Disusun Oleh:
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Arah kiblat semakin lama semakin bergeser seiring dengan perubahan
pergeseran bumi. Sehingga tidak bisa mengira-gira dimana arah kiblat. Sebagaimana
yang diketahui sekarang, arah kiblat berada di sebelah barat namun sedikit miring ke
kanan ke arah utara. Itupun ketika melakukan sholat tidak benar benar menghitung
dimana letak pasti kiblat, hanya mengira-mengira arahnya.Padahal salah sedikit
derajatpun arah ke kiblat akan bergeser sangat jauh.Karena beberapa kebingungan atas
dimana arah kiblat sesungguhnya,dilakukan percobaan ini untuk menentukan arah kiblat
agar lebih termotivasi untuk terus semangat beribadah kepada Allah SWT.
B. LANDASAN HUKUM PENENTUAN
Fatwa MUI No.3 / 2010 sebagai berikut: Diktum dari fatwa MUI No. 03 Tahun 2010 tentang
Kiblat disebutkan,
pertama, tentang ketentuan hukum. Dalam kententuan hukum tersebut disebutkan bahwa:
(1) Kiblat bagi orang shalat dan dapat melihat ka’bah adalah menghadap ke bangunan
Ka’bah (ainul ka’bah).
(2) Kiblat bagi orang yang shalat dan tidak dapat melihat Ka’bah adalah arah Ka’bah
(jihat al-Ka’bah).
(3). Letak georafis Indonesia yang berada di bagian timur Ka’bah/Mekkah, maka kiblat
umat Islam Indonesia adalah menghadap kea rah barat.
Kedua, rekomendasi. MUI merekomendasikan agar bangunan masjid/mushalla di
Indonesia sepanjang kiblatnya menghadap kea rah barat, tidak perlu diubah, dibongkar,
dan sebagainya.
Dalam Al Qur’an penentuan arah kiblat ini terdapat dalam :
ا.ث َم ُ َر ِام َو َح ْي. ِج ِد ا ْل َح.س ْ ْط َر ا ْل َم.ش َ ضاهَا فَ َو ِّل َو ْج َه َك َ س َما ِء فَلَنُ َولِّيَنَّكَ قِ ْبلَةً ت َْر
َّ َق ْد نَ َرى تَقَ ُّل َب َو ْج ِهكَ ِفي ال
ل َع َّما.ٍ ِا هَّللا ُ بِ َغاف..ق ِمنْ َربِّ ِه ْم َو َم َ ش ْط َرهُ وَِإنَّ الَّ ِذينَ ُأوتُوا ا ْل ِكت
ُّ .ونَ َأنَّهُ ا ْل َح..َاب لَيَ ْعلَ ُم َ ُك ْنتُ ْم فَ َولُّوا ُو ُجو َه ُك ْم
) 144 :>2< يَ ْع َملُونَ (البقرة
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami
akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah
Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan
sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil)
memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari
Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS
2:144)
C. LANDASAN TEORI
1. Menentukan posisi pengamatan
Dengan Peta
2. Menentukan Arah Acuan
a. Melihat terbit dan terbenam matahari
b. Melihat Bintang
c. Menggunakan Bayangan Transit
d. Menggunakan Bayangan Matahari Berketinggian Rendah
e. Menggunakan Kompas
f. Menggunakan GPS
Bayangan Transit
Kompas
fT = lintang tempat
lT = bujur tempat
fM = lintang Makkah
lM = bujur Makkah
sin C
tan B=
sin a cot b−cos a cosC
Sehingga:
B=arctan (sinsin Ca cot b−cos a cosC )
Atau
B=atn 2 ( sin C ,(sin a cot b−cosa cos C ))
Sudut B adalah arah qiblat dihitung dari titik utara sejati ke arah barat
a = colatitude Tempat, b = colatitude Makkah,
C = selisih bujur Tempat dan Makkah
Menggunakan teodolit
Di Zenith Ka’bah maksudnya adalah disekitar zenith ka’bah pada posisi paling dekat ke
zenith
Terjadinya
Perluasan Pengukuran
2 hari sebelum dan sesudah tgl tersebut, lama pengukuran 3 menit sebelum dan 3
menit sesudah waktu tersebut, kesalahan sekitar 0,5o (30’)
Pada hari tersebut diatas, pengukuran 5 menit sebelum dan sesudah waktu diatas,
memberi kesalahan 30’, pengukuran 3 menit sebelum dan sesudah waktu tersebut
memberi kesalahan sekitar 0,25o(15’)
3. Mencari tahu deklinasi matahari rerata hari itu, dan juga Persamaan waktunya
Dan masukkan nilai dari langkah (1) dan (3) pada rumus-rumus diatas,
dengan
8. Dapatkan Waktu Setempat, yang sudah terkoreksi bujur sehingga waktu ini
sudah menyesuaikan tata waktu yang diacukan pada bujur tolok
a= 90°-(-7°3938888889)=-82°.60611111
b=90°-21o,4227777777778=68o,577
−0.9494104605
B=arctan 0.986∗0.3924−(−0.6013624971 )∗0.3140378601
B=arctan(-1.649)
Arah kiblat :
B=-58.7662=58°45’58’’.32
B=-58°45’58’’.32+360°
Mengikuti langkah langkah yang sudah ada dan menghitung data dengan benar
didapatkan hasil data untuk menentukan besaran arah kiblat yaitu:
4. langkah selanjutnya membuka accurate times dan membuka menu QIBLAH maka
akan keluar seperti gambar:
5. Pada accurate time terdapat arah 294.6° dan pada C2A 183.84°
Hasil pada accurate times akan dikuranggi langkah pada C2A
Sehingga pengurangan adalah 294.6° – 183.84° = 110.76°
6. Mengukur dengan busur derajat sudut sebesar hasil 110.76 pada tempat pengamatan
dimulai dari garis bayangan yang mengarah ke matahari. Adapun posisi mengukurnya
adalah : angka 0° dari busur diarahkan ke posisi matahari saat kita tadi membuat garis
bayangan jika menghasilkaan angka positip, arah pengukuran sudut dari bayangan
matahari kekanan.
Dari pengukuran ini menghasilkan kesimpulan bahwa selisih antara qiblat lama
dengan perhitungan baru selisih 7°.
B. HASIL PERCOBAAN
Pada tanggal 28 November 2019 telah dilaksanakan praktikum pengukuran arah kiblat,
dan penentuan arah kiblat baru dengan yang lama. Bertempat di Masjid Kampus 1.
Pada poin acuan arah kiblat dalam accurate times memberikan hasil bahwa arah kiblat
sebesar 294.6°.
Pada poin C2A setelah memasukan data-data yang diperlukan dalam pengujian di
temukan besaran bayangan transit matahari ketika itu sebesar 183.84°.
Maka dapat di jumlah dari ditemukannya kedua data tersebut, akan ada pengurangan
jumlah data accurate times dikurangi dari data C2A dan menghasilkan angka 110.76°.
Dari besaran angka 110.76° selanjutnya pengukuran terhadap garis bayangan transit
semula, dengan hasil positif mengartikan pengukuran kekanan.
Hasil akhir menerangkan bahwa jarak antara kiblat lama dengan hasil pengukuran kiblat
baru bahwa antara kedua jarak ini terdapat selisih 7°.
PEMBAHASAN
Di dalam pembahasa ini akan di uraikan tentang perbandingan antara teori dengan hasil
pelaksanaan dan hasil di lapangan. Dari perhitungan atas dasar teori yang berkaitan
perhitungan manual dengan mengunakan alat-alat sederhana yakni berupa GPS dan
perhitungan matematik telah seperti diuraikan diatas bahwa melalui perhitungan tersebut arah
kiblat dari UMS kampus satu bahwa besaran arah kiblat diketahui tidak jauh berbeda dengan
arah kiblat yang sudah ada, dengan perhitungan tersebut mangartikan bahwa perhitungan
matematik dan fisika sangat masih relefan.
Tetapi melalui perhitungan matematik seperti di atas masih rentan kesalahan atau human
error. Kesalahan ini bisa saja terjadi sewaktu-waktu disebabkan oleh berbagai factor, salah
satu factor tersebut adalah terburu-buru. Maka dari itu perhitungan secara manual tersebut
harus di reformasi dengan teknologi yang sudah ada. Di jaman yang moden ini sudah di
temukan aplikasi yang mendukung untuk menghitung arah kiblat tanpa susah payah
menghitung secara manual. Ada dua aplikasi yang bisa digunakan dengan ini yaitu
ACCURATE TIMES dan C2A, kedua aplikasi ini dapat digukanan untuk mengitung dan
membandingkan arah kibat yang lama seiring dengan terus adanya pergeseran lempeng
dunia.
Dari perhitungan seperti yang di kemukakan diatas bahwa selisih antara kiblat lama dan baru
bahwa sebesar 7° hal ini menunjukan arah kibat sudah bergesar sebesar tersebut. Ada hal-hla
yang mempengaruhi kesalahan perhitungan tersebut juga salah satunya salah memasukkan
data seperti kesalahan pencatatan waktu pengarisan akan tetapi kesalahan tersebut dapat
diminimalisir sedemikian rupa dengan lebih teliti.
KESIMPULAN
Ka’bah merupakan tempat yang paling penting bagi umat Islam diseluruh Dunia yang
arahnya merupakan kiblat saat melakukan sholat. Ketikasholat seluruh umat muslim akan
menghadap ke kiblat karena menghadapkiblat saat sholat merupakan rukun wajib. Sehingga
sangat penting untuk mengetahui dimana letak Ka’bah sebagai arah ke kiblat.
Perlunya penelitian ini sangat beguna untuk mengetahui bagai mana cara mengukuran
arah kiblat yang sebenarnya, dengan tersebut para peserta dapat menerapkan ilmu ini di
manapun, di masjid tempat tinggal, rumah, maupun di dalam perjalanan. Sebab, semua cara
yang di gunakan cukup simple sehingga memudahkan setiap orang untuk mencari tahu arah
kiblat yang sebenarnya, dengan dibantu berbagai teknologi yang sudah ada yaitu
mengunakan salah satunya aplikasi accurete times dan C2A. sepeti yang sudah dilakukan
pengamatan di masjid kampus 1 UMS dan ternyata di ketahui fakta yang terbaru adalah
besaran arah kiiblat yang lama sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan waktu saat ini,
yaitu sudah bergesar sebesar 7°, hal ini yang seharusnya segera di tindak lanjuti oleh
pengurus masjid, sebab bergesarnya 1° saja akan mempengaruhi jarak arah kiblat yakni bisa
mungkin sebesar 1000km bahkan lebih.
Demikian pentingnya mempraktekan ilmu yang sudah di ketahui agar semakin berkah dan
mengetahui yang sebenar-benarnya dilapangan. Ilmu falaq bukan hnaya ilmu yang
mempelajari teori-teori di ruangan melaikan juga harus menyelam langsung dilapangan.