Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN ARAH KIBLAT

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Ilmu falaq

Disusun Oleh:

Panji Waskitho Aji ( I000160149)

Nama kelompok : KELOMPOK 2 PUTRA


1. Alfian mubarok I000160073
2. M Aklin K I I000160134
3. M Qias FR I000160092
4. Beny Bagus I000170042
5. Riki anggi permana I000160166
6. Renaldi sahrul nizam I000160106
7. Wildan ahmad I000160110
8. Deni ardiyanto I000160111
9. Nandika aji S I000162004
10. Dimas S F I000160076
11. Imaduddin ashshidiqi I000160008
12. Ahsan bara S I000160138
13. M Sakti saefulloh I000160066

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


PRODI HUKUM EKONOMI SAYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
SURAKARTA
2019
LATAR BELAKANG

A. TUJUAN PRAKTIKUM
 Arah kiblat semakin lama semakin bergeser seiring dengan perubahan
pergeseran bumi. Sehingga tidak bisa mengira-gira dimana arah kiblat. Sebagaimana
yang diketahui sekarang, arah kiblat berada di sebelah barat namun sedikit miring ke
kanan ke arah utara. Itupun ketika melakukan sholat tidak benar benar menghitung
dimana letak pasti kiblat, hanya mengira-mengira arahnya.Padahal salah sedikit
derajatpun arah ke kiblat akan bergeser sangat jauh.Karena beberapa kebingungan atas
dimana arah kiblat sesungguhnya,dilakukan percobaan ini untuk menentukan arah kiblat
agar lebih termotivasi untuk terus semangat beribadah kepada Allah SWT.
B. LANDASAN HUKUM PENENTUAN
Fatwa MUI No.3 / 2010 sebagai berikut: Diktum dari fatwa MUI No. 03 Tahun 2010 tentang
Kiblat disebutkan,
pertama, tentang ketentuan hukum. Dalam kententuan hukum tersebut disebutkan bahwa:
(1) Kiblat bagi orang shalat dan dapat melihat ka’bah adalah menghadap ke bangunan
Ka’bah (ainul ka’bah).
(2) Kiblat bagi orang yang shalat dan tidak dapat melihat Ka’bah adalah arah Ka’bah
(jihat al-Ka’bah).
(3). Letak georafis Indonesia yang berada di bagian timur Ka’bah/Mekkah, maka kiblat
umat Islam Indonesia adalah menghadap kea rah barat.
Kedua, rekomendasi. MUI merekomendasikan agar bangunan masjid/mushalla di
Indonesia sepanjang kiblatnya menghadap kea rah barat, tidak perlu diubah, dibongkar,
dan sebagainya.
Dalam Al Qur’an penentuan arah kiblat ini terdapat dalam :
‫ا‬.‫ث َم‬ ُ ‫ َر ِام َو َح ْي‬.‫ ِج ِد ا ْل َح‬.‫س‬ ْ ‫ ْط َر ا ْل َم‬.‫ش‬ َ ‫ضاهَا فَ َو ِّل َو ْج َه َك‬ َ ‫س َما ِء فَلَنُ َولِّيَنَّكَ قِ ْبلَةً ت َْر‬
َّ ‫َق ْد نَ َرى تَقَ ُّل َب َو ْج ِهكَ ِفي ال‬
‫ل َع َّما‬.ٍ ِ‫ا هَّللا ُ بِ َغاف‬..‫ق ِمنْ َربِّ ِه ْم َو َم‬ َ ‫ش ْط َرهُ وَِإنَّ الَّ ِذينَ ُأوتُوا ا ْل ِكت‬
ُّ .‫ونَ َأنَّهُ ا ْل َح‬..‫َاب لَيَ ْعلَ ُم‬ َ ‫ُك ْنتُ ْم فَ َولُّوا ُو ُجو َه ُك ْم‬
) 144 :>2< ‫يَ ْع َملُونَ (البقرة‬
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami
akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah
Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan
sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil)
memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari
Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS
2:144)
C. LANDASAN TEORI
1. Menentukan posisi pengamatan
Dengan Peta
2. Menentukan Arah Acuan
a. Melihat terbit dan terbenam matahari
b. Melihat Bintang
c. Menggunakan Bayangan Transit
d. Menggunakan Bayangan Matahari Berketinggian Rendah
e. Menggunakan Kompas
f. Menggunakan GPS

Rasi Gubug Penceng


Bintang Kutub

Bayangan Transit

Kompas

kompas saku kering


Kutub Magnet Bumi

Peta deklinasi magnet


Menghitun Deklinasi Magnet dengan WMM

Pengaruh Barang-Barang thd Jarum Kompas


Menghitung Arah Qiblat

fT = lintang tempat
lT = bujur tempat
fM = lintang Makkah
lM = bujur Makkah

Empat Suku Sisi-Sudut

Gb. Segitiga Bola dengan dua sisi


apit dan dua sudut apit cos a cos C = sin a cot b – sin C cot B
cos (sisi-dalam).cos (sudut-dalam) =
sin (sisi-dalam).cot (sisi-lain) – sin (sudut-dalam).cot (sudut-lain)
sin C cot B = sin a cot b – cos a cos C

sin a cot b−cos a cosC sin a cot b−cos a cos C 1


cot B= =
sin C sin C tan B
1
cot B= sin C
tan B tan B=
sin a cot b−cos a cosC

Menghitung Arah : Rumus


Untuk: tan X =Y maka Y =arctan X

sin C
tan B=
sin a cot b−cos a cosC

Sehingga:
B=arctan (sinsin Ca cot b−cos a cosC )
Atau
B=atn 2 ( sin C ,(sin a cot b−cosa cos C ))
Sudut B adalah arah qiblat dihitung dari titik utara sejati ke arah barat
a = colatitude Tempat, b = colatitude Makkah,
C = selisih bujur Tempat dan Makkah

Model Penentuan Arah Qiblat


1. Penentuan arah qiblat melalui penentuan arah acuan dahulu
2. Penentuan arah qiblat langsung
Langkah-langkah
 Penentuan arah qiblat melalui penentuan arah acuan dahulu
1. menghitung besar sudut arah qiblat,

2. menentukan arah acuan (tidak hanya sekedar menghitung arah acuan)

3. menentukan arah qiblat

 Penentuan arah qiblat langsung

1. Langsung mengamati pada saat tertentu

Penentuan Arah Qiblat Melalui Penentuan Arah Acuan Dahulu

 Menggunakan busur derajat

 Menggunakan segitiga siku

 Menggunakan teodolit

Matahari di Zenith Ka’bah

 Koordinat Ka’bah (39o49’34’,315T,21o25’20,972”U)

 Di Zenith Ka’bah maksudnya adalah disekitar zenith ka’bah pada posisi paling dekat ke
zenith

 Terjadinya

 27 atau 28 Mei sekitar pukul 21.18 UT (16.18 WIB)

 15 atau 16 Juli sekitar pukul 21.27 UT (16.27 WIB)

 Perluasan Pengukuran

 2 hari sebelum dan sesudah tgl tersebut, lama pengukuran 3 menit sebelum dan 3
menit sesudah waktu tersebut, kesalahan sekitar 0,5o (30’)

 Pada hari tersebut diatas, pengukuran 5 menit sebelum dan sesudah waktu diatas,
memberi kesalahan 30’, pengukuran 3 menit sebelum dan sesudah waktu tersebut
memberi kesalahan sekitar 0,25o(15’)

 Arah Qiblat : pangkal Bayangan


Daerah cakupan 1

Matahari dan Ka’bah Berazimuth Sama

Matahari Diantara Ka’bah dan Pengamat Diantara Ka’bah dan


Pengamat Matahari
Algoritma Menghitung Waktu Bayangan Matahari Searah/Berlawanan Arah
Qiblat (1)

1. Mencari tahu koordinat geografis Makkah dan Lokasi Penentuan

2. Menghitung arah qiblat dari lokasi penentuan

3. Mencari tahu deklinasi matahari rerata hari itu, dan juga Persamaan waktunya

4. Gunakan dua rumus berikut ini :

cot P = cos a tan B

cos (C – P) = tan a cot b cos P

Dan masukkan nilai dari langkah (1) dan (3) pada rumus-rumus diatas,

dengan

a : (90o - Lintang tempat penentuan)

b : (90o - Deklinasi Matahari)

B : Azimuth Matahari = Arah Qiblat (jika B > 180o, kurangi sudut

tersebut dengan 180o)

Dari menghitung dengan rumus ini diperoleh nilai C.

C : Sudut Jam Matahari

C ini adalah waktu matahari sejati/ waktu surya sejat


Algoritma Menghitung Waktu Bayangan Matahari Searah/Berlawanan Arah
Qiblat (2)

5. Tambahkan koreksi Persamaan Waktu terhadap nilai C untuk mendapatkan


waktu surya rerata, yang merupakan tata waktu masyarakat sipil yang
digunakan sehari-hari. Koreksi tersebut adalah

6. Tambahkan koreksi penambahan 12 jam untuk mendapatkan waktu setempat


(waktu sipil) karena sudut jam dimulai saat matahari transit, sedangkan
waktu sipil dimulai saat tengah malam.

7. Hitung koreksi bujur, untuk mendapatkan waktu stemepat dari waktu


setempat matematis

8. Dapatkan Waktu Setempat, yang sudah terkoreksi bujur sehingga waktu ini
sudah menyesuaikan tata waktu yang diacukan pada bujur tolok

Contoh Perhitungan hal 1

Markaz: INDONESIA, Jawa-Tengah, Koordinat Makkah (menurut Odeh) :


Sragen, gemolong Bujur : 39o49’31”,00 T ;
Bujur: 110o, 49', 59,00'' T; Lintang: 21o25’22”,00 U
Lintang: 07o, 23', 38,00'' S; Deklinasi Matahari 01-des-2019 (saat
Zona Waktu: 7 dari UT ; transit):
Ketinggian Tempat:181 meter ; 1o 27’ 44”,3400067386048
Tanggal 01-Des-2019 Persamaan Waktu 01-12-2019 :
-6m,2309
-6m13d,85

2. Menghitung arah qiblat dari lokasi penentuan

B=arctan (sinsin Ca cot b−cos a cosC )


C=-110°.83055556-(-39o,8252777777778)=-71°.005277782

a= 90°-(-7°3938888889)=-82°.60611111

b=90°-21o,4227777777778=68o,577
−0.9494104605
B=arctan 0.986∗0.3924−(−0.6013624971 )∗0.3140378601
B=arctan(-1.649)

Arah kiblat :

B=-58.7662=58°45’58’’.32

B=-58°45’58’’.32+360°

B=301°14’1’’.68 dari utara sejati


D. TATA PERBOBAAB SESUAI PETUNJUK
 Alat dan Bahan
1. Software Accurate Times 5.6.02 1 buah
2. Software C2A 1 buah
3. GPS 1 buah
4. Bandul 1 buah
5. Laptop 1 buah
6. Busur 1 buah
7. Bolpoin 1 buah
8. Spidol 1 buah
9. Buku untuk mencatat data 1 buah
10. Tripod 1 buah
11. Bandul 1 buah
 Prosedur Kerja
Bahan yang akan digunakan disiapkan terlebih dahulu
a. Metode Teoritis
1. Siapkan terlebih dahulu bandul diikatkan ke tripod untuk membentuk bayangan
garis matahari.
2. Ukur waktu dan lokasi pengamatan menggunakan GPS dengan memberikan garis
lurus yang tergambar dalam bayangan matahari tersebut.
3. Catat data garis Lintang dan Bujur ke AcurateTimes dan catat waktu pengamatan
didekat garis bayang matahari.
b. Metode Observasi
1. Masukkan data Garis Lintang dan Bujur ke AccurateTimes, caranya:
a) Buka AccurateTimes
b) Pada tampilan utama klik tombol “Location”
c) Pilih lokasi pengamatan. Jika belum ada, maka isikan semua yang telah
tercatat seperti garis bujur, garis lintang dan ketinggian pengamatan.
d) Kemudian klik tombol Add dibawah untuk menambahkan lokasi pengamatan
dengan mengganti nama lokasi pengamatan
2. Pindahkan waktu yang telah dicatat kedalam isian software C2A, caranya:
a) Pilih icon bola dunia
b) Pilih “used fixed date & time”, kemudian pilih local
c) Isikan waktu pengamatan
d) Pilih ‘Display Local Time rather Than UT”
3. Isikan lintang dan bujur pengamatan termasuk ketinggian tempat dan zona waktu,
caranya:
a) Pilih tombol bola dunia
b) Masukkan data bujur, lintang, ketinggian dan zona waktu lokasi pengukuran.
Data bujur pada frame Longitude, lintang pada Latitude, ketinggian pada
Altitude, zona waktu pada UTC Offset. Pastikan Azimuth from South TIDAK
dicentang, juga Daylight Saving Time
4. Selanjutnya adalah mengeset Parameter Solar System (dalam hal ini Perhitungan
Posisi Matahari). Caranya:
a) Klik Menu Tools, lalu pilih Option, lalu klik tab SolSys
b) pada Frame “Display”, beri centang pada “Sun, Moon & Planets”, “Name
Labels” dan “Planet Images” ; pada frame “Planetary Positions” beri
centang pada “SLP98” ; pada frame “Equatorial Coordinates” beri centang
pada “Topocentric” ; pada frame “Equinox” beri centang “of the Date”
5. Isikan pada kotak “Quick Search” kata “SUN” (tulisan Sun boleh besar semua,
kecil semua atau campuran)
6. Azimuth matahari tersebut dari kotak “Azimuth” pada panel data sebelah kanan
tampilan (sebelah kiri kita/operator software). Catat data yang telah keluar
tersebut azzimuth dan altitude. Dengan menekan kotak disebelah data akan
berubah menjadi besaran desimal.
7. Buka software AccurateTime kemudian tekan tombol qiblah maka akan muncul
besaran derajat kiblat dari utara. Catat besaran kiblat tersebut.
8. Kemudian lakukan penjumlahan dan pengukuran dari data yang didapatkan akan
menghasilkan besaran arah kiblat.
PELAKSANAAN DAN HASIL PERCOBAAN
A. PELAKSANAAN PERCOBAAN

Mengikuti langkah langkah yang sudah ada dan menghitung data dengan benar
didapatkan hasil data untuk menentukan besaran arah kiblat yaitu:

1. Mendapatkan titik koordinat sebesar


7°33’30’’ S
110°46’8’’ T
137mdpl
Dari koordinat ini langsung di masukkan pada location accurate times .

2. Pasang unting-unting (bandul besi dengan benang penggantungnya) pada tiang


penggantung (tripod)
Tunggu dan pastikan posisi unting unting diam (unting-untung plus benangnya tidak
bergoyang)
Ketika unting unting sudah diam, buat titik tepat pada bayangan benang. Buat
beberapa titik secukupnya. Hubungkan dengan teliti titik tersebut menjadi sebuah
garis lurus.
Catat waktu saat membuat titik ini dengan waktu 7.46’50’’
3. Pindahkan waktu yang telah dicatat tersebut kedalam isian waktu pada software C2A

+110,760 (Azzimuth) +35,800 (altitude)


(Qiblah) – (Azzimuth) = besaran Qiblah dihitung dari timur

(294,60) – (110,760) = 183,840

4. langkah selanjutnya membuka accurate times dan membuka menu QIBLAH maka
akan keluar seperti gambar:

Maka akan terdapat arah kiblat sebesar 294,6°

5. Pada accurate time terdapat arah 294.6° dan pada C2A 183.84°
Hasil pada accurate times akan dikuranggi langkah pada C2A
Sehingga pengurangan adalah 294.6° – 183.84° = 110.76°

6. Mengukur dengan busur derajat sudut sebesar hasil 110.76 pada tempat pengamatan
dimulai dari garis bayangan yang mengarah ke matahari. Adapun posisi mengukurnya
adalah : angka 0° dari busur diarahkan ke posisi matahari saat kita tadi membuat garis
bayangan jika menghasilkaan angka positip, arah pengukuran sudut dari bayangan
matahari kekanan.
Dari pengukuran ini menghasilkan kesimpulan bahwa selisih antara qiblat lama
dengan perhitungan baru selisih 7°.
B. HASIL PERCOBAAN
 Pada tanggal 28 November 2019 telah dilaksanakan praktikum pengukuran arah kiblat,
dan penentuan arah kiblat baru dengan yang lama. Bertempat di Masjid Kampus 1.
 Pada poin acuan arah kiblat dalam accurate times memberikan hasil bahwa arah kiblat
sebesar 294.6°.
 Pada poin C2A setelah memasukan data-data yang diperlukan dalam pengujian di
temukan besaran bayangan transit matahari ketika itu sebesar 183.84°.
 Maka dapat di jumlah dari ditemukannya kedua data tersebut, akan ada pengurangan
jumlah data accurate times dikurangi dari data C2A dan menghasilkan angka 110.76°.
 Dari besaran angka 110.76° selanjutnya pengukuran terhadap garis bayangan transit
semula, dengan hasil positif mengartikan pengukuran kekanan.
 Hasil akhir menerangkan bahwa jarak antara kiblat lama dengan hasil pengukuran kiblat
baru bahwa antara kedua jarak ini terdapat selisih 7°.
PEMBAHASAN

Di dalam pembahasa ini akan di uraikan tentang perbandingan antara teori dengan hasil
pelaksanaan dan hasil di lapangan. Dari perhitungan atas dasar teori yang berkaitan
perhitungan manual dengan mengunakan alat-alat sederhana yakni berupa GPS dan
perhitungan matematik telah seperti diuraikan diatas bahwa melalui perhitungan tersebut arah
kiblat dari UMS kampus satu bahwa besaran arah kiblat diketahui tidak jauh berbeda dengan
arah kiblat yang sudah ada, dengan perhitungan tersebut mangartikan bahwa perhitungan
matematik dan fisika sangat masih relefan.

Tetapi melalui perhitungan matematik seperti di atas masih rentan kesalahan atau human
error. Kesalahan ini bisa saja terjadi sewaktu-waktu disebabkan oleh berbagai factor, salah
satu factor tersebut adalah terburu-buru. Maka dari itu perhitungan secara manual tersebut
harus di reformasi dengan teknologi yang sudah ada. Di jaman yang moden ini sudah di
temukan aplikasi yang mendukung untuk menghitung arah kiblat tanpa susah payah
menghitung secara manual. Ada dua aplikasi yang bisa digunakan dengan ini yaitu
ACCURATE TIMES dan C2A, kedua aplikasi ini dapat digukanan untuk mengitung dan
membandingkan arah kibat yang lama seiring dengan terus adanya pergeseran lempeng
dunia.

Dari perhitungan seperti yang di kemukakan diatas bahwa selisih antara kiblat lama dan baru
bahwa sebesar 7° hal ini menunjukan arah kibat sudah bergesar sebesar tersebut. Ada hal-hla
yang mempengaruhi kesalahan perhitungan tersebut juga salah satunya salah memasukkan
data seperti kesalahan pencatatan waktu pengarisan akan tetapi kesalahan tersebut dapat
diminimalisir sedemikian rupa dengan lebih teliti.
KESIMPULAN

Ka’bah merupakan tempat yang paling penting bagi umat Islam diseluruh Dunia yang
arahnya merupakan kiblat saat melakukan sholat. Ketikasholat seluruh umat muslim akan
menghadap ke kiblat karena menghadapkiblat saat sholat merupakan rukun wajib. Sehingga
sangat penting untuk mengetahui dimana letak Ka’bah sebagai arah ke kiblat.

Perlunya penelitian ini sangat beguna untuk mengetahui bagai mana cara mengukuran
arah kiblat yang sebenarnya, dengan tersebut para peserta dapat menerapkan ilmu ini di
manapun, di masjid tempat tinggal, rumah, maupun di dalam perjalanan. Sebab, semua cara
yang di gunakan cukup simple sehingga memudahkan setiap orang untuk mencari tahu arah
kiblat yang sebenarnya, dengan dibantu berbagai teknologi yang sudah ada yaitu
mengunakan salah satunya aplikasi accurete times dan C2A. sepeti yang sudah dilakukan
pengamatan di masjid kampus 1 UMS dan ternyata di ketahui fakta yang terbaru adalah
besaran arah kiiblat yang lama sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan waktu saat ini,
yaitu sudah bergesar sebesar 7°, hal ini yang seharusnya segera di tindak lanjuti oleh
pengurus masjid, sebab bergesarnya 1° saja akan mempengaruhi jarak arah kiblat yakni bisa
mungkin sebesar 1000km bahkan lebih.

Demikian pentingnya mempraktekan ilmu yang sudah di ketahui agar semakin berkah dan
mengetahui yang sebenar-benarnya dilapangan. Ilmu falaq bukan hnaya ilmu yang
mempelajari teori-teori di ruangan melaikan juga harus menyelam langsung dilapangan.

Anda mungkin juga menyukai