HUKUM AGRARIA PADA MASA PEMERINTAH INGGRIS (1811-1816)
Sebagai Gubernur Jendral di Indonesia, Raffles menginginkan agar langkah politiknya
memperoleh pembenaaran, yaitu “teori domein” nya. Maka pada tahun 1811, dibentuklah sebuah Panitia Penyelidikan yang diketuai oleh Mackenzie dengan tugas melakukan “penyelidikan statistik mengenai keadaan agrarian”. Berdasarkan hasil penyelidikan inilah Raffles menarik kesimpulan bahwa “semua tanah adalah milik raja atau pemerintah”. Inilah yang dikenal sebagai teori domein dari Raffles. Sehingga dibuatlah system penarikan pajak bumi (landrente), yaitu setiap petani diwajibkan membayar pajak sebesar 2/5 dari hasil tanah garapannya. Teori Raffles ini ternyata mempengaruhi kebijakan agraria selama sebagian besar abad ke -19. Setelah bangkrutnya VOC pada awal abad ke-19, kekuasaan pemerintah Belanda dipatahkan oleh balatentara Inggris dan pada tahun 1811 Belanda harus menyerahkan Pulau Jawa kepada Inggris.119 Di bawah pemerintahan Raffles dibentuklah sebuah panitia dengan tugas melakukan penyelidikan statistic mengenai keadaan agraria, dan atas hasil penyelidikan itu Raffles berkesimpulan bahwa semua tanah adalah milik raja atau pemerintah Inggris (teori Domein). 2Raffles mewujudkan pemikiran tentang pajak yang dikenal dengan nama Landrent (pajak tanah). Landrent tidak langsung dibebankan kepada para petani pemilik tanah, para kepala desa diberi kekuasaan untuk menetapkan jumlah sewa yang wajib dibayar oleh tiap petani3. Berdasarkan ketentuannya itu, penduduk pribumi hanya dianggap menumpang dan dibebani tanggung jawab untuk membayar pajak dalam pemakaian tanah raja atau pemerintah Inggris. Kemudian dengan dibentuknya perjanjian pada 13 Agustus 1814 antara Inggris dan Belanda, maka semua jajahan Belanda yang diwaktu peperangan terakhir diduduki oleh Inggris akan dikembalikan kepada Belanda.4
1 Mr R Tresna, Peradilan di Indonesia dari Abad ke Abad, Jakarta: Pradnya Paramita, xxxx, hlm. 43 2 Gunawan Wiradi, Reforma ….Op.Cit., hlm. 70 3 Muchsin dkk., dan Soimin, Op.Cit., hlm. 12 4 Supomo dan Djoksutono, Op.Cit., hlm. 83