Disusun Oleh :
Tim Klub Pemetaan Terestris SPIG
B. PELAKSANAAN
Setelah semua persiapan di atas sudah dilakukan, maka pengukuran arah kiblat
bisa dilakukan dengan langkah - langkah sebagai berikut :
1. Langkah pertama membuat sketsa pengukuran
Dari sketsa tersebut didapat 2 buah titik yang menjadi titik pengukuran nantinya.
2. Langkah kedua adalah mencari informasi koordinat (lintang, dan bujur) daranya
Pasang dan letakkan GPS pada titik PT 1, sehingga didapat koordinat pada PT
1. Lalu setelah koordinat PT 1 didapat, letakkan juga GPS pada PT 2 sehingga
didapat juga informasi koordinat PT 2. Berikut hasil pencarian koordinat
menggunakan GPS
TITIk D M S
PT 1 LS -6 51 32.3931252
BT 107 34 39.2999286
PT 2 LS -6 51 31.8009522
BT 107 34 39.7941665988
4. Setelah seluruh data telah siap, pertama tama menentukan nilai a, b, dan C
terlebih dahulu menggunakan rumus sebagai berikut
Nilai a= 90° - Lintang PT 1
Nilai b= 90° - Lintang Ka’bah
Nilai C= |Bujur PT 1 – Bujur Ka’bah|
𝑐𝑜𝑡𝑎𝑛 𝑏 ∗ sin 𝑎
Rumus : 𝑐𝑜𝑡𝑎𝑛 𝐵 = − cos 𝑎 ∗ 𝑐𝑜𝑡𝑎𝑛 𝐶
sin 𝐶
0.39234907481535∗0.99284305985961
𝑐𝑜𝑡𝑎𝑛 𝐵 = − (−0.11942637266791 ∗ 0.40908256081186)
0.92554966396233
0.38954105597276
𝑐𝑜𝑡𝑎𝑛 𝐵 = − (−0. 04885524635946)
0.92554966396233
𝑐𝑜𝑡𝑎𝑛 𝐵 = 0.46973061495407
Dari perhitungan yang telah dilakukan di atas, diketahui bahwa arah kiblat titik
PT 1 adalah 64° 50' 20.8277" dari titik Utara (sejati) kearah Barat atau azimuth
PT 1- Ka’bah adalah 295° 9' 39.1723"
6. Setelah itu Langkah selanjutnya adalah mencari sudut luar, sebelum mencari
sudut tersebut Langkah awalnya adalah mencari azimuth dari titik PT 1 ke PT 2,
untuk perhitunganya sebagai berikut
𝑥 𝑃𝑇 2 − 𝑥 𝑃𝑇 1
𝑡𝑎𝑛−1 =
𝑦 𝑃𝑇 2 − 𝑦 𝑃𝑇 1
0.0001644925
𝑡𝑎𝑛−1 =
0.000137288333
= 50° 9′ 3.71083"
Jadi azimuth dari PT 1 ke PT 2 sebesar 50° 9′ 3.71083"
Jadi didapat bahwa sudut dalam (βPT 1) sebesar 245° 0' 35.4615", sudut dalam
tersebut nantinya akan digunakan untuk penentuan arah kiblat tersebut
menggunakan Electronic Total Station menggunakan metode staking out,
berikut gambaran sketsa yang telah diketahui sudutnya agar memudahkan saat
pengukuran
8. Selanjutnya memasuki tahapan pengukuran, tahapan pengukuran menggnakan
metode staking out yang dimana yang digunkan adalah sudut luar atau sudut βPT
1 yaitu sebesar 245° 0' 35.4615". Langkah pengukuranya sebagai berikut :
• Berdirikan alat ETS pada titik PT 1 dan pasang prisma di backsight (PT 2)
lalu bidik pada pirsma tersebut dan tekan set 0 pada ETS supaya titik PT 2
tersebut sebagai 0 derajat
• Setelah itu putar alat searah jarum jam sebesar sudut luar yaitu 245° 0'
35.4615" putar jkunci penggerak horizontal pada alat supaya alat tidak
bergerak atau berputar dan arahkan teropong pada lantai masjid menggunkan
penggerak vertikal lalu tandai pada lantai tersebut dengan spidol maker
• Setelah itu Gerakan teropong secara vertikal dengan sudut horizontal yang
sama untuk mendapatkan titik lainya yang sejajar, dan beri tanda juga pada
lantai masjid.
Berikut hasil dari pembidikan diatas :
• Setelah didapat kedua titik tersebut dilakukan pemanjangan menggunakan
bususr derajat dan juga pita ukur agar dapat diketahui posisi kemiringan pada
shaf
• Lalu dilakukan perbandingan posisi shaf sebelum dan sesudah dilakukan
pengukuran, bahwa setelah dilakukan perbandingan antara hasil pengukuran
dengan garis lantai masjid terdapat perbedaan selisih sebesar 10 derajat
C. KESIMPULAN
Penentuan arah kiblat menggunakan metode NTRIP ini sangat teliti, dikarenakan
metode ini mengkoreksi data GNSS hingga hasil yang sangat baik. Dari
pengukuran dan perhitungan di atas didapat sudut sebesar sebesar 64° 50'
20.8277" dari titik PT1 utara sejati ke arah barat, atau didapat azimuth kiblat dari
PT 1 sebesar 295° 9' 39.1723". dari hasil tersebut dibandingkan dengan arah
kiblat yang sudah ditetapkan di masjid tersebut dan ternyata ada selisih sekitar
10 derajat antara garis lantai dan hasil pengukuran.
D. DOKEMNTASI
1. Pengambilan data koordinat titik
2. Menentukan arah kiblat dari sudut perhitungan yang didapat
menggunakan Electronic Total Station (Staking Out)
REFERENSI