Anda di halaman 1dari 5

MEMBIDIK MATAHARI DENGAN ISTIWA’AINI

UNTUK MENENTUKAN ARAH KIBLAT


Oleh : ehsan Hidayat

1. Definisi
Istiwa’aini adalah tasniyah dari kata istiwak yang artinya “ keadaan lurus “1. Ini dinama untuk
sebuah alat sederhana yang terdiri dari dua tongkat istiwak, satu tongkat berada di titik pusat
lingkaran dan satunya lager berada di tepi lingkaran tepatnya di titik 00. Alat ini didesign untuk
mendapatkan arah kiblat, true north dan sebagainya yang akurat dengan biaya murah, walaupun
system penggunaannya sama dengan theodolite yang harganya mahal.2
2. Komponen
a. Dua tongkat (gnomon) pembidik
b. Bidang dial, adalah bidang utama yang memuat angka-angka.
c. Bidang sebagai penyangga dibantu dengan tripod untuk menyeimbangkan benda pada tanah
d. Benang sebagai pengarah
3. Fungsi
Tongkat istiwak yang ada di pusat lingkaran mempunyai fungsi :
- Acuan sudut dalam lingkaran
- Acuan benang sebagai petunjuk arah kiblat, arah true north dan sebagainya.

Tongkat istiwak yang ada di titik 00 lingkaran mempunyai fungsi :


- Pembidik posisi matahari
- Start pengukuran arah kiblat, arah true north dan sebagainya dari posisi matahari.
4. Syarat dalam penggunaan istiwa’aini
a. Tingkat istiwak yang ada di titik pusat lingkaran harus benar-benar berada di titik pusat dalam
posisi tegak lurus
b. Lingkaran yang dijadikan landasan kedua tongkat istiwak harus benar-benar dalam posisi datar.
Kita bisa menggunakan waterpas untuk memastikan alat benar sudah datar.
c. Tongkat istiwak yang ada di titik 00 harus benar-benar di titik 0 dalam posisi tegak lurus.

5. Langkah-langkah perhitungan

Perhitungan dilakukan di kampus 3 UIN Walisongo Semarang pada hari Kamis, 16 Mei 2019 jam
10.30 WIB.
a. Data-data yang diperlukan :
- Waktu yang tepat
- Arah matahari
- Lintang tempat
- Bujur tempat

1
Ahmad warson munawir, almunawwir kamus arab indonesia, Yogyakarta, edisi kedua, cet.14,1997, h.682
2
Slamet Hambali, Seminar Nasional : Uji Kelayakan istiwa’aini sebagai alat bantu menentukan arah kiblat yang
akurat, dilaksanakan pada hari kamis, 5 desmber 2013 di iain walisongo semarang.
- Lintang makkah
- Bujur makkah
- Deklinasi
- Equation of time
- Sudut waktu
b. Rumus Menghitung sudut waktu

Untuk mendapatkan sudut waktu (t) dari waktu daerah (wd) atau local mean time (lmt) untuk
Indonesia adalah WIB, WITA dan WIT dapat digunakan rumus :

Rumus Sudut Waktu (t)


(WD + e – (BTd – BTx) : 15) x 15

Kita juga harus menghitung interpolasi


Rumus Interpolasi
A = B + D x (C-B)

Ket.
- A adalah jam yang dicari, yaitu 10.30 WIB
- B adalah deklinasi matahari (dm) atau equation of time (e) pada jam 10 WIB (3 GMT)
- C adalah deklinasi matahari (dm) atau equation of time (e) pada jam 11 WIB (4 GMT)
- D adalah menit, detik (kelebihan dari jam 10.
- E adalah equation of time
- Btd adalah bujur tempat daerah, yaitu WIB = 1050, WITA = 1200 DAN WITA = 1350
- Btx adalah bujur tempat yang dihitung sudut waktunya

c. Rumus Menghitung Arah matahari


Cot A : cos LT . tan dm : sin t – sin LT : tan t
d. Rumus menghitung azimuth (az) matahari
Perhitungan azimuth matahari memiliki pengandaian sebagai berikut, jika arah matahari :
- UT (+), maka azimuth matahari = A (tetap)
- ST (-), maka azimuth matahari = A + 1800
- SB (-), maka azimuth matahari = INT A + 1800
- UB (+), maka azimuth matahari = 3600 - A
e. Menghitung beda azimuth (Ba)
Rumus
Ba = azimuth kiblath – azimuth matahari (jika negative supayah ditambah 3600)
f. Contoh Perhitungan
Lintang tempat = -60 59’ 33,94” (LS)
0
Bujur tempat = 110 20’ 55,15” (BT)
0
Lintang Makkah = 21 25’ 20,98” (LU)
0
Bujur Makkah = 39 49’ 34,22” (BT)
0
Deklinasi Matahari = 19 0’ 54,5”
Equation of time = 0j 3m 38d
Azimuth Kiblat = 2940 31’ 8,47”
 Menghitung Deklinasi Matahari
Deklinasi 1 yaitu pada jam 10 WIB (3 GMT) sebesar 190 0’ 37”
Deklinasi 2 yaitu pada jam 11 WIB (4 GMT) sebesar 190 01’ 12”
Interpolasi A = B+D X (C-B)
A = 190 0’ 37” + 0J 30m 0d x (190 0’ 37” - 190 01’ 12”)
= 190 0’ 54,5”
 Menghitung Equation of Time
Equation of Time 1 yaitu pada jam 10 WIB (3 GMT) sebesar 0jam 3 menit 38detik
Equation of Time 2 yaitu pada jam 11 WIB (4 GMT) sebesar 0 jam 3 menit 38 detik
Interpolasi A = B+D X (C-B)
A = 0j 3m 38d + 0J 30m 0d x (0j 3m 38d - 0j 3m 38d)
= 0j 3m 38d

 Menghitung Sudut Waktu


t = ((WD + e – (BTd – BTx) : 15)-12) x 15
t = ((100 30’ + 0j 3m 38d – (1050 - 1100 20’ 55,15”) : 15)-12) x 15
= -160 14’ 34,85”
 Rumus Menghitung Arah matahari
Cot A = cos LT . tan dm : sin t – sin LT : tan t
Cot A = cos -60 59’ 33,94” . tan 190 0’ 54,5” : sin -160 14’ 34,85” – sin -60 59’ 33,94” :
tan -160 14’ 34,85”
= -310 21’ 39,56” (310 21’ 39,56”)
 Rumus Menghitung Azimuth Matahari
Karena arah matahari adalah UT dan positif, maka azimuth matahari adalah tetap yaitu 310 21’
39,56”.
 Menghitung beda azimuth (Ba)
Ba = azimuth kiblat – azimuth matahari
= 2940 31’ 8,47” - 310 21’ 39,56”.
= 2630 09’ 28,91”

 Simulasi Menggunakan Istiwa’aini


Setelah kita membidik matahari di jam 10.30 WIB, maka posisikan tongkat tepi lingkaran
mempunyai bayangan yang lurus dengan tongkat di pusat lingkaran. Dan posisi itu menandakan
arah matahari pada jam tersebut. Setelah didapat azimuth kiblat dan azimuth matahari, maka
kita juga mendapat beda azimuth. Arahkan benang sebesar 2630 09’ 28,91” dari titik nol dan
itulah arah kiblatnya.
Untuk memantapkan kembali kita bisa menghitung untuk jam 16.30 WIB, maka beda azimuth
matahari di lokasi yang sama adalah 30 04’ 5,45”
Lampiran 1

LEMBAR KERJA MENENTUKAN ARAH KIBLAT DENGAN ISTIWA’AINI


Ngopi (Ngobrol Pintar : Membidik dengan Istiwa’aini)
Bersama CSSMoRA UIN Walisongo Semarang, Kamis, 16 Mei 2019
Oleh : Ehsan Hidayat (Mahasiswa S2 ILMU Falak UIN WS)

Hitunglah arah kiblat menggunakan istiwa’aini di tempat anda. Semangat !!!


0
No Langkah Perhitungan atau j ‘ atau m “ atau d
1 Data Awal
Lokasi
Jam pembidikan
Lintang tempat (LT)
Bujur tempat (BT)
Lintang Makkah (LM)
Bujur Makkah (BM)
Bujur Daerah (BD)
Azimuth Kiblat
2 Menghitung Deklinasi Matahari
Deklinasi 1
Deklinasi 2
Interpolasi A = B+D x (C-B)
3 Menghitung Equation of Time
Equation of time 1
Equation of time 2
Interpolasi A = B+D x (C-B)
4 Menghitung Sudut Waktu
((WD + e – (BTd – BTx) : 15) -12) x 15
5 Menghitung arah matahari
Cot A = cos LT . tan dm : sin t – sin LT : tan t
6 Menghitung Azimuth Matahari
Jika arah UT (+), maka Az = A (tetap)
Jika arah ST (-), maka Az = A + 1800
Jika arah SB (-), maka Az = INT A + 1800
Jika arah UB (+), maka Az = 3600 - A
7 Menghitung Beda Azimuth (Ba)
Ba = Azimuth Kiblat – Azimuth Matahari
Lampiran 2

DATA EPHEMERIS 16 MEI 2019

Anda mungkin juga menyukai