إنما حرم عليكم الميتة والدم ولحم الخنزير ومآ أهل به لغير هللا
فمن اضطر غير باغ وال عاد
فال إثم عليه
.إن هللا غفور رحيم
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan
bagimu bangkai, darah, daging babi
dan binatang yang (ketika disembelih) disebut
(nama) selain Allah.
Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya)
sedang ia tidak menginginkannya
dan tidak (pula) melampaui batas,
maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
Adapun hadits Nabi
yang membolehkan mengkonsumsi yang haram
dalam keadaan darurat,
antara lain :
عن جابر بن سمرة أن أهل بيت كانوا بالحرة محياجين
قال فماتت عندهم ناقة لهم أو لغيرهم
.فرخص لهم النبي صلعم فى أكلها
.رواه احمد
Dari Jabir bin Samurat bahwa
sebuah keluarga yang menghuni sebuah rumah
yang berada di al-Hurrat dalam keadaan kekurangan makanan,
kata Jabir: Lalu unta milik mereka mati,
atau milik orang lain,
maka Rasul memberi keringanan untuk memakannya.
Juga dinyatakan dalam dalam HR.Ahmad;
Dari Abi Waqid al-Laitsi, ia berkata:
Aku bertanya kepada Rasulullah,
Ya Rasulullah,
kami sedang berada di daerah
yang sedang dilanda bencana kelaparan,
apakah kami halal memakan bangkai ?
Nabi menjawab:
Jika kalian menemukan makanan
yang kalian bisa makan pada pagi dan sore hari
dan bahkan tidak mendapatkan sayuran
yang bisa kalian cabut,
maka silahkan kalian makan bangkai itu.
Di antara hikmah diperbolehkan
memakan atau menggunakan yang haram
dalam keadaan darurat
secara umum terpulang
pada upaya menghilangkan kesempitan
dari orang-orang mukallaf.
Juga demi menjaga keselamatan jiwa
yang bersangkutan,
atau untuk kepentingan orang lain.
6. Kaidah Pokok Tentang Dharurat.
الضرر يزال
Kaidah ini bersumber dari Qs.al-Qashash:77
.إن هللا ال يحب المفسدين
…Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan
Juga HR. Ibn Majah dan Ahmad;
.ال ضرر وال ضرار
Jangan membuat mudharat pada diri sendiri
dan pada orang lain.
Contohnya,
meminum khamr atau zat adiktif lainnya
dapat merusak akal,
menghancurkan potensi sosial ekonomi,
bagi peminumnya akan menurun produktivitasnya.
Para ulama
menganggap keadaan darurat sebagai suatu kesempitan,
dan jika kesempitan itu datang
agama memberikan keluasan.
Kesulitan itu menarik kemudahan.
المشقة تجلب التيسير
.اذا ضاق االمر اتسع
Jika timbul kesukaran
maka hukumnya menjadi lapang.
Bahwa kesulitan itu
menjadi sebab bagi kemudahan.
Mesti ada toleransi
di waktu dalam kesempitan.
Kesulitan yang menghendaki adanya
keringanan
dalam berbagai ketetapan umum.
Kesulitan yang di luar kebiasaan.
7. Kaidah Cabang Tentang Dharurat.
الضرورات تبيح المحظورات.
Kemudaratan itu membolehkan larangan-larangan.
. ال حرام مع الضرورات وال كراهة مع الحاجة
Tidak ada keharaman beserta darurat
dan tidak ada kemakruhan bersama kebutuhan.
Keharaman dan kemakruhan hilang
selama keadaan darurat atau kebutuhan itu berlaku,
seperti:
Tentang makanan yang haram.
Tentang membongkar kuburan
Tentang berobat dengan yang haram
Tentang membuka aurat pasien
Melihat kemaluan orang yang dikhitan
Melihat kemaluan pasien pada saat persalinan
وما ابيح للضرورة يقدر بقدرها.
Sesuatu yang diperbolehkan karena darurat
ditetapkan sekadar kedaruratannya.
Jika suasana darurat sudah dapat diatasi
maka hukum berlaku normal kembali,
contoh:
Makanan yg haram untuk menutupi kelaparan
Obat terlarang untuk kesembuhan
Mengobati pasien lain jenis sesuai kebutuhan
Shalat dikerjakan sesuai kemampuan
Berwuduk/taharah sesuai dg kemampuannya.
وما جاز لعذر بطل بزواله.
Sesuatu yang diperkenankan karena udzur
batal dengan hilangnya udzur tersebut.
Contoh:
Tayamum batal karena ada air
Rukhshah sakit karena sehat
Rukhshah musafir karena muqim
.الضرر ال يزال بالضرر
Kemudaratan itu tidak dapat dihilangkan
dengan kemudaratan yang lain.
contoh:
merampas makanan orang lain
Dua orang yang terancam tenggelam di laut
merampas obat atau alat penyembuhan org lain
.درء المفاسد مقدم على جلب المصالح
Menolak kerusakan
didahulukan
daripada menarik kemaslahatan.
Contoh;
Berkumur dan istinsyaq pada saat berpuasa.
.اذا تعارض مفسدتان روعي اعظمهما ضررا بارتكاب اخفهما
Apabila ada dua bahaya (resiko) yang berlawanan,
maka harus dipelihara yang lebih berat madharatnya
dengan melaksanakan yang lebih ringan daruratnya.
Contoh:
Menurut Abu Hanifat dan al-Syafi’i,
diperkenankan membedah mayat wanita hamil
untuk menyelamatkan janin,
kepentingan orang hidup lebih diutamakan.
Melaksanakan hukuman qishash
bagi perampok sadis, penodong sadis, dan sejenisnya
demi keselamatan orang banyak.
yang lebih ringan tingkat mafsadahnya adalah
mengorbankan yang sedikit (pelaku kriminal),
dibandingkan banyaknya korban
jika dibiarkan tetap hidup.
Berobat kepada sejenis
lebih diutamakan
daripada kepada yang lain jenis.
.الحاجة تنزل منزلة الضرورة عامة وخاصة
Kebutuhan itu diposisikan pada posisi darurat,
baik bersifat umum atau khusus.
Kebutuhan yang sangat mendesak
dapat disamakan dengan keadaan darurat,
apalagi kebutuhan itu bersifat umum.
Contohnya:
Orang laki-laki diperkenankan berhadapan muka
dengan wanita yang bukan mahramnya
dalam tuntutan pergaulan hidup sehari-hari,
seperti:
dalam jual beli
bekerja di kantor
pasien berobat ke dokter
mengajar di kelas
persaksian di pengadilan, dsb.
Untuk keperluan pengobatan dan menyelamatkan pasien,
diperkenankan menggunakan darah.
Agar tidak tertular penyakit,
orang yang sehat terpaksa harus menjauhkan diri
dari penyakit menular
dan menjauhi pengidapnya.
Bagi orang yang sedang haid, nifas, atau junub
diperkenankan memasuki masjid
jika ada keperluan
atau alasan yang menuntut demikian.
وهللا اعلم باالصواب