1. Identitas Terdakwa
Nama : Anak
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
peradilan pidana dan unsur anak. Kata “anak” dalam kata “sistem peradilan pidana
anak” mesti dicantumkan, karena untuk membedakan dengan sistem peradilan pidana
dewasa, sehingga sistem peradilan pidana anak adalah sistem peradilan pidana bagi
anak. Anak dalam sistem peradilan pidana anak adalah anak yang berkonflik dengan
hukum.
1
Sependapat dengan Mardjono Reksodiputro, hambatan dari kerangka
kejaksaan, pengadilan dan pengajaran remedial. Sementara itu, Barda Nawawi Arief
menjelaskan bahwa kerangka keadilan pidana pada dasarnya tidak dapat dibedakan
persyaratan hukum pidana kain, sudut pandang hukum pidana formil dan sudut
Pemerataan Pidana Remaja, dicirikan bahwa kerangka pemerataan pidana remaja itu
1
Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia (Pengembangan Konsep Diversi dan Restorative
Justice), PT. Refika Aditama, Bandung, 2009, hal. 16.
2
kesalahan. Soerjono Soekanto memberikan pengertian tentang sistem peradilan
pidana adalah, “Bisa jadi suatu keseluruhan yang digantungkan yang terdiri dari
terpenuhi bahwa keadilan telah dilayani dan mereka yang tercela ditolak, dan
membuat tanpa keraguan bahwa mereka yang telah melakukan pelanggaran tidak
keadilan kriminal remaja yang dianut. Ada tiga standar keadilan remaja yang
terkenal, yaitu penekanannya pada persoalan yang dihadapi pelaku, bukan pada
pandangan dunia kemajuan seseorang tidak signifikan, kebetulan dan pada umumnya
yang berkaitan dengan apakah pelakunya harus diakui, apakah pelakunya telah
lazim dan sejauh mana program tersebut dapat diselesaikan. Keputusan tersebut
3
ditekankan pada perintah untuk menyediakan program untuk pengobatan dan
administrasi.
Ditentukan pada saat pelaku telah dijatuhi pidana. Tujaun penjatuhan sanksi tercapai
dilihat dengan kenyataan apakah pelaku telah dijatuhi pidana dan dengan pemidanaan
yang tepat, pasti, setimpal serta adil. Bentuk pemidanaan berupa penyekapan,
perlindungan masyarakat dengan dilihat pada keadaan apakah pelaku telah ditahan,
yang bermanfaat, bahwa dalam mencapai tujuan memaksa sanksi, korban termasuk
untuk memiliki hak untuk secara efektif dimasukkan ke dalam pegangan hukum.
Petunjuk untuk mencapai tujuan sanksi pemaksaan dilakukan dengan melihat apakah
korban telah pulih kembali, pemenuhan korban, jumlah remunerasi, kesadaran pelaku
Bentuk sanksinya adalah ganti rugi, syafaat bagi pelaku korban, administrasi
masyarakat dan aparat hukum. Pelaku bekerja secara efektif untuk memulihkan
4
kemalangan korban, dan tawar-menawar dengan korban/agen korban. Korban bersifat
dinamis di semua tahap metode dan akan membantu dalam memutuskan dilaksanakan
berdasarkan asas 2
tunggal, tetapi dalam menganalisis kasus-kasus anak dengan pelanggaran yang dapat
dipidana dengan penahanan selama tujuh tahun atau lebih, sulit untuk
perkara anak dalam sidang anak diumumkan secara tertutup, tetapi untuk dibacakan
putusannya. Hakim wajib mengatur orang tua/wali atau pendamping atau pemberi
bantuan hukum lainnya; dalam hal wali, penjaga gerbang atau penjaga gerbang tidak
hadir, persidangan dapat dilanjutkan dengan didampingi oleh seorang advokat atau
penyedia bantuan lain yang sah dan/atau penasihat komunitas. Hakim beberapa waktu
tua/wali/pendamping untuk menunjukkan hal-hal yang berguna bagi anak, maka pada
saat membaca dengan teliti pilihan pengadilan itu dilakukan dalam sidang terbuka.
dan tidak boleh dibawa pergi oleh anak. Anak yang berumur 14 tahun ke atas dapat
hukum dilanggar dengan disiplin gabungan berupa penahanan dan denda, denda
tersebut dapat diganti dengan pekerjaan persiapan minimal 3 bulan dan paling lama 1
tahun. . Disiplin untuk membatasi kebebasan yang dikenakan pada anak mungkin
2
M. Nasir Djamil, Anak Bukan Untuk Dihukum, Sinar Grafik, Jakarta, 2013, hal. 80.
5
merupakan pemenjaraan terberat dari pemenjaraan paling ekstrem yang melemahkan
tidak biasa untuk penahanan tidak berlaku untuk anak-anak. (Pasal 79 Undang-
Pidana Remaja). Penahanan anak dalam perjuangan yang sah diatur di Lembaga
Kesejahteraan Sosial.
Mei 2018 pukul 18.00 WIB di rumah milik anak dalam kamar di RT 04
Dusun II Kota Pulau Pulau Muara Tembesi Peraturan Batang Hari, anak
melakukan ini karena takut dipindahkan dari rumah, pada saat Asmara Dewi )
mengetahui bahwa anak tersebut sedang hamil. Bahwa ayah dari bayi tersebut
adalah saudara kandung yang lebih kawakan dari anak tersebut, hubungan
seksual primer terjadi di rumah pada bulan September 2017 dan telah terjadi 9
6
(sembilan) kali hubungan seksual. Kerabat si anak terus menerus melemahkan
Sore hari tanggal 22 Mei 2018, Asmara Dewi fair pulang dari pemotongan
karet, Anak mengatakan bahwa perut Anak terluka karena rintangan tersebut,
Anak, karena Anak masih mengeluh perutnya masih sakit , Asmara Dewi
memberi Anak, minum saripati kunyit, setelah minum zat kunyit, anak itu
sekali lagi mengoleskan minyak angin pada perutnya dan meremas perutnya.
b. Bahwa Anak Menggugurkan kandungan pada selasa 22 Mei 2018 di rumah anak
c. Bahwa Anak melakukan perbuatan tersebut karena takut diusir dari rumah, jika
d. Bahwa Ayah dari bayi tersebut adalah Kakak Kandung anak yaitu Anak Saksi
e. Bahwa Anak Saksi melakukan persetubuhan dengan Anak pertama Kali bulan
september 2017 di rumah anak saksi dan juga merupakan rumah anak di RT 04
7
g. Bahwa Anak Saksi melakukan ancaman pada anak setiap hendak menyetubuhi
h. Bahwa Saksi Asmara Dewi tidak ada ikut membantu menggugurkan kandungan
anak
i. Bahwa Saksi Asmara Dewi ada memberikan ramuan sari pati kunyit tetapi
3. Putusan Pengadilan
b. Menjatuhkan pidana penjara kepada anak selama 6 (enam) bulan dan pelatihan
c. Menetapkan masa penangkapan dan masa penahanan yang telah dijalani oleh
a. Kronologi Perkara
Nama : Anak
8
Tempat Lahir : Desa Pulau Muara (Tembesi)
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Berawal pada hari selasa tanggal 22 Mei 2018 sekira pukul 15.00 Wib Anak
di rumahnya tepatnya Rt.04 Dusun Ilir Desa Pulau Kec. Muara Tembesi Kab.
SULAIMAN “PERUT AKU SAKIT MAK” kemudian dijawab oleh ibunya “GOSOK
kamarnya untuk berbaring, selanjutnya setelah itu sekira pukul 16.30 saudari
dengan mengatakan “MASIH SAKIT DAK PERUT TU” dan dijawab oleh anak
“SAKIT LAH MAK EH” mendengar hal tersebut saudari ASMARA DEWI Binti
SULAIMAN langsung berpikir bahwa ini reaksi dari janin yang berada di dalam
kandungan Anak, selanjutnya saudari ASMARA DEWI membuatkan sari pati kunyit
agar janin yang ada di dalam kandungan Anak itu gugur kemudian setelah itu saudari
sekitar 1 (satu) jam kemudian setalah Anak meminum sari pati kuyit tersebut.
9
b. Dakwaan
Anak Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, yang
a. Setiap orang;
Surat Dakwaan dan berdasarkan bukti surat berupa Akta Kelahiran atas nama
Kabupaten Batang Hari, yang lahir di Desa Pulau pada tanggal 6 September
tujuan unsur ini adalah untuk menghindari kekeliruan atas diri orang/pelaku.
kandungan;
Fakta hukum tersebut terlihat adanya perbuatan Anak dengan sengaja ingin
Anak yang sengaja mengurut-urut perutnya sampai keluarnya bayi dan Anak
juga dengan sengaja menyembunyikan kondisi pada saat dan setelah Anak
10
melahirkan bayi sampai dengan bayi tersebut meninggal dunia, sehingga
yaitu pada saat Ibu si Anak (Saksi Asrama Dewi) curiga akan kehamilan Anak
tetapi Anak menolak bahkan sampai bayi lahir pun Anak masih memiliki
c. dengan alasan dan tata cara yang tidak dibenarkan oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan;
fakta yang terungkap di persidangan, Anak telah disetubuhi oleh Anak Saksi
sebagaimana yang didakwakan pada bulan Mei tahun 2018 sehingga Majelis
puluh) hari dihitung sejak hari pertama haid terakhir dan dalam persidangan
dilakukan dengan alasan dan tata cara yang tidak dibenarkan oleh ketentuan
11
peraturan perundang-undangan sehingga keadaan tersebut telah memenuhi
mayat bayi tersebut ditemukan warga pada hari Rabu tanggal 30 Mei
Batanghari;
2018 pukul 18.00 WIB di rumah Anak sendiri tepatnya di dalam kamar di
Batang Hari;
c) Bahwa Anak melakukan perbuatan tersebut karena Anak takut diusir dari
rumah jika ibu Anak yaitu Saksi Asmara Dewi mengetahui bahwa Anak
hamil;
d) Bahwa Ayah dari bayi tersebut adalah kakak kandung Anak yaitu Anak
Saksi;
kalinya pada bulan September tahun 2017 di rumah Anak Saksi yang juga
f) Bahwa Anak Saksi ada melakukan ancaman pada Anak setiap hendak
12
g) Bahwa ibu yaitu Saksi Asmara Dewi tidak ikut membantu menggugurkan
kandungan tersebut;
h) Bahwa Saksi Asmara Dewi ada memberikan ramuan sari pati kunyit
i) Bahwa pada hari Selasa tanggal 22 Mei 2018 sekira sore hari saat Saksi
Asmara Dewi baru pulang dari memotong karet, Anak berkata pada Saksi
2. Pertimbangan Hakim
Pasal 77 A ayat (1) Jo pasal 45A Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana; Menimbang, bahwa terhadap Dakwaan Penuntut
Umum telah mengajukan para Saksi sebagai berikut, Saksi Asmara Dewi binti
b. Bahwa menurut Saksi, sekitar bulan Maret 2018, Anak pernah mengeluh sakit
perut dan Saksi ingin mengajak Anak berobat ke dokter tapi Anak tidak mau, lalu
Saksi memberi sari pati kunyit yang dicampur dengan garam untuk diminum oleh
13
c. Bahwa pada tanggal 30 Mei 2018 Saksi dan Anak diperiksa oleh polisi berkaitan
dengan adanya penemuan mayat bayi di dekat rumah Saksi di Rt.04 Desa Pulau
petugas polisi Anak mengakui bahwa mayat tersebut adalah bayi dari Anak dan
ayah bayi tersebut adalah Anak Saksi yang merupakan kakak kandung Anak
kandungannya tersebut pada hari Selasa tanggal 22 Mei 2018 sekira pukul 18.00
WIB tepatnya di rumah Saksi di Rt.04 Dusun Ilir Desa Pulau Kecamatan Muara
mengenai bahwa Saksi mengakui telah membantu anak untuk melakukan aborsi
dengan cara memberi Anak minum sari pati kunyit yang dicampur garam lalu
Saksi mengurut perut Anak hingga kepala bayi tersebut keluar lalu Saksi menarik
bayi hingga keluar, keterangan tersebut tidak benar bahwa Saksi membantu Anak
kepolisian;
g. Bahwa pada hari Selasa tanggal 22 Mei 2018 sepulang dari motong karet, Anak
menemui Saksi dan berkata perutnya sakit karena sedang halangan (datang
angin, beberapa saat kemudian atas pertanyaan dari Saksi, Anak mengatakan
14
bahwa perutnya masih sakit, lalu Saksi pergi mencari sari pati kunyit dan
menyuruh Anak meminum sari pati kunyit yang telah dicampur garam tersebut,
Setelah itu pada tanggal 30 Mei 2018 Saksi diperiksa atas penemuan mayat bayi
h. Bahwa Saksi menyuruh Anak minum sari pati kunyit yang telah dicampur garam
i. Bahwa Saksi tidak ada mengurut perut Anak seperti yang tertulis dalam BAP
kepolisian;
j. Bahwa saat memberi sari pati kunyit yang dicampur garam tersebut Saksi tidak
k. Bahwa pada tanggal 18 Maret 2018 Saksi merasa curiga dengan kondisi Anak
yang saat itu wajahnya dalam keadaan pucat lalu Saksi mengajak Anak ke dokter
tapi Anak menolak, lalu Saksi bertanya pada Anak “Kau ni hamil?” tetapi Anak
tidak mengakuinya dengan berkata “Dak mak, aku tiap bulan halangan”;
m. Bahwa Saksi ada mengatakan pada Anak bahwa Saksi akan mengusir Anak dari
rumah daripada membuat malu keluarga, akan tetapi Anak tetap tidak mengakui
15
q. Bahwa Anak pernah diperiksa di rumah sakit untuk mengatahui apa benar Anak
pernah melahirkan dan setelah diperiksa di rumah sakit ternyata hasilnya Anak
pernah melahirkan;
r. Bahwa Saksi tinggal bersama Anak, Anak Saksi dan anak bungsu yang bernama
Mustika Ayu
5/Pid.Sus.Anak/2018/PN.MBn
Analisis dan pendapat penulis bahwa Penulis Tidak Setuju dengan Putusan
yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Muara Bulian Stabat karena
dari apa yang diuraikan penulis sebagaimana dalam pertimbangan Hakim Pengadilan
Negeri Muara Bulian tersebut di atas, dimana Putusan Pengadilan Negeri Muara
Bulian tersebut harus dikritisi, karena supremasi hukum tidak hanya ditegakkan
dengan asas kepastian hukum semata, tetapi juga ada asas keadilan dan asas
kemanfaatan. Prof. Edie O Hariej (pakar hukum pidana UGM) pernah memaparkan
bahwa tiga ide dasar atau asas supremasi hukum, yakni kepastian, keadilan, dan
kemanfaatan, sulit dibuat oleh hakim bernilai 30+30+30. Menurut Prof. Edie O
Hariej, bisa jadi seorang hakim mengabaikan atau mengurangi kepastian hukum,
Vonis yang diberikan hakim Pengadilan Negeri Muara Bulian Jambi yang
16
merupakan keputusan yang tidak ada asas manfaatnya. Korban masih berusia sangat
muda, 15 tahun, dimana masih mempunyai masa depan yang sangat panjang. Putusan
PN Muara Bulian yang menjatuhkan vonis 6 bulan penjara kepadanya membuat dia
Unsur barangsiapa dalam Pasal ini adalah setiap orang yang dapat
Alasan pemaaf adalah alasan yang dapat membuat seseorang lepas dari jerat pidana
perbuatannya.4
dalam Pasal 50 KUHP, dan menjalankan perintah jabatan sesuai Pasal 51 ayat (1)
KUHP”.5
Unsur barangsiapa yang dimaksud dalam Pasal ini adalah orang atau
dalam alasan pemaaf dan pembenar. Orang adalah manusia. Manusia mempunyai hak
dan kewajiban dalam hukum. Hak manusia menurut Pasal 28 D ayat (1) Undang-
3
R. Sugandhi, KUHP: Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Berikut Penjelasannya,
Grafindo Mediatama, Jakarta, 2013, hal. 91.
4
Pasal 44 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Peraturan
Hukum Pidana
5
Zuleha, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Deepublish, Jakarta, 2017, hal. 37.
17
Undang Dasar Tahun 1945 adalah, “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan
hukum”.
hak, sedangkan Kewajiban Warga Negara yaitu melakukan suatu kewajiban atau
perintah kita sesuai dengan hukum yang berlaku dan berdasarkan Undang-Undang
Dasar Tahun 1945. Saat ini masih banyak warga negara yang lalai dalam tanggung
jawabnya sebagai warga negara sehingga menjadi hambatan suatu negara untuk maju
Unsur dengan sengaja memiliki arti bahwa pelaku baik orang ataupun
badan hukum harus niatnya dengan sengaja melakukan perbuatan yang melanggar
hukum pidana. Dengan sengaja menurut Kamus besar bahasa Indonesia adalah,
diniatkan begitu, atau tidak secara kebetulan agar dapat memenuhi unsur dalam
tindak pidana ini. Pembuktian unsur dengan sengaja pada prakteknya sering
mengalami hambatan.
18
menurut memori penjelasan (Memorie van Toelichting), kesengajaan yaitu
“menghendaki dan menginsyafi” terjadinya suatu tindakan beserta
akibatnya. Dalam pengertian ini disebutkan bahwa kesengajaan diartikan
sebagai “menghendaki dan menginsyafi”, artinya seseorang yang melakukan
suatu tindakan dengan sengaja, harus menghendaki serta menginsafi
tindakan tersebut dan/ atau akibatnya. Dapat dikatakan bahwa kesengajaan
berarti kehendak (keinginan) untuk melaksanakan suatu tindakan yang
didorong oleh pemenuhan nafsu.
6
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5ee99dda4a3d2/beberapa-catatan-mengenai-
unsur-sengaja-dalam-hukum-pidana-oleh--nefa-claudia-meliala, diakses pada tanggal 7 Juli 2021 pada
pukul 14.18 WIB.
19
Perbuatan terdakwa mengakibatkan timbulnya luka pada mata anies
baswedan, tapi menurut keterangan terdakwa yang juga disebutkan jaksa bahwa
terdakwa niatnya sengaja menyiram air keras pada tubuh novel baswedan, bukan
pada matanya. Dari kasus di atas dapat kita simpulkan bahwa dasar pertimbangan
jaksa menuntut terdakwa dengan 1 (tahun) penjara adalah niat dengan sengaja mereka
hanya pada tubuh, tapi kenyataannya malah mengenai mata korban. Disini penafsiran
jaksa adalah dengan sengaja pada niat melukai pada bagian tubuh yang mana, bukan
pada kenyataannya. Berarti niat pelaku yang dinilai, bukan pada apa yang terjadi pada
kenyataan.
Jaksa pada kasus novel baswedan menerapkan tindak pidana apa yang
diterapkan pada pelaku dari unsur niat, bukan pada termasuk tindak pidana mana
akibat dari perbuatan pelaku. Menurut kunkun abdul syukur yang menyatakan bahwa:
20
unsur perbuatan pidana harus didahulukan, selanjutnya apabila terbukti
barulah mempertimbangkan tentang kesalahan terdakwa yang merupakan
unsur pertanggungjawaban pidana.7
Komitmen adalah hal-hal yang harus dilakukan beberapa waktu terakhir
melaksanakan komitmen atau perintah kita menurut hukum yang bersangkutan dan
berdasarkan UUD 1945. Saat ini masih banyak warga yang mampu sebagai warga
negara sehingga akhirnya menjadi kendala. suatu bangsa untuk maju dan menjadi
lebih baik.
perseorangan maupun zat yang sah, harus dengan sengaja melakukan perbuatan yang
menyalahi hukum pidana. Menyetujui dengan sengaja referensi kata bahasa Indonesia
pelakunya harus kesengajaan, disengaja, disengaja, atau tidak disengaja dalam rangka
tidak pasti dalam mengasah secara teratur mengalami hambatan. Menurut Gede
informasi, yaitu adanya hubungan internal atau pemikiran dengan kegiatan yang
dilakukan.
7
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/galuhjustisi/article/view/420 , diakses pada tanggal 10
Juli 2021 pukul 11.13 WIB.
21