Keterangan:
Hasil atau angkat 02o 40’ 49” ini berada di antara 00o s/d 14o, sehingga pada
pertengahan Rabiul Awal 1425 H ada kemungkinan terjadi Gerhana Bulan.
Perhatikan : Bahwa Gerhana Bulan selalu terjadi pada saat Matahari dan
Bulan beroposisi, sehingga Gerhana Bulan itu hanya akan terjadi pada saat Bulan
Purnama, yakni sekitar tanggal 15 bulan kamariah.
Oleh karena itu, melakukan Konversi Hijriah ke Masehi tanggal 15 Rabiul Awal
1425 H atau 15 – 03 – 1425 H, ini artinya waktu yang telah dilalui 1424 tahun + 02
bulan
+ 15 hari.
1
Lihar Lampiran 1, Tabel A.
2
Lihat Lampiran 1, Tabel B.
3
Lihat Lampiran 1, Tabel C.
1
1424 tahun : 30 tahun = 47 daur, lebih 14 tahun
47 daur = 47 x 10.631 hari = 499.657 hari
14 tahun = (14 x 354) + 5 hari = 4.961 hari4
2 bulan = (29 x 2) + 1 hari = 59 hari5
15 hari = 15 hari +
Jumlah = 504.692 hari
Selisih Masehi-Hijriah = 227.016 hari
Anggaran Baru Gregorius = 13 hari +
Jumlah = 731.721 hari
Jadi, waktu yang telah dilalui 2003 (2000+3) tahun + 4 bulan + 5 hari
Waktu berjalan adalah hari ke 5 bulan ke 5 tahun ke 2004, oleh karena itu 15 Rabiul
Awal 1425 H, bertepatan dengan 5 Mei 2004 M.
Perhatikan:
Data Ephemeris menggunakan waktu Greenwich, artinya bagi tempat-tempat yang
berada di bujur timur waktunya lebih dahulu dari pada waktu Greenwich. Misal
waktu WIB lebih dahulu 7 jam dari pada waktu Greenwich. Oleh karena itu, yang
perlu diperhatikan ketika mempersiapkan data Ephemeris adalah FIB (Fraction
Illumination Bulan), yakni dilacak harga FIB Terbesar terjadi. Kalau sekiranya pada
tanggal hasil konversi yang telah dilakukan tidak ditemukan harga FIB Terbesar,
maka ambillah data Ephemeris pada satu hari sebelumnya atau sesudahnya.
Karena, pada tanggal 5 Mei 2004 M tidak terjadi FIB Terbesar, maka diambil data
Ephemeris satu hari sebelumnya, yakni tanggal 04 Mei 2004.
4. Melacak FIB Terbesar pada Tabel Ephemeris kolom Fraction Illumination bulan.
Periksa FIB Terbesar terjadi pada jam berapa menurut Greenwich.
Perhatikan:
Perikasa sekali lagi adanya kemungkinan terjadinya Gerhana Bulan, yaitu dengan
melihat nilai atau harga mutlak lintang bulan, pada kolom Apparent Latitude bulan
saat FIB Terbsar. Sebagaimana disebutkan dalam Kitab al-Khulashah al-Wafiyah
bahwa:
Jika harga mutlak lintang bulan > 1o 05’ 07”, maka tidak terjadi Gerhana Bulan
Jika harga mutlak lintang bulan < 1o 00’ 24”, maka pasti terjadi Gerhana Bulan
4
Lihat Lampiran 2, Tabel A.
5
Lihat Lampiran 2, Tabel B.
6
Lihat Lampiran 2, Tabel C.
7
Lihat Lampiran 2, Tabel D.
Jika harga mutlak lintang bulan < 1o 05’ 07” dan > 1o 00’ 24”, maka ada
kemungkinan terjadi Gerhana Bulan
Pada Tanggal 04 Mei 2004 M FIB Terbesar adalah 0.99999 terjadi pada Jam 21
GMT. Pada Jam 21 GMT tersebut, harga mutlak Lintang Bulan pada Kolom
Apparent Latitude Bulan sebesar 00o 20’ 38”. Harga ini lebih kecil dari 1o 00’ 24”,
sehingga pada saat itu benar akan terjadi Gerhana Bulan.
5. Menghitung Sabaq Matahari (B1), yakni gerak Matahari setiap jam, dengan cara
menghitung harga mutlak selisih antara ELM (Ecliptic Longitude Matahari) pada
Jam FIB Terbesar tersebut dan pada satu jam berikutnya.
Perhatikan:
Apabila FIB Terbesar terjadi pada jam 24, maka satu jam berikutnya adalah jam 01
pada hari atau tanggal berikutnya.
6. Menghitung Sabaq Bulan (B2), yakni gerak bulan setiap jam, dengan cara
menghitung harga mutlak selisih antara data ALB (Apparent Longitude Bulan)
pada Jam FIB Terbesar tersebut dan pada satu jam berikutnya.
Perhatikan:
Apabila FIB Terbesar terjadi pada jam 24, maka satu jam berikutnya adalah jam 01
pada hari atau tanggal berikutnya.
SB B2 –B1
00o 37’ 11” - 00o 02’ 25”
SB 00o 34’ 46”
9. Menghitung Titik Istiqbal, dengan rumus:
Titik Istiqbal = MB : SB
Titik Istiqbal MB : SB
-00o 13’ 57” : 00o 34’ 46”
Titik Istiqbal -00j 24m 04,49d
11. Melacak data-data Ephemeris pada saat terjadi Istiqbal dengan Interpolasi,
adapun data-data yang diperlukan sebagai berikut ini:
a. Semidiameter Bulan (SDb) pada kolom Semi Diameter Bulan
SDb Jam 20j 34m 06,22d A – (A – B) x C
SDb Jam 20 00o 16’ 31,99” A
SDb Jam 21 00o 16’ 32,26” B
00j 34m 06,22d 00j 34m 06,22d C
SDb Jam 20j 34m 06,22d 00o 16’ 32,14”
b. Horizontal Parallaks Bulan (HPb) pada kolom Semi Horizontal Parallaks Bulan
HPb Jam 20j 34m 06,22d A – (A – B) x C
HPb Jam 20 01o 00’ 40,00” A
o
HPb Jam 21 01 00’ 41,00” B
00j 34m 06,22d 00j 34m 06,22d C
HPb Jam 20j 34m 06,22d 01o 00’ 40,57”
13. Menghitung Jarak Bulan dari Titik Simpul (H), dengan rumus:
sin H = sin Lb : sin 5
16. Menghitung Koreksi Kecepatan Bulan Relatif terhadap Matahari (K), dengan rumus:
K = cos Lb x SB : cos U
K cos Lb x SB : cos U
cos -00o 19’ 09,09” x 00o 34’ 46” :
cos 04o 58’ 52,12”
K 00o 34’ 53,88”
17. Menghitung besar Semidiameter Bayangan Inti Bumi (D), dengan rumus:
D = (HPb + HPm – SDm) x 1,02
18. Menghitung jarak Titik Pusat Bayangan Inti Bumi sampai Titik Pusat Bulan ketika
piringan Bulan mulai bersentuhan dengan bayangan inti Bumi (X), dengan rumus:
X = D + SDb
X D + SDb
00o 45’ 51,77” + 00o 16’ 32,14”
X 01o 02’ 23,91”
19. Menghitung jarak Titik Pusat Bayangan Inti Bumi sampai Titik Pusat Bulan ketika
seluruh piringan mulai masuk pada Bayangan Inti Bumi (Y), dengan rumus:
Y = D - SDb
Catatan:
- Apabila Y lebih besar dari pada Z, maka akan terjadi Gerhana Bulan Total.
- Apabila Y lebih kecil dari pada Z, maka akan terjadi Gerhana Bulan Sebagian.
Y D - SDb
00o 45’ 51,77” - 00o 16’ 32,14”
Y 00o 29’ 19,63”
Karena Y lebih besar dari pada Z, maka akan terjadi Gerhana Bulan Total.
20. Menghitung jarak Titik Pusat Bulan ketika piringan Bulan mulai bersentuhan
dengan Bayangan Inti Bumi sampai Titik Pusat Bulan saat segaris dengan
Bayangan Inti Bumi (C), dengan rumus:
cos C = cos X : cos Z
21. Menghitung waktu yang diperlukan oleh Bulan untuk berjalan mulai dari ketika
piringan Bulan bersentuhan dengan Bayangan Inti Bumi sampai ketika Titik Pusat
Bulan segaris dengan Bayangan Inti Bumi (T1), dengan rumus:
T1 =C:K
T1 C:K
00o 59’ 24,62” : 00o 34’ 53,88”
T1 1j 42m 08,64d
22. Menghitung jarak Titik Pusat Bulan saat segaris dengan Bayangan Inti Bumi
sampai Titik Pusat Bulan ketika seluruh piringan Bulan Masuk pada Bayangan Inti
Bumi (E), dengan rumus:
cos E = cos Y : cos Z
Catatan:
Apabila Y lebih kecil dari pada Z, maka akan terjadi Gerhana Bulan Sebagian,
oleh karena itu, E dan T2, berikut ini tidak perlu dihitung.
23. Menghitung waktu yang diperlukan oleh Bulan untuk berjalan mulai dari Titik Pusat
Bulan saat segaris dengan Bayangan Inti Bumi sampai Titik Pusat Bulan ketika
seluruh piringan Bulan masuk pada Bayangan Inti Bumi (T2), dengan rumus:
T2 =E:K
Catatan:
Apabila Y lebih kecil dari pada Z, maka akan terjadi Gerhana Bulan Sebagian,
oleh karena itu, E dan T2, berikut ini tidak perlu dihitung.
T2 E:K
00o 22’ 16,33” : 00o 34’ 53,88”
T2 00j 38m 17,55d
Ta cos H : sin K
cos -3o 39’ 53,26” : sin 00o 34’
53,88”
Ta 98o 18’ 31,19”
Tb sin Lb : sin K
sin -00o 19’ 09,09”: sin 00o 34’
53,88”
Tb -00o 32’ 55,65”
27. Menghitung Waktu Titik Tengah Gerhana (Tgh), dengan cara: Perhatikan Lintang
Bulan (Lb) dalam Kolom Apparent Latitude Bulan pada Jam FIB Terbesar dan
pada satu jam berikutnya:
- Jika harga mutlak Lintang Bulan semakin mengecil, maka:
Tgh = Istiqbal + T0 - ΔT
- Jika harga mutlak Lintang Bulan semakin membesar, maka
Tgh = Istiqbal - T0 - ΔT
Catatan:
- ΔT adalah koreksi waktu TT menjadi GMT8
- Bila dikehendaki dengan waktu WIB, maka tambahkanlah 7 jam
- Bila hasil penambahan tersebut lebih dari 24, maka kurangilah dengan 24,
sisanya itulah waktu titik tengah gerhana, tetapi pada tanggal berikutnya dari
tanggal data Ephemeris.
Tgh Istiqbal - T0 - ΔT
8
Rumus ΔT = (102,3 + 123,5 x t + 32,5 x t2) : 3600, adapun untuk mendapatkan nilai dengan
rumus t = (tahun yang dikehendaki – 2000) : 100.
20j 34m 06,22d - 00j 02m 49,49d - 00j 01m 47,29d
Tgh 20j 29m 29,44d GMT: Tanggal 4 Mei 2004
j m d
07 00 00,00 +
TGH 03j 29m 29,44d WIB: Tanggal 5 Mei 2004
Catatan:
Apabila awal gerhana lebih besar dari pada waktu Matahari terbit di suatu tempat,
atau akhir gerhana lebih kecil dari pada waktu terbenam atahari di tempat
tersebut, maka Gerhana Bulan tidak tampak dari tempat tersebut.
32. Menghitung lebar piringan Bulan yang masuk dalam Bayangan Inti Bulan pada
Gerhana Bulan Sebagian (LG), dengan rumus:
LG = (D + SDb – Z) : (2 x SDb) x 100%
Catatan:
Perhitungan ini untuk menghitung Gerhana Bulan Sebagian.
33. Mengambil Kesimpulan dari hasil perhitungan, yakni menyatakan Hari, Tanggal
dan Jam terjadi Gerhana Bulan.
Gerhana Bulan Total terjadi pada Hari Rabu Pahing, 5 Mei 2004 M.
Mulai Gerhana = 01:47:20,80 WIB
Mulai Total = 02:51:11,89 WIB
Tengah Gerhana = 03:29:29,44 WIB
Selesai Total = 04:07:46,99 WIB
Selesai Gerhana = 05:11:38,08 WIB
LAMPIRAN-
LAMPIRAN LAMPIRAN
JADWAL GERHANA
TABEL A: TAHUN MAJMUAH
TH DATA TH DATA TH DATA
00 331O 05’ 12” 1400 084O 50’ 12” 1700 338O 50’ 12”
30 212O 29’ 12” 1430 326 O 14’ 12” 1730 220O 14’ 12”
60 093O 53’ 12” 1460 207O 38’ 12” 1770 101O 38’ 12”
90 335O 17’ 12” 1490 089O 02’ 12” 1800 343O 02’ 12”
1220 076O 26’ 12” 1520 330O 26’ 12” 1830 224O 26’ 12”
1250 317O 50’ 12” 1550 211O 50’ 12” 1800 105O 50’ 12”
1280 199O 14’ 12” 1580 093O 14’ 12” 1890 347O 14’ 12”
1310 080O 38’ 12” 1610 334O 38’ 12” 2010 228O 38’ 12”
1340 322O 02’ 12” 1640 216O 02’ 12” 2040 110O 02’ 12”
1370 203O 26’ 12” 1670 097O 26’ 12” 2070 351O 26’ 12”