Anda di halaman 1dari 22

Fikih aulawiyat, muwazanah dan waqi

Definisi
Fikih : pemahaman yang mendalam terhadap suatu hal.
"al-ilmu bil-ahkam asy-syar'iyyah al-amaliyyah al-muktasab min adillatiha at-tafshiliyyah", ilmu tentang
hukum-hukum syari'ah praktis yang digali dari dalil-dalilnya secara terperinci".
Terdapat sejumlah pengecualian terkait pendefinisian ini:
Þ Dari "asy-syar'iyyah" (bersifat syari'at), dikecualikan ilmu tentang hukum-hukum selain syariat, seperti ilmu
tentang hukum alam, seperti gaya gravitasi bumi.
Þ Dari "al-amaliyyah" (bersifat praktis, diamalkan), ilmu tentang hukum-hukum syari'at yang bersifat
keyakinan atau akidah, ilmu tentang ini dikenal dengan ilmu kalam atau ilmu tauhid.
Þ Dari "at-tafshiliyyah" (bersifat terperinci), ilmu tentang hukum-hukum syari'at yang didapat dari dalil-
dalilnya yang "ijmali" (global), misalkan tentang bahwasanya kalimat perintah mengandung muatan
kewajiban, ilmu tentang ini dikenal dengan ilmu ushul fiqh.
Urgensi fikih awlawiyat
Alam Semesta:
َ ۙ ‫ض َع ۡال ِم ۡي َز‬
‫ان‬ َ ‫َوال َّس َمٓا َء َرفَ َعهَا َو َو‬
Dan Allah telah meninggikan langit dan meletakkan neraca keadilan,
supaya kamu jangan sampai melampaui batas tentang neraca itu, dan
tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu
mengurangi neraca itu” (QS. Ar Rahman: 7-9)
Sosial Kehidupan:

Apakah orang-orang yang memberi minuman kepada orangorang yang


mengerjakan haji dan menguruskan Masjid Al Haram, kamu samakan
dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kiamat serta
berjihad di jalan Allah. Mereka tidak sama di sisi Allah dan Allah tidak
memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim. Orang-orang yang
beriman dan berhijrah di jalan Allah dengan harta benda dan diri
mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, dan itulah orang-
orangnya yang mendapat kemenangan“ (QS. At Taubah: 19-20)
Spiritual keimanan:

Iman itu mempunyai 70 cabang yang tertinggi ialah kalimah La Ilaha


Illallah dan yang paling rendah ialah mencabut duri di atas jalan“(Al
Hadist)
Pertanyaan para sahabat kepada Rasulullah tentang jenis amal yang
terafdhal, atau pertanyaan Rasul kepada sahabat apa amal yang
bersamaan.
Realita Dakwah:

Tuntutan suatu fiqh (pemahaman) Futuristik bagi kader dakwah


kontemporer bercermin dari sumbangan besar pemikiran DR. Yusuf Al
Qaradhawi yang memperkenalkan pendekatan dinamik memahami
syariah: Fiqh al nusus, fiqh al waqi’, fiqh al muwazanat, fiqh al
aulawiyat, fiqh al taghayyur, fiqh al jihad, fiqh al thaurah, fiqh al iqtisadi
al islami, fiqh al aqalliyat, fiqh al wasatiyah, fiqh al dakwah dan manhaj
salafi
Gagal menjadi umat pilihan
Gagal dalam berkomitmen dengan fiqh aulawiyat dan muwazanat
berarti berkomitmen untuk gagal menjadi umat yang utama. Maknanya
kegagalan kita memahami fiqh aulawiyat dan muwazanat di dalam amal
Islami berarti kita telah merancang kegagalan membangun peradaban
sebagai khairiyatul Ummah
Definisi Fiqh Aulawiyat Secara Bahasa,terdiri dari 2 kata ‘fiqh dan
‘aulawiyat.
Fiqh Faham: Aulawiyat: kata jamak dari ‘aula’ ; paling baik, paling
utama, paling sesuai.
Definisi Fiqh Aulawiyat Secara Istilah:
Fiqh : Satu kepahaman yang yang dikaruniakan Allah sebagai satu syarat
untuk mencapai tahap kesempurnaan kebaikan dan petunjuk. “Siapa
yang dikehendaki Allah kebaikan atasnya, maka diberikannya
pemahaman terhadap ad-deen (agama) (Al-Hadist)”
Aulawiyat : memahami apa yang paling utama dari beberapa perkara
dari aspek pelaksanaan. (aplikasi).
Memberikan hak keutamaan didahulukan pada perkara yang mesti
didahulukan daripada perkara lain yang utama dikemudiankan, sesuai
masa dan waktu pelaksanaannya.
Definisi Fiqh Al Aulawiyat : Dapat mengatur keseimbangan nisbah dan
pertimbangan dari sudut syara’ Meletakkan sesuatu pada kedudukan
yang adil Menetukan keutamaan masing-masing berazaskan kepada
pertimbangan syara’ yang benar berdasarkan pada bimbingan wahyu
dan akal.
Semua perkara diletakkan pada tempatnya berdasarkan ukuran
keadilan tanpa prejudis atau berat sebelah.
FIQIH AUWLAWIYAT : Meletakkan segala sesuatu pada peringkatnya
dengan adil, dari segi hukum nilai dan pelaksanaannya : Rajih Lebih
penting Marjuh Penting Biasa-biasa Tidak penting Utama/paling utama
Konsep Al Aulawiyat (1)

Mengutamakan suatu persoalan di tempat yang lebih utama dalam


melaksanakan hukum dan nilai Islam Tergantung hubungannya dengan
hakikat persoalan dan situasi
"Apakah orang-orang yang memberi minuman kepada orang-orang
yang mengerjakan haji dan menguruskan Masjid Al Haram, kamu
samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari
kiamat serta berjihad di jalan Allah. Mereka tidak sama di sisi Allah dan
Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim.” (QS. At
Taubah: 19)
Konsep Al Aulawiyat (2)
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah di jalan Allah dengan harta
benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, dan
itulah orang-orangnya yang mendapat kemenangan“ (QS. At Taubah:
20)
Segala sesuatu itu mesti diletakkan pada kedudukan dan tempatnya
secara adil sesuai dengan pandangan syariat Islam, tanpa ada bagian-
bagian yang dirugikan atau diabaikan.
PRINSIP-PRINSIP PENERAPAN FIKIH AULAWIYAT

1. Memprioritaskan kualitas atas kuantitas


2. Memprioritaskan ilmu atas amal
3. Memprioritaskan amal yang luas kemanfaatannya atas amal yang
kurang luas kemanfaatannya
4. Memprioritaskan amal hati atas amal anggota badan
5. Memprioritaskan hal yang ushul (pokok) atas furu’ (cabang)
6. Memprioritaskan pengerjaan Fardhu atas Sunnah dan Nawafil
7. Memprioritaskan Fardhu Ain atas Fardhu Kifayah
8. Memprioritaskan meninggalkan yang haram atas yang makruh
9. Memprioritaskan hak hamba atas hak Allah semata
10. Memprioritaskan hak umat atas hak individu
11. Memprioritaskan wala’ terhadap kepada umat atas wala’ kepada
kabilah dan individu
12. Memprioritaskan memperbaiki diri sebelum memperbaiki sistem
13. Memprioritaskan pembinaan (tarbiyah) sebelum jihad
Definisi FIQH MUWAZANAT
Fiqih yang memberikan pertimbangan untuk memillih :
1. Antara berbagai kemashlahatan dan manfaat dari berbagai kebaikan
yang di syari’atkan.
2. Antara berbagai bentuk kerusakan, madharat dan kejahatan yang
dilarang agama.
3. Antara mashlahat dan kerusakan, antara kebaikan dan kejelekan,
apabila keduanya bertemu.
BEBERAPA HAL TENTANG KEMASLAHATAN

a. Dharuriyat (sesuatu yang kita tidak bisa hidup kecuali dengannya)


b. Hajjiyat (kehidupan memungkinkan tanpa dia, tetapi kehidupan itu
mengalami kesulitan dan kesusahan)
c. Tahsinat (pelengkap/kamaliyat)
Dharuriyat al Khamsah
a. Jiwa
b. Keturunan
c. Akal
d. Agama
e. Harta kekayaan
PRINSIP-PRINSIP PENERAPAN FIQIH
MUWAZANAT
1. Pertimbangan untuk memilih antara berbagai kemashlahatan:

a. Mendahulukan kepentingan yang sudah pasti atas kepentingan yang


baru diduga adanya, atau baru diragukan.
b. Mendahulukan kepentingan yang besar atas kepentingan yang kecil.
c. Mendahulukan kepentingan jama’ah atas kepentingan pribadi.
d. Mendahulukan kepentingan yang banyak atas kepentingan yang
sedikit.
e. Mendahulukan kepentingan inti dan fundamental atas kepentingan
yang bersifat formalitas dan tidak penting.
f. Mendahulukan kepentingan masa depan yang kuat atas kepentingan
kekinian yang lemah.
2. Pertimbangan untuk memilih antara berbagai kemadharatan:

a. Tidak ada bahaya dan tidak boleh membahayakan.


b. Suatu bahaya sedapat mungkin harus disingkirkan
c. Suatu bahaya tidak boleh disingkirkan dengan bahaya yang sepadan
atau lebih besar.
d. Memilih bahaya atau keburukan yang lebih ringan di bandingkan
bahaya atau keburukan lainnya.

e. Memilih menanggung bahaya yang lebih rendah untuk menolak


bahaya yang lebih tinggi.

f. Memilih menanggung bahaya yang khusus untuk menolak bahaya


yang lebih luas dan umum.
3. Pertimbangan untuk memilih antara kemashlahatan dan
kemadharatan apabila keduanya bertemu:
a. Menolak kerusakan didahulukan atas mengambil kemanfaatan.
b. Kerusakan kecil ditolerir untuk memperoleh kemaslahatan yang
lebih besar.
c. Kerusakan yang bersifat sementara ditolerir untuk kemaslahatan
yang berkesinambungan.
d. Kemaslahatan yang sudah pasti tidak boleh ditinggalkan karena
adanya kerusakan yang baru diduga adanya.

Anda mungkin juga menyukai