Anda di halaman 1dari 1

Select Language

Rabu, 2 Rabiul awal 1441 H / 30 Oktober 2019 M

% $

ningkatan
TERKINI Peran dan Fungsi Imam Tetap Masjid
" !
#

15 Hadits Keutamaan Masjid


Al-Aqsha
Maret 12, 2019

Oleh : Ali Farkhan Tsani, Redaktur


MINA, Duta Al-Quds

Masjid Al-Aqsha di Palestina sangat


dikenal oleh umat Muslim dan dunia
pada umumnya. Bukan semata
karena kondisinya yang sedang
mengalami tindakan yahudisasi oleh
penjajahan Israel. Namun lebih dari
itu, adalah karena adanya beberapa
keutamaannya menurut Al-Quran
dan Al-Hadits.

Keutamaan Masjid Al-Aqsha di dalam


Al-Quran, telah disebutkan pada
tulisan Tujuh Keutamaan Al-Aqsha
daa Al-Quran. Artikelnya bisa dibaca
di : https://minanews.net/tujuh-
keutamaan-al-aqsha-dalam-al-quran/

Adapun keutamaan Masjid Al-Aqsha


di dalam Al-Hadits, di antaranya ada
17 (tujuh belas) hadits.

1. Masjid Al-Aqsha adalah kiblat


pertama umat Islam.

Masjid Al-Aqsha di Palestina adalah


kiblat pertama umat Islam, sebelum
Allah memerintahkan mengubah
arah qiblat dari Masjid Al-Aqsha
Palestina ke Masjid Al-Haram di
Mekkah.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi


Wasallam shalat menghadap Masjid
Al-Aqsha, sewaktu berada di Mekkah
sebelum Hijrah hingga hijrah ke
Madinah, seluruhnya dalam kurun
waktu 16 bulan. Kemudian atas
perintah Allah beliau shalat
menghadap Ka’bah (Masjid Al-Haram)
Mekkah.

Di dalam hadits disebutkan sebagai


berikut :

!‫ ِبي‬% ‫ت َمعَ الن‬ ُ ‫ل ْي‬% ‫ص‬ َ ‫ال‬ َ ‫ب َق‬ٍ ‫اء ْب ِن َعا ِز‬ ِ ‫َع ْن ا ْلبَر‬
َ
‫س‬ ِ ِ ِ
ِ ‫ل َم إ َلى بَيْت ْا@ َ ْقد‬% ‫س‬ ِ
َ ‫ُ َع َليْه َو‬%G‫لى ا‬% ‫ص‬ َ
‫ل ِتي‬% ‫يَ ُة ا‬K‫ا‬ْ ‫ت‬ ْ ‫ى نَزَ َل‬%‫ش ْه ًرا َحت‬ َ ‫ش َر‬ ِ
َ ‫ َة َع‬% ‫ست‬
‫لوا ُو ُجو َه ُك ْم‬W ‫ث َما ُكنْت ُ ْم فَ َو‬ ُ ‫ِفي ا ْلبَ َق َر ِة َو َح ْي‬
ُ‫…شطْ َره‬ َ

Artinya : Dari Al-Bara bin ‘Azib berkata,


“Saya shalat bersama Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wasallam menghadap ke arah
Baitul Maqdis selama enam belas
bulan, sampai turun ayat di dalam
Surah Al-Baqarah WAHAITSU MA
KUNTUM FAWALLAU WUJUHAKUM
SYATROH…” (H.R. Bukhari).

Ayat di dalam Surah Al-Baqarah yang


dimaksud adalah ayat 144 yaitu :

ِ ‫الس َم‬
‫ َك‬% ‫اء فَ َلن ُ َو !ل َين‬ % ‫ب َو ْج ِه َك ِفي‬ َ ‫ل‬W ‫َق ْد نَ َرى تَ َق‬
‫سج ِ ِد‬ ْ َ @‫شطْ َر ْا‬ َ ‫ضا َها فَ َو !ل َو ْج َه َك‬ َ ‫ِقبْ َل ًة تَ ْر‬
‫لوا ُو ُجو َه ُك ْم‬W ‫ث َما ُكنْت ُ ْم فَ َو‬ ُ ْ‫ا ْل َح َرام ِ َو َحي‬
‫اب َل َي ْع َل ُمو َن‬ َ َ ‫ل ِذي َن أُوتُوا ا ْل ِكت‬% ‫ن ا‬% ِ‫شطْ َر ُه َو إ‬ َ
‫ما‬% ‫اف ٍل َع‬ ِ ‫ُ ِب َغ‬%G‫ ِم ْن ر !ب ِه ْم َو َما ا‬W‫ ُه ا ْل َحق‬%‫أَن‬
َ
‫يَ ْع َم ُلو َن‬

Artinya : “Sungguh Kami (sering)


melihat mukamu menengadah ke
langit, maka sungguh Kami akan
memalingkan kamu ke kiblat yang
kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke
arah Masjidil Haram. Dan di mana saja
kamu berada, palingkanlah mukamu
ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-
orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi
Al Kitab (Taurat dan Injil) memang
mengetahui, bahwa berpaling ke
Masjidil Haram itu adalah benar dari
Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak
lengah dari apa yang mereka kerjakan”.
(QS Al-Baqarah [2]: 144).

Bukti peninggalan adanya


peralihan qiblat dari Masjid Al-Aqsha
ke Masjid Al-Haram, terbukti dengan
adanya Masjid Qiblatain di Madinah.
Masjid Qiblatain merupakan masjid
tempat di mana Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
menerima perintah pemindahan arah
kiblat itu. Maka disebut Masjid
Qiblatain artinya masjid dua kiblat.

Perihal ini, perbuatan Nabi


Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, shalat
menghadap Baitul Maqdis (Al-Aqsha),
setelah hijrah ke Madinah
mendapatkan sambutan hangat dari
kaum Yahudi, karena mereka juga
beribadah menghadap ke Baitul
Maqdis. Mereka menganggap bahwa
agama yang dibawa Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
mengikuti kiblat dan cara beribadah
mereka.

Berangkat dari anggapan ini, mereka


sangat berambisi untuk mengajak
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam bergabung bersama
mereka. Padahal Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sangat
berharap agar kiblat kaum Muslimin
diubah ke arah Ka’bah, kiblat Nabi
Ibrahim dan Ismail, rumah pertama
yang dibangun untuk mentauhidkan
Allah.

Berkali-kali beliau menengadahkan


wajah ke langit, mengharap agar
Allah menurunkan wahyu perihal
kiblat. Harapan Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam ini dikabulkan oleh
Allah dengan perintah pemindahan
kiblat tersebut.

2. Masjid Al-Aqsha adalah Masjid


Kedua yang diletakkan Allah di
muka bumi

Di dalam sebuah hadits disebutkan,


pertanyaan Abu Dzar :

‫ضعَ ِفي‬ ِ ‫سج ِ ٍد ُو‬ ْ ‫ي َم‬W َ ‫ِ أ‬%G‫ول ا‬ َ ‫س‬ ُ ‫يَا َر‬


ُ ‫ال ُق ْل‬
‫ت‬ َ ‫سج ِ ُد ا ْل َح َرا ُم َق‬ ْ َ @‫ال ْا‬ َ ‫و ُل َق‬% َ ‫ض أ‬ِ ‫ َ ْر‬r‫ا‬ ْ
‫ال أ َ ُبو‬َ ‫صى َق‬ ْ ‫سج ِ ُد‬
َ ‫ َ ْق‬r‫ا‬ ْ َ @‫م ْا‬% ُ‫ال ث‬َ ‫ي َق‬W َ ‫م أ‬% ُ‫ث‬
‫ت َك ْم‬ ُ ‫ال ُق ْل‬
َ ‫س َق‬ ِ ‫ت ْا@ َ ْق ِد‬ َ ‫ُم َعا ِو َي َة َي ْع ِني َب ْي‬
‫سن َ ًة‬
َ ‫ال أ َ ْربَ ُعو َن‬ َ ‫بَيْن َ ُه َما َق‬

Artinya : “Wahai Rasulullah, masjid


apakah yang pertama diletakkan oleh
Allah di muka bumi?” Beliau bersabda,
“Al-Masjid Al-Haram”. Abu Dzar
bertanya lagi, “Kemudian apa?”. Beliau
bersabda, “Kemudian Al-Masjid Al-
Aqsha”. Berkata Abu Mu’awiyah “Yakni
Baitul Maqdis” . Abu Dzar bertanya lagi,
“Berapa lama antara keduanya?”.
Beliau menjawab, “Empat puluh tahun”.
(HR Ahmad dari Abu Dzar).

Pondasi Masjid Al-Aqsha diletakkan


Allah Subhanahu Wa Ta’ala sejak
jaman Nabi Adam ‘Alaihis
Salam. Dalam kurun waktu sekian
lama, bangunan itu rusak dan runtuh
dimakan waktu. Areal tanah sekitar
Masjid Al-Aqsha juga termasuk ke
dalam kawasan masjid tersebut. Nabi
Ibrahim ‘Alaihis Salam shalat di tanah
itu, bagian Masjid Al-Aqsha.

Ibnul Qayyim Al-Jauzy menyebutkan,


Masjid Al-Aqsha dibangun kembali di
atas pondasinya oleh cucu Nabi
Ibrahim ‘Alaihis Salam, yakni Nabi
Ya`qub bin Ishaq bin
Ibrahim ‘Alaihis Salam. Keturunan
berikutnya, Nabi Daud bin Ya’qub
‘Alaihis Salam membangun ulang
masjid itu. Bangunan Masjid Al-Aqsha
diperbaharui oleh putera Nabi
Dawud ‘Alaihis Salam, yakni Nabi
Sulaiman ‘Alaihis Salam.

Mereka para nabi utusan Allah


membangun kembali Masjid Al-Aqsha
adalah untuk tempat ibadah
mendirikan shalat di dalamnya,
bukan mendirikan kuil sinagog
seperti seperti klaim Zionis Yahudi.

3. Masjid Al-Aqsha Tempat Ziarah


yang sangat dianjurkan oleh
Rasulullah

Tentang anjuran yang sangat untuk


berziarah Masjid Al-Aqsha disebutkan
oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam di dalam hadits :

‫ج َد‬ِ ‫سا‬ َ ‫ثَ ِة َم‬uَ َ‫ إِ َلى ث‬%vِ‫ال إ‬ ُ ‫الر َح‬


! ‫د‬W ‫ش‬ َ ُ‫َ ت‬v
‫سج ِ ِد‬ ْ َ @‫سج ِ ِدي َهذَا َو ْا‬ ْ ‫سج ِ ِد ا ْل َح َرام ِ َو َم‬ ْ ‫َم‬
‫ص‬ َ ‫ َ ْق‬r‫ا‬
ْ

Artinya
: “Tidak dikerahkan melakukan suatu p
erjalanan kecuali menuju tiga Masjid,
yaitu Masjid Al-Haram (di Mekkah), dan
Masjidku (Masjid An-Nabawi di
Madinah), dan Masjid Al-Aqsha (di
Palestina)”. (H.R. Bukhari dan Muslim
dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

Dengan dasar hadits ini, Masjid Al-


Aqsha merupakan tempat kunjungan
yang mulia. Maka sangat dianjurkan
untuk berziarah ke sana, shalat di
dalamnya, dan mengetahui secara
mendalam tentangnya.

Begitu mulianya berziarah ke masjid


Al-Aqsha tersebut, hampir seluruh
sahabat utama Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam pernah berkunjung
ke sana. Beberapa di antaranya
yaitu Umar bin Khattab saat menjadi
Khalifah, Abu Hurairah, Sa’ad bin Abi
Waqqash, Abdullah bin Umar,
Abdullah bin ‘Abbas, Abu Ubaidah bin
Jarrah,Mu’az bin Jabbal, Bilal bin
Rabbah, Khalid bin Walid, Abu Dzar
Al-Ghi!ari, Salman Al-Farisi, Abu
Darda, Abu Mas’ud Al-Anshari, Amr
bin ‘Ash, Abdullah bin Salam, Said bin
Zaid, Murrah bin Ka’ab, Abdullah bim
Amr bin Ash, Mu’awiyah bin Abu
Sufyan, Auf bin Malik, Ubadah bin
Shamit, Sa’id bin Al-Ash, dan Sha"yah
isteri Rasulullah.

Demikian pula kalangan ‘ulama dari


kalangan tabi’in dan tokoh-tokoh ahli
"qih terkenal pernah berziarah ke
Masjid Al-Aqsha, di antaranya Imam
Asy-Sya"’i.

Imam Sya"’i lahir di Jalur Gaza,


beberapa puluh kilometer dari Baitul
Maqdis (Al-Aqsha), pada bulan Rajab
tahun 150 H (766 M.).

Ulama lainnya, Imam Al-Ghazali.


Semasa hidupnya, pada tahun 489 H,
Imam Al-Ghazali masuk kota
Damaskus, Suriah, dan tinggal
beberapa hari. Kemudian menziarahi
Baitul Maqdis (Al-Aqsha) di Palestina
untuk waktu beberapa lama.

Demikian pula, Syaikh Ibnu Hajar Al-


Asqolani (773-852 H), penyusun Kitab
Fathul Baari Syarh Shahih Bukhari
dan Kitab Bulughul Marom min
Adillatil Ahkam.

Ia lahir di Asqalani, sebuah kota yang


masuk dalam wilayah Palestina,
dekat Ghuzzah. Semasa hidupnya,
Syaikh Ibnu Hajar di samping ke
Baitul Maqdis (Al-Aqsha), juga
bersilaturrahim ke banyak kota-kota
di Palestina, seperti Nablus, Khalil,
Ramlah dan Ghuzzah. Beliau bertemu
dengan para ulama di tempat-tempat
tersebut dan mengambil manfaat
dari mereka.

Rabiah Al-Adawiyah yang dikenal


sebagai wanita su", lahirkan di
Basrah (Irak), bahkan saar wafatnya
tahun 135 Hijriyah, pada usia 80
tahun, dimakamkan di Baitul Maqdis
(Al-Aqsha).

Tentu ada Panglima Shalahuddin Al-


Ayyubi, yang tidak mau tersenyum
semasa hidupnya, sebelum Baitul
Maqdis (Al-Aqsha) dibebaskannya.

Saat ini, banyak kaum Muslimin dari


berbagai penjuru dunia, yang
melaksanakan Umrah Plus Aqsha,
yaitu melakukan perjalanan ibadah
Umrah ke Baitullah di Makkah Al-
Mukarramah, kemudian berziarah ke
makam Nabi Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam. Lalun dilanjutkan
berziarah ke Al-Aqsha. Atau ke Al-
Aqsha dulu, baru kemudian ke
Madinah dan Makkah.

4. Shalat di Masjid Al-Aqsha


Berpahala Ratusan Hingga Seribu
Kali Lipat

Ada beberapa hadits yang


menyebutkan keutamaan pahala
shalat di Masjid Al-Aqsha. Ada yang
menyebutkan 1.000 kali, 500 kali, dan
250 kali lebih baik daripada shalat di
masjid lain, selain Masjidil Haram dan
Masjid Nabawi.

Hadits yang menyebutkan shalat di


Masjid Al-Aqsha lebih utama 1.000
kali dibandingkan shalat di masjid
lain, yaitu :

‫ُ َع َل ْي ِه‬%G‫لى ا‬% ‫ص‬ َ !‫ ِبي‬% ‫ةَ الن‬vَ ‫ن َم ْي ُمونَ َة َم ْو‬% َ ‫أ‬


‫ت‬ ِ ‫ِ أَفْ ِتنَا ِفي َب ْي‬%G‫ ا‬%‫ت َيا نَ ِبي‬ ْ ‫ل َم َقا َل‬% ‫س‬ َ ‫َو‬
ُ‫ش ِر ائْتُوه‬ َ ‫ش ِر َو ْا@ َ ْح‬ َ ْ ‫ض ْا@َن‬ َ ‫س فَ َق‬
ُ ‫ال أ َ ْر‬ ِ ‫ْا@ َ ْق ِد‬
‫ ٍة‬uَ ‫ص‬ َ ‫ف‬ ِ ‫يه َكأ َ ْل‬ِ ‫ةً ِف‬uَ ‫ص‬ َ ‫ن‬% ‫يه فَ ِإ‬ ِ ‫لوا ِف‬W ‫ص‬ َ َ‫ف‬
ِ ‫يما‬
‫س َوا ُه‬ َ ‫ِف‬
Artinya : “Sesunggunya Maimunah
pembantu Nabi berkata, “Ya
Nabiyallah, berilah kami fatwa tentang
Baitul Maqdis”. Maka Rasulullah
menjawab, “Bumi tempat bertebaran
dan tempat berkumpul. Datangilah ia,
maka shalatlah di dalamnya, karena
sesungguhnya shalat di dalamnya
seperti seribu kali shalat dari shalat di
tempat lain”. (HR Ahmad).

Hadits yang menyebutkan bahwa


shalat di Masjid Al-Aqsha lebih utama
500 kali dibandingkan shalat di
masjid lain berasal dari Abu Dzar,
yaitu :

‫ة في ا@سجد الحرام بمائة ألف‬u‫الص‬


‫ بألف‬،‫ة في مسجدي‬u‫ والص‬،‫ة‬u‫ص‬
‫ة في بيت ا@قدس بخمس‬u‫ والص‬،‫ة‬u‫ص‬
‫ة‬u‫مائة ص‬

Artinya : ”Sholat di Masjidil Haram lebih


utama seratus ribu kali lipat daripada
sholat di masjid-masjid lainnya. Sholat
di Masjid Nabawi lebih utama seribu
kali lipat. Dan sholat di Masjidil Aqsa
lebih utama lima ratus kali lipat.” (HR
Ahmad dari Abu Darda).

Adapun hadits yang menyebutkan


bahwa shalat di Masjid Al-Aqsha lebih
utama 250 kali dibandingkan shalat
di masjid lain, yaitu :

ُ ‫لى ا‬% ‫ص‬


G َ ِG‫س ْو ِل ا‬ ُ ‫تَذَا َك ْرنَا َو نَ ْح ُن ِعن ْ َد َر‬
‫س ْو ِل‬ ُ ‫سج ِ ُد َر‬ ْ ‫ َم‬,‫ض ُل‬ َ ْ‫ي ُه َما أَف‬W َ ‫ أ‬:‫ل َم‬% ‫س‬َ ‫َع َل ْي ِه َو‬
‫ت‬ ِ ‫سج ِ ُد َب ْي‬ ْ ‫ل َم أو َم‬% ‫س‬ َ ‫ُ َع َل ْي ِه َو‬G‫لى ا‬% ‫ص‬ َ ِG‫ا‬
‫ُ َع َليْ ِه‬G‫لى ا‬% ‫ص‬ َ ِG‫س ْو ُل ا‬ ُ ‫ال َر‬َ ‫س ؟ فَ َق‬ ِ ‫ْا@ َ ْق ِد‬
‫ض ُل‬ َ ْ‫سج ِ ِد ْي هذا أَف‬ ْ ‫ة في َم‬u‫ ص‬: ‫ل َم‬% ‫س‬ َ ‫َو‬
‫لى َو‬% ‫ص‬ َ ُ @‫ات ِف ْي ِه َو َل ِن ْع َم ْا‬ ٍ ‫ص َل َو‬ َ ِ‫ِم ْن أ َ ْر َبع‬
‫شطَ ِن‬ َ ‫ل َر ُج ِل ِمث ْ ُل‬% ِ‫َ َي ُك ْو َن ل‬v ‫ن أ َ ْن‬% ‫ش َك‬ ِ ‫َل ُي ُو‬
ُ ْ‫ث يُ َرى ِمن ْ ُه بَي‬
‫ت‬ ُ ْ‫ض َحي‬ ِ ‫ َ ْر‬rْ‫س ِه ِم َن ا‬ ِ ‫فَر‬
َ
‫ال‬َ ‫دنْيَا َج ِميْ ًعا أ َ ْو َق‬W ‫خيْ ٌر َل ُه ِم َن ال‬ َ ‫س‬ ِ ‫ْا@ َ ْق ِد‬
‫دنْ َيا َو َما ِف ْي َها‬W ‫خ ْي ٌر ِم َن ال‬ َ .

Artinya : “Kami saling bertukar pikiran


tentang mana yang lebih utama, masjid
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
atau Baitul Maqdis, sedangkan di sisi
kami ada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam. Lalu Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam bersabda, “Satu shalat
di masjidku lebih utama dari empat
shalat padanya, dan ia adalah tempat
shalat yang baik. Dan hampir-hampir
tiba masanya, seseorang memiliki
tanah seukuran kekang kudanya dari
tempat itu terlihat Baitul Maqdis lebih
baik baginya dari dunia seluruhnya”,
atau ,”lebih baik dari dunia seisinya”.
(HR Ath-Thabrani dan Al-Hakim).

Kesemuanya tidaklah saling


bertentangan tentunya. Namun
saling melengkapi dan menandakan
tingkatan kelebihan pahala shalat di
Masjid Al-Aqsha

5. Masjid Al-Aqsha Tempat Singgah


Isra’-Mi’raj Nabi

Masjid Al-Aqsha merupakan masjid


kedua tempat berisra’ Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sebelum
Mi’raj.

Pada sebuah hadits dari Anas bin


Malik Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
bahwa Rasulullah bersabda:

َ‫يل فَ ْوق‬ ٌ ‫ض طَ ِو‬ ُ َ‫ ٌة أَبْي‬%‫يت ِبا ْلبُ َرا ِق َو ُه َو َداب‬ ُ ‫أ ُ ِت‬


‫اف َرهُ ِعن ْ َد‬
ِ ‫ضعُ َح‬ َ َ‫ح َما ِر َو ُدو َن ا ْلبَ ْغ ِل ي‬ ِ ‫ا ْل‬
‫ت‬َ ‫ت َب ْي‬ ُ ‫ى أَتَ ْي‬%‫ال فَ َر ِكبْت ُ ُه َحت‬ َ ‫ُمنْت َ َهى طَ ْر ِف ِه َق‬
ُ ‫ل ِتي َي ْر ِب‬% ‫ال فَ َر َبطْت ُ ُه ِبا ْل َح ْل َق ِة ا‬
‫ط‬ َ ‫س َق‬ ِ ‫ْا@ َ ْق ِد‬
ُ ْ‫لي‬% ‫ص‬
‫ت‬ َ َ‫سج ِ َد ف‬ ْ َ @‫ت ْا‬ ُ ‫خ ْل‬
َ ‫م َد‬% ُ‫ال ث‬ ْ ‫ِب ِه‬
َ ‫َنْ ِبيَا ُء َق‬r‫ا‬
‫ت‬ َ ‫م‬% ُ‫ِ ث‬äْ َ ‫يه َر ْك َعت‬
ُ ‫خ َر ْج‬ ِ ‫ِف‬

Artinya: “Aku telah didatangi Buraq.


Yaitu seekor binatang yang berwarna
putih, lebih besar dari keledai tetapi
lebih kecil dari bighal. Ia merendahkan
tubuhnya sehingga perut buraq
tersebut mencapai ujungnya. Beliau
bersabda lagi: “Maka aku segera
menungganginya sehingga sampai ke
Baitul Maqdis. Beliau bersabda lagi:
“Kemudian aku mengikatnya pada
tiang masjid sebagaimana yang biasa
dilakukan oleh para Nabi. Sejurus
kemudian aku masuk ke dalam masjid
dan mendirikan shalat sebanyak dua
rakaat. Setelah selesai aku terus
keluar.” (HR Muslim).

6. Nabi Sulaiman Membangun


Kembali Masjid Al-Aqsha Untuk
Beribadah

Ini seperti disebutkan di dalam hadits


tentang Nabi Sulaiman bin Dawud
yang pernah membangun kembali
Baitul Maqdis sebagai tempat berdoa
dan beribadah kepada Allah.

‫ل َم‬% ‫س‬ َ ‫ُ َع َليْ ِه َو‬G‫لى ا‬% ‫ص‬ َ ‫س َليْ َما َن بْ َن َدا ُو َد‬ ُ ‫ن‬% َ ‫أ‬
‫ل‬% ‫ َو َج‬%‫َ – َعز‬G‫سأ َ َل ا‬ َ ‫س‬ ِ ‫ت ْا@ َ ْق ِد‬ َ ‫ما َبنَى َب ْي‬% ‫َل‬
: – ‫ل‬% ‫ َو َج‬%‫َ – َعز‬G‫سأ َ َل ا‬ َ ‫ثَ ًة؛‬uَ َ‫ً ث‬vuَ ‫خ‬ ِ –
َG‫سأ َ َل ا‬ َ ‫ َو‬،‫وتيَ ُه‬ِ ُ ‫ فَأ‬،‫ف ُح ْك َم ُه‬ ُ ‫اد‬ ِ ‫ص‬ َ ُ‫ُح ْكما ً ي‬
‫ َ َح ٍد ِم ْن‬rِ ‫ يَنْبَ ِغي‬vَ ً ‫ل – ُم ْلكا‬% ‫ َو َج‬%‫– َعز‬
– ‫ل‬% ‫ َو َج‬%‫َ – َعز‬G‫سأ َ َل ا‬ َ ‫ َو‬،‫وت َي ُه‬ ِ ُ ‫ فَأ‬،‫َب ْع ِد ِه‬
‫ َيأ ْ ِت َي ُه‬vَ ‫سج ِ ِد أ َ ْن‬ ْ َ @‫اء ْا‬ِ َ ‫ فَرغَ ِم ْن ِبن‬ä َ ْ ‫ح‬ِ
َ
‫خ ِر َج ُه‬ ِ ِ
ْ ُ‫ةُ فيْه أ َ ْن ي‬uَ ‫الص‬ % v‫إ‬ % ‫ َين ْ َهزُ ُه‬vَ ‫أ َ َح ٌد‬
‫)في ِر َوايَ ٍة‬ ِ ‫م ُه‬W ُ ‫طيْئ َ ِت ِه َكيَ ْوم ِ َو َل َدتْ ُه أ‬ ِ ‫خ‬ َ ‫ِم ْن‬
‫ما‬% َ ‫ أ‬: ‫ل َم‬% ‫س‬ َ ‫يه َو‬ ِ ‫ُ َع َل‬G‫لى ا‬% ‫ص‬ َ W‫ ِبي‬% ‫ال الن‬ َ ‫فَ َق‬
‫ط َي ُه َما َوأ َ ْر ُجو أ َ ْن َي ُك ْو َن َق ْد‬ ِ ‫ان فَ َق ْد أ ُ ْع‬ ِ َ ‫اثْنَت‬
‫الِث َ َة‬%‫عطيَ الث‬ ِ ُ ‫(أ‬

Artinya : ”Sesungguhnya ketika Nabi


Sulaiman bin Dawud membangun
kembali Baitul Maqdis, (ia) meminta
kepada Allah ’azza wa jalla tiga
perkara. (Yaitu), meminta kepada Allah
’azza wa jalla agar (diberi tau!q) dalam
memutuskan hukum yang menepati
hukum-Nya, lalu dikabulkan; dan
meminta kepada Allah ’azza wa jalla
dianugerahi kerajaan yang tidak patut
diberikan kepada seseorang
setelahnya, lalu dikabulkan; serta &
memohon kepada Allah bila selesai

Anda mungkin juga menyukai