SESI 4
penegak hukum serta petugas sosial lainnya yang mempunyai tujuan Bersama
berdasarkan prinsip-prinsip yang telah ditentukan dalam undang-undang.
Adapun tujuan system peradilan pidana anak adalah tidak dapat dipisahkan
dengan tujuan system peradilan pidana pada umumnya yang meliputi 3 hal yakni
tujuan jqangka pendek, jangka menengah dan tujuan jangka Panjang. Tujuan
jangka pendek adalah diharapkan anak yang berhadapan dengan hukum dapat
menyadari perbuatanya sehingga tidak melakukan atau mengulangi lagi
perbuatanya dan dapat mengurangi tingkat atau paling tidak melakukan atau
mengulangi tingkat atau paling tidak menakan tingkat kejahatan yang dilakukan
oleh anak. Tujuan jangka menengah diharapkan adanya penyelesaiaan baik non
formal maupun formal terhadap anak yang berhadapan dengan hukum dengan
korban maupun dengan keluarganya, dan diharapkan pula akan dapat mencegah
kejahatan dikalangan para remaja. Adapun tujuan jangka Panjang adalah
diharapkan tercipta perlindungan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum
dan para korban sehingga dapat tumbuh berkembang dalam suasana damai dan
Sejahtera.
B. Asas-Asas dadlam Sistem Peradilan Pidana Anak
Kedudukan anak sebgaai generasi muda yang akan meneruskan cita-cita luhur
bangsa, calon-calon pemimpin bangsa di masa mendatang dan sebagai sumber
harapan bagi generasi terdahulu, perlu mendapat kesempatan seluas-luasnya
untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar baik secara Rohani jasmani dan
sosial.
Pada prinsipnya berbagai asas yang berlaku dalam peradilan pidana anak, baik
asas-asas yang bersifat umum maupun yang khusus. Namun berikut ini hanya
menguraikan beberapa asas yang khusus berlaku untuk tingkat pemeriksaan di
pengadilan. Asas-asas tersebut dirangkum dari berbagai undang-undang
khususnya UU No 11 Tahun 2012.
UU No 11 Tahun 2012 adapun asas-asas yang dimaksudkan adalah sebagai
berikut:
a. Adanya pembatasan umur anak
Asas ini menjelaskan bahwa adanya Batasan umur untuk dapat diadili pada
siding anak. Batasan ini baik Batasan minimal yakni setelah mencapai umur 8
(delapan) tahun atau sudah kawin dan batasan minimal yakni 18 tahun. Latar
belakang penenetuan batasan umur minimjum dan maksimum seperti itu karena
pada umur tersebut secara psikologis dan pedagofis anak dapat dianggap sudah
mempunyai rasa tanggungjawab
b. Pengadilan Anak merupakan Kompetensi Absolut dari Peradilan Umum
Asas ini ditarik dari ketentuan pasal 1 ayat (2) pasal 2, 3 dan 40 UU No 3
Tahun 1997 serta pasal 16 UU No 11 Tahun 2012, bahwa pengadilan anak
memeriksa dan mengadili perkara anak nakal. Hukum acaranya adalah
mengacu pada UU 8/1081 tentang KUHAp dan oleh karena status pelakunya
pengadilan anak adalah kekuasaan kehakiman yang berada di lingkungan
peradilan umum.
c. Pengadilan Anak Memeriksa anak dalam Suasana Kekeluargaan
Dalam siding anak memang diperlukan pemeriksaan agar dapat menimbulkan
suasana kekeluargaan. Anak bukan sebagai obyek dan lawan yang diperlakukan
sebagai terdakwa melainkan tetap diperlukan sebagai anak dalam suatu
keluarga. Dengan suasana kekeluargaan demikian anak tidak merasa ketakutan
yang dapat menganggu perkembangan kejiwaanya dan anak pun diharapkan
dapat mengeluarkan perasaanya, peristiwanya atau latar belakang kejadian
secara jujur terbuka tanpa tekanan dan rasa takut. Suasana kekeluargam ini
ditandai dengan petugas yakni hakim, penuntut umum dan penasihat hukum
tidak memakai toga, pemeriksaan atau persidangan dilaukan secra tertutup dan
dihadiri oleh anak dan orang tuanya wali atau orang tua asuh.
d. Pengadilan Anak mengharuskan adanya “Splisting Perkara”
Asas ini mengharuskan persidangan terhadap anak dilakukan terpisah dengan
orang dewasa jika anak tersebut melakukan kejhatan Bersama-sama dengan
orang dewasa atau dengan anggota Angkatan bersenjata. Ditinjau dari aspek
psikologis dan karakteristik jelas timbul perbedaan prinsip antara anak dan
orang dewasa sehingga diperlukan adanya pemisahan perkara.
e. Bersidang dengan Hakim Tunggal dan Hakim Anak ditetapkan oleh Ketua
Mahkamah Agung
Pada prinispnya persidangan anak, dilakukan dengan “Hakim Tunggal” baik
untuk pengadilan negeri, pengadilan tinggi, maupun mahkamah agung. Namun
pemeriksaan perkara anak dengan hakim mejelis dalam hal tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara 7 (tujuh) tahun atau lebih atau sulit
Anak yang diamksudkan disini adalah anak yang berkonflik dengan hukum
yang telah berumur 12 (dua belas) tahun yang di duga melakukan tindak
pidana.
Penyidik anak adalah penyidik yang menangani perkara anak pada tingkat
penyiidikan. Menurut pasal 26 ayat (1) UU 11 Tahun 2012. Penyidikan
terhadap perkara anak dilakukan oleh penyidik yang ditetapkan berdasarkan
surat keputusan kepala kepolisian RI atau pejabt lain yang ditunjuk oleh
KEpala Kepolisian RI. Sementara pemeriksaan terhadap anak korban atau anak
saksi dilakukan oleh penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Syarat
untuk dapat ditetapkan sebaai penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
Menruut pasal 42, penutntut umum wajib mengupayakan diversi paling lama 7
(tujuh) harui setelah menrima berkas perjkara, penyidik dan diversi tersebur
dilaksankan paling lama 30 hari.
Penuntut umum anak pad adasarnya mempunyai wewenang seperti yang diatur
dalam pasal 14 KUHAP. Dalam hal penutnut umum berpendapat bahwa dari
hasil penyidikan dapat dilakukan penuntutan, makai a wajib dalam waktu
secapatnya membuat suart dakwaan sesuai dengan ketentuan dalam KUHAP.
Penasihat hukum anak adalah pendaping bagi anak yang melakukan tindak
pidana untuk mendapatkan bantuan hukum selama dalam waktu dan pada
setiap tingkatan pemeriksaan. Penasihat hukum dapat berupa advokat atau
pemberi bantuan hukum lainya yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di
dalam maupun di luar pengadilan, yang emmenuhi persyaratan brdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pada dasarnya penasihat hukum anak mempunyai sejumlah hak dan kewajiban.
Kewajibany adalah memperhatikan kepentingan anak dan kepentingan umum
tetap terpelihara serta berusaha agar suasana kekeluargaan tetap terjaga dan
peradilan berjalan lancer. Sedangkan hak-hak secara diatur dalam pasal 51 ayat
(3) yakni berhak berhubungan dengan terdakwa, pasal 58 ayat (2) yakni berhak
datang Ketika pemeriksaan saksi dilakukan, dan ketentuan pasal 69-74
KUHAP.
5) Hakim Anak
Hakim anak pad adasarnya terdiri dari Hakim Tunggal, namun dalam hal
tertentu persidangan dapat dilakukan oleh Hakim majelis yang ditetapkan oleh
Ketua Pengadilan negeri, prinsip ini bebrbeda dengan ketentuan dalam pasal 15
ayat (1) UU no 14 Tahun 1970 yang mempergunakan “hakim majelis” dan
apabila diperlukan dengan hakimtunggal. Masalahnya mana yang harus diikuti.
Cenderung menggunakan hakim Tunggal mengingat perkara anak perlu
diselesaikan secepat mungkin, lebih lagi dengan hakim Tunggal dapat
menghindarkan suasana persidanganya dapat menimbulkan ketakutan bagi si
anak jika dihadapkan kepada majelis.
6) Petugas Kemasyarakatan
Salah satu prinsip yang digunakan dalam perlindungan anak adalah: anak adalah
itu modal utama kelangsungan hidup manusia, bansa dan keluarga, untuk itu
hak-haknya harus dilindungi. Anak tidak dapat melindungi sendiri, hak-haknya,
Agar perlindungan anak dapat diselenggarkan dengan baik, dianut prinsip yang
menyatakan bahwa kepentingan terbaik bagi anak harus dipandang sebagai of
paramount importance (memperoleh prioritas tertinggi) dalam setiap keputusan
yang mneyangkut anak. Tanpa prinsip ini pwejuangan untuk melindungi anak
akan mengalami banyak batu sandungan. Prinsip the best interest of child
digunakan karena dalam banyak hal anak korban disebabkan ketidaktahuan
(ignorance) karena usia perkembangnya. Jika prinsip ini diabaikan, maka
Masyarakat menciptakan monster-monster yang lebih buruk di kemudian hari.
d. Lintas Sektoral
Nasib anak tergantung dari berbgai factor yang makro maupun mikro yang
langsung maupun tidak langsung. Kemiskinan, perencanaan kota dan segala
penggususran, sistem Pendidikan yang menkankan hapalan dan bahan-bahan
yang tidak relevan, komunitas yang penuh dengan ketikadilan dan sebagainya
tidak dapat diatanagani oleh sektor, terlebih keluarga atau anak itu sendiri.
Perlindungan terhadap anak adalah perjuangan yang membutuhkan sumbangan
semua orang di semua tingkatan.