guru untuk menjadi guru yang profesionalisme. Hal tersebut berkaitan dengan cara
mengajar guru dalam keseharian di instansi pendidikan. Untuk mengembangkan kualitas dunia
pendidikan maka dibutuhkan guru yang berkualitas, potensi yang tinggi maupun memiliki
wawasan yang luas serta berprestasi.
Fokus utama kurikulum yang baru yang akan diberlakukan disetiap instansi pendidikan terletak
pada pendidikan karakter, yang diharapkan dapat menjadikan anak didik lebih memiliki
kepribadian dan menjadi manusia yang berkualitas. Sehingga kelak tidak ada lagi tawuran antar
pelajar, penggunaan narkoba, pergaulan bebas, karena telah tercipta anak didik yang memiliki
kepibadian serta memiliki moral yang baik. Tujuan dari pendidikan karakter adalah penguatan
dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses
sekolah maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah) Dharma Kesuma (2011:9).
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi
(UU No.2 Tahun 2003, Pasal 39 (2)). Dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat di
negara ini, harapan ke depan untuk bangsa Indonesia terutama para pemuda, diperkirakan pada
tahun 2045 menjadikan Indonesia menjadi negara yang unggul dan maju. Apabilla persiapan
dalam merancang generasi emas Idonesia 2045 kurang atau tidak dilakukan dengan baik, maka
akan menjadi boomerrang bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu pentingnya ”peran kurikulum
2013 dan profesionalisme guru dalam menyiapkan generasi emas Indonesia 2045” peran
pendidikan sangatlah penting. Dalam mewujudkan semua itu perlu peningkatan karakter dan
inovasi pada tenaga kependidikan. Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses
pembelajaran yaitu pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Makalah ini
berjudul “Peran Kurikulum 2013 dan Profesionalisme Gurum dalam menyiapakan Generasi
Emas Indonesia 2045”.
Kata Kunci : Kurikulum 2013, profesionalisme Guru, Generasi Emas Indonesia 2045
PEMBAHASAN
Fokus utama kurikulum baru yang segera diberlakukan terletak pada pendidikan karakter.
Pendidikan Karakter, menurut Ratna Megawangi (2004:95), “sebuah usaha untuk mendidik
anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada
lingkungannya”. Definisi lainnya dikemukakan oleh Fakry Gaffar (2010:1), “pendidikan karakter
yaitu sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam
kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu”. Dari definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter yaitu pembelajaran yang mengarah pada
penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai
tertentu yang dirujuk oleh sekolah. Penciptaan pendidikan karakter diharapkan dapat menjadikan
anak memiliki kepribadian yang baik dan memiliki kualitas. Sehingga kelak tidak ada lagi yang
namanya tawuran antar pelajar, pergaulan bebas, serta narkoba karena telah tercipta anak didik
yang berkarakter dan memiliki moral yang baik dalam mewujudkan generasi Indonesia emas
2045.
Tiga puluh tahun ke depan yaitu pada tahun 2045, merupakan tahun yang istimewa karena pada
tahun tersebut usia bangsa Indonesia ke 100 tahun. Pada tahun tersebut Bangsa Indonesia
mendapatkan bonus demografi dimana jumlah penduduk usia produktif paling tinggi di antara
usia anak-anak dan oran tua yaitu 45-54 tahun dimana usia tersebut adalah usia emas atau usia
yang matang. Kondisi ini hanya terjadi sekali dalam siklus jumlah penduduk suatu negara,
sehingga jika kondisi ini dikelola dengan baik maka akan menjadikan sebuah berkah bagi bangsa
Indonesia. Dalam rangka mendapatkan generasi Indonesia Emas, maka dibutuhkan karakter
pemimpin yang memiliki kompetensi masa depan. Menurut Kasim (2013), “kompetensi masa
depan tersebut antara lain kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan jernih. Kompetensi
masa depan tersebut dapat tumbuh kembang dengan sangat baik dan hanya dapat dicapai apabila
generasi emas memiliki perilaku karakter atau nilai-nilai luhur yang terbagi menjadi 4 pilar
sebagai berikut:
1. Pikir: Cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta reflektif.
2. Hati: Jujur, beriman dan bertakwa, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani
mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik.
3. Raga: Tangguh, gigih, berdaya tahan, bersih dan sehat, disiplin, sportif, andal, bersahabat,
kooperatif, determinatif, kompetitif, dan ceria.
4. Rasa: Peduli, ramah, santun, rapi, menghargai, toleran, suka menolong, nasionalis,
mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan produk dan bahasa Indonesia,
dinamis, kerja keras, dan beretos kerja. (Suyanto, 2010)
Jalan untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045 penuh dengan tantangan. Ada 2
tantangan besar yang akan dihadapi oleh pemimpin nasional yaitu:
1. Tantangan internal adalah sikap dan karakter negatif yang dapat saja berkembang seperti:
2. Melemahnya nilai dan norma agama dan sosial (hilang kesabaran, anarkis, instan)
2. Masyarakat yang heterogen, jika tidak dikelola dengan baik maka dapat menimbulkan potensi
yang negatif contohnya konflik dan perpecahan.
Dalam pengembangan dunia pendidkan sekarang yng sedang diberlakukan adalah Kurikulum
2013 yang memiliki dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan
proses pembelajaran tidak langsung.
Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan
pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung
dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan
pembelajaran. Dalam pembela-jaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan
mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran
langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan
instructional effect.
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran
langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan
dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap
yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu,
pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh
mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh
karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan yang terjadi selama
belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses
pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap. Maka dari
itu pengembangan kurikulum 2013 yang memiliki berbagai aspek dalam mengembangkan
pribadi peserta didik diharapkan mampu menyiapkan genrasi emas Indonesia 2045.
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. (UU No.20 Tahun 2003, Pasal 39 (2)). Dari pengertian tersebut dapat kita tarik
ulur bahwa peran guru profesional secara umum ialah menyiapkan peserta didik menjadi warga
negara yang baik. Menjadi Keoptimisan Generasi tua bilamana Masa depan bangsa terletak
dalam tangan generasi muda . Hal ini erat kaitannya dikala adanya keoptimisan dari bangsa
Indonesia, manakala mereka sangat berharap dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia
terutama para pemuda yang pertumbuhannya pada saat ini berkembang begitu pesat dan
diperkirakan pada tahun 2045 menjadikan Indonesia menjadi negara yang unggul dan maju.
Sebaliknya jika persiapan ini tidak dilakukan dengan baik dan yang akan terjadi ialah semua ini
menjadi boomerang bagi Indonesia. Maka dari itu penting kaitannya dalam menyongsong dan
menetaskan generasi Indonesia emas 2045 peran pendidikan menjadi sangat penting. Dalam
mewujudkan semua itu erat kaitannya peningkatan karakter dan inovasi dalam bentuk
keprofesionalitasan tenaga kependidikan itu sendiri. Gambaran sosok manusia Indonesia
generasi emas 2045, harus menjadi tolak ukur dan cantolan upaya pengembangan dan
peningkatan pendidikan, dan lebih lanjut daripada itu pendidikan akan memainkan peran baru
dalam sudut pandang pengembangan sosok generasi 2045. Peran baru pendidikan harus diikuti
dengan profesionalisme guru, yang kunci utamanya terletak pada guru dan pendidikan guru yang
memiliki nilai mutu yang baik. Dengan demikian dalam menetaskan generasi Indonesia emas
2045 pendidikan memiliki esensi yang sangat penting, oleh sebab itu perlunya pemahaman dan
komitmen yang tinggi dalam menentukan mutu pendidikan secara umum dan peranan guru
sebagai aktor yang “digugu dan ditiru” dalam peningkatan mutu dan pengabdian secara utuh. Hal
ini menjadi semakin akan berjalan relevan bilamana diimbangi dengan peningkatan
kesejahteraan guru secara menyeluruh dari pemerintah Indonesia. Yang dalam hal ini dapat
ditarik kesimpulan sederhana dalam peranannya sebagai agen dalam meretaskan generasi
Indonesia emas 2045, guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi
pendidik dan yang utama ialah mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional secara
khususnya dan tujuan nasional secara umumnya.
Mengembangkan kualitas dunia pendidikan dibutuhkan guru berkualitas dan berdedikasi tinggi
maupun berwawasan luas, berprestasi serta tenaga pengajar terkreditasi akan mendorong siswa
berprestasi. Guru yang berprestasi dan berdedikasi tinggi perlu dikembangan pemerintah dan
dimasyarakatkan untuk mengangkat kualitas murid dari daya saing dikancah nasional maupun
internasional, guru berprestasi dan berdedikasi tinggi harus terus dikembangan pemerintah dan
masyarakat yang telah dicanangkan guru profesi yang bermartabat. Professional yaitu seorang
guru, yang ahli dalam bidang keilmuan yang dikuasainya dituntut bukan hanya sekedar mampu
mentransfer keilmuan kedalam diri anak didik, tetapi juga mampu mengembangkan potensi yang
ada dalam diri peserta didik. Maka, bentuk pembelajaran kongkret dan penilaian secara
komprehensif diperlukan untuk bisa melihat siswa dari berbagai perspektif. Persiapan
pembelajaran menjadi sesuatu yang wajib dikerjakan, dan pelaksanaan aplikasi dalam kelas
berpijak kepada persiapan yang telah dibuat dengan menyesuaikan terhadap kondisi setempat
atau kelas yang berbeda. Kepedulian untuk mengembangkan kemampuan afektif, emosional,
sosial dan spiritual siswa, sesuatu yang vital untuk bisa melihat kelebihan atau keungulan yang
terdapat dalam diri anak. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan diri dan
menemukan aktualisasi sehingga tumbuh rasa percaya diri. Di atas telah dijelaskan tentang
mengapa profesi guru sebagai profesi khusus dan luhur. Berikut akan diuraikan tentang 2
tuntutan yang harus dipilih dan dilaksanakan guru dalam upaya mendewasakan anak didik.
Tuntutan itu adalah:
1. Mengembangkan visi anak didik tentang apa yang baik untuk pengembangan bakat anak didik.
2. Mengembangkan potensi umum sehingga dapat bertingkah laku secara kritis terhadap pilihan-
pilihan.
Anak didik mampu mengambil keputusan untuk menentukan mana yang baik atau tidak baik.
Apabila seorang guru dalam kehidupan pekerjaannya menjadikan pokok satu sebagai tuntutan
yang dipenuhi maka yang terjadi pada anak didik adalah suatu pengembangan konsep manusia
terhadap apa yang baik dan bersifat ekslusif. Maksudnya adalah bahwa konsep manusia terhadap
apa yang baik hanya dikembangkan dari sudut pandang yang sudah ada pada diri siswa sehingga
tak terakomodir konsep baik secara universal. Dalam hal ini, anak didik tidak diajarkan bahwa
untuk mengerti akan apa yang baik tidak hanya bertitik tolak pada diri siswa sendiri tetapi perlu
mengerti konsep ini dari orang lain atau lingkungan sehingga menutup kemungkinan akan timbul
nya visi bersama akan hal yang baik
Kemampuan melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab guru merupakan sebagian
dari kompetensi profesionalisme guru. Moh Uzer Usman (2000:7) mengemukakan tiga tugas
guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. (a) mendidik berarti meneruskan
dan mengembangkan nilai-nilai hidup, (b) mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan, (c) melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
DG Armstrong dalam Nana Sudjana (2000:69) mengemukakan ada lima tugas dan tanggung
jawab pengajar, yakni tanggung jawab dalam (a) pengajaran, (b) bimbingan belajar, (c)
pengembangan kurikulum, (d) pengembangan profesinya, dan (e) pembinaan kerjasama dengan
masyarakat.
Mohamad Ali (2000:4-7) mengemukakan tiga macam tugas utama guru, yakni (a) merencanakan
tujuan proses belajar mengajar, bahan pelajaran, proses belajar mengajar yang efektif dan efisien,
menggunakan alat ukur untuk mencapai tujuan pengajaran tercapai atau tidak, (b) melaksanakan
pengajaran, (c) memberikan balikan (umpan balik).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan tentang tugas guru yaitu (a)
tugas pengajaran, bimbingan dan latihan kepada siswa, (b) pengembangan profesi guru, (c)
pengabdian masyarakat. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab di atas, seorang
guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan keterampilan tertentu. Kemampuan dan
keterampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru. Kompetensi
merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai pendidik
dapat terlaksana dengan baik.
Seseorang dianggap profesional apabila mampu mengerjakan tugasnya dengan selalu berpegang
teguh pada etika kerja, independent (bebas dari tekanan pihak luar), cepat (produktif), tepat
(efektif), efisien dan inovatif serta didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan prima yang
didasarkan pada unsur-unsur ilmu atau teori yang sistematis, kewenangan profesional,
pengakuan masyarakat dan kode etik yang regulatif. Pengembangan wawasan dapat dilakukan
melalui forum pertemuan profesi, pelatihan ataupun upaya pengembangan dan belajar secara
mandiri. Sejalan dengan hal di atas, seorang guru harus terus meningkatkan profesionalismenya
melalui berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengelola
pembelajaran maupun kemampuan lain dalam upaya menjadikan peserta didik memiliki
keterampilan belajar, mencakup keterampilan dalam memperoleh pengetahuan (learning to
know), keterampilan dalam pengembangan jati diri (learning to be), keterampilan dalam
pelaksanaan tugas-tugas tertentu (learning to do), dan keterampilan untuk dapat hidup
berdampingan dengan sesama secara harmonis (learning to livetogether).
Adapun langkah-langkah dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 adalah denganstrategi
membuka akses pendidikan sedini mungkin serta pendidikan sepanjang hayat (long-life
education) melalui pendidikan yang berkarakter, kemudian konsisten membina nilai-nilai
religius, budi pekerti, kebangsaan, dan nilai-nilai budaya Indonesia. Jika akses ke pendidikan
tersebut terbuka maka timbul semangat untuk belajar dan pada akhirnya belajar akan menjadi
budaya dan kebutuhan masyarakat. Kunci sukses Indonesia Emas 2045 adalah pengawasan atau
kontrol yang baik terhadap Grand Design atau Masterplan Indonesia Emas 2045 sehingga dapat
selalu terpantau ketercapaian dan ketepatan target. Kunci lain yang tak kalah pentingnya adalah
sosialisasi yang meluas kepada setiap lapisan masyarakat sehingga dapat mengetahuinya dan
dapat berperan aktif dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. Disamping
profesionalitas guru berjalan maka juga harus diiringi dengan pengembangan kurikulum yang
mampu mendorong dan mendongkrak nilai-nilai pendidikan saat ini. Oleh karena itu kurikulum
2013 diharapkan mampu memberikan pendidikan karakter bagi siswa didik yang nantinya akan
membawa perubahan dalam kualitas pendidikan di Indonesia dalam menyiapkan generasi emas
Indonesia 2045. Jadi Indonesia mampu membawa bangsa ini menuju bangsa yang komparatif,
dengan kualitas pendidikan yang berkarakter, cerdas dan berkompetitif maka akan mampu
bersaing dalam tingkat nasional mampu tingkat internasional.
Penutup
1. Kesimpulan
Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggungjawab terhadap pendidikan murid-
murid, baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah, ini
berarti seorang guru minimal memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dan
kemampuan dalam menjalankan tugas. Untuk itu seorang guru perlu memiliki kepribadian,
menguasai bahan pelajaran dan menguasai cara-cara mengajar sebagai dasar kompetensi. Bila
guru tidak memiliki kepribadian, tidak menguasai bahan pelajaran dan cara-cara mengajar, maka
guru akan gagal menunaikan tugasnya, sebelum berbuat lebih banyak dalam pendidikan dan
pengajaran. Oleh Karena itu, kompetensi mutlak dimiliki guru sebagai kemampuan, kecakapan
atau keterampilan dalam mengelola kegiatan pendidikan. Dengan demikian kompetensi guru
berarti pemilikan pengetahuan keguruan, dan pemilikan keterampilan serta kemampuan sebagai
guru dalam melaksanakan tugasnya.
Guru Berprestasi adalah guru yang memiliki kinerja melampaui standar yang telah ditetapkan
oleh satuan pendidikan, yang mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional, kompetensi sosial dan mampu menghasilkan karya inofatif yang diakui
baik pada tingkat daerah, nasional dan/atau internasional; dan secara langsung membimbing
peserta didik hingga mencapai prestasi di bidang intrakurikuler dan/atau ekstrakurikuler. Guru
berprestasi , adalah: pertama, unggul/mumpuni dilihat dari kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial, dan profesional; kedua, menghasilkan karya kreatif dan inovatif; dan ketiga secara
langsung membimbing peserta didik hingga mencapai prestasi di bidang intrakurikuler dan/atau
ekstrakurikuler.
Disamping profesionalitas guru berjalan maka juga harus diiringi dengan pengembangan
kurikulum yang mampu mendorong dan mendongkrak nilai-nilai pendidikan saat ini. Oleh
karena itu kurikulum 2013 diharapkan mampu memberikan pendidikan karakter bagi siswa didik
yang nantinya akan membawa perubahan dalam kualitas pendidikan di Indonesia dalam
menyiapkan generasi emas Indonesia 2045. Jadi Indonesia mampu membawa bangsa ini menuju
bangsa yang komparatif, dengan kualitas pendidikan yang berkarakter, cerdas dan berkompetitif
maka akan mampu bersaing dalam tingkat nasional mampu tingkat internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Malihah, E. 2012. Sosok Ideal Manusia Indonesia Emas 2045 (Kenyataan dan Harapan),
Makalah Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia VII 2012.
Nuh, M. 2012. Generasi Emas 2045: Ketika Indonesia Mendapatkan Bonus Demografi. Artikel
Harian Jawa Pos, 2 Mei 2012
Kasim, M. 2012. Paparan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan:
Implementasi Kurikulum 2013 dan Relevansinya Dengan Kebutuhan Kualifikasi Kompetensi
Lulusan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Semarang.
Suyanto, 2010. Peran Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam Menyiapkan Tenaga Kependidikan
yang Profesional dan Berkarakter. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan
Menengah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Malang.http://makalahprofesikependidikan.blogspot.com/2010/07/kompetensi-guru- profesi.htm