Anda di halaman 1dari 54

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

NILAI KESEHATAN DALAM SYARI’AT ISLAM

(SEKS HIGIENE)

OLEH:

NITA MELINA WATI

NIM:P27833111071

SWADANA / SEMESTER 1

POLITEKNIK KESEHATAN RI

KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN


SURABAYA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu kedokteran pencegahan adalah ilmu yang memelihara pribadi dan
masyarakat untuk tetap berada pada taraf kesehatan yang sebaik-
baiknya.
Di dalam mencapai tujuan ilmu kesehatan preventif melakukan
berbagai aktivitas, baik dal bentuk pendidikan, maupun penyuluhan guna
melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah manusia dari bahaya
penyakit, wabah serta upaya untuk memperpanjang umur manusia
dengan meningkatkan lingkungan hidup serta mencegah timbulnya
peristiwa dan sebab yang mengakibatkan stress.
Di lain pihak jika kita perhatikan perilaku manusia, akan terlihat ada
sebagian kelompok manusia yang selalu kelihatan gembira dan bahagia
walaupun menghadapi keadaan yang serba sulit. Sebaliknya ada pula
orang yang sering mengeluh menghadapi keadaan yang serba sulit.
Sebaliknya ada pula orang yang sering mengeluh,sedih, cemas dan selalu
gelisah bahkan mudah terserang penyakit-penyakit yang jarang dapat
diobati.mereka tidak pernah merasakan apa itu bahagia.
B. Batasan-batasan
Pada kesempatan kali ini telah di bahas mengenai cara-cara
bagaimana untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan
seks, dan membahas tentang bagaimana cara yang benar untuk menjadi
seorang suami dan istri.
Pada kesempatan kali ini juga membahas tentang cara bersetubuh
yang benar,dan membahas tentang cara dalam menghadapi
permasalahan dalam kehidupan rumah tangga.
C. Manfaat
Bermanfaat untuk mengetahui tata cara dalam menyelesaikan
berbagai masalah kesehatan terutama dalam masalah seks. Dan
tata cara dalam berumah tangga.
BAB II

PEMBAHASAN

SEKS HIGIENE

Seks merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia dan


makhluk hidup lainnya. Seks merupakan alat pertumbuhan dan
kelangsungan makhluk hidup diatas bumi. Karena itu kebutuhan
biologismakhluk hidup yang prinsipiil adalah

1. Salamah (kedamaian atau kesejahteraan)


2. Seksualitas .

Terganggunya kedamaian seseorang akan menimbulkan sesuatu


yang berbahaya bagi hidupnya, bahkan akan membawa kepada
terganggunya abnormalitas akal. Sebagaimana terganggunya makanan
akan mengakibatkan lemahnya fisik dan pada gilirannya menyebabkan
kematian, maka terbelenggunya nafsu seks akan menyebabkan
penyimpangan –penyimpangan moral,akal dan kecendrungan jiwa yang
tidak terkendali.

Oleh karena itu , organisasi-organisasi atau instansi besar di


Eropa,mayoritas kurang responsive terhadap pegawai yang tidak atau
belum beristri. Menurut mereka, perkawinan sangat menolong untuk
bersikap konsisten pada pekerjaan ,istiqomah ,amanah, dan
meningkatkan responsibilitas. Jauh sebelum itu, Umar bin Khattab telah
mendahuluinya ia tidak mau menyantunin seseorang jika tidak dikuatkan
bahwa dia telah beristri, sayang kepadanya dan mencintai anak-anaknya.

Memang , tak satupun agama samawi lainya atau pun agama


Fardly yang memperhatikan masalah seks. Akan tetapi masing-masing
agama mempunyai pandangan yang berbeda bahkan bertentangan.
Diantara mereka ada yang tenggelam kealam rohaniah yang menganggap
bahwa seks sebagai nafsu kebinatangan dan tabiat yang tercela. Agama
Kristen dan budha berpendapat bahwa manusia harus membersihkan diri
dari seks dan menjauhkan diri dari perempuan kemudian hidup di biara
bila mungkin.

Diantara mereka aada yang hanyut dalam dunia materialisme dan


kebebasan seks. Seks merupakan segala-galanya dalam hidupnya. Seks
harus ditawarkan dalam kemanusiaan, kepada siapa saja yang
menghendaki,kapan saja dandengan cara apa saja demikian menurut
komunisme dan eksistensialisme.

Adapun islam, sebagai agama moderat memandang manusia


sebagai manusia, bukan sebagai malaikat. Dia mempunyai kebutuhan
biologis yang tak bisa dihilangi dan tidak mungkin disamakan dengan
malaikat.

Suatu ketika seks akan membawa manusia kepada kebahagiaanya


dan kedamaiannya. Namun disaat yang lain dia juga mampu mendorong
manusia kepada titik terendah nafsu kebinatangan, lalu dia memenuhi
nafsu seksnya tanpa batas, tanpa norma dan tanpa disertai tanggung
jawab.

Melihat kondisi seperti ini, maka islam mensyari’atkan perkawinan


dan menganggap perkawinan sebagai kesempurnaan beragama, atau
setengah dari agama.islam mengharamkan kerahiban. Islam
memperbolehkan perceraian jika tidak dapat diwujudkan mawadah
warahmah. Dan islam memperbolehkan poligami dengan empat
perempuan sebagai ukuran maksimal apabila dapat memenuhi
persyaratan dan kebutuhan yang diperlukan.

Yang jelas dalam menyelesaikan problematika seks, islam tidak


meninggalkan motif itu besar atau kecil, melainkan memberikan jalan
keluar dan melindunginya dengan peraturan-peraturan terperinci.islam
menjelaskan tejadinya penyelewengan-penyelewangan seks seperti zina,
homo seks, dan pelacuran.
Islam juga meletakkan peraturan-peraturan yang berhubungan
dengan seks hygiene seperti mencuci zakar, mandi sesudah jma’ dan
haid, tidak menggauli istri yang sedang haid dan lain-lain. Semua itu demi
terciptanya masyarakat yangsejahtera dengan orientasi kesehatan, jiwa
yang sehat,badan dan nilai kemanusiaan. Dengan memberikan aturan
perkawinan, perceraian dan pergauan antar jenis, jenis bahwa islam
sangat memperhatikan tentang budaya dan pendidikan seks.

A. PENDIDIKAN SEKS DALAM ISLAM

Menurut ilmu pengetahuan modern, seks perlu diajarkan secara


bertahap sejak dini. Dari masa kanak-kanak, puber, hingga masa dewasa.
Ilmu pendidikan modern telah mengajarkan tentang perkawinan, proses
terjadinya kehamilan, sejak terbentuknya embrio (janin), masa bayi,
kanak-kanak,hingga mencapai usia pubertas, yang telah memungkinkan
mempelajari masalah pubertas, penyakit kandungan dan bahaya
pergaulan bebas.

Telah jauh mendahului munculnya pendidikan seks modern yakni:

1. Pendidikan seks dalam islam,di bawahslogan “ tidak perlu dalam


masalh agama” telah memberi perbedaan yang jelas dan tegas.
Perkawinan dalam islam disebut “akad nikah”. kalimat ini di ambil oleh Al-
Qur’an dan kemudian menjadi istilah baku dalam ilmu fiqh. Islam
menguraikan dengan luas dan memberi batasan yang tegas terhadap
nikah dan masalah-masalah yang berhubungan dengannya. Rasulullah
sendiri telah menjelaskan dihadapan hadirin laki-laki dan perempuan
tentang etika pergaulan suami-istri.
Dari Abu Hurairah berkata :

“Kami shalat bersama Rasulullah SAW. Setelah salam beliau menghadap


kepada akami,lalu bertanya: “wahai hadirin,adakah di antara kamu
seorang laki-laki apabila mendatangi istrinya menutup pintu lalu
melepaskan baju, kemudian dia keluar dan bercerita ?” seseorang berkata
: “Aku melakukannya denganistriku begini ,dan aku melakukannya begitu”.
Mereka terdiam: Lalu beliau mengahadap perempuan dan bertanya :
“adakahdiantara kalian ada yang bercerita?” seseorang berkata: Maka
bangkitlah seorang wanita .Ka’ab di atas salah satu lututnya,dia
bertengger agar Rasulullah SAW melihat dan mendengar
perkatannya.”Demi Allah” katanya. Karena mereka (laki-laki) bercerita,
maka segera (perempuan) pun pasti bercerita”. Rasulullah SAW bersabda
“Adakah kalian tahu apa perumpamaanorang berbuat demikian ?”
sesungguhnya perempuan dan laki-laki berbuat demikian seperti setan
laki-laki dan perempuan yang bertemu di suatu tempat ,lalu memenuhi
kebutuhan biologisnya sedangkan banyak orang yang melihatnya.”

Masih banyak lagi haist-hadist Rasulullah SAW yang mengisahkan


tentang dunia wanita,kasus-kasus seks dan romantika ang belum pernah
di uraikan dalam buku pendidikan modern dewasa ini.

Suatu ketika beliau di Tanya : “wahai Rasulullah , siapakah orang


yang paling engkau sukai?” jawabnya “Aisiyah” . ditanya lagi “dan dari
kaum laki-laki ?“ jawabanynya “Ayah”.
Rasulullah SAWmemberikan dorongan agar membina rumah
tangga dengan mengawini perempuan yang masih gadis.Rsulullah
bersabda :

“kawinilah seorang perempuan yang masih gadis . sesungguhnya dia


akan lebih sayang kepadamudan akan lebih menerima pemberianmu “.

Seorang sahabat datang kepada Rasulullah SAW dan


memberitahukan bahwa dia telah meminang . lalu beliau berkata “gadis
atau janda ?” jawabannya adaah “janda” . kenapa kamu tidak gadis
sehingga amu dapat bercanda dengannya dan dia dapat bercanda
denganmu.

Islam mendorong untuk menghargai nafsu seks dengan


tidakberlebih-lebihan. Tidak terlalu mendewa-dewakan dan tidak
memandangnya hia, sebagaimana pandangan-pandangan agama lain
dan kebudayaan klasik.

Terlalu membesar-besarkan seks justru akan menimbulkan


kesulitan dan nifak, bahkan akan menjadikan manusia merendahkan jiwa,
istri dam masyarakatnya . dengan alas an ini,maka para sahabat dan
istrinya dalam menghadapi problematika seks dan romantika dalam rumah
tangga mereka senantiasa bertanya kepada Rasulullah SAW.

Dan beliau menjawabnya dengan sesuatu yang di ajarkan (Allah)


kepadana,sedang terhadap sesuatu yang belum di ajarkan, maka turunlah
wayu sebagai jawaban terhadap kasus-kasus yang di hadapkan
kepadanya.

2. Problem seks dalam Al-Qur’an diajarkan dengan bahasa simbolik


yang tinggi lembut dan etis.
Firman Allah SWT surat (Q.S. Al Maidah:6):
Yang artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan


shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan
sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,
dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit [403] atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh [404]
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah
dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan
tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya
kamu bersyukur”.

[403]. Maksudnya: sakit yang tidak boleh kena air.


[404]. Artinya: menyentuh. Menurut jumhur ialah: menyentuh
sedang sebagian mufassirin ialah: menyetubuhi.
Menurut Jumhur ulama, “lamastum” di sini berarti menyentuh
sedang sebagian mufasirin mengartikan menyetubuhinya , sebagaimana
pengertian yang di maksud dalam ayat(Q.S. An Nisa’:21 )

Firman Allah SWT:

yang artinya:

Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu


telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan
mereka (isteri-isterimu)telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.

Yang artinya :

“Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka


datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu
kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan
bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan
menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang
beriman”.(Q.S. Al Baqarah:223).

3. Dengan struktur bahasa yang tinggi Al-Qur’an menguraikan kisah-


kisah romantika dan seks untuk menjadi pelajaran dan tauladan bagi umat
sepanjang masa. Antara lain kisah percintaan Nabi Yusuf as dengan anak
Nabi Syu’aib as ,ketika dia merasakagum terhadap kegagahan dan
ketampanan serta sifat amanah Musa as. Lalu dia berkta kepada
ayahnya, sebagaimana dalam Al-Qur’an :
Yang artinya :

“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia
sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang
paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang
kuat lagi dapat dipercaya." (Q.S AL Qashas :27 )

Kisah percintaan itu juga banyak di utarakan oleh Rasulullah SAW.


Untuk menjadi tamsil bagi kita, antara lain sabdanya yang artinya :

“pada zaman dahulu ada tiga orang yang pergi (musafir) sehingga mereka
harus bermalam di sebuah gua,maka mereka pun masuk kedalam gua itu.
Tiba-tiba sebuah batu besar di atas gunug jatuh sehingga menutup pintu
gua itu. Mereka berkata:”sungguh tidak ada yang akan menyelamatkan
kita dari batu ini, melainkan jika berdo’a kepada Allah SWT dengan
menyebut amal-amal kebaikanmu. Maka masing-masing dari mereka
menyebut amal-amalkebaikannya yang pernah di lakukannya, hingga
waktu itu pun terangkat sedikit demi sedikit . setelah sampai giliranorang
yang ketiga ,dia brkata : ”ya Allah,sesungguhnya aku mencintai anak
perempuan pamanku, ebagaimana layaknya laki-laki mencintai
perempuan. Suatu ketika dia menyerahkan dirinya kepadaku tetapi aku
menolaknya sehingga dia takut satu tahun,lalu dia dating kepadaku, dan
aku memberikannya 120 dinar atas pemisahan antara aku dengannya.
Ketika aku telah mampu dan aku duduk di atas kedua kakinya, dia berkata
: Takutlah kepada Allah dan janganlah kam serahkancincin melainkan
kepada yang berhak, maka aku terhindar bersetubuh dengannya ,dan
akupun berpaling darinya dia adalah perempuan yang paling aku sukai
dan aku tinggalkan emas yang telah aku berikan kepadanya. Ya Allah,jika
aku melakukan hal itu mendapatkan keridhoan-Mu ,maka bukalah batu
yang menutupiku” maka batu itu pun terbuka”. (H.R Bukhari-Muslim)

Disamping pendidikan moral, islam tidak mengesampingkan


problem seks secara ilmiah.Al-Qur’an telah menjelaskan bagaimana
proses perkawinan bunga dengan perantaran angina.

Allah berfirman:

Yang artinya :

“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-


tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum
kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang
menyimpannya.”(Q.S Al Hijr : 22)

Al Qur’an juga menerangkan bagaimana proses terbentuknya


embrio . dia terjadi dari air mani(sperma) yang bercampur dengan ovum,
yaitu sperma dengan telur,Allah berfirman :

Yang artinya :

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang


bercampur[1535] yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan
larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat”. (Q.S Al
insan :2)
[1535]. Maksudnya: bercampur antara benih lelaki dengan perempuan.

Dalam ayat lain di jelaskan tentang pertumbuhan janin dalam


kandungan dan dan bagaimana dia berubah menjadi sepotong daging
,yaitu yang di sebut mudghoh.

Ketika janin berumur 5 minggu, tumbuhlah tulang-tulang dan otot-


ototnya ,sebagaimana di jelaskan firman Allah :

Yang artinya :

“Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim)”. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”.(
Q.S Al Mukminun :13-14)

Rahim oleh Al-Qur’an di sebut sebagai “Qaranin makin “


(tempat yang kokoh). Sebagaimana juga Al-Qur’an mengidentifikasikan
tiga kegelapan yang meliputi janin,yaitu kegelapan dalam perut,kegelapan
dalam Rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutupjanin dalam
Rahim.

Allah berfirman :
Yang artinya :

“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan


daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang
berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut
ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan[1306]. Yang (berbuat)
demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai
kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat
dipalingkan? “

[1306]. Tiga kegelapan itu ialah kegelapan dalam perut, kegelapan dalam
rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim.

Yang lebih menakjupkan lagi, Al-Qur’an menungkapkan fakta ilmiah


yang sama sekalibelum pernah dikenal kecuali akhir-akhir ini saja.
Menurut Al-Qur’an apakah janin itu laki-laki atau perempuan, sangat
tergantung padaspermanya, apa laki- laki atau perempuan bukan dari
ovumnya,di mana,pada umumnya saat ini telah menjadi pengetahuan
umum masyarakat pada umumnya. Sperma laki-laki mengandung dua
jenis makhluk hidup, yaitu laki-laki dan perempuan, jenis janin itu
tergantung pada mana diantara dua sperma itu yang membuahi ovum.

Allah berfirman:
Yang artinya:

37. Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam
rahim).

38. kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah


menciptakannya, dan menyempurnakannya.

39. lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan.

40. Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula)


menghidupkan orang mati? (Q.S Al Qiyamah: 37-40)

Inilah mu’jizat Al-Qur’an. Karena hal-hal demikian belum diketahui


sebelum abad xx,yakni setelah berkembangnya embriologi dengan
perantaraan teknologi canggih.

B. KEHIDUPAN RUMAH TANGGA DALAM ISLAM

1. Islam dan perkawinan


Islam berbeda dengan agama Kristen dalam memandang perkawinan.
Islam memandang bahwa perkawinan merupakan kebutuhan biologi yang
fitri bagi kenormalan perilaku. Lebih dari itu, islam menganggap
perkawinan sebagai penyempurna agama dan lembaga perkawinan
merupakan kriteria hidup yang normal.
Sementara agama kristen memandang bahwa kehidupan yang baik
itu adalah berselibat (rahib),menjauhkan diri dari perempuandan seks,
kecualibagimereka yang tidak mampu dan tiakut berbuat zina.
Demikian panadangan agama Kristen dengan segala
konsekuensinya. Dari sini, kemudian agama Kristen pecah menjadi
beberapa mazhab. Diantara mereka, sekelompok mengharapkan
perkawinan, yakni sekte protestan yang muncul pada abad kedua masehi.
Bahkan mereka membolehkan perceraian.
Kemudian islam datang dengan misi bahwa perkawinan merupakan
penyempuran agama. Islam memotivasi, bahkan memerintahkan umatnya
untuk segera menikah jika telah mampu untuk melakukannya.
Membujang, atau menjauhkan diri dari perempuan merupakan suatu
bentuk kemunafikan dan dapat menjuruskan seseorang kepada kufur
nikmat terhadap karunia Allah.
Rasulullah Saw bersabda:

“Barang siapa telah mampu untuk kawin tetapi tidak melakukannya maka
tidak termasuk golonganku.”
Orang yang berharta cukup untuk menanggung biaya perkawinan,
keluarga dan nafkahnya, tetapi dia tidak berkehendak untuk orang
tersebut maka orang tersebut tidak melakukan sunnah rasul-Nya.
Dengan perkawinan berartidia telah mempersiapkan diri untuk
menjaga kehormatannya,untuk istiqomah, untuk menjafi pelayan umat dan
beribadah kepada Allah. Itulah sebabnya, maka islam menganggap
perkawina sebagai setengah dari agama.
Rasulullah Saw bersabda:
“Barang siapa oleh Allah diberinya istri yang solehah, sesungguhnya Allah
telah menolong separuh agamanya, maka sempurnakanlah separuh yang
masih tersisa”
Harta terbaik yang dikaruniakan Allah kepada manusia di dunia
adalah istri yang solehah, sebagaimana diterangkan Rasulullah Saw:
“ Dunia ini adalah kesenangan, akan tetapi tidak ada kesenangan terbaik
di dunia ini lebih dari perempuan solehah”.

Rasulullah Saw bersbda:


“Tiga hak Allah untuk menolong mereka, yaitu: orang yang berjuang di
jalan Allah, budak mukhotob yang hendak menebusnya dan orang yang
nikah karena hendak menjaga kehormatannya.”
Islam menganjurkan kaum muslimin agar ikut memikirkan
perkawinan anak yatim, fakir miskin, perempuan yang telah lemah, budak
perempuan dan setiap orang yang tidak mempunyai kekuatan, atau tidak
ada orang yang mengurusnya.
Rasulllah bersabda :
“barang siapa mempunyai budak perempuan,lalu didikannya dengan
pendidikan yang baik,dan di ajarnya dengan baik,lalu memerdekakannya
dan kemudian di nikahinya atau di nikahkannya,maka baginya dua pahala
“.
Allah melipat gandakan pahala orang yang berusaha menikahkan
saudara muslim dan rang yang mendamaikan persengketaan suami istri
dengan jalan yang halal.
Rasulullah Saw bersabda :
“Barang siapa berusaha untuk mengawinkan seseorang dengan jalan
yang halal sehingga keduanya berkumpul,Allah akan memberikan bidadari
kepadanya, dan setiap langkah yang di tempuhnya,atau setiap kalimat
yang di ucapkannya untuk itu sama dengan pahala ibadah setahun shalat
pada malam harinya dan puasa pada siang harinya”.
Dinegara-negara maju ataupun Negara berkembang pada era
globalisasi ini,mereka melihat istri yang sedang hamil dengan penuh
kebanggaan,antusias dan penghormatan. Mereka menganggap kehamilan
merupakan suatu perjuangan yang sangat berat dan memberikan
konstribusi yang tidak kecil dalam menjaga ketahanan dan martabat serta
melestarikan generasi ini. Itulah sebabnya mereka memberikan
prioritas,menyediakan tempat tinggal dan memberikan tempat yang
lapang dalam kesibukan dan hiruk pikuknya kehidupan. Islam sejak abad-
abad telah mendahului orientasi semacam ini,yaitu memberikan
kedudukan terhormat kepada perempuan yang sedang hamil.
Rasulullah saw bersabda :
“sesungguhnya pahala bagi perempuan yang sedang hamil hingga
menyapihnya adalah seperti orang yang berjihad di jalan Allah.jika dia
meninggal di dalamnya,maka dia mendapat pahala orang yang mati
syahid”.
Temikianlah pandangan islam tentang perkawinan .
mengagungkan, memuliakan dan memberi motifasi untuk melakukannya.
Merupakan persepsi logis yang justrupada era bio engineering ini di
kuatkan oleh fenomena-fenomena humanism. Sebab perkawinan
dianggap sebagai eksistensi awal kehidupan setiap individu.
Dari sudut pandang sosiologis,perkawinan merupakan sarana
fundamental untuk membangun masyarakat sejahtera berdasarkan
prinsip-prinsip humanism, tolong menolong, solidaritas dan moral yang
luhur.
Dilihat dari sudut ekonomi,perkawinan merupakn sarana
fundamental untuk menumbuhkan etos kerja dan rastanggung jawab yang
kuat terhadap pekerjaannya,efektif dan efisien.
Dilihat darisudut kedokteran,perkawinan merupakan tahap
awalkehidupan seks yang sehat,bebas dari penyakit lever,kandungan dan
bebas dari gangguan kesehatan jiwa dan proses regenerasi yang sehat
dan sejahtera.
Dari sini jelas bahwa islam lebih dahulu dari penemuan ilmiah
tentang kajian ini,dan mendahului segala bentuk aturan dalam kehidupan
manusia sejak berpuluh-puluh abad yang lalu.

2. Memilih istri
Allah berfirman :
Yang artinya :
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih
dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” ( Q.S Ar Ruum :21)

Perkawinan merupakan tahap awal untuk mencapai kebahagiaan


dalam kehidupan individu. Untuk meraih keberhasilan dalam
kehidupannya yang multi kompleks, dalam bidang sains ,harta dan nama
(pristise). Maka tahap awal untuk encapainya, haruslah berhasil terlebih
dahulu dalam kehidupan berumah tangga.
Mengingat fungsi rumah tangga begitu besar pengaruhnya
terhadap kehidupan, maka tidak layak melangkah ke dalam dunia
perkawinan, sebelum mengkaji dan memahami tata cara memilih istri.
Banyak orang dengan latar belakng social yang bebeda,
melangkah ke pelaminan tanpa belajar dan mengenal terlebih dahulu
seseorang yang akan mendampini hudupnya. Apabila gagal , dan tidak
mampu saling menyesuaikan, maka dia akan mengulanginya lagi yang
kedua, ketiga dan seterusnya.
Sesuatu yang tidak professional menjadi sebab utama perselisihan
dalam rumah tangga, perceraian, poligami , dan munculnya anak-anak
gelandangan di masyarakat. Munculnya kebodohan dalam masalah ini,
karena mereka meniru kepada islam dengan persepsi sepihak dan salah.
Mereka berasumsi bahwa memilih istri yang sesuai dengan keinginannya
merupakan hal yang haram. Islam meyayangkan persepsi demikian,
sedangkan fakta adanya perbedaan di antara kita tidak dapat dijadikan
hujjah atas kebenaran islam.
Islam meletakkan undang-undang ideal dan dinamis dalam memilih
istri. Islam tidak mengabaikan aspek-aspek percintaan dan psikologis.
Islam tidak mengesampingkan pentingnya perkenalan dan persesuaian
kedua belah pihak sebelum menikah. Sebaliknya islam
mempertimbangkan factor ekonomi, social dan moral dalam memilih istri.
Lemudian diperhatikan juga tentang tabiat, seks dan genetika (nasab).
3. Islam dan cinta kasih
Banyak musuh islam yang menyatakan bahwa islam adalah agama
yang mendewakan seks. Islam denganmelembagakan perkawinan hanya
untuk membelenggu lawan jenis. Tuduhan ini jelas menunjukkan
kebodohan terhadap risalah universal ini. Islam sebagai agama samawi,
mengutamakan cinta kasih untuk perkawinan antara laki-laki dan
perempuan. Bahkan menjadikannya prinsip yang utama, kelangsungan
dan keabadiannya sebagi unsur fundamen dala membina rumah tangga.
Oleh karena itu, islam mendorong setiap individu muslim dan
muslimahuntuk bertemu, berkenalan dan melakukan penelitian sebelum
masuk ke pelaminan,bukan untuk melihat materi, harta, kedudukan atau
keturunan sebagi tujuan utama dalam memilih istri tetapi untuk melihat
kasih sayang serta cinta kasih perempuan yang hendak di kawininya.
Rasulullah bersabda:
“ Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat melahirkan anak”.
Itulah yang dikehendaki firman Allah:

Yang artinya:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih
dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfiki”.(Q.S Ar Ruum :21)
Dan dalam firman Allah :
Yang artinya :
“Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia
menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah
dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan
teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia
merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya
seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang
saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur." (Q.S Al
A’raf:189 )

“Al Mawadah” (kasih) dan “Ar rahmah (sayang). “as sakun”( senang ) dan
“al wadud” (penyayang) merupakan istilah istilah dalam islam yang pada
masa sekarang di sebut denga “cinta kasih“ keserasian jiwa dan
kebersamaan orientasi pikiran.
Cinta kasih dalam pengertian ini,secara dramatis di jelaskan oleh
kehidupan Rasulullah Saw, suatu ketika beliau ditanya oleh seorang
sahabat :
“Barang siapa orang yang paling engkau cintai wahai Rasulullah ?
jawabannya:”Aisyah”. Ditanya lagi: “dan siapakah dari golongan pria?”
jawabannya adalah “Ayahnya”.

Kendatipun keadaan secara mutlak termasuk menggilir istri-istri


beliau lakukan menurut kemampuan yang beliau miliki, tetapi dalam
hatinya , Aisyah merupakan istri yang paling di cintai di banding dengan
istri yanglainnya.
Dalam hal ini Rasulullah bersabda :
“ya Allah, ini adalah pembagianku yang aku miliki, maka janganlah engkau
mencelaku apa yang Engkau miliki sedang aku tidak memiliki”.
Dari aspek ini , kita melihat islam sebagai agam dan syari’at yang
efektif, tidak mengabaikan aspek materi, tidak mengabaikan fenomena
masyarakat yang berlaku ataupun harta benda di atas kelembutan dan
cinta kasih dan romantika.
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam memilih calon istri, antara
lain :
a. Aspek psikologis
Islam mengajarkan kepada umat islam agar memperhatikan aspek
kejiwaan wanita yang hendak di nikahinya dengan sungguh-sungguh dan
teliti, sehingga dia tidak merasa di kecewakan terhadap sesuatu yang
tidak di sukai setelah menikah. Islam melarang terjadinya pernikahan
berdasarkan kabar burung dari orang, atau hanya sekedar mengirim
keluarga atau kerabatnya atau hanyakarena mimpi bertemu dengan
perempuan yang hendak di nikahinya, sebagaimana yang berlaku pada
zaman jahiliyah.

Rasulullah memperingatkan akan adanya sesuatu cacat pada istri


:”pergilahdan lihatlah sesungguhnya pada tubuh orang-orang Anshar itu
ada sesuat “.
Islam membolehkan peminanguntuk melihat secara wajar terhadap
wanita yang hendak di nikahinya.beliau bersabda :
“ apabila seorang peminang perempuan dan dia mampu melihat sebagian
yang dapat mendorong untuk mengawininya maka lakukanlah”.
Menurut sebagian ahli fiqh di bolehkan melihat sampai pada batas-
batas kewajaran dari anggota tubuhnys, baik seizing atau tidak.

b. Pertemuan dan perkenalan sebelum nikah


Islam memperbolehkan pertemuandan perkenalan antara keduanya
sebelum nikah. Allah berfirman:
Yang artinya :
“Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu[148]
dengan sindiran[149] atau kamu menyembunyikan (keinginan
mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu
akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu
mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali
sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma'ruf [150].
Dan janganlah kamu ber'azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah,
sebelum habis 'iddahnya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah
mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-
Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyantun”. (Q.S Al Baqarah:235)

[148]. Yang suaminya telah meninggal dan masih dalam 'iddah.

[149]. Wanita yang boleh dipinang secara sindiran ialah wanita


yang dalam 'iddah karena meninggal suaminya, atau karena talak
bain, sedang wanita yang dalam 'iddah talak raji'i tidak boleh
dipinang walaupun dengan sindiran. [150]. Perkataan sindiran yang
baik.

Allah mengizinkan laki-lakiuntuk berkenalan dengan perempuan


yang hendak di nikahinya, baik dengan khitbah dan awaj itu karena
semata-mata senang melihat si perempuan, maka tidak di benarkan
melainkan apabila di kuatkan oleh adanya perasaan cinta dan
kasihsayang. Adapun hal ini Allah berfirman :
“Allah mengetahui bahwa akan menyebut-nyebut mereka”.
Yakni mereka (laki-laki) akan berfikir tentang merekadan akan
mencintainya, tetapi Al-Qur’an melarang untuk mengikat janji secara
rahasia, melainkan jika orang itu terpercaya jiwanya, agamanya dan selalu
konsisten dengan perkataan yang ma’ruf.

c. Larangan berkhalwat

Islam melarang berkhalwat,yakni seorang laki-laki menyepi dengan


seorang perempusn di suatu tempat yang jauh dari keramaian (tanpa
orang ketiga yang menemaninya). Khalwat seperti ini di haramkan karena
mengundang terjadinya perbuatan terkutuk.

Rasulullah bersabda:

“jauhkan dirimu dari berkhalwat dengan seorang perempuan Demi zat


yang diriku dalam kekuasaan-Nya,tidak seorang laki-laki menyepi dengan
perempuan melainkan setan masuk kedalam keduanya”

Islam mengharamkan khalwat dengan perempua yang bukan


muhrimnya di tempat tertutup dan jauh dari pandangan mata, walupun
tempat itu adalah tempat kerja. Bahkan bukan islam saja yang melarang
berkhalwat. Sebuah Universitas di Amerika telah membahas secara ilmiah
tentang khalwat di tinjau dari sudut sosiologis, bahwa menyepinya
seorang mahasiswa dengan seorang mahasiswi di kamar tidurbagian
dalam telah menimbulkan sikap apriori.berangkat dari kasus ini ,
lembarmaklumat untuk, mencegah terulana kasus tersebut. Di anjurkan
agar jika masuk kamar mahasiswi tidak menutup pintu, pintu harus tetap
terbuka sekurang-kurangnya seluas Sembilan buku besar.

d. Larangan menipu dalam tunangan


Islam mengharamkan penipuan, atau merahikan cacat perempuan
atau kekuragan keluarganya. Demikian pula bagi pihak lakilaki dilarang
melakukan hal yang serupa.
Rasulullah bersabda:
“Barang siapa menipu di antarakitamaka dia tidak termasuk golongan
kita”
Dari Asma bintiAbu bakar berkata:
“seorang perempuan dating kepada Nabi SAW,lalu berkata:”Wahai
Rasulullah ,sesungguhnya aku mempunyai anakperempuan yang di
pinang,kemudian terkena penyakit campak hingga rusaklah rambutnya
apakah aku boleh menutupinya?”, Rasulullah melarangnya dan Beliau
bersabda kepadanya:”semoga Allah melaknati orang yang menutupi dan
orang yang ingin ditutupinya”.

e. Meminta izin kepada orang yang hendak dikawinkan.


Islam mewajibkan kepada wali agar meminta persetujuan
perempuan yang akan di kawinkan,baik gadis ataupun janda,yang masih
muda usia aaupun yang sudah lanjut usia. Perkawinan dapat di batalkan
jikadi lakukan tanpa perstujuannya.
Dalam sahih Bukhari juz VII di jelaskan kasus khausa’.suatu ketika
khausa’ binti Jadzam dating kepada Raslullah SAW, dan mengadukan
kasus yang sedang menimpa dirinya, dia berkata:
“wahai Rasululah , ayahku nekat hendak mengawinkan aku dengan laki-
laki yang tidak aku sukai ,Rasulbertanyakepadanya:” Apakahkamu
menerima apa yang di perbuat oleh ayahmu?” jawabannya “Aku tidak
menyukai apa yangdilakukan oleh ayahku”.Rasulullah SAW
bersabda:”kalau demikian tidak sah nikahnya.nikahlah dengan laki-laki
yang kamusukai”.
Sekalipun anak pamannya telah datang kepada ayhnya, tetapi
Rasulullah mengutamakan pemuda yang di sukai anak perempuannya,
yaitu Abu Lubabah bin Mudzir. Maka Rasulullahpun memutuskan
hubungan perempuan itudengan anak pamannya , danmengawinkan
dengan Abu Lubabah.

f. Dilarang memilih antara kedua peminag karena tamak kepada


harta, pangkat dan kedudukan. Di riwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa:
“sekelompok sahat telah dating kepada Rasulullah SAWdan
berkata:” wahai Rasulullah, kami mempunyai anak yatim, dan dua orang
telah datag melamarnya, seorang kaya daseorang miski. Kami cenderung
kepada orang yang kaya, tetapi dia menyukai yang miskin. Maka
kepadasiapakah aku harus mengawinkannya?” Rasulullah SAW
bersabda:”tidak terlihat di antara dua orang yang saling mencintai dalm
perkawan”. Maka Rasulullah memutuskan agar mengawinkan denga
orang yang di cintainya”.

g. Permainan dalam perkawinan


Islam menjaga kesucian dan melindungi dari terjadinya permainan
dalam perkawinan. Islam melarangseseorang bermain-main dan
bercandadengan kalimat “zawaj”. Jika seseorang telah megucapkan janji
hendak mengawini seseorang perempuan maka harus ditepati dan dia
tidak boleh menarik kembali, atau meninggalkannyadengan alas an
bahwa janjinyaituhanya permanan belaka. Lebih-lebih bagi yag sudah
beristri, jika dia telah mengucapkan kalimat “thalak” maka diadi benrkan
mencabut kembali dengan alas an ucapan tersbut hanyalah main-man.
Rasulullah SAW bersabda:
“tiga hal yang tidakboleh untuk permainan, barag siapa
mengatakan sesuatu untuk bercanda maka sungguh telah menjadi wajar
baginya, yaitu thalak, memerdekakan budak dan nikah”.

h. Aspek cinta kasih dan keserasian


Islam memperhatikan aspek cinta kasih dan keserasian sebagai
syarat berlangsungnya kehidupan rumah tangga.
Jamilah binti Abdullah, istri seorang sahabat besar,Tsabit bin
Qais.suatu ketika dia marahkepada suaminnya,dan kemudian
mengadukan kepada Rasulullah:
“wahai Rasulullah, bukan salahku dan bukan salah Tsabit. Di
antarakami adasesuatu yang dapat menyatukanpendapatku dengan
pendapatnya. Demi Allah aku tidak mencela agama an akhlaknya, tetapi
aku membenci kekufuran dalam islam dan aku tidak kuasa menadan
marah. Sesungguhnya aku naik di samping kemah kemudian aku melihat
sekelompok laki-laki di hadapanku. Dia adalah orang yang paling hitam
diantara mereka, terpendek di antara mereka dan erburuk mukanya di
antara mereka. Rasulullah bertanya: “apakah kamu mau mengembalikan
ladangnya?” jawabannya: “aku hendak mengembalikan ladangnya dan
bahkan menambahnya”. Beliau bersabda :” tentang tambahan tidak
perlu.dan telah di bolehkan padanya menuntut thalak”.
Dari kasus jamilah binti Abdullah ini, kita dapat melihat
bahwa islam adalah agama yang sangat memperhatikan cinta kasih, dan
tidak adanya hubungan dapat menjadi alasan berakhirnya perkawinan.
Sedang agama lain tidak memberi kesempatan terjadinya perceraian
melainkan dengan alas an zina.
Timbul pertanyaan, manakah yang lebih baik diantara dua
ini? Menghalalkan yang mampu mencegah sebelum terjadi kecelakaan,
atau menghalalkan sesuatu yang dapat menarik perempuan kepada
terjadinya perbuatan zina?

i. Mengutamakan gadis

Rasulullah memotivasi umat islam untuk mengawini seorang


muslimah yang masih gadis. Diperbolehkan kawin dengan janda dengan
maksud untuk membantu menjaga dirinya dan anaknya. Rasulullah
bersbda: “ hendaklah kamu kawin dengan perempuan yang masih gadis.
Sesungguhnya dia lebih banyak kasih sayangnya dan lebih sedikit
tuntutannya”.
j. Islam memerintahkan untuk mengawinkan perempuan yang tidak
bersuami agar terpelihara dari penyelewengan.
Allah berfirman:

Yang artinya:
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian[1035] diantara kamu,
dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba
sahaamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka
dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi
Maha Mengetahui”.(Q.S An Nur:32)

[1035]. Maksudnya: hendaklah laki-laki yang belum kawin atau


wanita- wanita yang tidak bersuami, dibantu agar mereka dapat
kawin.

k. Islamtidak mewajibkan perkawinan dengan perintah yang mutlak.


Karena di sana ada di antara manusia yang tidak mampu, baik dari
segi finansial atau yang lain.
Allah berfirman :
Yang artinya :
“Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga
kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan
karunia-Nya. Dan budak-budak yang kamu miliki yang
memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan
mereka[1036], jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka,
dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang
dikaruniakan-Nya kepadamu[1037]. Dan janganlah kamu paksa
budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang
mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari
keuntungan duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka,
maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu [1038]” (Q.S
An Nur:33)

[1036]. Salah satu cara dalam agama Islam untuk menghilangkan


perbudakan, yaitu seorang hamba boleh meminta pada tuannya
untuk dimerdekakan, dengan perjanjian bahwa budak itu akan
membayar jumlah uang yang ditentukan. Pemilik budak itu
hendaklah menerima perjanjian itu kalau budak itu menurut
penglihatannya sanggup melunasi perjanjian itu dengan harta yang
halal.

[1037]. Untuk mempercepat lunasnya perjanjian itu hendaklah


budak- budak itu ditolong dengan harta yang diambilkan dari zakat
atau harta lainnya. [1038]. Maksudnya: Tuhan akan mengampuni
budak-budak wanita yang dipaksa melakukan pelacuran oleh
tuannya itu, selama mereka tidak mengulangi perbuatannya itu lagi.

Rasululah saw bersbda: “ danbarang siapa yang itidak mampu maka


hendaklah berpuasa. Sesungguhnya puasa baginya adalah sebaik-baik
perisai”.
Puasa merupakan perisai yang terbaik, karena dengan puasa,
seseorang mampu mengatasi nafsu seks. Untuk meringankan beban dan
mempermudah terjadinya perkawinan maka islam memerintahkan agar
dikalangan keluarga muslimah tidak memandang harta sebagai tujuan
dalam mengawinkan anak perempuannya tetapi yang harus menjadi
perhatian utamanya adalah agama dan budi pekertinya. Rasulullah saw
bersabda:
“ perempuan itu di nikahi karena 4 perkara: hartanya, kecantikannya,
kedudukannya, dan agamanya, maka pilihlah yang baik agamanya agar
engkau menjadi senang”.
l. Faktor genetika(keturunan)

Islam memperhatikan factor keturunan dalam


perkawinan.Rasulullah SAW bersabda:

“pilihlah yang baik untuk benih kamu,karena wanita itu melahirkan


(anak) seperti saudara laki-laki dan saudara perempuannya”.

Menurut ilmu genetika,kebanyakan penyakitjasmaniah itu


berpindah kepada anak dari garis keturunan. Seperti juling
mata,botak,penyakit gula,gagap,buta warna, sipilis, dan lain-lain.di
samping itu penyakit moral sering pengaruhnya dari keturunan. Seperti
sikap tak senonoh, peminum , homo seks, melacur dan cenderung
berbuat jahat serta sadism.

Menurut ilmu medis, sebab penyakit-penyakit di atas kembali


kepada proses terjadinya hormone, dan dari ini menjadi penyakit
keturunan. Rasulullah bersabda:

“jauhilah olehmu”khadlarai-diman” (perempuan baik yang tumbuh


dalam lingkungan yang kurang baik)”.

m. Di larang menikah dengan saudara sepesususan


Islam mengharamkan pernikahan dengan saudara sepesusuan,
yakni setelah menyusu lebih dar 10 kali ,sebab hal ini akan menjaikannya
ssudara tunggal darah (muhrimnya) perkawinan yang di lakukan dengan
saudara sepersusuan akan melahirkan keturunan yang lemah, bahkan
sering menimbulkan cacat tubuh dan mental.
n. Makruh menikah dengan saudara dekat
Islam menganjurkan agar tidak nikah dengan saudara dekat. Dalam
hal iniUmar ra berkata:
“janganlah kamu menikah dengan saudara perempuan dekat, (jika
mengawini saudara perempuan dekat ) akan lemah keturunannya.”
Menurut ilmu genetika, semakin dekat hubungan kekerabatan dan
kekeluargaan antara suami-istri,akan semakin dekat kemungkinan
menurunnya cacat jasmani dan mental pada anak.” Tidak ada yang lebih
baik bagi mukmin setelah taqwa kepada Allah dari pada istri yang salihah,
bila di perintah mentaatiya, bila melihat suami kepadanya menyenangkan,
bila menerima giliran menerimanya, bila di tinggal pergi mampu menjaga
diri dan hartanya”.
C. MARRIED HYGIENE DALAM ISLAM
Dalam bab ini, akan kami uraikan bagaimana islam memperhatikan
pendidikan seks pada anak-anak dengan teori-teori yang lebih baik dan
sempurna. Kemudian di jelaskan pula norma-norma umum untuk memilih
istri serta fenomena-fenomena dalm mewujudkan keluarga mawadah
warahmah. Di sini saya akan membahas tentang bagaimana islam
mengatur pergaulan antar dua jenis manusia yang sangat berbeda
sistemnya, dengan norma terinci dan ilmiah sejakn beberapa abad yang
silam.
Perhatikan islam terhadap dua jenis manusia , sebenarnya kembali
ada penciptaan rumah tangga yang mawadah wa rahmah, mencari solusi
permasalahan, melepaskan kendala serta menepiskan penyakit-penyakit
yang menghalangi terbentuknya keluarga bahagia.
Upaya-upaya yang di lakukan antara lain:
1. Membina cinta kasih
Membina cinta kasih dan kasih sayang antara keduanya
merupakan syarat mutlak untuk membina hubungan dua jenis yang
sejahtera dan abadi. Cinta kasih dan kasih saying yang labil, akan
merubah kenikmatan seks menjadi mala petaka.
Rasulullah SAW mencela laki-laki yang menggauli istrinya
dengan buruk, lalu memanggil istri ke tempat tidur. Beliau bersabda:
“seringkali seseorang memukul istrinya seperti memukul hamba, lalu dia
memanggilnya ke tempat tidur, dia mencium dan memeluknya tanpa
malu”.
Di luar islam, pada umumnya melihat hubungan laki-laki dengan
perempuan sebagai sesuatu yang najis, walaupun telah melewati jalur
norma agamanya, bahkan perempuan selalu dianggap sebagai gambaran
setan dan sumber petaka, sebagaimana dikatakan pendeta tertulian yaitu:
“sesungguhnya dia merupakan tempat berlalunya setan pada jiwa
manusia, dan wanita merupakan pendorong kearah bermacam-macam
pohon larangan yang bertentangan dengan undang-undang Tuhan dan
mencoreng muka kaum laki-laki”.
Islam dating untuk membebaskan pandangan yang membelenggu
seksyang sedemikian ketat, bahkan menurut islam, hubungan seks antara
suami dengan istrinya,sebagai suatu kebaikan yang dapat menghapuskan
dosa. Rasulullah SAW bersabda:
“tidaklah seseorang laki-laki menyambut tangan istrinya dengan kasih
saying melainkan karena Allah menulis baginya suatu kebaikan. Jika dia
memeluknya mendapat sepuluh kebaikan dan jika menggaulinya maka
lebih baik dari pada dunia seisisnya”.

2.Bercumbu rayu
Banyak kaum waita menderita frigid,penyakit jiwa atau spektis,
karena suami tidak memahami hakikat ini (bercumbu rayu), atau tidak
memberikan hak semestinya. Oleh karena itu buku-buku sekskiologi
modern menganjurkan agar suami memperhatikan cumbu rayu sebelum
melakukan persetubuhan. Sejak berpuluh-puluh abad yang silam, islam
telah menganjurkan hal ini, bahkan menganggap laki-laki yang melupakan
hakikat ini seperti binatang, tidak mempunyai perasaan yang tidak mau
mengerti perasaan oang lain.
Rasulullah SAW bersabda :
“janganlah di antara kamu ada yang menggauli istrinya seperti
persetubuhan binatang, hendaklah antara keduanya ada pegantar
(warming up). Ditanyakan:“apakah pengantar itu wahai Rasulullah?”
jawabanynya:”ciuman dan bercanda”.
Dari Jabir ra dia berkata:”Rasulullahmelarang bercumbu
sebelum bercanda dan beliau tidak pernah memendekkan cumbu rayu
terhadap istrinya sebelum bersetubuh, beliau senantiasa bercumbu rayu
da bercanda kepada mereka setiap waktu hingga pergi shalat, beliau
mencium dan bercumbu rayu kepada mereka sedangkan beliau sedang
berpuasa”.

3.Variasi dalam bersetubuh

Dalam praktik hubungan seks, pasangan suami istri


memperbolehkan bentuk yang berubah-ubah sebagai variasi dan
senantiasa dalam kondisi baru. Hal ini dimaksudkan agar terhindar dari
kejenuhan antara yang satu dan dengan yang lainnya.
Pada suatuketika para sahabat datang kepada Rasulullah, dan
menanyakan tentang variasi hubungan seks sebagaimana yang berlaku
pada kaum Yahudi dan persi. Maka turunlah ayat yang memperbolehkan
mereka mengambil bentuk yang di kehendakinya.
Allah berfirman :

Yang artinya:
“Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka
datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu
kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan
bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan
menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman”.
(Q.S Al Baqarah :223).

4.Islam melarang suami menggauli istri melalui dubur.

Allah berfirman:

Yang artinya:
“ oleh karena itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari perempuan
(janganlah bersetubuh dengan istri kamu ) dalam masa dating haid, dan
janganlah kamu hampiri mereka (untuk bersetubuh) sebelum mereka suci.
Kemudian apabila mereka telah bersuci maka datangilah mereka menurut
jalan yang di perintahkan Allah kepada kamu”.(Q.S Al Baqarah :222).
Rasulullah SAW bersabda :
“ malulah kamu kepada Allah dan janganlah kamu mendatangi perempuan
pada dubur mereka”.
Bahaya liwath (Sodom) seperti ini tidak hanya menghalangi
kehamilan, tetapi banyak sekali hal yang di timbulkannya. Pada
perempuan dapat menimbulkan gangguan kejiwaan akan megoyak-
ngoyak pada selaput tipis dubur dan tentu bukan nikmat yang di rasakan
wanita melainkan rasa yang sangat sakit. Sedangkan bagi laki-laki akan
menimbulkan inflammantio pada saluran kencing yang biasanya bakteri
naik ke prostat yang kadang-kadang menyebabkan kemandulan. Oleh
karena itu baik ilmu medis, adat ataupun agama ,cara seperti ini di larang.
5.Istimta’ (bersenang-senang di luar faraj)

Islam menjawab masalah seks yang dihadapkan kepadanya secara


jelas dan terang.
Suatuketika para sahabat dating kepada Rasulullah hendak
menanyakan problem mereka tentang seks. Beliau tidak mengingkari atau
meremehkannya. Maka menanyakan tentang mencium faraj (farji) dan
istimta’ (bersenang-senang dengan memandang kepadanya).
Dari sa’ad bin mas’ud, Usman bin Madz’un dating kepada
Rasulullah SAW dan berkat:
“wahai Rasulullah, sesungguhnya aku senang melihat aurat istriku, tetapi
dia tidak senang melihat demikian kepadaku. Beliau berkata:”kenaa
deikian?”. Sesugguhnya Allah telah menjadikan kamu sebagai pakaian
baginya dan menjadikan dia sebagai pakaian bagimu. Dan akumelihat
yang demikian pada istriku dan merekapun melihat yang demikian dariku”.

6.Memperhatikan kepentingan istri

Islam memerintahkan kepada laki-laki agar bersikap lemah


lembut terhadap istrinya dalam menggauli dan berusaha memenuhi
kebutuhan biologisnya sebelum dia sendiri orgasme. Jika terpaksasuami
mendahuluinya, hendaklah bersabar menunggu sehingga istri juga
mendapat kepuasannya. Rasulullah SAW bersabda:
“ apabila seseorang menggauli istrinya, maka hendaklah berlaku jujur
kepadanya. Kemudian apabila dia telah mencapai orgasme, sebelum
istrinya mendapatkannya, maka janganlah mencabutnya sehingga dia
juga dapat terpenuhi kepuasannya”.

7.Istri dilarang menolak panggilan suami


Islam melarang bagi perempuan, dengan alas an apapun selain
alas an syar’I menolak suami ke tempat tidur, karena terpeliharanya
kehidupan seks suami yang teratur merupakan suatu keharusan untuk
mempertahankan diri dari kehancuran, atas perasaan “terpelihara” itu
akan dapat menahan diri dari berbuat zina dan melirik perempuan lain di
jalanan. Maka istri dalam kondisi seperti ini bertanggung jawab atas
terjadinya penyelewengan sami.
Rasulullah SAW bersabda:
“demi zat yang diriku dalam kerkuasaan-Nya, tak seorangpun lelaki
memanggil istrinya ke tempat tidur, lalu menolaknya melainkan apa yang
di langit mengutuknya sehingga suami rela atasnya”.

Rasulullah SAW bersabda:


“ Allah melaknat istri-istri “almusawifat”. Ditanyakan:”apakah msawifat itu?”
beliau menjawab: “ yaitu perempuan yang apabila di paggil suaminya
menjawab akan pergi, akan bekerja sehingga suaminya tertidur, maka dia
bermalam maka malikat melaknatna”.
Dari Abu Umar ra. Rasulullah SAW bersabda:
“tidak halal bagi perempuan untuk tidur sebelum menawarkan dir kepada
suaminya. Mereka bertanya: ”bagaimana dia menyodorkan diri kepada
suaminya?” beliau bersabda: ”melepakan bajunya dan masuk dalam
selimut sehingga melekat kulitnya dengan kulit suaminya. Jika dia telah
melakuannya maka dia teah meyodorkan diriya.”

8.Suami di larang meninggalkan tempat tidur istrinya.

Sebagaimana islam memerintahkan kepada istri agar tidak menolak


panggilan suami, maka islam juga melarag suami meninggalkan tempat
tidur istrinya, karena hal ini akan menghampakan jiwa dan hidupnya,
bahkan apabila istrinya masih muda usianya makaakan mendorong dia
untuk melakukan penyimpangan seks.
Perhatikan kisah menarik dalam sebuah hadis yang diriwayatkan
Anas bin Malik ra, dia berkata:
“sekelompok dating kepada istri-istri Nabi SAW. Mereka menanyakan
tentang ibadah Nabi, ketika di beritakan kepada mereka, seolah mereka
mengaggapnya eteng. Mereka berkata :“Adapun saa senantiasa shalat
malam” Berkata yang lain:” Adapun saya berpuasa selamanya dan tidak
berbuka”. Berkata yang seorang lagi:” Adapun saya menjauhi perempuan
selamaya dan tidak kawin selamanya”. Lalu dating Rasulullah kepada
mereka dan bersbda:” kalian semua berkata begini begiti. Demi Allah,
adapun aku adalah orang yang kusyu’ dari pada kamu selama dan lebih
takwa kepada Allah,tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku shalat dan juga
tidur dan juga mengawini perempuan. Maka barag siapa yang setiap benci
kepada sunnahku maka tidak termasuk golonganku”.
Huala isri dari Usman bin Madz’un suatu ketika dating
berkunungkepada Aisyah ra. Dan sungguh telah berubah kondsi badanya,
maka Aisyah ertanakepadanya:”kenapa dai huala, kamu banyak
perubahan, tidak menyisir rambut dan memaa haru-harman sedangkan
suamiku tidak menggauliku dan tidak pernah melepaskan bauku
sejakbberapa hari yang lalu”. Maka istri-istri nabi tertawamendeganya. Di
tengah tawa mereka Rasulullah masuk, maka Aisyah berkata:”wahai
Rasulullah,aku bertanya kepada Huala tentang dirinya”,lalu dia
berkata:”suamiku tidak pernah melepas bajuku sejak beberapa hari yang
lalu”. Beliau mendengarny Rasulullah marah, lalu beliaumeniri
utusankepada suaminya,katanya:” bagaimana kamu ini wahai Usman ?”
jawab Usman:”sesungguhnya aku meninggalkan perkara ini agar aku
dapat menyepi untuk ibadah, sehingga pikiran ku lebihbaik membujang
pada sisa usiaku yang masih ada ini . kalau Engka mengizinkanku wahai
Rasulullah sungguh aku hendak menghususkan untuk itu”. Rasulullah
SAW bersabda:”aku bersumpah padamu, agar engkau pulang dan
menggauli istrimu”. Ia berkata:” wahai Rasululah sesungguhnya aku
berpuasa”. Rasulullah berabda:”jika kamu telah berbuka. Maka Usman
telah mendatangi istrinya. Lalu Rasulullahberkhutbah di hadaan jamaah di
masjid.
”apa-apaan suatu kaum mesti megharamkan perempuan’ makan
dan tidur,sedangkan aku tidur dan juga bangun,puasa dan juga berbuka
danjugamenikah dengan perempuan, maka barang siapamembenci
sunnahku tidaklah termasuk golonganku”.
Pada hari berikutnya, Huala kembali kepada Aisyah dengan make
up,bersisir dan memaai haru-haruman. Sambil tertawaAisyah
bertanya:”Bagaimana Haula?” jawabannya:”suamiku (Usman)
menggauliku kemarin”.
Ini merupakan contoh kehidupan hikmah syari’at islam tentang
pehatiannya terhadap masalah seks dan problematikannya.
9. Suami dilarang meninggalkan istri lebih dari empat bulan.
Suatu malam umar bin khattab berjalan melewati sebuah
tempat, tiba-tiba dia mendengar seorang perempuan bersenandung
sebuah lagu:
“betapa panjang aku mengunjungi malam ini,sedang tak adakekasih di
sisiku. Dimi Allah jika tidak ada tuhan selain-Nya,pasti di sisinya
bergoyang dari tempat tidurini,karena takut Tuhan ku dan malu
menahanku dan aku memuliakan suamiku agar memperoleh lautnya”.
Lalu Umar pergi menanyakan problem yang meimpa perempuan
ini, dengan perhatian yan besar Umar pun menyelidikinya. Ternyata
suaminya pergi bersama tentara kaum muslimin ke medan perang.
Kemudian Umar menemui anak perempuannya (Hafsah) dan berkata:
“wahai Hafsah, berapa lama seorang istri dapat bersabar di tinggal jauh
suaminya?”. Dia malu dan tidak menjawabnya. Umar berkata:” hai anak
perempuan,jawablah dan selamatkanlah ayahmu dari siksa yang pedih”.
Hafsah berkata:”perempuan dapat bersabar dalam dua bulan wahai
Amarul mukminin, dan kesabaran jiwanya menjadi beku setelah bulan
ketiga, dan setelah bulan keempat hilanglahkesabarannya”.
Setelat itu Umar segera mengumpulkan para sahabat dan
bermusyawarah dengan mereka. Dari kasus ini maka, di keluarkanlah
keputusan agar pasukan tidak meninggalkan istrinya dalam peperangan
lebih dari empat bulan.
Perhatikan bagaimana islam menjelaskan masalah seks dengan
segala pengaruh dan problematikanya. Perhatikan pula apa hikmah Umar
justru bertanya kepada anaknya yang masih gadis,yang baru akan
menginjak masa perkawinan dan bukan bertanya kepada istrinya.

10. Mempercantik istri


Islam mendorong agar seseorang (muslim) memperhatikan
perhiasan istrinya denganmemberi sebaik-baiknya pakaian yang dia
mampu kepadanya agar dia tampak cantik di mata suami, sehingga
dengan demikian suami tidak akan menyimpang dengan perempuan
selain istrinya.

Rasulullah SAW bersabda:


“perempuan adalah tempat bercandanya laki-laki. Maka hendaklah laki-
laki memperindah tempat bercandanya sedapat mungkin. Sesungguhnya
yang demikian mendorong nafsu birahinya dan memuaskan pandangan
matanya”.

11. Lelaki juga di perintahkan berhias untuk istrinya,


sebagaimana dia senang apabila istri berhias untuk dirinya.
Abdullah bin Abbas, seorang ahli fiqh senantiasa berhias untuk
istrinya. Ketika dia di Tanya, dia menjawab:” kita harus berhias untuk
mereka (istrinya) sebagaimana kita senang jika mereka berhias untuk
kita”.
12. Menghindari pandangan birahi
Seorang mukmin dilarang memandang perempuan lain dengan
pandangan birahi. Jika melihat perempuan di jalan dan menggerakkan
nafsu birahinya hendaklah segera mendatangi istrinya agar dapat
memadamkan gejolak nafsu birahinya.
Rasulullah SAW bersabda:
“barang siapa melihat perempuan di jalan, lalu timbul nafsu birahinya,
hendaklah segera pergi kepada istrinya. Sesungguhnya yang di sisi
serupa dengan yang di situ”.

D. ISLAM DAN KELUARGA BERENCANA


Islam membolehkan membatasi kelahiran dengan jalan koitus (azl),
atau dengan cara lain yang modern dan lebih praktis melaksanakannya.
Yang dimaksud azl adalah menumpahkan air mani(sperma) di luar Rahim.
Suatu ketika Rasulullah SAW ditanya tentang azl,lalu beliau bersabda:
“ada apa kalian?” mereka berkata:” ada seorang anak laki-laki,istrinya
sedang menyusui, lalu dia menyetubuhinya dan dia tidak suka istrinya
hamil lagi. Lalu beliau bersabda:”tidak mengapa bagimu untuk azl”.
Ilmu kedokteran telah banyak menemukan cara tetang azl sesuai
bengan dispensasi dari Rasulullah, antara lain:kondon, IUD, pil yang di
minum wanita sebelum bersetubuh dan lain-lain. Dan yang terakhir adalah
pil anti hamil yang dapat membunuh,atau menghalangi terjadnya
pembuahan. Barang kali ada baiknya, di utarakan
pendapatDr.Muhammad Syauqi al Fanjri, dosen ekonomi islam pada
jamiah al Azhar tentang keluarga berencana yaitu:
“sesungguhnya inti dasar problematika yang terjadi bukanlah terletak pada
kurang atau tambahnya perimbangan penduduk, tetapi terletakpada ada
tidaknya keselarasan antara kemungkinan ekonomi dengan jumlah
penduduk. Prospek penduduk yang ada di masyarakat Mesir
umpamanya,berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Oleh karena
ituproblem solving yang harus di terapkan pada masa yang akan datang
adalah “pengaturan kelahiran” sebagaimana yang di terangkan Rasulullah
yaitu:
“aku berlindung kepada Allah dari juhdil,bala”. Dinyatakan :”apakah juhdil
bala’ ituwahai Rasulullah?” jawabanya: “ banyaknya keluarga dengan
sedikitnya ekonomi”.
Ibnu Abbas menyatakan bahwa banyaknya anggota keluarga merupakan
salah satu diantara dua kemudahan. Akan tetapi permasalahan yang
terjadi di Mesir tidak sama dengan yang terjadi di Negara lain, seperti
Irak, Arab Saudi,Kuwait dimana jumlah penduduknya lebih sedikit dari
GNP ( Gross Nasional Product) dan luas negaranya. Maka pemecahan
masalah yang diterapkan adalah mendorong lajunya pertumbuhan
penduduk dan ini yang dimaksud dalam hadist:
“Nikahlah, beranak dan perbanyaklah, maka sesungguhnya aku akan
merasa bangga karena banyaknya umatku pada hari kiamat kelak”.
Demikianlah KB merupakan suatu bentuk yang dituntut oleh
syara’,baik KB itu dalam bentuk mengatur kelahiran ataupun
memperbanyak kelahiran, adalah tergantung situasi dan kondisi. Maka jika
kami mengatakan bahwa pembatasan kelahiran dituntut di Mesir, adalah
sama dengan KB dalam pengertian memperbanyak kelahiran yang
dituntut di Negara-negara seperti Irak, Arab Saudi dan Kuwait.
Kita harus membedakan antara pengertian keluarga berencana
dengan cara pembatasan kelahiran dengan dua atau tiga anak dengan KB
dalm pengertian mencegah kelahiran, sebagaimana yang berlaku di India
dan cina (dimana laki-laki melakukan operasi untuk menghalangi saluran-
saluran kelenjar sperma). Maka cara-cra seperti ini dilarang oleh syara’.
Demikian juga, kita harus membedakan antara KB dengan
menggunakan alat-alat pencegah kehamilan dengan cara menggugurkan
setelah menjadi kehamilan.
Yang di perbolehkan syara’ sebab beracuan pada hadist:
“ kami azl pada masa Rasulullah, ternyata beliau tidak menghiraukan
kami”.
Sedangkan yang dilarang syara’ adalah yang oleh Rasulullah dinisbatkan
oleh adanya pembunuhan terselubung:
”yang demikian itu merupakan suatu cara pembunuhan yang terselubung”
Allah berfirman:

Yang artinya:
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan.
Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu.
Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar”. (Q.S
Al Isra’:31)
Banyak keluarga yang dituntut islam, dengan maksud (mengambil
makna) dalam sabda Nabi “tanakhu tanasalu” bukan hanya nilai kuantitas,
tetapi lebih di utamakan nilai kualitas. Demikian islam menuntut anak yang
banyak, adalah anak yang banyak dan kuat, bukan banyak dan lemah.

E. KEBERSIHAN SEKS DALAM ISLAM


Islam sangat memperhatikan kebersihan jasmani secara keseluruhan.
Khususya, kebersihan setiap anggota jasmani dari rambut hingga ke
ujung kaki, dan lebih khusus lagi islam sangat memperhatikan organ alat
kelamin, mengingat rawannya alat kelamin terhadap kotoran dan penyakit
dibandingan dengan organ tubuh yang lain.
Diantara dictum-diktum ajarn islam tentang masalah yang
berhubungan dengan kebersihan seks antar lain:
1. Istija’ (bersuci)
Yang di maksud adalah membasuh saluran kencing dan anus
setelah kencing atau berak. Hal ini tidak cukup hanya sekedar dengan
menggunakan kertas kering sebagaimana yang berlaku di Negara-negara
Eropadan di sebagian Negara-negara islam. Cara yang baik dan
mengikuti sunah adalah menggunakan air untuk menghilangkan najis
terlebih dahulu, kemudian di keringkan dengan sesuatu yang bersih dan
kering walaupun dengan kertas. Sebelum di perkenalkan kertas,
umumnya orang menggunakan batu yang kering.
Rasulullah bersabda:
“bersucilah dari batu (air kencing). Sesungguhnya kebanyakan
siksa kubur itu di sebabkan oleh karenanya.”
Kebiasaan ini banyak memberikan berbagai faedah kesehatan
terutama dalam kondisi sakit. Air kencing pada penderita penyakit gula,
atau kencing manis, mengandung kimia yang besar dari gula. Jika bekas
air kencing itu di biarkan saja melekat pada bagian organ jasmani setelah
kencing maka akan menyebabkan jamur, lalu menjadi bakteri dan
berpindah kepada orang lain ketika orang itu kencing dan selanjutnya
dapat menyebabkan bengkak (pada alat kelamin). Dari bakteri-bakteri ini
kemudian banyak yang berpindah kepada istri ketika bersetubuh, dan
mengakibatkan inflammantio pada faraj dan Rahim,bahkan dapat
menyebabkan kemandulan.
Istinja’ ini meliputi membasuh lingkaran anus dengan air kemudian
mengeringkan dengan kertas. Kebiasaan ini terasa lebih perlu dilakukan
seseorang ketika tertimpa penyakit berak(seperti disentri) dan penyakit
cacing kremi, seperti penyakit cacing aksores, yaitu cacing kecil dalam
kotoran, jika lingkaran anus tidak benar-benar bersih, maka cacing
tersebut akan dapat hidup pada pintu lingkaran anus melalui sisa-sisa
kotoran dan akan berkembang biak di daerah ini lalu akn menimbulkan
infammantio di kulit. Dari sini,telur-telur cacing itu akan berpindah
kecelana, pakaian atau tangan dan akhirnya akan menular kepada orang
lain yang sehat ketika makan. Cacing kremi seperti ini dan bakteri yang
lain, tidak akan bersih hanya sekedar mengusapnya dengan kertas, tetapi
harus menggunakan air dan mengusapnya dengan kertas.
Seorangmuslim di larang istinja’ (membasuh dubur dan qubul)
dengan tangan kanannya, tetapi harus dengan tangan kiri, karena tangan
kanannya selalu digunakan untuk makan dan bersalaman dengan orang
lain. Halinimerupakan hikmah syari’at islam yang sangat memperhatikan
kebersihan, sehingga tidak menularkan penyakit kepada orang lain.
Aisyah ra berkata:
“sesungguhnya Rasulullah SAW, makan dengan tangan kanan
bersalaman dengan tangan kanannya dan beristinja’ dengan tangan
kirinya”.

2. Khitan bagi laki-laki


Rasulullah SAW bersabda:
“empat hal merupakan bagian dari fitrah, yaitu khitan, mencukur
kumis,memotong kuku dan mencabut bulu ketiak”.
Khitan di syari’atkan dalam agama Yahudi dan islam, sebab dalm
khitan terdapat hikmah kesehatan jasmani dan kesehatan seks.
Khitan akan mencegah kotoran pada zakar,karena kotoran ini
berada di bawah kulub yang menjadi pusat berkembang biaknnya bakteri
dan bau yang tidak sedap. Disamping itu, khitan bagi laki-laki akan akan
memperpanjang permainan dalam bersenggama. Sebab daerah yang
peka pada zakar itu ada pada kepala zakat, dia merupakan pusat sel-sel
dan syaraf seks, sehingga zakar sangat peka terhadap segala
gesekan,sedang ketika ujung zakar ini masih tertutup oleh kulub maka
akan terhalang dari sentuhan.
Jika kulub itu tidak di hilangkan dan masih menutup zakar maka
bagian yang peka ini akan selalu bergesekan dengan pakaian, sehingga
menyebabkan syaraf yang merupakan daerah peka maenjadi berkurang.
Sebab itu dengan khitan dapat menahan laki-laki untuk bermain lebih
panjang dalam bersetubuh.
Salah satu majalah kedokteran yang terbit di inggris, yaitu “British
medical journal” menulis bahwa sesungguhnya penderita penyakit infeksi
alat kelamin dan leher Rahim, atau pada bijih kemaluan lebih banyak di
sebabkan oleh suami yang tidak bersih. Memamg belum di ketahui secara
pasti sebab-sebabnya , tetapi pembahasan seperti ini senantiasa berjaln
terus tak pernah selesai.

3. Larangan khitan bagi perempuan


Khitan bagi perempuan merupakan implementasi pemikiran yang
salah, yang tersebar di tengah-tengah pemeluk agama lain. Tradisi khitan
merupakan kebiasaan sebelum islam, kebiasaan kaum fir’aun , bangsa
Sudan dan Venesia sehingga bangsa Arab Jahiliyah. Mereka mengkhitan
perempuan dengan cara yang berbeda-beda. Setelah memeluk agama
islam ,mayoritas mereka tetap melestarikan budaya ini , sehingga mereka
di sadarkan generasi-generasi sesudahnya, dan akhirnya mereka yakin
bahwa budaya ini bukan merupakan ajaran islam, sebab islam tidak
memerintahkan khitan pada wanita, bahkan melarangnya.
Suatu ketika, sekelompok utusan dari misi kaum wanita, dating
menghadap Rasulullah. Di antara mereka ada seorang tukang khitan
wanita.
Maka Rasulullas SAW bersabda:
“ jangan kamu bianasakan,sesungguhnya yang demikian
merupakan kehormatan bagi mereka dan kesukaan bagi pria”.
Dalam hadist lain Rasulullah bersabda:
“janganlah kamu biasakan, sesungguhnya yang demikian
merupakan cahaya muka dan kehormatan bagi pria”.
Islam tidak memerintahkan khitan bagi wanita, akan tetapi
menjadikannya alternative, menguatkan larangan perbuatan itu. Syaikh
sayyid sabiq dalam fighus sunah menulis bahwa “hadist-hadist yang
memerintahkan khitan bagi wanita adalah hadist lemah dan tidak ada
satupun yang dapat di pegangi”.
Referensi modern menjelaskan bahwa khitan bagi wanita, akan
membahayakan dirinya dan dapat berakibat frigid.
Menurut pendapat kami,praktik khitan bagi perempuan itu perlu di
cegah dengan undang-undang, karena tanpa aturan yang jelas, tidak akan
mampu memberikan keputusan terhadap praktik demikian, baik di Negara
Arab dan Negara lainnya.

4. Larangan bersetubuh ketika haid


Allah berfirman :
Yang artinya:
“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu
adalah suatu kotoran." Oleh sebab itu hendaklah kamu
menjauhkan diri[137] dari wanita di waktu haidh; dan janganlah
kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci[138]. Apabila
mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang
diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri”. (Q.S Al Baqarah:222)

[137]. Maksudnya menyetubuhi wanita di waktu haidh.

[138]. Ialah sesudah mandi. Adapula yang menafsirkan sesudah


berhenti darah keluar.

Dari aspek kesehatan ayat di atas, memberi hikmah sebagai


berikut:
a. Pada waktu haid jasmani perempuan mengeluarkan homon-
hormon yang tidak seperti biasanya. Hal ini menyebabkan tubuhnya
berada dalam kondisi tidak normal. Wajar jika dalam kondisi seperti
ini perempuan tidak bernafsu melekukan hubungan seks.
Menghindari perempuan (tidak bersetubuh) dalam masa ini,
merupakan penghormatan terhadap perasaan dan tugas sebagai
wanita.
b. Pada waktu haid, alat-alat tertentu, seperti Rahim, sperma dan alat-
alat yang lain dalm kondisi menahan. Dalam kondisi demikian jika
di paksakan untuk berhubungan seks akan menimbulkan luka-luka
kecil dan rasa sakit, bahkan dapat menyebabkan bakteri dan dapat
menyebabkan inflammtio dan mungkin dapat menimbulkan
kemandulan.
c. Bagi laki-laki sendiri mungkin akan menyebabkan inflammantio,
sebab darah haid adalah darah kotor dan merupakan kandang
bakteri yang mengalir melalui saluran air kencing.
Meskipun islam melarang untuk mencampurinya ketika sedang
haid, tetapi juga melarang laki-laki meninggalkan perempuan atau
menyia-nyiakannya,
Allah berfirman”
Yang artinya:
”Dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci”.
Ketika ayat ini turun , sebagian sahabat berasumsi bahwa ayat ini
menyuruh mereka untuk memutuskan istri, yakni tidak menyentuh dan
tidak menemani di tempat tidur. Lalu Rasulullah melarang sikap mereka
yang demikian bahkan beliau mencium istrinya, bercanda dan tidur
bersama dalam ranjang dan satu selimut, padahal istrinya sedang haid,
Masruq, seorang sahabat besar datang kepada Aisyah di rumah
Nabilalu berkata:” salam sejahtera untuk Nabi dan ahli baitnya”, Aisyah
menyahut:” Abu aisyah, selamat datang”. Dia berkata:” saya ingin
bertanya sesuatu padamu tetapi saya malu”.jawab Aisyah:” aku adalah
ibumu dan engkau adalah anak-anakku”.dia berkata:”apakah yang boleh
dilakukan suami terhadap istrinya yang sedang haid?” . jawab
Aisyah:”segala sesuatu kecuali fajrinya”.
Dalam keadaan haid, perasaan wanita sangat peka, dia tidak nafsu
untuk bersetubuh, tetapi dia sangat butuh belaian kasih sayang dan
kemesraan dari seorang suami. Demikian besar hikmah syari’at islam dan
ajaran-ajarannya.

5. Bersuci setelah bersetubuh


Yang dimaksud dengan bersuci adalah membasuh seluruh tubuh
(mandi junub), tetapi mandi di sini bukan sekedar bersih, sebab kadang-
kadag orang justru membersihkan diri sebelum bersetubuh.
Secara medis, sesudah melakukan senggama seseorang
mengeluarkan sejumlah kimia dari adrenalis. Adrenalis ini membuka pori-
pori dan menggerakkan kelenjar keringat, maka keluarlah bau yang tidak
sedap dari tubuh, pada umumnya seseorang tidak dapat mencium bau
keringatnya sendiri,sedang orang lain akan dapat menciumnya. Apalagi
ketika dua tubuh bersentuhan seperti bersetubuh.
Karenanya, islam menganjurkan agar bersucisebelum dan sesudah
bersetubuh.
Rasulullah SAW bersabda:
“ apabila seseorang diantara kamu bersetubuh dan hendak
mengulangi lagi, maka hendaklah bersuci.sesungguhnya yang demikian
itu akan lebih menggairahkan”.
Selanjutnya, apabila hendak melakukan persetubuhan yang kedua
secara langsung sesudah yang pertama, maka hendaknya terlebih dahulu
mandi, karena dengan mandi keperkasaannya akan pulih kembali, hilang
bau keringatnya dan menjadikan tubuh dan nafsu seksnya kembali
niormal.

6. Mencuci alat kelamin


Disamping mandi islam memerintahkan agar mencuci alat
vitalnya setelah bersetubuh dan sebelum tidur, sebaikknya
dilakukan secar langsung setelah bersetubuh, sebab banyak sekali
faedahnya secara medis, yakni menghindari menjalarnya bakteri-
bakteri yang hidup dan tertutup pada alat kelamin dua belah pihak.

7. Mandi setelah haid


Allah berfirman:
“Dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka bersuci,
maka campurilah mereka itu di tempat yang di perintahkan oleh
Allah kepadamu”.
Hal ini pernah di tanyakan kaum wanita kepada Rasulullah.
Pertama membasuh tubuh dengan sempurna,kemudian membasuh
fajri termasuk lubang (vagina besar) dari dalam untuk
menghilangkan darah-darah yang tersisa agar tidak menjadi tempat
berkembangnya bakteri.kemudian lubang vagina di bersihkan
dengan kapas yang halus sehingga hilang bau dan bekasnya.
Rasulullah bersabda:
“seseorang di antaramu mengambil air dan menguraikan
rambutnya lalu bersuci dan menyempurnakannya (wudhu)
kemudian menuangkan air di atasnya dan bergosok-gosok sampai
bersih hingga kulit kepalanya, lalu tuangkan air di atasnya dan
ambilah harum-haruman untuk bersuci. Lalu salah orang di antara
mereka bertanya:” bagaimana bersuci denganmu?”. Nabi
bersabda:” subhanallah,bersucilah dengannya”. Kemudian Aisyah
berkata: menambah keterangannya:” kamu bersihkan bekas
darah”.

8. Islam mengharamkan zina


Pada hakikatnya semua aturan syari’at agama
mengharamkannya. Tetapi islam lain dari yang lain. Islam
menghukum dengan hukuman yang sangat berat kepada
pelakunya, mencegah di samping mendorong agar setiap muslim
senantiasa berada dalam perilaku seks yang sempurna, sehingga
tidak perlu menyimpang,atau berzina. Untuk itu islam memberi
peluang untuk poligami atau bercerai. Akan kami jelaskan hikmah-
hikmah dan pengaruh poligami dan perceraian sebagai upaya
mencegah perzinaan pada uraian berikutnya.
Secara ilmiah, baik di tinjau dari aspek sosiologis ataupun
medis, zina sangat berbahaya, karena:
a. Tinjauan sosiologis,perzinaan akan mengakibatkan hancurnya,
mengotori kebersihan jiwa, menghilangkan kepercayaan,
menurunkan martabat, memutuskan hubungan kekeluargaan
dan jual beli seks secara bebas dan akhirnya menghancurkan
nasab dan lahirlahanak-anak di luar nikah. Seorang laki-laki
mengawani perempuan, tetapi setelah menikah di ketahui
bahwa perempuan itu adalah saudara seayah seibu, atau seibu
hasil hubungan gelap, sedang dia sendiri tidak mengetahuinya.
Kasus-kasus semacan ini banyak sekali di jumpai di benua
Eropa sebagai akibat kebebasan seks yang menjadi mode
pergaulan mereka.
b. Tinjauan medis, perzinaan akan memungkinkan menjalarnya
penyakit-penyakit kelamin, seperti sipilis, penyakit kencing
nanah atau impoten/frigid.

9. Islam mengharamkan syudzdzudz (memasukkan zakar pada


dubur) dan lesbian. Hal ini telah kami uraikan pada bab-bab di atas.

F. HIKMAH KESEHATAN DISYARI’ATKAN POLIGAMI DAN


PERCERAIAN DALAM HUKUM ISLAM

Mayoritas Ulama dan sarjana islam membahas disyari’atkannya


perceraian dan poligami dari kajian moral dan sosial. Dalam kajian ini,
kami akan mengkaji melalui aspek medis dan seksiologi sebagai acuan di
perbolehkannya perceraian dan poligami sebagai upaya cara keluar dari
kemelut yang tumbuh dalam kehidupan rumah tangga. Antara lain:
 Ada yang mampu melakukan hubungan seks sekali, ada yang
dua kali dalam sebulan.
 Ada yang harus melakukan hubungan seks setiap hari dan dia
tidak mampu menahan lebih dari sehari.
 Ada yang mampu mencapai orgasme dalam waktu yang
singkat, da nada yang tidak mampu mencapai orgasme
melainkan butuh waktu yang panjang.
 Ada yang butuh cumbu rayu, ciuman warming up sebelum
bersetubuh, dan
 Ada yang seperti hewan, tidak butuh cumbu rayu dan belaian
kasih sayang di tengah-tengah persetubuhan.

Kami tidak berpendapat bahwa perbedaan-perbedaan


karakteristik seks antara suami istri sebagai alas an yang tepat untuk
poligami,karena masih ada cara lain untuk menetralisasi kondisi seperti
ini, tetapi sering menemui jalan buntu sehingga hal yang mustahil bagi
suami istri melanjutkan bahtera kehidupan rumah tangga, bahkan apabila
dipaksakan untuk melanjutkan dalam kondisi yang sulit, justru mendorong
berbuat zina, akan mngguncangkan saraf dan membelenggu jiwa.
Problematika rumah tangga yang sering dikonsultasikan
kedokter berkenaan dengan seks, umumnya berkisar mani
encer,impoten,frigid, atau terlalu kuat nafsu seksnya.
Dalam kondisi semacan ini, suami istri hanya di hadapkan dua
alternative yang sama beratnya, antara cerai dan berbuat zina. Karena
tidak ada pemecahan lain, maka talak jalan satu-satunya yang paling
tepat.
2. Kemandulan
Mandul yang dimaksudkan disini bukanlah manduk dalam arti
temporer, atau sesuatu yang mungkin dapat di sembuhkan, dengan cara
pembedaan atau dengan cara apapun yang dapat di benarkan ilmu medis.
Tetapi yang di kehendaki disini adalah mandul yang sudah tidak mungkin
di sembuhkan lagi. Kemandulan biasanya 70% terjadi pada wanita dan
30% terjadi pada laki-laki.
Dalam kondisi seperti ini, suami istri boleh memilih alternative
meneruskan rumah tangga tanpa anak, atau jika kemandulan di pihak istri,
maka upaya mendapatkan anak suami boleh mengambil perempuan
sebagai istri kedua. Hal ini juga harus di dasarkan kerelaan dan
persetujuan antara keduanya, bahkan sebaiknya alternative ini datang dan
dorongan dari istrinya. Adapun jika kemandulan itu datang dari pihak
suami, maka mencari kerelaan dan persetujuan untuk menceraikan atau
mengawini perempuan lain yang bersedia merupakan hal yang mudah.
3. Penyakit yang tidak dapat di sembuhkan.
Penyakit yang dapat menghalangi salah satu di antaranya untuk
melaksanakan tugasnya,antara lain lemah seks (bagi laki-laki) penyakit ini
boleh terjadi karena terputus (zakarnya) karena penyakit pada tulang
belakang, atau karena rusak/ penyakit kelenjar-kelenjar
penghasilsperma/ovum, atau karena penyakit gula, atau infammantio
seperti sulit kencing,besar, sipilis atau penyakit lainnya. Di antara penyakit
yang kronis, yaitu seperti gila, yang tak bisa di sembuhkan, lumpuh dan
lain-lain.
Semua agama sependapat dalam memandang lemah syahwat
sebagai alas an perceraian. Tetapi di samping lemah syahwat, penyakit
yang tidak dapat di sembuhkan seperti gila, lumpuh, dan lepra sebagai
alasan perceraian.
Apabila antara suami istri menderita penyakit yang memutuskan
harapan setelah pernikahannya, kemudian salah satu diterlantarkan maka
dalam kondisi semacam ini , Allah mensyari’atkan poligami , dimana istri
yang sakit tetap dalam pemeliharaan suaminya, tentu yang demikian lebih
baik daripada meninggalkan permasalahan tanpa penyelesaian.
Upaya apakah yang di lakukan islam jika seorang suami
mengidap penyakit sedang seorang wanita masih muda dan tegas?
Kenapa dalam hal ini tidak ada persamaan (poliandri), sehingga
perempuan juga diberi hak sebagai laki-laki? Demikian diantara
beberapapertanyaan yang di lontarkan kepada islam dari berbagai
kalangan.
Sesungguhnya poliandri, bukan perkawinan melainkan
perzinaan, sehingga zina jelas diharamkan, bukan hanya islam tetapi
seluruh syari’at agama. Dalam kasus seperti ini, syara’ memperbolehkan
istri menuntut perceraian, apabila dia menghendaki memulai kehidupan
baru dalam rumah tangga, sebagaimana sehingga di anjurkan kepadanya
untuk bersabar di dunia jika di kehendaki. Akan tetapi dalam kondisi dan
situasi bagaimanapun, melakukan penyelewengan dan perzinaan
merupakan larangan agama.
4. Penyakit keturunan
Penyakit ini di turunkan oleh salah satu dari suami atau istri,
atau keduanya kepada kedua anak-anaknya. Boleh jadi suami atau istri
secara fisik kelihatan baik dan bebas dari penyakit, tetapi di mungkinkan
salah satu pempunyai gen penyakit keturunan yang akan berpindah
kepada anak-anaknya.
Sebagai jenis penyakit keturunan ini mungkin tidak akan muncul
pada anak-anaknya melainkan jika secara bersamaan gen penyakit itu
ada pada nutfah sang ayah dan ovum sang ibu. Dengan demikian jika
masing-masing dari keduanya kawin dengan pasangan yang jauh dengan
keluarganya, kemungkinan besar akan melahirkan anak yang sehat dan
bebas dari gen penyakit keturunan. Fakta ilmiah inilah yang di sebut
“Recessive”.
Sebagai contoh di bawah ini akan di uraikan secara singkat
beberapa jenis penyakit keturunan antara lain:

a. Thalassemia, yaitu sejenis anemia bersifat haemolyotik yang


menurun dan terdapat dalam satu lingkaran keluarga. Dalam
penyakit ini, sang ayah dan ibu bebas dari penyakit, tetapi
semua anak-anak terkena pembiakan yang cepat pada butir-
butir darah merah. Mereka membutuhkan donor secara
teratur sepanjang hidupnya. Jenis penyakit ini termasuk
berbahaya dan setiap saat membunuh penderita.
b. Masih banyak lagi penyakit keturunan ini, seperti penyakit
gula,hipertensi, penyakit/gangguan kejiwaan, IQ rendah dan
lain-lain. Dalam kondisi seperti ini, anak memang membawa
kesedihan menerima penyakit keturunan dari kedua orang
tuanya, atau dari paman, atau dari bibiya, bahkan kadang-
kadang bersambung hingga penyakit kepada penyakit kakek
dan neneknya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan
Bahwa segala permasalahan berbagai penyakit dapat di cegah dan
di sembuhkan, tergantung bagaimana orang tersebut menyelesaikan
masalah-masalah tersebut , mengatasi masalah dengan cara yang benar
dan sesuai dengan hukum islam maka insyaAllah akan dapat
terselesaikan degan mudah.

B. Saran
sebaiknya segala permasalahan dapat di selesaikan dengan
menggunakan hukum islam yang berlaku, sehingga tidak akan
menyelesaikan masalah kesehatan teruatma seks dalam ajaran islam
yang hygiene.
Daftar pustaka
 Dr. Ahmad syauqi Al Fanjari.1996. Jakarta , pt. bumi aksara
 http://www.artikelislami.com/2011/08/seks
higiene.html#ixzz1cpbSFDTH

Anda mungkin juga menyukai